“Apa tadi Om Recky ke sini?” tanya Marvin memastikan.“Iya. Tadi Om Recky ke sini dan bermain sebentar denganku. Dia mengatakan bahwa aku akan segera mendapatkan ibu baru,” tutur Nathan dengan polosnya. Tapi penuturan Nathan membuat Marvin merasa geram.Marvin meminta Nathan untuk pergi bermain bersama Suster Gabby. Dia ingin berbicara cukup serius dengan Regita. Marvin meminta Regita untuk tidak mudah terpancing dan percaya jika kembali mendapatkan pesan atas nama dirinya.“Jadi maksudmu bukan kau yang mengirimkan pesan itu padaku?” tanya Regita merasa aneh.“Regita, terkadang kita tidak bisa mudah percaya begitu saja pada apa pun,” kata Marvin.“Tapi siapa yang sudah menjebakku untuk datang ke sini jika pesan itu bukan darimu?”“Intinya lain kali jangan mempercayai pesan apa pun yang dikirimkan atas namaku, kecuali panggilan yang bisa langsung kau dengar suaraku sendiri,” ujar Marvin meminta Regita agar lebih berhati-hati. Dia tidak menyebutkan langsung siapa pelaku yang dia curigai
“Untuk apa lagi kamu datang ke sini?”“Siapa yang datang, Kak?” ujar Regita ikut mendekat ke arah pintu setelah mendengar cara sapa Leonardo yang tak ramah. Dia penasaran siapa yang berkunjung ke rumah mereka.Regita cukup terkejut karena ternyata yang datang adalah Raka. Setelah ibunya, kini putranya yang menjejakkan kaki ke rumah itu. Jelas tujuannya adalah menemui Regita. Tapi Leonardo tampak tidak suka.“Saya datang karena ada yang ingin saya bicarakan dengan Regita,” tutur Raka menyampaikan maksud kedatangannya.“Tidak ada gunanya banyak bicara dengan pria tidak punya pendirian yang tidak bisa mempertahankan rumah tangganya sendiri,” balas Leonardo sarkas.“Sudah, Kak. Biarkan ini menjadi urusanku dengan Raka,” lerai Regita.“Maksudmu kamu masih ingin berbicara dan mendengarkan dia?” kata Leonardo.“Tidak masalah, Kak. Aku bisa mengurusnya sendiri,” jawab Regita meyakinkan.Regita meminta keleluasaan pada Leonardo untuk memberinya kesempatan berbicara berdua dengan Raka. Leonardo
Regita benar-benar gelisah mengetahui pengakuan Marvin mengenai calon istrinya. Orang-orang juga mulai mempertanyakan hubungan Marvin dan Regita yang juga sempat menghebohkan. Bahkan komentar-komentar di dunia maya mulai menunjukkan asumsi negatif.Regita merasa tidak bisa tinggal diam saja. Dia harus berbicara pada Marvin dan meminta penjelasan. Regita pun membuat janji bertemu dengan Marvin.Cafe yang cukup sepi mereka pilih agar terhindar dari pantauan orang-orang. Regita sudah tiba lebih dulu dan menunggu di sana. Tapi dia dibuat kesal saat mendapati Marvin justru datang bersama perempuan yang diperkenalkan sebagai calon istrinya itu. Mereka bergandengan mesra berjalan mendekati Regita.“Sudah lama menunggu?” sapa Marvin.“Kenapa kau tidak datang sendiri saja?” ujar Regita menatap dengan ekspresi tidak suka pada perempuan di samping Marvin.“Seravina adalah calon istriku, Regita. Aku tidak bisa bertemu secara diam-diam dengan perempuan lain tanpa sepengetahuannya. Itu sebabnya aku
“Terima kasih sudah membantu saya berpura-pura di depan Regita,” ujar Marvin pada Seravina setelah pertemuannya dengan Regita.“Anda tidak perlu berterima kasih karena saya melakukan ini tidak secara gratis,” balas Seravina.Seravina merupakan perempuan yang sengaja dibayar oleh Marvin untuk berpura-pura sebagai calon istrinya. Seravina berprofesi sebagai seorang model. Andri memilihkan perempuan itu sebagai pasangan pura-pura Marvin karena dia menganggap latar belakang Seravina cocok disandingkan dengan atasannya yang merupakan pengusaha sukses.Mereka sudah menandatangani kontrak. Seravina akan mendapatkan bayaran dari Marvin. Tugasnya adalah menemani sebagai calon istri pura-puranya setiap kali dibutuhkan. Bagi Seravina itu bukan pekerjaan yang sulit.Bahkan Marvin juga sengaja mengajak Seravina ikut bersamanya saat diminta bertemu oleh Regita. Marvin memang ingin membuat Regita marah sehingga perempuan itu dengan sendirinya akan menjauh darinya. Marvin ingin Regita turut mempercay
“Dasar kakak tidak becus! Apa kau tidak bisa mengurus adik perempuanmu agar tidak menggoda calon suamiku?” ujar Nadia lewat telepon sontak memancing emosi Leonardo.“Jaga bicaramu! Jangan berkata sembarangan tentang Regita,” balas Leonardo tidak terima.“Aku tidak sembarang bicara. Sekarang adikmu sedang berduaan dengan Raka di kedai ice cream dekat kampus mereka dulu. Datang saja sendiri kalau kau tidak percaya dan ajari adikmu tatakrama agar tidak mengganggu pria yang sudah menjadi mantan suaminya,” ketus Nadia yang langsung memutuskan pembicaraan secara sepihak.Nadia tidak diam saja setelah berhasil memergoki Regita di basecampnya. Dia terus mengikuti ke mana Regita dan Raka pergi. Dia mengikuti diam-diam dan memantau mereka dari kejauhan.Nadia merasa geram memperhatikan kedekatan Regita dan Raka dari dalam mobilnya. Dia khawatir jika dua sejoli itu kembali bersama. Apalagi sekarang Malini juga sudah tidak begitu memihak pada dirinya seperti dulu.Nadia yang merasa tidak bisa tin
“Aku akan buktikan bahwa aku tidak takut bertemu dengan Marvin dan perempuan itu,” ujar Regita mendengus kesal sembari menatap bayangan dirinya di cermin.Perempuan itu sudah bersiap untuk menemani Leonardo ke acara ulang tahun pernikahan rekan bisnisnya. Dia bahkan benar-benar mempersiapkan diri. Entah mengapa malam itu dia ingin tampilannya terlihat lebih menarik dari seseorang yang tidak dia senangi.Regita mengenakan sequine dress berwarna rose gold. Dress panjang itu memiliki belahan di bagian paha. Dia memadukannya dengan high heels sehingga kakinya terkesan lebih jenjang. Rambut panjangnya dia sanggul ke atas hingga menampakkan lehernya yang putih. Tak lupa juga polesan make up sudah menghiasi wajah cantiknya.Regita merasa penampilannya sudah sempurna. Hatinya tak bisa berbohong bahwa dia ingin terlihat lebih cantik dibandingkan Seravina. Entah kenapa dia harus membandingkan diri dengan calon istri Marvin itu.“Padahal sebelumnya bilang tidak mau ikut. Tapi sekarang penampilan
“Apa yang kau katakan pada Regita di pesta tadi?” tanya Marvin dalam perjalanan pulang.Seravina tercekat mendengar pertanyaan itu. Dia tahu bahwa sedari tadi Marvin tampak tidak bersahabat. Entah apa saja yang sempat didengar oleh Marvin saat dia berbicara dengan Regita. Marvin seperti sengaja menunggu waktu pulang untuk mendesaknya.“Tidak. Aku hanya mencoba untuk mengakrabkan diri dengannya,” elak Seravina.“Aku tidak tahu apa saja yang sudah kau katakan padanya. Tapi aku harap kau sadar posisi bahwa hubungan kita hanya sebuah perjanjian. Jadi aku harap kau tidak terlalu ikut campur dalam kehidupan pribadiku,” tegas Marvin.Marvin punya insting bahwa Seravina mengatakan hal yang tidak baik pada Regita. Ekspresi dua perempuan itu tampak sedang bersi tegang saat dia temui. Marvin tidak senang jika Seravina terlalu menganggap serius posisi palsunya.Sementara itu wajah Seravina semakin ditekuk setelah mendengar penegasan Marvin. Marvin selalu bersikap dingin padanya kecuali saat merek
Leonardo merasa khawatir dengan kondisi Regita yang tiba-tiba jatuh pingsan. Dia langsung membawa Regita ke rumah sakit. Bahkan tidak hanya Leonardo, Raka juga ikut menyusul ke sana. Raka tetap bersi keras ingin pergi ke rumah sakit meski sempat dilarang oleh Nadia dan berujung pada perdebatan.Kedatangan Raka tidak mendapat sambutan baik dari Leonardo. Leonardo bahkan tak menyapanya tapi Raka tetap bertahan di sana. Dia masih ingin memastikan kondisi Regita. Saat melihat dokter keluar dari ruang pemeriksaan, Leonardo dengan sigap bertanya tentang kondisi sang adik. Raka ikut bangkit untuk mendengar penuturan dokter.“Bagaimana keadaan adik saya, Dok? Apa yang sebenarnya terjadi padanya hingga tiba-tiba jatuh pingsan?” cecar Leonardo.“Tenang,Pak. Adik anda baik-baik saja. Dia hanya sedikit stres dan kelelahan. Tolong pola istirahatnya dijaga ya,” jelas dokter itu.“Syukurlah kalau begitu,” kata Leonardo merasa lega untuk sesaat.“Saya akan resepkan obat dan vitamin untuk Ibu Regita.