Share

Tawaran

Penulis: Ayaya Malila
last update Terakhir Diperbarui: 2024-12-20 23:20:50
Waktu berjalan begitu cepat. Satu tahun sudah Aira menjalani hidup tanpa Manggala. Selama itu pula, sosok Manggala masih tetap bertahta dalam benak dan hati Aira.

"Mama ... mam!" celoteh Enzo. Di usia 1,5 tahun ini, bayi mungil Aira sudah banyak menguasai kosakata.

"Tadi sudah mam. Nanti lagi." Aira menjauhkan sekeping biskuit dari tangan Enzo.

"Mam!" pekik Enzo tak terima.

"Nanti lagi, ya," bujuk Aira lembut.

Enzo sudah hendak menangis. Akan tetapi, bunyi lonceng yang terpasang di atas pintu masuk berbunyi, tanda bahwa daun pintunya telah dibuka dari luar.

"Selamat siang!" sambut Aira seraya buru-buru menggendong Enzo.

"Selamat siang," balas seorang pria berwajah bule. "Jadi, ini kantor Enzo's Photography, ya?" tanyanya seraya mengedarkan pandangan ke setiap sudut ruangan bernuansa etnis tersebut.

"Betul sekali! Ada yang bisa saya bantu?" tanya Aira ramah.

Pria itu tak langsung menjawab. Dia malah terus memperhatikan hasil-hasil jepretan Aira yang terpajang di dinding kantor
Bab Terkunci
Lanjutkan Membaca di GoodNovel
Pindai kode untuk mengunduh Aplikasi

Bab terkait

  • Janda Tapi Perawan   Was-was

    "Tante kenal sama dia?" tanya Aira penuh selidik. "Be-begitulah," jawab Mira gugup. "Dia siapa memangnya?" tanya Aira lagi. Mira sengaja tak langsung menjawab. Dia malah berjalan cepat menghampiri Alex, lalu menyalami pria matang yang terlihat menawan itu. "Apa kabarmu?" sapa Mira. "Beginilah, kau lihat sendiri," balaa Alex, dingin dan datar. Sesaat kemudian, pandangannya beralih pada Aira dan Enzo yang duduk tenang di stroller. "Selamat datang, Nona Aira. Mari ikut dengan saya. Klien kita sudah menunggu," ujar Alex, lembut dan sopan. Sungguh berbeda dengan saat dia berbicara dengan Mira. . Mira sendiri tampak kesal. Dia mendengkus pelan sambil menatap tajam ke arah Alex. Namun, pria itu sama sekali tak menghiraukan. Alex malah mengarahkan Aira untuk mengikuti langkahnya sampai tiba di area parkir. Dia menunjuk ke sebuah mobil SUV hitam. "Ini kendaraan operasional kita selama di Bali," jelas Alex pada dua wanita beda usia tersebut. Setelah memastikan para penumpangnya

    Terakhir Diperbarui : 2024-12-23
  • Janda Tapi Perawan   Salah Tingkah

    "Apa?" Brandon menggeleng bingung. Terlihat jelas mimik wajah dan sikap Aira yang tiba-tiba berubah. Wanita cantik itu tampak gemetaran."Hei, Aira. Kau baik-baik saja?" tanyanya lembut seraya mendekat."Tidak!" seru Aira tertahan. Dia mundur beberapa langkah, menjauh dari Brandon."Kau kenapa?" Brandon semakin bingung melihat sikap wanita yang pernah mencuri hatinya itu."Apa Tuan Larson yang menyuruhmu? Apa kalian menjebakku di sini?" cecar Aira."Apa maksudnya ini?" Mira yang sedari tadi hanya diam memperhatikan, kini angkat bicara. "Apa hubungannya Brandon dengan penjahat itu?""Dia anak kandungnya!" Telunjuk Aira mengarah tepat ke Brandon."Hei, aku sudah tidak pernah bertemu dengan pria tua itu, Aira. Memang benar dia ayah kandungku, tapi sejak Frederick memberiku uang, kami tak pernah berjumpa lagi sejak saat itu," terang Brandon. "Dia sudah membuangku. Frederick memberiku uang supaya aku menjauh dan tidak mengganggu hidupnya lagi. Kuturuti permintaannya," ungkap Brandon bersun

    Terakhir Diperbarui : 2024-12-24
  • Janda Tapi Perawan   Bayangan Misterius

    Mira mencebikkan bibir, seraya memandang remeh ke arah Brandon. "Tadi bilangnya cinta sama Aira. Eh, ternyata mau nikah sama perempuan lain. Dasar laki-laki buaya," gerutu Mira dalam hati. "Jadi, sesuai yang kita sepakati, besok kita akan pergi ke kaki gunung. Aku sudah membawa beberapa kru untuk membantumu. Kalian bisa berkomunikasi lebih lanjut setelah ini," tutur Brandon. "Kusarankan supaya Aira selalu berhati-hati," sela Helen. "Aku tidak mau dia berbuat sesuatu yang membuat kita sial." Aira mengeratkan genggaman garpu sambil menatap tajam ke arah calon istri Brandon itu. "Apa maksudmu?" geramnya. Helen hanya mengangkat bahu. "Semoga kau tak lupa atas apa yang terjadi pada Manggala. Seandainya dia tak mengejarmu ...." Aira terpancing emosi. Dia menggebrak meja kuat-kuat sampai Enzo terkejut dan menangis. "Jaga mulutmu, Helen! Jangan lupa kau yang menghancurkan hidupku!" sentak Aira. "Mama ...." Enzo melengkungkan bibir dengan mata berkaca-kaca. "Ra, sudah!" cegah Mir

    Terakhir Diperbarui : 2024-12-26
  • Janda Tapi Perawan   Fatamorgana

    Aira terbangun saat mendengar suara Enzo memanggil-manggil namanya. "Ra! Sudah ditunggu tuh, sama si Alex! Tumben kamu tidur seperti kebo. Susah sekali dibangunkan," omel Mira. Suaranya terdengar dekat di telinga Aira. Perlahan, ibu satu anak itu mengucek mata agar pandangannya tak buram. "Tante?" ucapnya lirih. Aira memperhatikan Mira yang sudah rapi dalam balutan blazer warna peach yang dipadu dengan celana jeans. Demikian pula Enzo yang juga telah rapi dan tampan dalam gendongan Mira. "A-aku di mana?" "Ya, di atas ranjang, lah! Kamu mengigau, ya?" Mira berdecak sambil menggeleng. "Tidak, Tante. Aku ...." Aira menggantung kalimatnya. Teringat oleh wanita cantik itu, semalam dia melihat sosok Manggala dalam kegelapan. "Angga, Tante!" Sontak Aira berseru. "Apa?" Mira mengernyit tak mengerti. "Manggala ada di sini!" Aira segera turun dari ranjang. Tak mempedulikan dirinya yang hanya memakai T-shirt putih ketat dan celana pendek ketat, dia berlari menuju kolam renang,

    Terakhir Diperbarui : 2024-12-28
  • Janda Tapi Perawan   Tak Terlihat

    Pemotretan pre wedding diadakan di lereng yang berada di salah satu sisi gunung. Rencana awal yang akan diadakan di padang rumput kaki bukit, harus diubah pada detik-detik terakhir. Semua hanya karena keinginan Helen yang tiba-tiba. "Di pertemuan semalam, calon istrimu tidak mengatakan apa-apa. Tahu-tahu tempat pemotretan dipindah seenaknya," gerutu Aira. "Maaf, Ra. Aku terpaksa menuruti keinginannya. Ada alasan yang tak bisa kukatakan padamu," sesal Brandon. Sesekali dia melirik ke arah Helen yang berada agak jauh dari dirinya dan Aira. Wanita cantik bermata biru itu tengah merapikan rambut dan make up. Sebelumnya, Helen sudah dirias di villa oleh penata rias profesional. "Padahal niatku juga sekalian menjaga Enzo. Kalau begini, aku tak bisa mengajak putraku serta," keluh Aira lagi. "Tidak apa-apa, Ra. Tante dan Enzo bisa menunggu kalian di villa," putus Mira. "Sudah, jangan terlalu dipikirkan. Ini cuma masalah kecil," bujuknya sembari menepuk pelan pundak sang keponakan.

    Terakhir Diperbarui : 2024-12-29
  • Janda Tapi Perawan   Pria Itu

    Helen terpaku. Dia tak dapat berteriak maupun bergerak. Semua terjadi begitu cepat. Dirinya memang membenci Aira, tapi sama sekali tak pernah terlintas dalam benaknya untuk mengakhiri nyawa ibu satu anak itu. Beberapa saat setelah akal sehatnya kembali hadir, Helen segera berteriak sekencang-kencangnya. "Brandon! Aira terjatuh!" pekik Helen. Brandon yang asyik berdiskusi dengan Alex, langsung menoleh. "Apa?" serunya terbelalak. "Cepat, tolong dia! Aira di bawah sana!" pekik Helen histeris. "Ya, Tuhan!" Brandon dan Alex berlari secepat mungkin menuju arah telunjuk Helen. Sejenak, dua pria tampan itu tertegun melihat betapa curamnya tebing yang ditumbuhi rerumputan hijau di sela bebatuannya itu. "Apa yang kau lakukan, Helen!" sentak Brandon. Entah kenapa instingnya mengatakan bahwa calon istrinya itu berhubungan dengan kejadian tersebut. "Ti-tidak ada! Kami hanya bicara!" elak Helen terbata. Brandon tak percaya begitu saja. "Aku akan membuat perhitungan denganmu nanti!" ancamnya.

    Terakhir Diperbarui : 2024-12-30
  • Janda Tapi Perawan   Seperti Mimpi

    Aira memegangi kepalanya yang terasa berat. Seakan ada bandul besi yang bergerak memukul tulang tengkoraknya dari dalam. "Ssshh," rintihnya lirih. Kelopak matanya terbuka perlahan, mengamati sekitar. "Di mana aku?" gumam Aira."Ibu sudah sadar?" Terdengar sebuah suara yang membuat Aira menoleh. Tirai putih di sampingnya terbuka. Seorang wanita berseragam perawat mendekat sambil membawa nampan. Luwes gerakannya mengisi suntikan dengan cairan bening, lalu menyuntikkannya ke dalam selang infus Aira. "Ini obat anti nyeri, Bu. Luka terkilir Anda lumayan parah," jelas si perawat tanpa diminta."Ini di mana?" Aira mengedarkan pandangan ke sekeliling."Rumah sakit daerah, Bu. Tim SAR yang membawa Anda kemari," terang si perawat."Oh, ya ...." Aira ingat sekarang. Dia tadi terjatuh dari tebing setelah terlibat percekcokan dengan Helen. "Anakku ...." Tiba-tiba dirinya teringat akan Enzo."Saya sudah memberitahu pendamping Anda di luar."Tak berselang lama dari penjelasan sang perawat, Aira melih

    Terakhir Diperbarui : 2024-12-31
  • Janda Tapi Perawan   Rahasia Besar

    Mira berdiri mematung di ambang pintu. Dia diam saja saat Manggala asyik bercengkerama dengan Enzo. Balita 1,5 tahun itu seakan telah mengenali Manggala sejak lama. Terbukti, Enzo sama sekali tak merengek saat Manggala mengangkat tubuh mungilnya, melempar Enzo ke udara, lalu menangkapnya lagi. "Pap ... pap," celoteh bocah menggemaskan itu. "Iya, Nak. Aku papamu," ucap Manggala penuh haru dengan mata berkaca-kaca. Melihat hal itu, Mira semakin kacau sekaligus penasaran setengah mati sehingga dia memberanikan diri untuk mendekat. "Apa kamu tidak ingin menceritakan sesuatu padaku? Apa hanya aku yang ketinggalan sesuatu?" cecar Mira. "Tante ...." Manggala tersenyum getir. "Izinkan aku bermain sebentar dengan Enzo. Nanti kalau dia tertidur, aku akan menceritakan semuanya," janjinya. "Oke!" Mira mengembuskan napas kasar. Tak merasa lega, malah semakin menambah rasa penasaran. Namun, dia tak dapat berbuat apapun tatkala melihat raut ceria Enzo dan sorot bahagia Manggala. Mira harus b

    Terakhir Diperbarui : 2025-01-01

Bab terbaru

  • Janda Tapi Perawan   Tak Sabar

    Manggala dan Aira pulang ke Jakarta, meninggalkan semua beban masalah dan masa lalu. Cynthia dibawa paksa oleh William untuk bertemu dengan putra semata wayang mereka. Entah bagaimana reaksi Cynthia saat bertemu pertama kali dengan Sammy. Aira hanya bisa mendoakan kebahagiaan bocah kecil itu. Sementara Helen sudah mengaku salah dan meminta maaf pada Aira. Wanita yang baru saja melepas masa lajangnya itu malah menegaskan untuk tidak mengusik hidup Aira lagi selamanya. "Kamu tahu, Ra. Frederick itu ada gila-gilanya," ucap Manggala tiba-tiba. Tak ada angin tak ada hujan, pria berambut gondrong itu tahu-tahu berkata demikian. "Kenapa begitu?" tanya Aira tanpa mengalihkan tatapannya dari jendela pesawat. Dia memperhatikan sekumpulan awan putih yang berarak, persis seperti kapas. "Dia pernah meretas ponsel William, menyebarkan data-data pribadi. Frederick juga sempat mengkloning nomor William, sehingga panggilan masuk apapun yang masuk ke dalam ponsel William, Frederick juga bisa

  • Janda Tapi Perawan   Tamu Dini Hari

    Aira terbangun ketika jam pada ponselnya menunjukkan pukul dua dini hari. Perlahan, dia memindahkan lengan Manggala yang melingkar di perut lalu beringsut turun dari ranjang. Tujuan Aira adalah mengambil air minum dari dalam kulkas mini yang terletak di sisi kabinet mini bar. Baru saja air yang diteguknya tersisa setengah, terdengar suara ketukan samar di balik pintu. "Malam-malam begini mau bertamu?" gumam Aira curiga. Sebab dirinya tak pernah merasa dekat atau berteman dengan kru di sini." Penuh rasa penasaran, Aira berjalan mengendap kemudian membuka pintunya. "Helen?" Aira terkejut luar biasa saat mendapati tamu tengah malam itu adalah wanita yang sudah dia abadikan pesta pernikahannya dalm foto-foto indah. "Mau apa ke sini?" Aira bersikap waspada pada wanita di hadapannya itu. Walau bagaimanapun, Helen pernah berbuat keji padanya. "Manggala ada di sini?" Helen balik bertanya. "Kenapa memangnya? Apa urusannya denganmu?" cecar Aira sedikit ketus. "Ah, itu ...." Helen t

  • Janda Tapi Perawan   Kembali Datang

    Waktu menunjukkan pukul sembilan malam saat Manggala dan Aira memasuki kamar yang khusus disediakan untuknya. Pasangan suami istri itu menyempatkan untuk melakukan panggilan video pada Kartika. Keduanya sama-sama merindukan Enzo dan ingin mengetahui keadaan putra semata wayang mereka. "Putramu sedang asyik bermain bersama sepupunya," ujar Kartika semringah. "Enzo baik-baik saja kan, Ma?" tanya Aira, sedangkan Manggala serius mendengarkan tanpa mengucapkan satu kata pun. Pria tampan itu malah menjauh agar sosoknya tak tertangkap kamera ponsel. "Dia makin pintar dan aktif, Ra. Mama gemas sekali melihatnya." Kartika tak dapat menyembunyikan rasa senangnya. "Tante Mira di mana?" tanya Aira lagi. "Sedang bermain bersama cucu-cucuku. Betah sekali dia," jawab Kartika seraya terkekeh. "Syukurlah." Aira mengembuskan napas lega. "Besok kami akan pulang, Ma. Penerbangan pagi." "Kami?" ulang Kartika. "Maksudnya bersama Alex?" "Bukan!" Aira langsung menggeleng. "Alex pulang ke Austr

  • Janda Tapi Perawan   Bersatu

    Brandon mengajak Manggala dan Aira ke acara private party yang dia adakan khusus untuk orang-orang terdekat. Pesta itu diadakan di lantai atas villa yang disulap menjadi aula luas. Tampak beberapa pelayan berseragam menghampiri Brandon sesaat setelah melangkahkan kaki masuk ke dalam aula pesta. Sementara Manggala dan Aira patuh mengikuti langkah Brandon. "Selamat datang, Tuan. Nyonya Helen sudah menunggu," ucap salah seorang pelayan. "Hm ...." Brandon mengangguk, lalu mengedarkan pandangan ke sekitar. "Di mana istriku?" tanyanya. "Nyonya menunggu Anda di meja sebelah sana.." Pelayan itu mengulurkan tangan ke depan. "Oh, baiklah," ucap Brandon setelah menangkap sosok Helen di salah satu meja. Tak ada sorot bahagia atau berbinar saat menatap paras cantik Helen. Brandon menggerakkan tangan sebagai isyarat agar Manggala dan Aira mengikutinya. "Di mana putrimu, Brandon? Aku ingin berkenalan," celetuk Aira sambil mengekori Brandon. "Dia berada di Australia, tidak ikut terbang

  • Janda Tapi Perawan   Babak Baru

    "Kau bisa mengajak William. Pria itu yang menyembunyikan putramu di tempat aman," saran Aira.Cynthia terkesiap untuk sesaat, lalu menggeleng. "Aku tidak mau.""Kenapa?" "Aku takut dia membalas dendam padaku atas kesusahan yang telah ditimbulkan oleh ayah," elak Cynthia."Itu hanya prasangkamu saja. Aku bisa melihat betapa besarnya cinta yang masih William punya untukmu," bujuk Aira menenangkan. "A-apa menurutmu begitu?" Cynthia goyah. Dia terlihat gamang."Aku yakin begitu!" Aira mengangguk penuh percaya diri."Baiklah," putus Cynthia beberapa saat kemudian. Dia bangkit, berdiri menyambut uluran tangan Aira. Bersamaan dengan gedoran kencang dari arah pintu toilet."Cynthia! Jangan bertindak gila! Jangan sakiti istriku!" pekik sebuah suara di balik pintu. Kedua wanita itu yakin bahwa si pemilik suara itu adalah Manggala."Kau dengar, kan? Manggala sangat mengkhawatirkanmu." Cynthia tertawa getir. Sedangkan Aira hanya bisa terdiam. Tak tahu harus menjawab apa."Berbulan-bulan dia t

  • Janda Tapi Perawan   Mendengar Cerita

    "Sadarlah, Cynthia!" Aira membuang serpihan kaca dan high heels ke sembarang arah, asalkan jauh dari jangkauan wanita yang mulai menggila itu. "Aku masih punya kedua tangan untuk menghancurkanmu!" Cynthia tak ingin menyerah. Dia menghambur ke arah Aira dan berniat mencekiknya. Akan tetapi, sebelum niat jahat itu terlaksana, Aira lebih dulu mencekal kedua pergelangan Cynthia. "Apa kau tidak ingin bertemu dengan anakmu, hah!" sentak Aira. "Anakku sudah mati!" elak Cynthia. "Dia tidak mati! Malah sebenarnya, dia ada di sini. Sammy berada di dekat sini." Kata-kata Aira mulai melunak. "Ayahmu berbohong tentang banyak hal padamu. Sejak mengetahui bahwa kau hamil anak William, Tuan Larson seolah berusaha menjauhkanmu darinya," tutur Aira perlahan. "William tak tahu kalau kau hamil saat dia meninggalkanmu. William melakukan itu bukan karena tak cinta. Namun, karena dia sangat kecewa pada ayahmu, sehingga William memutuskan untuk pergi," ungkap Aira. "Kau tahu darimana?" desis Cyn

  • Janda Tapi Perawan   Halaman Baru

    Akhirnya pekerjaan Aira selesai juga, meskipun sulit bertahan dengan sikap profesionalnya di antara permasalahan Manggala dan Cynthia. Tadi, dirinya hampir hilang kendali ketika Cynthia seolah tak mau berpisah dari suaminya, padahal William sudah memaksa untuk mengikat wanita itu. Sayup-sayup Aira mendengar rengekan Cynthia saat hendak memasuki toilet wanita. Beberapa meter di depannya, tampak Cynthia tengah memohon-mohon pada seseorang melalui panggilan telepon. "Kau tidak bisa meninggalkanku sendiri di sini, Manggala. Kau tahu aku sudah tidak mencintai William lagi. Aku hanya mencintaimu," rengek wanita cantik yang kini tampak kacau itu. Cynthia baru menghentikan kata-katanya tatkala menyadari keberadaan Aira. "Kau ...," desisnya. Aira berusaha untuk tidak peduli. Dia membuka pintu kamar kecil dan melangkah masuk, seolah sosok Cynthia tak tertangkap oleh pandangannya. "Sedang apa kau di sini?" tanya Cynthia sinis. "Bekerja," jawab Aira singkat. Dia hendak memasuki salah satu

  • Janda Tapi Perawan   Semburat Senja

    Aira menarik napas panjang dan mengembuskannya perlahan. Dia harus bisa mengenyahkan segala pikiran buruk. Mungkin itu semua adalah bagian dari rencana Manggala, batinnya. "Manggala tidak mungkin berkhianat. Tadi dia sudah meneleponku." Kalimat itu terus Aira ulang seperti mantra. "Sammy dan saya akan duduk di sebelah sana," pamit Alex dan ditanggapi dengan anggukan kepala oleh Aira. Sesaat kemudian, wanita cantik itu mengedarkan pandangan ke sekeliling lokasi pesta. Acara farewell party sekaligus first dance kedua mempelai diadakan di lahan kosong berupa padang rumput yang terletak di area selatan resort. Padang rumput tersebut berbatasan dengan tebing curam. Di bawah tebing, terdapat pemandangan indah berupa bibir pantai berbatu. Keindahan itu menjadi berkali lipat ketika di ujung horizon muncul semburat cahaya jingga yang menjadi penanda bahwa senja telah tiba. Tenda raksasa yang dilengkapi dengan dekorasi mewah nan elegan dan dihiasi ribuan bunga mawar putih, didirikan untuk m

  • Janda Tapi Perawan   Bernapas Lega

    "Aunty!" Teriakan Sammy membuat Aira terkejut. Konsentrasinya dalam mengambil foto-foto Cynthia pun buyar seketika. "Kenapa lagi, Nak?" tanyanya penuh kesabaran. "Ponselmu berbunyi," jawab Sammy seraya meraih sebuah telepon genggam dari dalam kopernya. "Ponsel siapa itu, Sammy?" Aira mengernyit waspada. "Itu bukan milikku " "Tapi, ayah tadi mengatakan jika ponsel ini berdering, maka aku harus memberikannya pada Aunty. Ayah tadi juga mengatakan kalau aku harus menunjukkan ponsel ini pada Aunty," jelas Sammy panjang lebar. Ragu-ragu, Aira mengulurkan tangan. Dia memutuskan untuk menerima ponsel yang disodorkan oleh Sammy. "Ha-halo?" sapa Aira terbata. "Sayang?" balas suara di seberang sana. Suara yang sudah sangat melekat dalam sanubari, bahkan alam bawah sadar Aira. "Ma-Manggala?" desisnya. "Iya, ini aku. Boleh aku minta tolong, Sayang?" tanya Manggala lembut. "Tentu! Ada apa, Ngga?" "Tolong kirim hasil foto-fotomu ke email yang akan kukirim sebentar lagi di nomor

Pindai kode untuk membaca di Aplikasi
DMCA.com Protection Status