Share

Bertindak

Author: Aru Arumi
last update Last Updated: 2023-08-09 23:18:06

Beberapa hari berlalu sejak terakhir kali Linggar datang menemuinya. Meski ia adalah selingkuhannya, pria itu memanh jarang menghubungi. Terlebih lagi semenjak rencana yang mereka susun berantakan karena 'ulah' Hakam.

Dan selama tidak dihubungi oleh Linggar, Faryn juga tidak merasa keberatan. Karena memang sedari awal ketika mengiyakan permintaan suami Lintang itu, dia tidak menggunakan perasaan. Alias tidak jatuh cinta sama sekali pada pria beristri.

Lalu bagaimana dengan sekarang?

Setelah malam itu ia menjanjikan sesuatu yang ia sendiri ragu, kenapa hatinya justru dilingkupin rasa gundah?

Kenapa Faryn malah terasa semakin terikat oleh pria itu.

"Faryn, data karyawan baru yang masuk sudah kamu perbaharui?" tanya Dedi, salah satu senior yang sering melimpahkan tugas padanya.

Faryn yang sempat melamun, sedikit terkesiap. Tapi karena pandangannya masih tertuju pada layar komputer, Dedi pun tidak bisa menangkap gerakan samar itu.

"Sudah, Mas. Tadi karyawannya baru selesai melengkapi berk
Locked Chapter
Continue to read this book on the APP

Related chapters

  • Jadi Istri Dadakan   Pulang Bersama

    Hakam mematikan komputer dan menutup layar laptop. Ia masukan laptop pribadinya itu ke dalam tas kerja jining yang biasa ia bawa. Jika dulu asistennya yang membawakan tas jinjing itu, sekarang ia harus membawanya sendiri.Terkadang memang ingatan 'manja' itu masih sering mampir. Tapi, bukan berarti Hakam dimampu hidup mandiri dengan mengandalkan dirinya sendiri. Hanya saja, kenangan itu seringkali membuatnya tertawa saat terlintas di kepalanya."Hidup seperti ini juga nggak buruk, rupanya. Lebih simple juga ternyata," gumam Hakam pada dirinya sendiri.Ia memasukan beberapa berkas laporan yang belum ia baca dan setujui untuk dibawa ke rumah. Rencananya, sambil menunggu Faryn pulang, ia akan menyelesaikannya.Hakam sudah sering mengajak Faryn untuk pulang bersama. Namun, selalu ditolak. Hakam tidak terkejut lagi. Malahan kalau diterima, mungkin ia akan langsung pingsan.Berlebihan memang. Untuk ukuran orang yang sering ditolak oleh Faryn, sebuah kalimat persetujuan dari wanita itu bisa

    Last Updated : 2023-08-10
  • Jadi Istri Dadakan   Yang Tersembunyi

    "Kamu habis dari mana?" todong Lintang begitu melihat Linggar baru saja menutup pintu rumah.Seolah sudah menduga hal ini akan terjadi, Linggar berbalik badan tanpa ada sedikit pun raut wajah gusar sama sekali. "Menurut kamu habis dari mana?" tanyanya balik dengan nada acuh.Lintang yang saat itu memasuki trimester akhir, berjalan mendekat dengan sedikit kesulitan. Bukan hanya perut yang mengganjal, rasa sakit di sekitar perut bawahnya juga menjadi salah satu kesulitan baginya dalam beraktifitas akhir-akhir ini. Sebelah tangannya menahan perut untuk mengurangi sakitnya saat berjalan."Kamu nggak pernah pulang selarut ini sebelumnya," sahitnya begitu jarak mereka memendek.Linggar berdecak keras, menandakan betapa kesalnya ia dengan ucapan sang istri. "Maksud kamu apa? Aku keluyuran begitu?"Mendengar nada bicara Linggar yang semakin dingin dari hari ke gari, membuat Lintang jadi terpancing emosi. Bukan hanya karena emosinya yang tidak stabil saat hamil anak kedua, melainkan juga karen

    Last Updated : 2023-08-11
  • Jadi Istri Dadakan   Sasaran

    "Ma, Lanang mau makan nasi goreng buatan Uti," rengek Lanang sedari tadi.Lintang yang mendengar anak sulungnya terus meminta hal yang sama, lama kelamaan jadi geram juga. Pikirannya sedang kacau. Begitu pula dengan hatinya yang berantakan. Dan sekarang ia harus menghadapi keras kepalanya sang anak."Di rumah sudah ada makanan, Lanang," katanya dengan membendung kesabaran sebisanya.Tapi Lanang yang sama persisi sifatnya dengan Lintang, tidak mau menyerah. Anak itu justru semakin mengeraskan nada rengekannya disertai gerakan menarik-narik baju Lintang yang saat itu tengah menyusun bunga pada vas yang dipecahkan oleh Linggar."Lanang maunya nasi goreng, Ma."Panggilan-panggilan yang mulai membuat telinganya pengang dan begitu berisik, menjadikan emosi Lintang semakin tidak stabil. Ia naik pitam."Kalau Mama bilang sudah ada makanan, ya sudah makan itu!" bentaknya sambil mendelik.Lanang yang mendapatkan sentakan seperti itu berhenti merengek. Lalu sedetik kemudian bibirnya turun dan be

    Last Updated : 2023-08-12
  • Jadi Istri Dadakan   Iri

    Hakam tersentum sumringah saat melihat saldo di rekeningnya bertambah. Nominalnya sangat jauh di bawah gaji pekerjaan pertamanya. Anehnya ia justru merasakan kesenangan yang berlebihan. Seolah ia baru saja memenangkan perlombaan setelah bersaingan dengan ratusan orang.Padahal ini hanya tanggal gajiannya."Haha," Hakam tertawa sendiri di ruangannya.Gaji para karyawan juga sudah di transfer. Pekerjaaannya juga sudah hampir selesai. Akhir bulan begini, restoran memang lumayan lebih ramai. Tapi, Hakam tidak akan mengambil lembur malam ini.Hakam bersiul, mesenandungkan keriangan hatinya. Entah sudah berapa lama ia tidak merasakan perasaan semenyenangkan ini. Dalam benaknya penuh skenario palsu antara dirinya dan Faryn malam ini.Akhirnya, malam yang dinantinya datang juga.Suara ketukan di pintu kerjanya, mengalihkan perhatian. Ia memberikan ijin bagi karyawannya yang mengetuk di luar sana untuk masuk."Pak, ada Bu Davina. Beliau menunggu di ruang VIP," kata karyawannya."Kenapa nggak l

    Last Updated : 2023-08-14
  • Jadi Istri Dadakan   Gagal

    "Hakam?"Pria yang dipanggil itu menoleh ke belakang. Tampak sosok Lintang yang dtengah berdiri di ambang pintu tengah menatapnya dengan sorot yang sulit diartikan oleh Hakam."Iya, Kak?"Hakam bangkit dari posisi tiduran di atas ranjang di kamar Lanang dengan hati-hati. Setelah lelah bermain, keponakannya berulang kali menguap. Tentu bocah itu mrnolak ketika dirinya menyuruh untuk tidur. Terlebih lagi pamannya sudah semakin jarang berkunjung.Lanang hanya ingin menghabiskan waktu lebih banyak lagi dengan Hakam."Dia masih ingin bermain sepertinya," kata Lintang sembari mengedikan dagu ke arah anak sulungnya.Hakam menunduk sebentar lalu ikut tersenyum saat menanggapi. "Katanya tugas anak-anak otu bermain. Bukan tidur," ucap Hakam menirukan kalimat Lanang sebelum bocah itu terlelap pulas.Lintang tersenyum geli, "Dia makin pintar membantah."Hakam mencebikan bibir sambil mengangguk setuju, "Seperti mamanya, kan?" candanya.Lintang menonjok pelan lengan Hakam yang dibalas dengan elus d

    Last Updated : 2023-08-15
  • Jadi Istri Dadakan   Ingatan Samar

    "Kamu lucu banget waktu kecil," kata Lintang dengan terus memperhatikan foto di album kenangan di atas pangkuannya.Saat ini mereka tengah membuka album foto lama yang dibawa oleh Lintang setelah menikah. Foto masa-masa kecil mereka. Alasannya membawa album itu agar saat bisa membandingkan wajah Lanang dengan wajahnya saat masih kecil."Sekarang juga masih lucu kok," sahut Hakam dengan kedua telapak tangan di bawah dagu membentuk huruf V besar. Wajahnya dibuat seimut mungkin hingga Lintang yang melihatnya tertawa terbahak."Kalau sekarang sudah nggak ada kelucuan yang tersisa," ujarnya.Hakam tersenyum geli. Kedekatan mereka terus terjaga meski salah satu di antara mereka berdua sempat terpisah jauh dari rumah dan sekarang keduanya sudah sama-sama memiliki pasangan."Dulu waktu SD kamu cengeng banget. Sedikit-sedikit menangis." Mata Lintang masih menatap foto Hakam saat memakai seragam merah putih. Sedangkan isi kepalanya menerawang kembali ingatan yang telah berlalu.Hakam ikut menat

    Last Updated : 2023-08-16
  • Jadi Istri Dadakan   Bercerita

    Begitu selesai sarapan dan bermain sebentar dengan Lanang, ia berpamitan pulang. Meski Lanang terus merengek agar ia tetap tinggal. Tapi Hakam rasanya sangat ingin segera sampai di rumah. Hakam berjalan memasuki teras rumah dengan perasaan tak menentu. Ada yang membuatnya merasa ganjal dengan mimpinya semalam. Seharusnya ia sudah melupakannya, kan?Batinnya masih terus mempertanyakan siapa gerangan bocah itu? Setelah dipikir agak lama dengan sedikit melamun, akhirnya dia mengingat sesuatu. Hakam memang memiliki seorang teman lelaki yang selalu menemaninya. Hanya saja ia tidak bisa mengingat nama ataupun wajahnya.Saat tangannya meraih kenop pintu dan membukanya pelan, aroma sedap langsung menyeruak ke dalam hidungnya.Faryn tengah memasak!Hakam mengikuti aroma itu sambil terus mengendusnya. Tidak ingin menyia-nyiakan sedikitpun aroma yang menyenangkan indera penciumannya ini."Hakam!" sentak Faryn dengan tangan yang menyentuh dadanya. Ia terkejut setengah mati saat mendapati suaminy

    Last Updated : 2023-08-17
  • Jadi Istri Dadakan   Berhasil

    Bahari benar-benar memenuhi janjinya. Setelah seluruh karyawan menerima upah kerja yang sesuai, Pemimpin Jatayu Grup itu memecat Dedi dengan alasan jika dia tidak lagi menunjukan performa yang distandarkan perusahaan.Begitu kembali dari ruang kerja Bahari, pria itu mengamuk dan memaki sang atasan. Faryn tidak ambil pusing. Ia sudah berhasil mengusir salah satu pengganggu."Akhirnya dia dipecat juga," ujar salah satu karyawan dengan nada penuh kelegaan."Iya. Kurang ajar banget jadi pria," kata yang lain menanggapi."Dia pernah loh diam-diam pasang kamera di kamar mandi perempuan di kantor lamanya. Terus ketahuan. Sempat dilaporkan ke polisi. Tapi bebas.""Hah? Yang benar? Sampai sekarang masih nggak?""Kalau di kantor ini sepertinya dia nggak berani.""Kenapa?""Soalnya dia lebih sibuk cari muka ke Pak Bahari. Mana ada waktu untuk mesum seperti itu."Lalu dua karyawati itu tertawa. Faryn yang masih berada di bilik kamar mandi mendengarkan dengan seksama percakapan tersebut.Cari muka

    Last Updated : 2023-08-18

Latest chapter

  • Jadi Istri Dadakan   Saling Membalas

    Benarkah itu yang terjadi? Benarkah itu yang selama ini direncanakan oleh pemilik asli dari nama 'Faryn Titis Kemala' ini? Bukankah semua yang dikatakan Bahari semuanya terdengar mengada-ada? Pikirannya dipenuhi berbagai pertanyaan. Lava hanya membutuhkan jawaban 'tidak' untuk menyangkal semua tanda tanya di benaknya. Tapi siapa yang melakukannya? Kepada siapa harus bertanya? Siapa yang yang memberikan jawaban itu? Di tengah berkecamuknya batin dan pikirannya, fisik Lava masih berusaha keras untuk melepaskan diri dari cengkraman Bahari yang kini sudah berhasil mengunci pergerakan tangannya. Tubuh besar pria itu berada tepat di atas tubuh mungilnya. Lava sangat ketakutan saat ini. Untuk beberapa saat, ia berhara Hakam akan mencarinya, lalu menemukannya di sini, dan menyelamatkannya. Tapi akal sehatnya dengan cepat menyangkal itu semua. Semuanya tidak akan mungkin terjadi. Hakam tidak akan pernah mencarinya. Karena pria itu tidak akan pernah kembali kepada dirinya. "Anak dan

  • Jadi Istri Dadakan   Panggilan Masuk

    Berulang kali Hakam mengembuskan napas. Berusaha melegakan sesak di dadanya. Ia tidak percaya seratus persen dengan apa yang disampaikan oleh kakak iparnya. Tidak. Lebih tepatnya ia enggan percaya. Mana mungkin Faryn berselingkuh dengan Bahari, ayah iparnya? Wanita itu baru mengenal kepala keluarga Jatayu itu saat mereka mulai bekerja. Tidak mungkin dalam waktu sesingkat itu mereka bisa langsung saling tertarik. Tunggu dulu. Kenapa itu tidak mungkin? Bukankah mereka sering bertemu di kantor? Tapi apa mungkin seorang karyawan staf biasa bisa sering berkunjung ke ruangan atasan? Tentu saja tidak. Hakam pernah berada di posisi sebagai atasan, dan ia tahu betul tidak semua karyawan biasa bisa mampir ke ruangan kerjanya. Kalau pun bertemu secara langsung, tentu bukan di ruangannya. Melainkan di ruang rapat. Lalu kapan tepatnya Faryn dan Bahari mulai bermain api di kantor mereka saat kemungkinan intensitas berpapasan begitu kecil? Sudah pasti apa yang disampaikan oleh Linggar me

  • Jadi Istri Dadakan   Untuk Apa?

    Paras menatap iba sekaligus gamang pada Hakam. Bagaimana tidak? Ia adalah salah satu orang yang mengenal baik pria itu. Ia tidak ingin menyakitinya. Tapi hatinya tidak bisa berbohong bahwa Paras lebih mencintai Linggar."Jelaskan apa, Paras?" tuntut Hakam.Linggar menatap Paras tajam. Wanita ini, kenapa hanya menjelaskan saja membutuhkan banyak waktu? Akhirnya karena kesabarannya sudah makin terkuras, suami sah Lintang itu mendahului kekasihnya yang baru saja akan bersuara."Kami berpacaran dan sudah memutuskan akan menikah," jelas Linggar langsung ke inti.Hakam terkejut. Otot di tubuhnya terasa kaku. Rasanya jantung di balik tulang rusaknya berusaha melompat keluar. Dan tenggorokannya terasa tersekat bongkahan batu besar, hingga membuatnya sulit bernapa. Seolah seluruh oksigen di dunia sudah habis tak bersisa."A-apa?" tanyanya terbata. Informasi ini terlalu sulit diterima oleh otaknya. Bagaimana mungkin Linggar yang masih berstatus sebagai suami kakaknya, bisa mengatakan tengah me

  • Jadi Istri Dadakan    Akhir

    "Selamat datang, Sayangku." Sapaan yang diucapkan dengan nada yang dibuat seolah menyambut bahagia, menyapa telinga Faryn tatkala ia memasuki sebuah ruangan. Di dalam ruangan itu, hanya ada Bahari yang duduk sendirian di kursi kebesarannya. Mata Faryn dengan cepat memindai isi ruangan. Tidak ada yang berubah. Semua masih sama seperti terakhir kali ia ingat. Namun, hal itu tidak mengurangi sikap waspada wanita itu. Siapa yang tahu kalau Bahari sudah memasang jebakan? "Kenapa wajah kamu cemberut begitu?" tanya Bahari sembari bangkit dari posisinya. Kakinya berjalan pelan menghampiri Faryn yang bergeming dengan tatapan tajam menelisik. Pikirannya dipenuhi dengan banyak kemungkinan yang akan terjadi selanjutnya saat mantan atasannya itu mendekat. Yap, Faryn secara resmi sudah mengundurkan diri dari pekerjaannya dua minggu yang lalu tanpa sepengetahuan Bahari. "Apa uang, properti, dan saham yang saya berikan untuk kamu masih kurang?" lanjut Bahari sarkas. Faryn masih tetap diam mem

  • Jadi Istri Dadakan   Di Luar Rencana

    Seharusnya Faryn bertemu dengan Bahari pagi ini. Namun, ia tidak bisa melakukannya. Saat dirinya terbangun beberapa waktu lalu, nyeri menghantam kepalanya begitu keras sampai membuatnya kesulitan untuk sekedar mengangkat kepalanya. Setelah menghirup napas dalam-dalam dan melepaskannya perlahan melalui mulut, dia dapat mengendalikan sedikit rasa sakit di kepala. Meski dengan langkah sempoyongan, Faryn berhasil mencapai meja makan dan meneguk setengah gelas air putih yang tersisa dari minumnya semalam. Ia kira, rasa sakitnya bisa berkurang lagi setelahnya, sayangnya tidak. Rasa mual malah muncul. Dia berusaha secepat yang ia bisa untuk melangkah ke kamar mandi sebelum isi perutnya mengotori lantai yang akan menambah pekerjaannya pagi ini. Sesampainya di kamar mandi, tidak ada satu pun sisa makanan yang dicernanya yang keluar. Meski begitu, rasa mualnya masih belum berkurang. Ia memutuskan untuk duduk sebentar di atas closet. Napas terengah, muka basah, dan bibirnya pucat. Ia kem

  • Jadi Istri Dadakan   Olokan

    Hakam sama sekali tidak bisa dan tidak ingin memahami apa yang dijelaskan Faryn. Baginya semua itu tidak lebih dari sekedar alasan yang mengolok-olok dirinya.Dia melakukan banyak hal untuk Faryn, demi istrinya. Sebagai balasannya, wanitanya tetap berselingkuh dengan pria lain. Hakam rela melepas apa yang dia punya sebelumnya, untuk bisa bersama Faryn. Dan inilah hasilnya."Ha ... Hahaha. Sial," umpatnya pelan. Tawanya penuh dengan nada ironi yang terdengar menyesakan.Pukul tiga dini hari. Jika semuanya berjalan seperti biasanya, dia pasti sedang tertidur pulas untuk persiapan pulang beberapa jam lagi. Jika situasinya segawat barusan, saat sang kakak harus segera menjalankan operasi, tentu saja saat ini dia tengah menunggui kakaknya.Siapa sangka, sekarang dia malah berada di bar dengan keadaan setengah sadar akibat minuman keras yang ditenggaknya karena mengetahui istrinya selingkuh dengan kakak iparnya."Sial sial sial!" umpatnya kian geram. Ia kesal pada dirinya, pada Faryn, pada

  • Jadi Istri Dadakan   Pengakuan

    Faryn mengabaikan panggilan yang masuk ke ponselnya. Dia tidak peduli pada siapa yang mencoba menghubunginya. Tidak terkecuali suaminya sendiri. Setelah kekacauan yang dia buat, tentu pihak-pihak yang mengenalnya akan berebut mencari tahu kebenaran hubungannya dengan Bahari. Dan cepat atau lambat, Hakam juga akan mengetahuinya meski saat itu dia sedang berada di luar kota. Yang dilakukan oleh Faryn, hanya duduk diam menatap kosong pada televisi yang tidak dinyalakan. Wajahnya terpantul dari layarnya yang hitam, menampilkan raut tak terbaca. Ia sendiri juga masih menelaah mengenai perbuatan impulsifnya. Dan dalam dirinya sendiri mulai mengembangkan sebuah pertanyaan. Apakah semua yang ia lakukan ini sebanding dengan apa yang terjadi di masa lalu? Hidupnya hancur, hidupnya menderita. Dan dengan semua yang telah ia lakukan, kenapa dia tidak merasakan kelegaan atau pun ketenangan seperti yang dipikirkannya? Kalau begitu, sebenarnya apa yang ia cari dari semua ini? Semakin jauh ia

  • Jadi Istri Dadakan   Perlahan Hancur

    Hakam terus menarik napas panjang dan mengembuskannya perlahan selama perjalanan menuju rumah sakit. Dia berusaha menenangkan dirinya sendiri setelah menerima telpon dari Lintang. Jika sesuai jadwal, dia seharusnya baru kembali besok pagi.Tapi, Hakam tidak memiliki pilihan lain. Begitu menyelesaikan acara terakhir dari rangkaian acara seminar yang diikutinya, dia segera bergegas menyusul Lintang.Wanita hamil itu mengatakan jika ia kini berada di rumah sakit dan meminta Hakam untuk menemani. Dia harus segera menjalankan operasi untuk mengeluarkan bayi dalam kandungan karena air ketubannya kurang.Setahu Hakam, perhitungan hari lahir keponakan keduanya itu masih 2 minggu lagi. Ia tidak menyangka jika ternyata sang bayi ingin keluar lebih cepat.Bukan, bukan karena itu dia panik dan gelisah seperti sekarang. Melainkan karena sang kakak mengatakan jika tidak ada seorang pun yang menemaninya saat ini di rumah sakit.Mama sedang tidak enak badan dan sedang akan beristirahat, jadi Lintang

  • Jadi Istri Dadakan   Perlahan Rubuh

    Linggar kesal setengah mati. Setelah semua yang terjadi, tidak ada satu pun rencananya yang berjalan lancar. Rencananya untuk mengorbankan Vina ternyata tidak berjalan semulus yang ia kira.Vina adalah salah satu pion yang dia harapkan akan mengakhiri rencana Faryn yang tidak ia prediksi. Namun, nyatanya bukan wanita selingkuhannya yang berakhir. Malah hidup Vina yang memiliki kisah tragis.Linggar tahu semua perempuan yang menemani sang Papa ketika dinas keluar kota. Dia sudah mengetahui sejak lama bahwa Bahari menjadikan sahabat anak menantunya itu sebagai perempuan simpanan. Dan dia sama seai tidak mempermasalahkan apalagi peduli.Pria itu percaya Vani bisa menjadi senjatanya di kemudian hari. Yang tidak ia ketahui adalah ternyata perempuan itu bisa menjadi senjata yang berbalik menyerangnya. Senjata makan tuan."Argh. Sialan. Dasar pria tua tengik!"Linggar tidak berhenti memaki Bahari. Mulutnya dipenuhi sumpah serapah untuk Faryn dan Papa. Malam ini dia tidak bisa menemui Paras u

DMCA.com Protection Status