Share

29. Gak Bawa Kunci

Penulis: Raisya_J
last update Terakhir Diperbarui: 2024-10-29 19:42:56

Dean hanya memandangi Caca dari jauh saja, dia sangat tahu wanita seperti apa yang sekarang sedang dia pandangi sedari tadi. Karena Dean melihat kalau Caca sama sekali tidak menyesali apa yang diperbuat, malah wanita muda tersebut terkesan semakin membenci Mira.

"Aku suka cewek yang kayak gini, dinyalakan api dikit pasti meledak," kekeh Dean pelan.

Dean memilih mendekati Caca, dia bersenandung kecil sambil menatap wanita tersebut.

Sedangkan Caca terkejut melihat kedatangan Dean yang tiba-tiba. Dia segera beralih dari pintu yang terbuka sedikit, takut kalau lelaki itu akan mengatakan kepada Haura dirinya sedang mengintip.

"Kenapa gak diteruskan?" Dean menautkan kedua alisnya.

"Enggak papa," sahut Caca menunduk.

"Kamu takut aku ngadu?" tanya Dean lagi.

Namun, Caca hanya diam saja tidak menyahut pertanyaan yang Dean lontarkan kepadanya.

"Aku enggak bakalan ngadu kok, tenang! Soalnya aku kurang suka juga sama si Mira, dia itu kayak orang yang cari perhatian aja," bisik Dean pelan di dekat
Bab Terkunci
Membaca bab selanjutnya di APP

Bab terkait

  • Janda Kesayangan Brondong Kaya   30. Apa Yang Mau Kamu Lakuin?!

    "Kamu mau nginap di sini? Nanti apa kata orang kalau aku bawa cowok masuk ke rumahku?!" Haura terkejut mendengar Dean mau menginap."Di sini gak akan ada yang peduli, kalau pun kamu bawa cowok menginap sepuluh orang," sahut Dean menjelaskan.Karena memang lingkungan mereka seperti itu, tidak ada yang peduli apa pun di lakukan oleh tetangga. Asal tidak mengganggu waktu tidur mereka, tidak ada yang keberatan. Itu semua lantaran mereka terlalu sibuk bekerja, jadi tidak ada waktu untuk mengurusi apa yang tetangga lakukan."Apa kamu gak nginap di rumah teman kamu aja?" tanya Haura lagi sambil menggaruk tengkuknya."Enggak bisa, hpku rusak." Dean menunjukan ponselnya yang layarnya pecah."Mobil kamu?""Mobilku ada di dalam rumah, kuncinya juga ada di sana. Kalau kamu gak mau aku nginap, gak papa! Aku akan jalan ke depan buat nyari taksi." Dean menunduk, dia sengaja menutupi wajahnya supaya Haura menjadi prihatin kepadanya.Haura mengigit jarinya, dia sekarang bingung mau membiarkan Dean men

  • Janda Kesayangan Brondong Kaya   31. Pengen, ya?

    Dean menatap datar kepada Haura yang sekarang berbaring di hadapannya, membuat Haura menjadi ketakutan sekarang ini. Wanita itu sampai mundur perlahan, takut kalau Dean akan melakukan hal terlarang kepada dirinya.Dean mendekati Haura, dia merengkuh wanita itu dalam pelukannya. "Jangan lagi mengatai aku anak kecil, kalau kamu melakukan hal itu lagi, aku gak tahu sejauh mana akan menahan diri!"Haura bernapas lega, Dean tidak akan melakukan apa pun kepada dirinya. Lelaki itu hanya memeluknya erat, dan akhirnya tertidur karena sangat kelelahan.'Aku gak akan ngulangin lagi!' ucap Haura di dalam hati.Dia kapok mengatakan hal itu lagi, karena dia tidak tahu apa yang akan dilakukan oleh Dean nantinya. Jadi dirinya tidak akan melakukan hal yang sama, lantaran takut semua ini tidak berakhir dalam pelukan saja.Walau pun Haura malah menginginkan lebih, tetapi dirinya tidak mau melakukan kesalahan seperti itu. Bukan sok suci! Melainkan karena dia tidak mau terlibat dengan hal yang mungkin aka

  • Janda Kesayangan Brondong Kaya   32. Bosan

    Haura langsung kalang kabut mendengar apa yang Dean tanyakan kepadanya, dirinya langsung mendorong lelaki tampan itu sampai terjatuh ke bawah."Aduh! Cewek kok kuat banget?!" Dean meringis kesakitan, dia mengelus punggungnya yang terasa nyeri."Kamu juga yang mulai duluan, coba mulutmu itu dijaga, jangan asal ngomong aja!" gerutu Haura kesal.Haura segera melangkahkan kakinya untuk turun dari ranjang, dia membuka pintu kamar lebar-lebar."Kamu keluar dari sini, aku mau mandi!" usir Haura tanpa menoleh sedikit pun ke arah Dean."Masih pagi kok ngusir? Gimana kalau kita mandi bareng aja?" goda Dean dengan menaik-turunkan alisnya.Haura melotot dengan wajah memerah, dirinya amat kesal kepada lelaki tampan yang berada di depannya ini."Aku bilang keluar! Kamukan bilang cuma menginap semalam aja, sekarang udah pagi jadi aku harap kamu balik ke rumahmu!" usir Haura dengan marah.Dean terkekeh pelan, dirinya segera mel

  • Janda Kesayangan Brondong Kaya   33. Menuduh

    Caca memekik histeris, wanita itu kesakitan dia terpeleset saat mengangkat satu kardus di tangan. Saat itu dia melewati ruangan kerja Haura, membuat janda tersebut langsung keluar lantaran mendengar suara dari Caca."Kamu kenapa, Ca? Apa ada yang sakit?" tanya Haura yang khawatir."Kakiku, Bu! Kakiku sakit lagi karena jatuh," keluh Caca dengan wajah murung.Caca terlihat mengurut pelan kakinya yang masih diperban, mata wanita muda itu terlihat memerah, seperti sedang menahan air mata yang mau keluar.Haura yang melihat hal tersebut, lantas segera membantu wanita muda itu berdiri dengan perlahan. Dia pun membawa Caca ke dalam ruangannya untuk memberikan pijatan kecil di kaki pekerjanya itu."Aku kan sudah bilang jangan bekerja, tapi kamu malah ngeyel!" ucap Haura dengan nada khawatir.Haura takut kalau karyawannya kenapa-kenapa di tokonya, bisa-bisa dia akan dicap bos yang jahat membiarkan karyawan sakit bekerja."Aku bos

  • Janda Kesayangan Brondong Kaya   34. Mami Gisel

    Mira merasa bingung dengan respon yang Caca berikan kepadanya, padahal rekan kerjanya itu tadi masih marah-marah dan bahkan menunjuk wajahnya. Namun, sekarang malah menjadi tiba-tiba menangis terisak, membuat dia menjadi tidak tahu harus melakukan apa."Ca, aku gak bermaksud buat kamu nangis kayak gini," ucap Mira gelagapan."Bukannya kamu sengaja, ya, buat aku nangis? Soalnya dari tadi kamu nuduh aku terus, padahal kan aku udah bilang kalau bukan aku yang mengatakan hal kayak gitu." Caca mengusap air matanya yang semakin deras mengalir."Aku gak ada niatan kayak gitu, aku cuma mau kamu bilang sama mereka kalau aku gak ada nyuruh-nyuruh kamu!" ucap Mira yang sedikit terdengar emosi."Kamu kenapa nangis, Ca?" Haura bertanya karena kebetulan dia mendengar suara tangisan. "kamu yang buat dia nangis, Mir?" tanya Haura beralih kepada Mira.Sebelum Mira ingin menjawab, Caca segera memotong wanita itu. "Mira nuduh aku, Bu," ucap Caca dengan masi

  • Janda Kesayangan Brondong Kaya   35. Mau Gak?

    Haura memijat kepalanya yang terasa nyeri, baru saja dia menyelesaikan satu masalah, tetapi sekarang masalah yang lain malah datang lagi. Membuat kepalanya menjadi berdenyut nyeri."Emang siapa sih yang ganggu suami kamu itu?" tanya Haura sambil memegangi kepalanya."Ya siapa lagi kalau bukan kamu! Kamu kesal banget ya karena aku ngambil suami kamu? Tapi seharusnya kamu ikhlasin ke aku dong, soalnya suami kamu lebih bahagia sama aku karena aku bisa ngasih dia anak!" ungkit Lilis dengan wajah memerah.Mendengar Lilis yang mengungkit perihal anak, membuat perasaan Haura menjadi teriris perih. Namun, dia memilih menarik napas dalam, untuk menetralkan perasaan sakit hati di dalam dada."Aku gak ada ganggu suami kamu, ya! Tapi suami kamu aja yang kegatelan, ngajakin aku balikan untuk jadi istri keduanya!" geram Haura yang sudah merasa sangat kesal."Mana mungkin Niko mau jadikan kamu istri kedua? Soalnya kan lebih muda aku, cantik juga cantika

  • Janda Kesayangan Brondong Kaya   36. Aku Gak Peduli!

    Mendengar hal itu, membuat jantung Dean menjadi berdetak dengan kencang, pipinya seakan memanas dan tanpa sadar bibirnya menyunggingkan senyuman kecil."Kalau kamu gak mau, enggak papa! Aku bakalan cari cowok lain." Haura membalikan tubuhnya ingin menjauh dari Dean.Padahal Haura sudah memberanikan diri untuk mengatakan hal yang dia pikirkan sejak tadi, tetapi Dean malah tidak menanggapi perkataannya, lelaki itu hanya diam saja."Tunggu!" Dean mencekal tangan Haura. "aku cuma berpikir aja, kok kamu tiba-tiba bicara kalau mau jadi pacar aku?" Dean menaik-turunkan alisnya, dia merasa heran.Walau sebenarnya dia merasa senang, tetapi lelaki itu tetap ingin mengetahui apa yang dipikirkan oleh janda yang terkadang seperti menjaga jarak dengannya."Bukan pacaran beneran, tapi cuma bohongan aja. Kamu mau atau enggak?" Haura berkata sambil menggaruk kepalanya yang tidak gatal.Dirinya agak bingung mengatakan hal ini, hanya saja Haura tid

  • Janda Kesayangan Brondong Kaya   37. Cup!

    Lilis terkejut dengan mata yang melotot, wanita itu tidak menyangka kalau ancaman yang selalu dia berikan tidaklah mempan kepada Niko lagi.Namun, tentu saja dia tidak terima kalau harus berbagi suami dengan mantan majikannya tersebut. Lilis sudah membanggakan diri dengan mengatakan kalau dia lah satu-satunya yang akan menjadi istri dari Niko."Aku enggak mau kalau harus berbagi suami!" ucap Lilis histeris."Terserah aku dong! Untung juga kamu aku nikahin, padahal lebih bagus Haura. Dia gak malu-maluin dan gak pernah teriak di depan wajahku!" hardik Niko."Kalau itu mau kamu, aku gak akan ngelakuin hal kayak gitu lagi, aku janji! Asal, kamu jangan balikan lagi sama Haura!" mohon Lilis sambil memegangi tangan Niko.Namun, Niko malah menepis tangan Lilis dengan kasar. "Lebih baik kamu pulang aja di rumah dan buktikan omonganmu itu, siapa tahu aku berubah pikiran!"Lilis berjalan gontai menuju keluar ruangan Niko, dia tidak menyangk

Bab terbaru

  • Janda Kesayangan Brondong Kaya   119- Kepergian Haura - TAMAT

    Mau tidak mau Haura keluar dari sana, " maaf ya maaf." wanita itu keluar dengan menangkupkan kedua tangannya.Lalu Haura berlari kecil menuju di mana tempat Elisa berada.Saat sampai di sana Elisa menatap aura dengan tatapan terkejut, membuat wanita itu menjadi risih dan menundukkan kepalanya."Enggak cocok, ya, Ma?" Haura bertanya dengan kepala menunduk, merasa gelisah karena takut tidak sesuai apa yang Elisa inginkan.Elisa tersenyum memandang Haura, " cantik kok menantu mama," pujinya."Emang bener? Tapi kenapa rasanya risih," tanya Haura sambil memperhatikan pakaian yang dipakai."Enggak cantik kok, masa sih mama bohong sama kamu?" Elisa mendekati Haura.Setelah setelah meyakinkan Haura kalau wanita itu cocok mengenakan pakaian berwarna merah muda tersebut, mereka pun memilih pergi ke salon bersama untuk melakukan perawatan.Selama hampir seharian penuh kedua wanita tersebut baru memilih pulang. Mereka memilih membeli makanan matang, lantaran merasa lelah bahagia di luar rumah."A

  • Janda Kesayangan Brondong Kaya   118. Pergi bersama mertua

    Rangga dan Elisa terkejut mendengar apa yang dikatakan oleh Dean, dengan cepat mengubah ekspresi wajah mereka kembali seperti biasa."Enggak masalah, semuanya bakalan baik-baik saja. Mama sama Papa bakal dukung apapun keputusan kalian." Elisa menggenggam jemari Haura dengan erat, memberikan kekuatan kepada sang menantu.Karena dia tahu betul perasaan Haura sekarang, sama seperti dirinya yang dulu mengetahui kalau kehamilannya sangat berisiko. Lantaran kandungan lemah, mungkin memang berbeda dengan kasus Haura. Namun tetap saja dirinya mengerti apa yang sekarang menantunya itu rasakan."Makasih, Mama dan Papa selalu dukung kami berdua." Haura membalas menggenggam erat jemari Elisa. " kalau begitu, gimana kalau kita pulang saja? Soalnya kan belum memasak buat makan pagi ini. Apalagi Papa sama Dean mau pergi bekerja," sambung Haura mengajak mereka semua untuk pulang."Mumpung udah di sini, gimana kalau kita makan di luar saja?" Elisa memandangi satu persatu ketiga orang yang berada di sam

  • Janda Kesayangan Brondong Kaya   117. Hasil pemeriksaan

    Elisa sangat merasa bersalah melihat Haura yang terlihat sangat senang dia takut kalau semisalkan yang menanti itu tidak hamil sehingga dia mulai memikirkan kata yang tepat untuk mengatakan kepada Haura dengan pelan-pelan." Haura, coba kita periksa dulu ke rumah sakit. Biar tahu Hasilnya kayak gimana," Ucap Elisa dengan gelisah.Haura yang melihat Elisa gelisah membuat dia menganggukkan kepala. " Baiklah, Ma!""Kalau begitu memang bangun Papa dulu ya Sambil siap-siap kamu juga jangan lupa bangunin Dean supaya kita segera berangkat," ucap Elisa lalu pamit pergi ke kamar.Haura mengerti selalu segera menuju ke kamar untuk membangunkan sang suami, dia mengelus perutnya yang masih rata. Sambil terus berharap kalau di dalam perutnya itu ada bayi mungil yang bergerak-gerak di sana.Dengan penuh semangat Haura memilih membangunkan sang suami terlebih dahulu, dia mengguncangkan tubuh Dean perlahan." Dean, ayo bangun!" Haura mengguncangkan lagi tubuh dan secara perlahan." Ada apa, Haura? "

  • Janda Kesayangan Brondong Kaya   116. Apa iya hamil?

    Tumpukan piring dan perkakas dapur yang kotor akibat Dean memasak di sana, belum lagi kompor terkena banyak noda. Sehingga membuat Haura jadi merasa terbakar, lantaran menahan amarah di dalam dada.Namun dirinya terpaksa menahan itu, lantaran ada kedua mertua sedang berada di sini, tidak ingin menunjukkan pertengkaran kepada Elisa dan Rangga. Haura pun memilih untuk menghembuskan napas secara perlahan, beeharap perasaan marah di dalam dada hilang."Dean, kamu seharusnya enggak usah masak. Bangunin aku aja kalau lapar," ucap Haura dengan menahan perasaan marah di dalam dada."Kamu kan lagi sakit, masa aku suruh masak?" Dean menatap bingung kepada Haura, merasa heran kepada wanita itu."Iya, benar kata Dean. Masa kamu lagi sakit disuruh masak, seharusnya Dean beli aja di luar," ucap Elisa menimpali.Elisa juga merasa sesak sekali dengan tumpukan yang berada di wastafel, ingin sekali dirinya memarahi sang anak. Namun karena Dean berniat baik, jadi untuk kali ini dia menahan perasaan kesa

  • Janda Kesayangan Brondong Kaya   115. Masakan tidak layak dimakan

    Elisa langsung mendekati Dean untuk melihat apa yang terjadi, ternyata nasi yang dimasak lelaki tersebut menjadi bubur membuat dia menjadi tertawa dengan keras."Astaga, kok masak nasi aja malah jadi bubur?" Elisa tertawa dengan keras sambil memegangi perutnya yang terasa sakit."Hust, Ma! Haura lagi tidur di dalam kamar, nanti malah bangun," tegur Dean meminta kepada sang ibu untuk diam."Habisi, masak nasi aja sampai jadi bubur. Terus percaya diri banget masak, padahal ke dapur aja jarang," ejek Elisa yang tidak dapat menahan dirinya."Mau gimana lagi? Aku pengen masakin sesuatu buat Haura yang lagi sakit." Dean menundukkan kepalanya, merasa gagal ingin membuat sang istri terkesan."Kalau udah tahu enggak bisa masak, ya beli aja! Uang banyak kok, masa enggak mampu beli makanan matang," gerutu Elisa kesal, bisa-bisanya ingin memberikan makan menantunya dengan masakan tidak layak dimakan."Kalau beli makanan matang, buat apa aku capek-capek masak kayak gini? Tuh aku masakin dijamin en

  • Janda Kesayangan Brondong Kaya   114. Jadi lembek

    Haura menganggukkan kepalanya, memang tubuhnya terasa tidak baik-baik saja sejak tadi malam."Sebaiknya kamu minum teh hangat dulu, makan walau sedikit agar minum obat dan cepat istirahat. Biar aku buatkan teh hangatnya dulu, kamu duduk aja di sana." Dean membuatkan segelas teh hangat untuk Haura.Sedangkan Haura terduduk lemas karena habis muntah tadi, rasanya dia kehilangan tenaga untuk sekedar berdiri atau melakukan apa pun. Beberapa menit kemudian, Dean datang membawakan segelas teh hangat untuk sang istri."Minum dulu, lalu setelahnya makan, ya!" perintah Dean terlihat sangat khawatir."Aku enggak nafsu buat makan," tolak Haura dengan wajah pucat."Sedikit aja, biar bisa minum obatnya. Pokoknya setelah aku beli obat di apotik, kamu harus udah kelar makan!" Dean bergegas mengambil kunci mobilnya, lalu pergi keluar.Memang karena rumah masih baru sehari ditinggali, wajar saja tidak memiliki kotak obat seperti di rumah Elisa. Sayur dan ikan saja dibelikan sang mertua, jadi bagaimana

  • Janda Kesayangan Brondong Kaya   113. Muntah

    Dean dan Haura melakukan hal yang biasa para suami-istri lakukan dimalam hari, mereka sangat menikmati setiap kali berbagi kasih sayang di atas ranjang. Walau pun wanita cantik itu sering merasa was-was seiring berjalannya umur rumah tanggan mereka."Kok kamu murung, Haura?" Dean menyingkap rambut yang menutupi sebagian wajah Haura."Enggak papa, cuma capek aja sih. Yuk kita tidur, lagian ini udah malam juga!" ajak Haura yang langsung menarik selimutnya.Haura memejamkan mata yang terasa sangat sulit untuk diajak tidur, wanita itu menoleh ke arah belakang ternyata sang suami sudah tidur dengan nyenyak. Dia pun memilih menatap wajah Dean yang sedang tertidur tersebut, berharap akan ikut terlelap ke alam mimpi.***Bagun dipagi hari dengan perasaan senang di rumah sendiri, Haura berjalan ke kamar mandi untuk mencuci wajahnya. Pertama yang Haura lakukan adalah memasak nasi, setelah itu baru membua kulkas yang tentu saja isinya penuh. Jangan tanya siapa yang memenuhi isi kulkas itu? Siapa

  • Janda Kesayangan Brondong Kaya   112. Akhirnya pindah

    "Eh, iya!" Haura ikut memperhatikan Lilis yang sedang menggendong bayi kecilnya.Rangga tidak menjawab, tetapi memilih memarkirkan mobilnya ke halaman rumah yang akan dia beli untuk sang anak. Memang belum dibayar, namun sudah sepakat untuk membeli rumah itu sebagai hadiah pernikahan. Hanya saja kalau Haura tidak menyukainya terpaksa Rangga membatalkan niat membeli walau pun sudah diberikan uang dimuka kepada pemilik rumah."Ngapain kalian kemari?" Lilis menatap ketus kepada keluarga Dean.Namun belum sempat menjawab, Dika keluar dari dalam rumah tersebut menatap mereka semua dengan ramah."Eh, Om dan yang lainnya udah datang! Ayo masuk ke dalam, biar bisa lihat-lihat rumahnya." Dika mengarahkan semuanya untuk masuk ke dalam."Ngapain ajak mereka masuk? Nanti kotor lagi rumahnya!" Lilis menatap t4jam kepada Dika, lelaki yang baru satu bulan dia nikahi."Lilis! Mereka ini yang mau beli rumah, jadi bisa enggak ramah sedikit sama mereka!" Dika menekan setiap kalimat yang keluar dari mulu

  • Janda Kesayangan Brondong Kaya   111. Bukannya Lilis?

    "Eh, Dean baru datang?" Elisa hanya senyum-senyum menatap sang anak."Asyik ya, pagi-pagi udah gosip." Dean mendudukkan bokongnya di kursi dengan kasar.Haura mengambilkan nasi lengkap dengan sayur dan lauknya untuk sang suami, lalu baru duduk kembali untuk menyantap makanannya."Mama enggak gosip loh, Dean. Soalnya kan istrimu nanti pasti tahu juga sama kebiasaanmu yang itu." Elisa tertawa kecil sambil menutup mulutnya dengan tangan."Tapi enggak gitu juga loh, Ma!" Dean menatap tidak suka sang ibu, mau bagaimana pun rasanya sangat tidak suka kalau diceritakan aibnya kepada sang istri.Menurut Dean pasti Haura akan mengetahuinya pelan-pelan tentang kebiasaannya itu, jadi tidak perlu diceritakan kepada sang istri."Benar kata Dean, Ma. Mau gimana pun nanti Haura juga bakalan tahu, kasian kalau diceritain aibnya itu. Kalau papa juga pasti kesal loh," ucap Rangga menimpali."Iya-iya deh. Mama minta maaf, tapi kamu harus benerin kebiasaanmu itu. Udah nikah koh masih aja dandannya lama, e

DMCA.com Protection Status