“Ada apa? Saya cuma punya waktu satu jam karena harus kembali ke kantor menyiapkan meeting dengan para Direktur.Aldo yang baru saja duduk di depan Akbi langsung berkata demikian.Di hari kerja yang sangat sibuk seperti ini anak Bosnya meminta bertemu, apa Akbi tidak memiliki pekerjaan lain, pikir Aldo mengeluh.“Sok sibuk lo, Al ... gue aja yang CEO enggak serepot elo,” Akbi menggerutu lalu menyesap kopinya.Akbi memang sengaja meminta Aldo menemuinya di sebuah coffeshop untuk membicarakan sesuatu.“Karena kamu di bantu Rani dan Rani lah yang paling sibuk, sama seperti saya.” Akbi berdecak namun tidak membantah karena memang benar adanya.Setiap sekertaris pasti memiliki pekerjaan yang berat meski tidak memiliki target khusus untuk dicapai tapi mereka harus mengakomodir semua keperluan Bosnya dan menyiapkan segala sesuatu agar berjalan lancar.Aldo memanggil pelayanan, memesan kopi untuk menambah energinya siang ini.“Ada yang mau gue omongin sama lo,” kata Akbi setelah pelayan perg
“Tante Diana? Lagi apa di sini?” Diana nyaris terlonjak mendengar suara yang begitu ia kenal memanggilnya.Diana langsung menepis tangan Dicky di pundaknya.“Anggit ... eee ... ini Tante abis dari apartemen temen Tante.” “Dicky?” Belum jelas Diana menjawab, Anggit yang ternyata sudah mengenal Dicky lalu menyapa lelaki itu.“Hai ... Git,” balas Dicky santai.“Ka ... kalian kenal?” Diana bertanya terbata, dengan mata membulat dan telunjuk yang mengarah kepada Anggit dan Dicky. “Kenal donk Tan, dulu kita satu manajemen artis ... Tante kenal Dicky juga?” Pertanya bernada aneh dan sorot mata curiga itu membuat Diana kelabakan.Ia memang mengetahui bila Dicky adalah artis yang sedang merintis karir, lelaki itu pernah menceritakannya setelah mereka bercinta tapi ia tidak menduga bila Dicky mengenal Anggit.“i ... iya, Dicky anaknya temen Tante yang tinggal di apartemen ini, dan kita enggak sengaja mau turun bareng dari apartemen temen Tante ...,” balas Diana berdusta.Padahal Diana baru s
Ponsel Akbi yang diletakan di atas nakas bergetar, Bee hanya melirik sekilas kemudian mengabaikannya karena ia rasa bila itu hanyalah sebuah pesan yang masuk bukan panggilan mendesak yang perku Akbi jawab dengan segera.Namun getar pendek-pendek itu membuat Bee penasaran dengan siapa pengirim pesan tersebut karena didengar dari suara getarnya yang sering, si pengirim tampaknya mengetik satu kata satu kata lalu mengirimkannya.Bee beranjak dari sofa besar di dalam kamar, langkahnya begitu ringan menapaki lantai berkarpet itu hendak mencari tau siapa pengirim pesan singkat tersebut.Suara gemericik air di dalam kamar mandi menandakan sang suami masih asyik membersihkan tubuhnya setelah olah raga pagi di weekend yang cerah ini.Bee mengusap layar pipih tersebut dengan Ibu jarinya menampilkan foto keduanya ketika ia sedang memakai toga yang diambil beberapa bulan lalu ketika ia wisuda.Tangan Bee tanpa sadar mengusap perutnya, baru dua puluh satu tahun lalu ia menjadi bayi kemudian lulus
Bee masih menangis ketika ia sudah masuk ke dalam kamar hotel.Hatinya terasa sakit padahal ia sendiri sadar bila tidak seharusnya ia seperti itu namun seakan kedua janin dalam perutnya mengendalikan perasaan Bee saat ini.Anggap saja janin kembar itu tidak rela Daddynya berhubungan dengan wanita lain selain sang Mommy.“Bee, kamu enggak kasian sama anak kamu? Kalau kamu sedih itu akan berpengaruh sama bayi-bayi kamu ... mending makan ya, Akbi udah minta pihak hotel anterin makanan ke sini.” Jessie yang sedari tadi menemani Bee merasa kasihan bukan hanya kepada Bee tapi juga kepada Akbi yang tampak putus asa menghadapi istrinya yang bertingkah tidak jelas sampai ingin liburan ke Bandung segala.“Mbak Jessie aja yang makan,” balas Bee sambil terisak.Jessie mengembuskan nafas lalu duduk di samping Bee yang tengah menatap jendela sambil berlinang air mata.“Pemandangannya indah Bee, kamu enggak pengen menikmati pemandangan itu dalam pelukan Akbi? Memang dia salah apa sih Bee sampe dihu
Tangan Akbi menggenggam jemari mungil sang istri ketika dokter sedang menggerakan alat USG di atas perut Bee yang sebelumnya di baluri jel.Terdapat dua lingkaran hitam yang putih di bagian tengahnya pada layar USG menandakan bila ada dua janin tertangkap oleh sensor alat tersebut.“Jantungnya sehat menandakan janinnya juga sehat dan ... sepertinya anda akan memiliki dua jagoan nanti,” tutur sang Dokter yang rambutnya telah memutih itu dengan santainya.Tidak taukah beliau bila saat ini Akbi dan Bee merasakan bahagia yang tidak terhingga mendengar informasi yang baru saja disampaikannya tadi.Dua jagoan katanya? Itu berarti mereka akan memiliki dua anak lelaki yang serupa, harapan Bee terwujud jadi setidaknya bila nasib baik tidak berpihak pada mereka untuk tetap bersama, Bee masih memiliki lelaki setampan Akbi yang di dalam darahnya mengalir darah sang suami tercinta.Sudut mata Bee mengalirkan satu tetes air mata bahagia yang segera Akbi usap dengan ibu jari.Akbi mengecup kening Be
Acara pertunangan seorang anak yang termasuk orang terkaya di Negaranya itu berlangsung mewah, exclusive namun bersahaja.Tidak seperti artis atau orang kaya lain yang memilih ballroom hotel sebagai tempat dilangsungkannya acara, keluarga Gunadhya menggunakan rumah beserta halamannya yang luas sebagai tempat pesta pertunangan si bungsu.Bee sengaja datang bukan hanya karena diundang tapi juga ia bertanggung jawab atas semua kebaya yang di pakai Zeline dan keluarga besar tersebut.Kehadirannya untuk meminimalisir terjadinya suatu insiden tidak terduga atau menyempurnakan kekurangan dari hasil pekerjaannya.Bersama Akbi yang mendapat undangan khusus dari Rendra, Bee memasuki rumah besar itu dan mendapat sambutan hangat dari keluarga besar sang Nyonya rumah.Decor ruang tamu yang didominasi bunga hidup menjadikan ruangan tamu selain indah juga harum.“Hai Bee, udah ditungguin Zeline di kamar ... dia butuh pendapat kamu tentang sepatu juga accesories yang harus dia pakai, saran kita semua
“Ambil aja, Bee ... itu rezeki, jangan di tolak,” Ibu Aneu memberi saran ketika Bee mengungkapkan permintaan Aura agar dirinya yang membuat kebaya sekaligus gaunnya untuk akad nikah dah pesta pernikahan Zeline.Seperti dugaan Bee, Mama Rena dan Zeline yang mendengar hal itu langsung protes dan meminta Bee untuk membuatkannya juga.Tapi yang akan dibuat Bee adalah gaun pengantin, membutuhkan kerja keras dan extra perhatian khusus.“Kehamilan Bee semakin lama semakin besar, Bu ... Ibu tau sendiri kalau Bee enggak bisa me-manage stressnya ... Akbi takut nanti berdampak pada kondisi psikis dan kehamilannya,” tukas Akbi yang kali ini akan memperjuangkan pendapatnya meski harus dijutekin sang Ibu mertua angkat Bee.Ibu Aneu berdecak sambil memicingkan matanya menatap tajam ke arah Akbi, ia taruh mangkuk besar berisi lauk pauk untuk makan malam mereka di atas meja makan kemudian bergabung di ruang televisi.“Kamu tenang aja, ada Ibu yang bantuin ... pokoknya mereka taunya yang bikin semua it
Akbi menatap langit malam yang bertabur bintang, di halaman belakang rumahnya yang luas itu terdapat kolam ikan.Terdapat mini waterfall memanjang di sepanjang dinding kolam ikan tersebut dan suara gemerecik air selalu bisa membuatnya rileks.Apalagi Bee yang semenjak hamil terlalu overthinking dan tidak bisa me-manage stressnya.Keduanya sering duduk-duduk di sana sambil minum teh setelah makan malam, bertukar informasi mengenai apa yang telah mereka lalui hari ini.Namun sekarang, istri cantiknya itu tidak banyak bicara atau mengeluh tentang pekerjaan akan tetapi menurut laporan yang ia dapatkan dari Jessie bila seharian ini Bee keluar mencari bahan untuk kebaya dan gaun pernikahan Zeline beserta keluarganya.Mendengarnya saja Akbi sudah merasa lelah juga jengkel namun untuk ke sekian kalinya ia harus menekan ego agar terhindar dari pertengkaran apalagi sampai menyakiti perasaan Bee. Saat ini hati Bee begitu rapuh, jiwa tegar dan mandirinya menghilang entah kemana semenjak ia menga