Share

Rencana Bulan Madu

"Terimakasih, ya, traktirannya," ucqp Faryn tulus.

Mereka baru saja menandaskan bubur ayam dengan dua porsi ekstra untuk Hakam yang mengaku masih kelaparan.

Saat itu terjadi, Hakam sama sekali tidak merasa perlu menjaga imagenya di depan Faryn. Ia yang biasanya berwibawa, dan mengintimidasi kini terlihat seperti pria biasa saja di mata Faryn.

Apalagi tingkahnya yang terlihat gugup saat mata mereka bertemu. Faryn malah merasa sedang bertemu dengan anak puber yang sedang malu-malu.

"Iya, sama-sama," jawab Hakam sambil setengah menunduk. Matanya menatap lurus pada air yang memantulkan cahaya matahari pagi di hadapan mereka.

Karena pujian yang dilontarkan oleh Faryn, pipi Hakam bersemu yang menjalar hingga ke telinga. Bahkan setelah beberapa waktu berlalu, di saat mereka selesai makan, dan kini hanya duduk-duduk menikmati pemandangan danau buat di bawah pohon rimbun, jantung masih saja berdetak cepat seperti tadi.

Ia masih salah tingkah saat beberapa kali bertatapan langsung dengan manik
Bab Terkunci
Membaca bab selanjutnya di APP

Bab terkait

Bab terbaru

DMCA.com Protection Status