Share

Bab 59

Penulis: Moody Moody
last update Terakhir Diperbarui: 2022-02-08 04:07:21

Mereka berdua kemudian berangkat menuju suatu tempat yang tidak lain adalah tempat makan baru yang selama ini menjadi destinasi orang-orang. Di sana mereka berdua sedang mengobrol dan terus membicarakan banyak hal. Rona kemudian mulai kepikiran akan perasaannya itu. dan tidak lama setelahnya, rupanya Adeline menyadari akan apa yang di rasakan olehnya itu. dia kemudian mengatakan sesuatu kepadanya dan mereka berdua terlihat mengobrol lagi.

“Apa terjadi sesuatu?” tanya Adeline kepada Rona

“Tidak. Bukan apa-apa.”

“Jika ada masalah certitakan saja. Kau tidak seharunya menyimpan semua itu sendirian.”

“Kau benar. tapi ini sungguh aku tidak apa-apa.”

“Baiklah. Jika itu mau mu.”

Pembicaraan mereka terus berlanjut dan mulai membicarakan hobi mereka yang ternyata bertolak belakang. Tidak lama setelahnya, mereka kemudian pulang ke rumahnya masing-masing. Saat ini, Adeline merasakan ada sesuatu

Bab Terkunci
Membaca bab selanjutnya di APP

Bab terkait

  • Jangan Bungkam Suaraku!   Bab 60

    “Kau sudah mulai merasa baikan?” tanya Alice kepadanya.“Ah, iya. Terimakasih tisuenya. Kau baik sekali.”“Tidak usah di pikirkan. Ngomong-ngomong, apa terjadi sesuatu?”“Tidak. Bukan apa-apa.”“Sungguh?”“Iya. Aku baik-baik saja. Ini hanya kemasukan debu saja. Oh iya, apa yang kau lakukan di sini?”“Aku sedang mencari udara segar.”“Oh, begitu rupanya.”“Kau kan Rona?”“Benar. itu namaku. Dan lagi aku sering mendengar semua hal tentangmu dari orang-orang.”“Benarkah?”“Tentu saja. Mereka tidak habis pikir selalu membicarakanmu. Apa pun itu dan tentunya sangat mengganggu sekali. kenapa kau hanya diam saja?”“Aku tidak peduli. Semua yang mereka katakan tentangku, aku sama sekali tidak peduli.”“Bagaimana mungkin? Apa kau sama sekali ti

    Terakhir Diperbarui : 2022-02-08
  • Jangan Bungkam Suaraku!   Bab 61

    “Bagaimana interviewnya? Apa berjalan lancar?” tanya Grace kepada Alice dengan wajah penasaran.“Iya. Interviewnya berjalan dengan lancar. Aku hanya tinggal menunggu jawabannya di email.”“Baguslah. Sekarang kau punya kesibukan yang baru. Aku jadi ikut senang.”“Terimakasih. Oh iya, aku juga ingin menanyakan sesuatu kepadamu.”“Iya? Tanyakan saja.”“Bagaimana dengan liburan musim panas nanti? Apa kau ada libur?”“Oh, tentu saja. Aku ada libur selama tiga hari. Jadi kita bisa berkemah dalam kurun waktu itu.”“Syukurlah.”“Bagaimana denganmu?”“Aku juga kebetulan sedang tidak ada jadwal. Dan untuk kerja di toko itu ku rasa masih harus menunggu email konfirmasi kira-kira lumayan lama itu yang di katakan salah satu penjaga toko kepadaku sebagai pengalamannya dulu ketika dia juga masih melamar menjadi pekerja paru

    Terakhir Diperbarui : 2022-02-08
  • Jangan Bungkam Suaraku!   Bab 62

    “Alice,” ucap Marchell“Iya? Ada apa? kenapa kau berlarian seperti terburu-buru?”“Ah, sebenarnya... ada yang ingin ku katakan.”“Apa?”“Mungkin ini terdengar mengerikan. Tapi, aku sudah memikirkan ini cukup lama.”“Apa yang akan kau katakan itu?” ucap Alice yang terdengar datar itu.“Kau tahu? Kalau kita pernah bertemu sebelumnya secara tidak sengaja di toko buku? Saat itu kita masih sekolah menengah. Apa kau mengingatnya?”“Ah, aku ingat. Dan tidak ku sangka ternyata akau bisa bertemu lagi denganmu di kampus. apakah ini kebetulan?”“Entahlah. Tapi, saat itu aku....”‘Entah kenapa rasanya aku tidak ingin mendengarnya. Ucapannya selanjutnya entah kenapa perasaanku mengatakan sesuatu akan memjadi bencana,’ batin Alice“Kau akan bilang apa? ini sudah sore. Aku harus segera kembali.”

    Terakhir Diperbarui : 2022-02-08
  • Jangan Bungkam Suaraku!   Bab 63

    ‘Sial. Apa-apaan ini?’ batin MarchellPenolakan yang ada dalam dirinya itu kemudian muncul secara perlahan dan mulai membantah perasaannya yang sebenarnya. Dia kemudian mencoba untuk tetap tenang walau ternyata itu menyiksanya. Hari demi hari membuatnya merasa nyaris gila dan dia akhirnya mengakuinya. Semakin lama semakin kuat hingga membuatnya seakan berada di ujung jalan penetuan. Marchell mulai menerima apa yang terjadi kepadanya dan dia dengan santai mencoba untuk menyembunyikannya dari orang lain. semakin lama dirinya menyembunyikan hal tersebut dan kemudian dia mulai menyadari akan sesuatu semenjak dia berpapasan dengan orang itu. dia tidak menyangkan bahwa orang itu akan kembali ke kota ini secepat itu.“Ah, sial. Aku bisa gila,” gumam Marchell“Apa yang kau bicarakan?” tanya temannya yang baru saja mendengar ucapannya secara tidak sengaja dan membuatnya terkejut.“Astaga. Mengagetkanku saja.”

    Terakhir Diperbarui : 2022-02-08
  • Jangan Bungkam Suaraku!   Bab 64

    Mereka berdua terdiam dan di saat yang bersamaan, rupanya Grace harus kembali bekerja. Dia kemudian pergi dari hadapan mereka berdua dan mulai kembali melanjutkan pekerjaannya itu. Alice yang kemudian melihat ke arah Theresia yang terlihat terkejut itu dan mereka berdua dengan terpaksa harus kembali melanjutkan pengerjaan proyeknya itu hingga mendekati selesai. Mereka berdua terlihat sibuk dan akhrnya pekerjaan mereka sudah mulai selesai. Alice menghembuskan nafasnya dan kemudian meregangkan tangannya karena semua tugasnya itu telah selesai, sekarang dia mencoba untuk beristirahat sebentar sambil menunggu bagian Theresia juga sudah mulai selesai. Dan sekarang mereka berdua terlihat bersantai.“Ini sungguh di luar dugaan,” ucap Alice“Apa aku tidak salah dengar? Kenapa mereka sebegitunya ingin menghancurkannya?” gerutu Theresia“Aku juga tidak mengerti dengan pola pikir mereka yang sedangkal itu.”“Oh iya, apa dia

    Terakhir Diperbarui : 2022-02-08
  • Jangan Bungkam Suaraku!   Bab 65

    Alice dan Theresia kemudian pulang dari cafe tersebut dan sekarang mereka sedang menuju ke rumahnya masing-masing. Di dalam perjalanan, Alice kemudian merasakan sesuatu yang membuatnya merasa tidak nyaman dan dia terus menerus memperlihatkan wajah yang sedang merasa risih. Beberapa saat kemudian, dia sudah sampai di rumahnya dan sekarang sedang menuju ke kamarnya. Saat ini, Antoni juga kebetulan sudah pulang dan dia sedang duduk di sofa sambil menonton film. Di saat yang bersamaan, Antoni kemudian menanyakan sesuatu kepadanya yang baru saja pulang itu. “Alice. Apa kerabat yang lain menghubungimu?” “Apa? tidak.” “Jangan berbohong, apa mereka sungguh menghubungimu juga?” Alice kemdian teringat akan saat itu, di mana orang itu terus menghubunginya namun dia tidak pernah sekali pun meresponnya dan langsung mematikan ponselnya. Dengan tatapan yang terlihat meyakinkan, dia kemudian mengatakan apa yang sebenarnya terjadi kepada Antoni dan dia langsung menden

    Terakhir Diperbarui : 2022-02-08
  • Jangan Bungkam Suaraku!   Bab 66

    Hari ini, situasi di luar sana terlihat sedang tidak baik-baik saja. Mereka yang sudah mengetahui beberapa informasi yang saat ini hanya sebatas kabar burung saja. Alice kemudian bangun dari tidurnya dan berusaha untuk mengecek jam. Dia melihat hari sudah pagi namun dia masih baru bangun dari tidurnya. Semalam dia tidak bisa tidur karena harus mengerjakan beberapa proyeknya yang saat ini sedang dalam tahap penyelesaian untuk di serahkan kepada professor. Dia dengan perlahan bergerak ke kamar mandi hingga selama 30 menit lamanya di dalam sana, dia kemudian keluar dan akan bersiap untuk kegiatan pagi ini yang terbilang sibuk sekali baginya. Alice sudah harus duduk di depan monitor dan melakukan pekerjaannya itu lagi. Tidak lama setelahnya, dia mengingat bahwa minggu ini adalah awal musim panas sehingga membuatnya merasa terbebani karena harus dengan cepat menyelesaikan ini semua. Alice memulainya dan sekarang dia sedang fokus sekali mengerjakan proyeknya itu. Semua datanya sudah terku

    Terakhir Diperbarui : 2022-02-08
  • Jangan Bungkam Suaraku!   Bab 67

    Beberapa hari sebelumnya, saat itu ketika Alice sedang berada di perpustakaan kampus. orang itu menghubunginya dan ingin menemuinya karena beberapa alasan. Namun, Alice yang tidak ingin menemuinya karena merasa ada yang tidak beres dengan orang tersebut. Setelah itu dia melupakannya. Dan sekarang, orang itu menghubunginya lagi dan mengatakan kata-kata yang sangat berbeda dari sebelumnya dan itu sangat membuatnya merasa aneh. Alice yang mendengarkannya pun di buat terkejut atas apa yang baru saja di ucapkannya. Ketika dirinya sedang berpikir dan tidak tahu harus bagaimana, tiba-tiba saja Theresia mengirimkan pesan teks dan mengajaknya berkumpul bersama dengan Grace saat ini di tempat yang biasa. Dengan bergegas, dia pun langsung pergi ke sana. Berharap semua yang di pikirkannya itu hilang seketika. Alice kemudian mendatangi restoran BBQ dan mereka sekarang sedang berada di sana. “Kalian sudah datang rupanya,” ucap Alice kepada mereka berdua yang sudah sampai di tempat tersebu

    Terakhir Diperbarui : 2022-02-08

Bab terbaru

  • Jangan Bungkam Suaraku!   Bab 133

    Alice yang melihat pemandangan itu semakin membuatnya teringat dengan masa-masa itu. namun dia mencoba untuk melupakannya dan sekarang ini adalah kehidupannya yang baru. Selama beberapa bulan lamanya dia tinggal di sini. Alice juga pindah sekolah dan sekarang dia berada di sekolah paling terkenal di kota ini. Dan yang paling parahnya lagi dia satu kelas dengan Benedict. Meski dia sangat baik, namun beberapa temannya terlihat memandang Alice dengan pandangan yang berbeda. Mereka seakan mendiskriminasi dirinya. Untungnya, salah satu orang yang merupakan ketua kelasnya itu berada di pihak Alice karena mereka sama-sama anak yang rajin dan pintar. Awal masuk memang terlihat mengerikan dan itulah yang di alaminya. Namun, seiring berjalannya waktu ternyata tidak seburuk yang di bayangkannya itu. Setelah dirinya melewati hari-hari baru dalam hidupnya sampailah di mana dia berada di titik mengerikan yang sebelumnya sempat di takutinya. Hari di mana dia mendengarkan secara tidak sengaja menge

  • Jangan Bungkam Suaraku!   Bab 132

    “Dengar Alice, mungkin perkataanku ini memang keterlaluan. Tapi, bagaimana pun juga aku mengatakannya sesuatu dengan apa yang sudah ku jalani. Jika boleh jujur, aku juga memiliki masalah yang sama denganmu. Kedua orang tuaku bercerai bahkan mereka berpisaha sejak aku masih di taman kanak-kanak. Meski begitu aku yang tinggal bersama dengan nenek rasanya memang menyedihkan dan ingin sekali pergi dari dunia ini. Namun, nenekku menasihatiku agar tetap menerima takdir. Soal jalan hidup apakah akan bahagia atau tidak itu tergantung kepada diri sendiri.”“Marry.”“Iya?”“Maaf, aku tidak tahu soal itu. kupikir kau...”“Sudahlah, tidak perlu meminta maaf. Lagi pula aku memang tidak punya teman untuk bercerita. Karena itulah ku katakan semua ini kepadamu.”“Terimakasih karena sudah menyadarkanku. Aku sungguh berterimakasih.”“Sama-sama, terimakasih juga karena mau mendengark

  • Jangan Bungkam Suaraku!   Bab 131

    Alice langsung pergi dan kemudian dia menghubungi Marry untuk makan bersamanya. Dengan cepat dia langsung menuju ke sana dan saat ini dirinya yang masih merasa kesal karena sikap mereka semua yang memuakan. Alice akhirnya sampai di sebuah restoran khusu makanan pedas dan dia langsung memasuki tempat tersebut. Dirinya menunggu Marry di dalam dan tidak lama setelahnya dia langsung datang. Mereka berdua berada di dalam dan mulai memilih menu yang akan mereka pesan. Kali ini Alice merasakan kemarahan yang luar biasa karena ulah dari kerabatnya itu sehingga membuatnya merasa muak apalagi melihat wajahnya. Selama beberapa pertemuan, mereka selalu menganggapnya remeh dan mempermalukannya. Saat ini, tepatnya di suatu tempat yang berbeda yang tidak lain adalah ruang pertemuan yang tadi. Di sana, Antoni sedang mengecek ponselnya dan ternyata ada banyak sekali panggilan tidak terjawab dari ibunya. Dia sengaja tidak mengangkatnya karena masih merasakan amarah yang terjadi di saat itu. Saat-saat

  • Jangan Bungkam Suaraku!   Bab 130

    “Sampai kapan kalian akan membicarakannya?” ucap Marry kepada beberapa anak yang ada di sana sedang berkumpul sambil membicarakan Alice.“Oh, kenapa kau yang marah? Memangnya apa masalahmu?”“Dasar gila, hentikan omong kosong kalian. Jangan seenaknya membicarakan orang lain seperti itu!”“Dengar Marry, ini adalah hak kami mau membicarakan siapa pun. Kenapa kau yang marah dan mengatakan kami gila? Jangan bertingkah. Kau sama sekali tidak ada hubungannya kan? Lalu, apa yang kau khawatirkan? Dia akan depresi?”“Keparat ini.”“Sudah Marry, biarkan saja.”“Alice?”“Apa?” ucap temannya itu dan ternyata dia sangat terkejut.‘Gawat,’ batin merekaAlice menatap mereka dengan tatapan dingin dan kemudian duduk di kursinya. Mereka langsung memalingkan wajahnya yang terlihat memerah. Sementara anak lain yang melihatnya, hanya t

  • Jangan Bungkam Suaraku!   Bab 129

    Sementara itu, di suatu tempat yang berbeda. Ibunya sedang menelpon seseorang dan ternyata dia terlihat senang sebelum akhirnya beranjak dari sofa dan mematikan lampunya. Ke esokan paginya, cahaya matahari memasuki kamar Alice dan sekarang dia sedang bangun dari tempat tidurnya. Setelah alarm membangunkan dirinya. Alice kemudian pergi untuk mulai bersiap mengawali paginya di musim ini. Setelah beberapa menit berlalu, dia sudah siap dan kemudian berangkat ke sekolah. Dalam perjalanannya ke sekolah, dia mulai memikirkan apa yang akan terjadi di hari ini. Pandangannya yang terlihat seakan dirinya sudah berada di ambang batas keputusasaan. Tidak lama kemudian, bus mulai datang dan mereka semua memasukinya. Anak-anak lain terlihat ceria dan bersemangat mengawali paginya. Sementara dirinya hanya termenung di bawah kelabu. Begitu dirinya duduk di kursi tengah dan memandangi jendela, dia melihat pemandangan kota yang cerah dan bersinar. Dirinya kemudian menghela nafas panjang sebelum akhirn

  • Jangan Bungkam Suaraku!   Bab 128

    Semakin lama semakin terasa menyakitkan. Apa yang terjadi di dalam rumahnya dan sekarang ini dia sedang berusaha untuk menyembuhkan dirinya. Perlahan-lahan, rasa sakit yang memenuhi dadanya itu semakin menumpuk hingga akhirnya dia tidak tahan lagi dan secara tidak sadar dia menangis di hadapan Marry. Dia yang melihat Alice seperti itu seketika mencoba untuk membuatnya tetap tenang. Beberapa orang mungkin melihat ke arah mereka, namun ini bukan saatnya untuk memperdulikan orang lain. Alice terus meneteskan air matanya dan Marry terus menepuk punggungnya. Rasanya semuanya mengalir bagitu saja dan tidak terasa sesak lagi.“Menangislah. keluarkan semuanya,” ucap Marry kepada dirinya“Maafkan aku, kau jadi melihatku seperti ini.”“Tidak, jangan minta maaf. Sudah sepantasnya aku mendengarkanmu. Bukankah kita teman?”“Iya.”“Sekarang kau hanya perlu menangis sekeras mungkin dan keluarkan isi hatimu. Ti

  • Jangan Bungkam Suaraku!   Bab 127

    Sementara di kelasnya, mereka sedang heboh menanyakan apa yang terjadi kepada Alice dan mereka terlihat begitu penasaran. Marry yang membawanya ke ruang kesehatan itu, tiba-tiba menjadi kerumunan orang-orang yang ada di kelas dan bertanya kepadanya dengan wajah yang terlihat penasaran.“Marry, apa yang terjadi? Kenapa Alice bisa sampai seperti itu? kau tahu sesuatu kan? Ceritakan,” ucap salah satu teman sekelasnya.“Apa? aku taidak tahu hal seperti itu.”“Ayolah. Kami lihat kau tadi antusias membawanya. Apa lagi yang kau sembunyikan.”“Astaga kalian ini, bubar sana.”“Katakan dulu.”“Ah, sial. Pergi sana! Kalian pergilah menggangguku saja.”“Apa-apaan ini? Kenapa kalian mengerumuni mejaku?” ucap seseorang di pintu kelas dan ternyata dia Alice. Seketika mereka yang ada di sana langsung bubar dengan wajah yang tanpa dosa.“Alice,” ucap

  • Jangan Bungkam Suaraku!   Bab 126

    Alice kemudian pergi dari sana dan keluar dari rumahnya. Mereka yang melihat itu kemudian merasa heran. Antoni berpura-pura untuk terlihat tenang dan rupanya dia juga sedang mengkhawatirkan sesuatu. Ketika perkumpulan mereka selesai, Antoni melihat ponselnya dan ternyata benar saja. Ibunya menghubunginya beberapa kali dan dia tidak mengangkatnya. Dia mulai kesal dan melemparkan ponselnya itu. Alice yang kini sedang berjalan-jalan sendirian itu kemudian dia teringat di hari itu dimana semuanya hancur termasuk dirinya. Saat itu, semuanya terlihat berbahagia dan di waktu yang sama ada seorang pria yang datang bersama dengan ibunya dan tiba-tiba saja memperkenalkan dirinya sebagai ayahnya. Alice yang sangat terkejut saat itu membuatnya menepis tangannya dan langsung pergi meninggalkan mereka berdua. Entah kenapa kedua orang itu terasa akrab melebihi apa pun di dunia ini. Semakin lama dia semakin terluka, dan benar saja sesuatu dengan dugaannya. Ketika Alice pulang dari tempat bermainnya

  • Jangan Bungkam Suaraku!   Bab 125

    Philip yang masih terdiam dan tidak mempercayai kabar tersebut, dia langsung murung dan seketika keluar dari ruangan tersebut dan menuju ke suatu tempat. Mereka berdua yang melihatnya seperti itu tentu semakin aneh dan tidak lama setelahnya hanya membiarkannya saja. Sekarang ini, Philip termenung sendirian dengan wajah yang terlihat sedih. Sebelumnya dia meretas akun banknya dan setelah ini dia meninggalkan dunia ini secepat itu. Di dalam dirinya masih ada rasa bersalah dan itu memnbuatnya semakin merasakan sakit. Tidak hanya itu saja, dia juga mengingatnya bahwa sebelumnya mereka sempat berteman lama dan juga banyak lagi hal yang semakin menjadikannya seakan orang jahat di dunia ini. Sementara itu, Alice yang saat ini tengah berada di makam Grace dan masih melihatnya dengan tatapan penuh kesedihan. Kerabatnya itu kemudian mengatakan sesuatu kepadanya.“Terimakasih kalian sudah menjadi temannya selama sisa hidupnya,” ucap kerabatnya Grace“Tidak. Jang

DMCA.com Protection Status