‘Sial. Apa-apaan ini?’ batin Marchell
Penolakan yang ada dalam dirinya itu kemudian muncul secara perlahan dan mulai membantah perasaannya yang sebenarnya. Dia kemudian mencoba untuk tetap tenang walau ternyata itu menyiksanya. Hari demi hari membuatnya merasa nyaris gila dan dia akhirnya mengakuinya. Semakin lama semakin kuat hingga membuatnya seakan berada di ujung jalan penetuan. Marchell mulai menerima apa yang terjadi kepadanya dan dia dengan santai mencoba untuk menyembunyikannya dari orang lain. semakin lama dirinya menyembunyikan hal tersebut dan kemudian dia mulai menyadari akan sesuatu semenjak dia berpapasan dengan orang itu. dia tidak menyangkan bahwa orang itu akan kembali ke kota ini secepat itu.
“Ah, sial. Aku bisa gila,” gumam Marchell
“Apa yang kau bicarakan?” tanya temannya yang baru saja mendengar ucapannya secara tidak sengaja dan membuatnya terkejut.
“Astaga. Mengagetkanku saja.”
Mereka berdua terdiam dan di saat yang bersamaan, rupanya Grace harus kembali bekerja. Dia kemudian pergi dari hadapan mereka berdua dan mulai kembali melanjutkan pekerjaannya itu. Alice yang kemudian melihat ke arah Theresia yang terlihat terkejut itu dan mereka berdua dengan terpaksa harus kembali melanjutkan pengerjaan proyeknya itu hingga mendekati selesai. Mereka berdua terlihat sibuk dan akhrnya pekerjaan mereka sudah mulai selesai. Alice menghembuskan nafasnya dan kemudian meregangkan tangannya karena semua tugasnya itu telah selesai, sekarang dia mencoba untuk beristirahat sebentar sambil menunggu bagian Theresia juga sudah mulai selesai. Dan sekarang mereka berdua terlihat bersantai.“Ini sungguh di luar dugaan,” ucap Alice“Apa aku tidak salah dengar? Kenapa mereka sebegitunya ingin menghancurkannya?” gerutu Theresia“Aku juga tidak mengerti dengan pola pikir mereka yang sedangkal itu.”“Oh iya, apa dia
Alice dan Theresia kemudian pulang dari cafe tersebut dan sekarang mereka sedang menuju ke rumahnya masing-masing. Di dalam perjalanan, Alice kemudian merasakan sesuatu yang membuatnya merasa tidak nyaman dan dia terus menerus memperlihatkan wajah yang sedang merasa risih. Beberapa saat kemudian, dia sudah sampai di rumahnya dan sekarang sedang menuju ke kamarnya. Saat ini, Antoni juga kebetulan sudah pulang dan dia sedang duduk di sofa sambil menonton film. Di saat yang bersamaan, Antoni kemudian menanyakan sesuatu kepadanya yang baru saja pulang itu. “Alice. Apa kerabat yang lain menghubungimu?” “Apa? tidak.” “Jangan berbohong, apa mereka sungguh menghubungimu juga?” Alice kemdian teringat akan saat itu, di mana orang itu terus menghubunginya namun dia tidak pernah sekali pun meresponnya dan langsung mematikan ponselnya. Dengan tatapan yang terlihat meyakinkan, dia kemudian mengatakan apa yang sebenarnya terjadi kepada Antoni dan dia langsung menden
Hari ini, situasi di luar sana terlihat sedang tidak baik-baik saja. Mereka yang sudah mengetahui beberapa informasi yang saat ini hanya sebatas kabar burung saja. Alice kemudian bangun dari tidurnya dan berusaha untuk mengecek jam. Dia melihat hari sudah pagi namun dia masih baru bangun dari tidurnya. Semalam dia tidak bisa tidur karena harus mengerjakan beberapa proyeknya yang saat ini sedang dalam tahap penyelesaian untuk di serahkan kepada professor. Dia dengan perlahan bergerak ke kamar mandi hingga selama 30 menit lamanya di dalam sana, dia kemudian keluar dan akan bersiap untuk kegiatan pagi ini yang terbilang sibuk sekali baginya. Alice sudah harus duduk di depan monitor dan melakukan pekerjaannya itu lagi. Tidak lama setelahnya, dia mengingat bahwa minggu ini adalah awal musim panas sehingga membuatnya merasa terbebani karena harus dengan cepat menyelesaikan ini semua. Alice memulainya dan sekarang dia sedang fokus sekali mengerjakan proyeknya itu. Semua datanya sudah terku
Beberapa hari sebelumnya, saat itu ketika Alice sedang berada di perpustakaan kampus. orang itu menghubunginya dan ingin menemuinya karena beberapa alasan. Namun, Alice yang tidak ingin menemuinya karena merasa ada yang tidak beres dengan orang tersebut. Setelah itu dia melupakannya. Dan sekarang, orang itu menghubunginya lagi dan mengatakan kata-kata yang sangat berbeda dari sebelumnya dan itu sangat membuatnya merasa aneh. Alice yang mendengarkannya pun di buat terkejut atas apa yang baru saja di ucapkannya. Ketika dirinya sedang berpikir dan tidak tahu harus bagaimana, tiba-tiba saja Theresia mengirimkan pesan teks dan mengajaknya berkumpul bersama dengan Grace saat ini di tempat yang biasa. Dengan bergegas, dia pun langsung pergi ke sana. Berharap semua yang di pikirkannya itu hilang seketika. Alice kemudian mendatangi restoran BBQ dan mereka sekarang sedang berada di sana. “Kalian sudah datang rupanya,” ucap Alice kepada mereka berdua yang sudah sampai di tempat tersebu
“Pacarku akan datang ke sini dan bergabung dengan kita. Apa kau tidak masalah?” tanya Janette “Iya, tentu saja.” “Jika kau merasa tidak nyaman, maafkan aku.” “Tidak apa-apa. kau santai saja. Aku tidak akan mengganggu kalian.” “Terimakasih Grace.” “Iya.” Setelah mereka sedang asik bermain, tiba-tiba saja datang seseorang dan ternyata orang itu tidak lain adalah pacarnya Janette yang bernama Philip dan dia juga membawa temannya yang bernama Noel. Mereka kemudian saling menyapa dan setelahnya langsung ikutan bermain game. Hari yang sangat melelahkan. Tidak terasa waktu sudah mulai malam dan mereka pun langsung pergi dari tempat tersebut. Di saat yang bersamaan, Philip kemudian terlihat sedang memfollow akun sosial media milik Grace dan sejak saat itu lah mereka berempat sering bermain bersama bahkan setelah pulang dari sekolah. Mereka yang sebentar lagi mulai lulus dan sudah merencanakan akan pergi ke universitas mana. Berbeda dengan mere
Mereka berdua kemudian memulai rencananya dan banyak sekali target yang sudah di dapatkan. Saat ini, mereka sedang melakukan pekerjaannya sebagai peretas. Tidak lama kemudian, Philip menemukan sebuah akun bank seseorang yang tidak lain adalah Grace. Dia kemudian mulai melakukan aksinya itu begitu sudah mendapatkan informasi dari seseorang. Ternyata di balik akun tersebut banyak sekali keuntungan yang mereka dapatkan dan itu membuatnya merasa terlena untuk sesaat. Di sisi laih, Grace yang kemudian hendak melakukan pembayaran, dia melihat saldo di akun bank nya itu menjadi nol. Dan saat itu juga dia sangat panik. Kepanikannya itu membuat beberapa orang yang ada di bank tersebut membuatnya merasa risih dan melihat Grace yang putus asa. Setelah kejadian itu, Grace kemudian melaporkannya kepada pihak berwajib dan mereka mulai mendengarkan keluhan yang di alaminya itu hingga akhirnya penyelidikan pun di mulai. Di tengah penyeldiikan, polisi menghentikannya karena pelapor tiba-tiba saja ti
Philip kemudian pergi dari rumahnya untuk berlibur dan sekarang di sana hanya ada Noel yang masih terdiam. Ketika dia sudah kembali ke rumahnya, Noel kemudian membuka sebuah forum website gelap dan dia bergabung dengan mereka sebagai peretas. Di saat itu lah dia mulai kembali melakukan pekerjaannya itu dan sama sekali tidak mempedulikan apa pun di luar sana selain ke untungan baginya. Sementara itu, Philip juga melakukan hal yang sama dengan bergabung di website tersbeut dan menjadi peretas. Namun, kali ini dia melakukan tindakannya itu dengan hati-hati. Sebelumnya, dia bertemu dengan sepupu Grace dan mereka terlihat mengobrol dalam waktu yang lama. Negosiasi yang terjadi membuatnya merasa berpikir ulang dan akhirnya sambil merenungi perbuatannya itu.“Jangan khawatir. Aku sudah mengembalikan semuanya.”“Aku sudah tahu,” ucap sepupu Grace“Apa kau akan mengatakannya kita bertemu seperti ini?”“Tidak. Untuk apa? la
“Alice, ponselmu berbunyi tuh,” ucap Theresia“Oh, iya.”“Siapa? Orang penting?”“Ah, ini Adeline. Sepertinya dia sungguhan ingin bekerjasama denaganku.”“Jangan. Kau tidak seharusnya bekerjasama dengan orang itu,” ucap Theresia yang terus meyakinkannya.“Aku juga sebenarnya tidak tertarik. Hanya saja, melihatnya yang terus menghubungiku ini sedikit mencurigakan.”“Sudah kubilang kan sebelumnya. Jangan berurusan dengan anak itu. meski dia terlihat tidak berbahaya sama sekali.”“Oh iya, bukankah dia anak club penyiaran itu?” ucap Grace“Benar. di sana juga ada temamu kan siapa itu? Marsh...”“Marchell,” ucap Alice“Iya. Orang itu. eh, kenapa dia bergabung dengan club penyiaran?” ucap Theresia yang mendadak terkejut.“Bukankah dia dari dulu memang sudah tergabung?”