Beranda / CEO / Jadi Budak Kakak Ipar / SEBUAH PERHATIAN

Share

SEBUAH PERHATIAN

Penulis: Ummu Amay
last update Terakhir Diperbarui: 2024-02-08 19:06:52

Felisha hanya bisa menangis di kesendiriannya di salah satu kamar hotel yang berbeda dengan tempat di mana terselenggaranya akad nikah yang Alan lakukan.

Luna telah kembali ke kantor menemui sang tuan. Meninggalkan Felisha sendiri tanpa khawatir apakah perempuan itu akan kabur atau tidak. Sebab dua orang penjaga telah disiapkan oleh asisten Alan tersebut di depan kamar yang kini ditempati oleh sang nyonya baru.

"Kalian tahu akibatnya jika Nona Felisha sampai kabur atau pergi dari kamar ini," ucap Luna tanpa bermaksud mengancam para pengawal yang ditugaskan menjaga.

Dua laki-laki bertubuh besar itu mengangguk, mengerti.

"Tidak perlu kamu katakan, Luna. Kami tahu apa tugas kami saat ini."

"Ya, aku hanya mengingatkan. Jangan sampai peristiwa kaburnya Nyonya Dina terulang lagi."

Entah Luna bermaksud menyindir atau menakut-nakuti, tetapi saat insiden kaburnya Dina dari kediaman Tanujaya, kedua pengawal itu jugalah yang sedang bertugas di rumah mewah tersebut.

"Jangan menyindir kami,"
Bab Terkunci
Membaca bab selanjutnya di APP

Bab terkait

  • Jadi Budak Kakak Ipar   SETELAH SAH

    "Halo, Feli! Kamu lagi sama siapa?" Suara Erik terdengar samar ketika ponsel Felisha terjatuh ke atas ranjang. Perempuan cantik itu spontan melirik ke arah ponsel. Sesaat kemudian ia melihat wajah kakak iparnya yang tersenyum sembari sesekali melihat ke arah di mana terdengar suara seorang lelaki yang mungkin ia kenal."Apakah kamu sedang berbicara dengan seseorang?" tanya Alan seraya melangkah maju dan mendekati Felisha. "Eh, i-iya. Aku sedang berbicara dengan salah satu teman.""Ah, kamu punya teman rupanya." Alan terdengar sekali menyindir. "Punya, walau tidak banyak." Felisha menjawab seolah ingin memuaskan ejekan lelaki di depannya itu. Sekarang Alan sudah berdiri, tepat di depannya. Sembari melepas jas hitam, ia juga kemudian melepas dasi dari ikatan di lehernya. "Sepertinya kamu masih belum mengerti posisi kamu sekarang." Alan bersuara lembut. Saking lembutnya, Felisha justru merasa aneh. Perempuan itu tiba-tiba bergidik sebab suasana aneh yang terjadi. Bagaimana Alan ber

    Terakhir Diperbarui : 2024-02-10
  • Jadi Budak Kakak Ipar   KABAR UNTUK ALAN

    Setelah cukup waktu bagi Alan menormalkan kondisinya setelah mendapatkan pelepasan, ia lalu beranjak bangun menuju kamar mandi dan meninggalkan Felisha yang tampak lesu. "Kaka masih mencintainya bukan?" Tiba-tiba Felisha bertanya. Alan menoleh demi mendengar pertanyaan yang istrinya itu ajukan. Melihat penampilan Felisha yang polos dengan kain selimut yang menutup tubuhnya, Alan hampir mengurungkan niatnya untuk membersihkan diri dan berpikir untuk melanjutkan ronde berikutnya. "Apa yang kamu katakan?" Alan bertanya tak mengerti. Felisha membalas tatapan Alan. Tersenyum perempuan itu saat sang suami menatapnya bingung. "Nama Kak Dina telah terlontar dari mulut Kak Alan. Itu artinya Kak Alan masih mencintainya. Sosoknya masih ada di hati Kaka.""Kapan aku menyebut nama perempuan jal4ng itu?""Apakah Kak Alan lupa? Tadi setiap Kak Alan menikmati permainan yang Kaka buat sendiri, saat itu nama Kak Dina meluncur indah dari mulut Kaka.""Jangan sok tahu kamu!" Alan berseru kesal. "Ke

    Terakhir Diperbarui : 2024-02-11
  • Jadi Budak Kakak Ipar   KONDISI PAPA

    Alan tiba di rumah sakit tempat papanya dirawat dengan disambut oleh Sandi, asisten pribadi sang papa. Ia yang datang bersama Felisha, langsung menghampiri lelaki paruh baya yang berdiri di depan ruang ICU. "Bagaimana papa, Om?" tanya Alan dengan wajah penuh kecemasan. "Tenang, Alan. Papamu sudah sadar sekarang. Tapi, Om masih harus menunggu dokter keluar. Mereka sedang memeriksa apakah ada hal vital dari sadarnya papamu di dalam."Kabar yang Sandi sampaikan dengan suara yang tenang, menular hingga masuk ke seluruh syaraf Alan. Ketegangan yang ia rasakan saat mendapat kabar dari Alvaro, kini berangsur membaik dengan kelegaan yang terpancar di wajahnya. "Semoga papa benar-benar sembuh sekarang," harap Alan dengan wajah yang terlihat sekali bahagia. Setelahnya ia mendekat Felisha yang sebelumnya sempat ia abaikan. Pengusaha muda itu meminta istri barunya itu menyalami Sandi, orang kepercayaan keluarga Tanujaya yang sudah dianggap seperti saudara. "Om, Felisha." Alan berkata seraya

    Terakhir Diperbarui : 2024-02-11
  • Jadi Budak Kakak Ipar   MENYAMPAIKAN KABAR

    "Aku sudah menikah dengan Felisha."Alan langsung mengenalkan status barunya dengan Felisha kepada sang papa. Lelaki itu tampak percaya diri meski ia berpikir bahwa papanya tak akan setuju. "Bagaimana dengan mamanya Rafael?" Tuan Adi tidak menyebut nama Dina secara langsung.Hal itu membuat Felisha canggung. Sebab ia tahu bagaimana dulu Tuan Adi memperlakukan kakaknya, Dina. Sangat baik dan perhatian. Tapi, saat ini ia melihat sikap berbeda yang lelaki tua di depannya tunjukkan. "Aku enggan membahas perempuan itu sekarang, Pah. Papa baru pulih, lebih baik kita bahas tentang kondisi Papa saja.""Kondisi Papa kamu sudah tau, Alan. Papa yakin Farhan sudah menjelaskan semuanya secara detail. Benar begitu bukan?"Alan mengangguk. Sangat mudah ditebak jika dua lelaki yang sudah lama bersahabat itu tahu caranya menenangkan satu sama lain. Termasuk memberikan perhatian lebih kepada siapapun orang terdekat mereka. "Ya sudah, apa lagi yang mau kita bahas kalo gitu?" Tuan Adi menatap putrany

    Terakhir Diperbarui : 2024-02-16
  • Jadi Budak Kakak Ipar   CERITA DUA SAUDARA

    Alan benar-benar tak mau menghilangkan kesempatan terbaiknya sebagai pasangan pengantin baru. Melihat Felisha yang tak lagi menolak aksi darinya, seperti tak mau membuang kesempatan selama ia ingin dan belum merasa puas. Setelah panggilan dari Erik harus berakhir dengan keintiman mereka di dalam mobil, kini Alan meminta adik ipar yang sudah sah menjadi istri keduanya itu untuk istirahat. Sedangkan dirinya memutuskan untuk pergi bersama para pengawal dan asisten setianya. "Apakah tak boleh aku mengajak teman untuk menemani aku selama di sini?" tanya Felisha sesaat sebelum Alan pergi. "Aku memintamu untuk istirahat karena aku akan kembali meminta jatahku. Jadi, jangan meminta sesuatu yang tidak akan mungkin aku kabulkan di waktu-waktu seperti sekarang ini."Tidak perlu menjelaskan, Felisha sangat mengerti maksud ucapan Alan barusan. "Apakah kamu berpikir bahwa saat ini kamu sedang liburan, begitu?""Tidak," jawab Felisha seraya menggeleng. Ia cukup tahu diri posisinya saat ini."Jad

    Terakhir Diperbarui : 2024-02-16
  • Jadi Budak Kakak Ipar   AWAL MALAM PERTAMA

    Alan terlihat memicingkan matanya ketika melihat penampilan Felisha setibanya ia di kamar hotel. Hal itu membuat Felisha takut dan cemas sebab aura negatif yang tiba-tiba saja hadir. "Apakah cuma baju ini yang Luna siapkan?" Alan bertanya memastikan pekerjaan anak buahnya. Pertanyaan yang sebetulnya biasa, entah mengapa membuat Felisha semakin ketakutan. "Tidak, Kak. Banyak pakaian di lemari yang sudah Luna siapkan.""Lalu, kenapa baju ini yang kamu pakai?" Perlahan Alan mendekati Felisha. Ia kemudian berhenti melangkah setelah berdiri tepat di depan sang istri. "Apakah menurut Kak Alan baju ini jelek?" Felisha bertanya tanpa berani menatap lelaki di depannya itu. "Ya. Untuk malam ini baju yang kamu kenakan sekarang terlihat sangat buruk. Mataku bahkan sakit saat melihatnya."Felisha mencoba memindai tubuhnya sendiri. Ia bisa memastikan jika semua pakaian yang ada di dalam lemari tak ada satu pun yang buruk. Semua cantik dan bagus. Bahkan untuk pakaian Alan sendiri meski didomina

    Terakhir Diperbarui : 2024-02-17
  • Jadi Budak Kakak Ipar   SYARAT YANG ALAN AJUKAN

    Alan mencoba memikirkan permintaan Felisha. Satu minggu pergi kuliah dengan status baru sebagai pengantin baru? Meski Alan tak ada di siang hari karena masih harus bekerja, tetapi ia seperti belum rela mengizinkan istri barunya itu untuk kembali menjalani rutinitas hariannya. Namun, dilihatnya wajah wanita itu yang memandangnya penuh harap, pikiran Alan pun mulai goyah. "Puaskan aku malam ini, baru aku akan pikirkan permintaanmu itu."Pada akhirnya Alan akan menuruti apa yang Felisha minta, tapi ia seperti sengaja ingin mengerjai istrinya untuk mau melakukan sesuatu yang seru malam itu. Kedua mata Felisha mengerjap berkali-kali, seolah tak mengerti maksud yang Alan katakan. "Aku tidak akan berlaku kasar malam ini. Sebagai gantinya, layani aku sesuai kemampuanmu. Jadikan malam pertama kita sebagai sebuah memori yang pantas untuk dikenang," ucap Alan sembari menyeringai. Seketika debaran di hati Felisha mulai bereaksi. Ia terkejut sebab permintaan Alan yang ingin mendapatkan pelaya

    Terakhir Diperbarui : 2024-02-19
  • Jadi Budak Kakak Ipar   IZIN DIBERIKAN

    Alan masih mencoba bertahan. Ia masih mendiamkan Felisha dengan segala aksinya. Tak ada penolakan atau keengganan yang lelaki itu berikan. Justru sikap diamnya membuat Felisha leluasa bergerak dan melayani. Satu erangan lolos ketika Alan masih menikmati usaha sang istri. Aksi amatir tapi Alan nilai lumayan sebab pengalamannya yang nol. Felisha sendiri terlihat kaku ketika melakukan semuanya. Tak ada persiapan atau pemikiran jika yang ia lakukan saat ini adalah sebuah penilaian yang akan Alan berikan sebagai bahan pertimbangan atas permintaannya. Bagi Felisha ia hanya berharap supaya Alan bersikap baik padanya setelah ini. "Segini saja? Apa tak ada kelanjutannya?" tanya Alan saat melihat Felisha beranjak bangun dan memandang ke arahnya. Tampak istrinya itu mengusap bibirnya yang basah. Sesuatu yang menempel di sana, membuat Alan tanpa sadar menggeram. "A-aku hanya terlalu takut."Jawaban yang aneh menurut Alan karena sejak Felisha memulai, tak ada reaksi marah atau kekesalan yang

    Terakhir Diperbarui : 2024-02-20

Bab terbaru

  • Jadi Budak Kakak Ipar   PENYESALAN ALAN

    "Katakan, apa ia sudah berhasil melakukannya?"Kata 'melakukan' yang Alan maksud sangat bisa Felisha pahami dengan jelas. Suaminya pasti berpikir bahwa Gani telah berhasil melecehkannya karena kondisi Felisha saat itu yang hampir tak berbusana. "Menurut Kak Alan?" sahut Felisha dingin. "Jangan menantangku, Felisha. Jawab saja pertanyaanku karena cuma kamu satu-satunya yang ada di sana.""Kenapa tidak Kaka tanyakan saja pada lelaki brengsek itu. Berharap saja ia berkata jujur.""Andai ia masih hidup pun aku tak sudi bertanya padanya."Sontak Felisha terkejut. Jadi, benar anggapannya jika suara tembakan itu tertuju pada Gani. "Kenapa? Kamu tidak rela lelaki itu mati?""Apa sebenarnya yang Kak Alan harapkan dari jawabanku?""Aku hanya ingin tahu sejauh apa dia melakukannya padamu.""Lalu, setelah tahu Kaka mau apa?" Felisha menatap Alan marah. Lelaki itu berjalan mendekat, lalu berdiri di sisi ranjang. Tampak tatapannya yang begitu dingin dan penuh amarah. "Kaka mau menceraikan aku,

  • Jadi Budak Kakak Ipar   PENYELAMATAN

    Gani tertawa mendengar pertanyaan yang Felisha ajukan. Menurutnya Felisha tak perlu tahu apa yang terjadi atas hubungannya dengan Dina, kakak sepupunya itu. "Dina bosan. Pengusaha itu terlalu monoton. Jadi, ia memutuskan untuk pergi sejenak untuk bersenang-senang.""Monoton? Apa maksudmu?" tanya Felisha tak mengerti. Tawa Gani semakin kencang seolah Felisha telah melakukan sesuatu yang lucu di depannya. "Apalagi, Feli? Menurutmu apa yang monoton kalau bukan urusan ranjang?" sahut Gani tertawa. "Seks," lanjutnya berkata pelan. Seketika Felisha paham. Sejenak ia membayangkan apa yang Gani katakan. 'Monoton? Apakah Kak Dina seseorang yang hyper? Bagaimana bisa ia menilai kalau Kak Alan seorang yang monoton?' benak Felisha bertanya. Sejauh yang Felisha rasakan selama melayani Alan, lelaki itu sama sekali tidak monoton. Alan sangat aktif dan penuh gaya. Namun, entahlah. Mungkin bagi seorang Felisha yang selama ini tak pernah melakukan hubungan intim dengan orang lain kecuali dengan

  • Jadi Budak Kakak Ipar   MENGULUR WAKTU

    Saat ini hanya tinggal Felisha dan Gani saja di dalam ruangan. Dina sudah pergi bersama orang-orang bayarannya sebab tak ingin melihat aksi yang Gani lakukan terhadap Felisha. "Tak ingin melihat wanita ini mati tersiksa?" tanya Gani sesaat sebelum Dina pergi meninggalkannya. "Kau gila kalau berpikir aku mau melihat kalian bersenang-senang," balas Dina waktu itu. Yang kemudian mendapat respon tawa mengerikan dari mulut Gani. Sekarang giliran Felisha yang ketakutan karena membayangkan hal apa yang hendak lelaki itu lakukan kepadanya. 'Sampai membuat calon bayi di dalam kandunganku mati, itu berarti ada dua kemungkinan. Tapi, apakah ia akan setega itu padaku?' batin Felisha demi membayangkan hal mengerikan tentang kemungkinan buruk yang akan terjadi. "Kamu tahu, aku serius ketika mengatakan bahwa wajahmu sangat mempesona. Jadi, aura wanita yang sedang hamil memang tak bisa dipungkiri begitu menggoda." Perkataan Gani tentang Felisha yang sempat membuat Dina cemburu, kembali lelaki it

  • Jadi Budak Kakak Ipar   SEBUAH PERINTAH

    Felisha merasakan suasana yang dingin dan lembab. Ia tak tahu ada di mana sekarang. Karena selain kedua matanya yang tertutup, suasana hening di tempat tersebut semakin membuat keberadaannya tak bisa dibayangkan. Wanita itu hanya ingat mobil yang Pak Zaky kendarai dihadang oleh rombongan mobil lain ketika ia sudah hampir sampai rumah. Beberapa orang berpakaian serba hitam, seperti pakaian para anak buah Alan, turun dari dalam mobil tersebut lalu menghampiri dan menarik paksa dirinya keluar. Felisha tak diam saja, termasuk Luna dan dua pengawal yang Alan tugaskan untuk menjaganya. Mereka melawan sampai akhirnya terjatuh dan tak berdaya sebab jumlah yang tidak sebanding. Bahkan, Felisha harus pingsan ketika salah seorang dari mereka memukul tengkuknya dengan kencang. Setelah itu ia tak lagi ingat apa yang terjadi. Berapa lama ia tak sadarkan diri hingga kemudian terbangun di sebuah tempat yang saat ini ia rasakan terasa mencekam. Bagian yang terlewati tak ada dalam memorinya. Lama Fe

  • Jadi Budak Kakak Ipar   PENCULIKAN

    Alan memutuskan untuk segera menyusul Felisha yang sudah pulang lebih dulu setelah tak ada hal apapun yang dilakukan oleh mereka berdua di kantor selain bertengkar. Alan yang baru saja mendapat pencerahan atas kelalaiannya terhadap sang istri, kini menyesali apa yang sudah terjadi. Alvaro, lelaki yang mendadak menjadi seorang penasihat perkawinan, rela menghabiskan waktunya di kantor setelah sebelumnya habis dimarahi oleh sang tuan. Dianggap tak becus memberi nasihat serta saran, yang nyatanya justru Alan sendiri yang salah menanggapi saran tersebut. "Aku akan pulang dengan pengawal. Kamu selesaikan saja laporan kegagalan proyek tahun lalu, lalu kirimkan hasilnya ke email-ku. Aku harus meminta maaf pada istriku karena kebodohan yang sudah aku buat."Alvaro senang mendengarnya. Itulah mengapa ia dengan penuh kerelaan lembur hari itu sebab tugas yang tak main-main Alan berikan. 'Semoga saja Nona Feli mau memaafkan Anda, Tuan. Sebab setahuku, wanita hamil akan sulit dibujuk apalagi un

  • Jadi Budak Kakak Ipar   TAK PEKA

    Sekian menit berjalan masih dengan diamnya Alan sebab aksi yang istrinya lakukan. Ciuman yang Felisha lakukan kali ini, entah mengapa membuatnya tidak terbuai. Ia hanya kaget karena istrinya bisa melakukan hal tersebut. Tak jua mendapatkan respon dari Alan, Felisha akhirnya melepaskan ciumannya. Ia menghentikan aksinya karena merasa jika lelaki itu tidak menyukainya. Alan melihat Felisha menunduk. Sedangkan Felisha melakukan hal itu karena tatapan mata Alan yang tajam seolah tengah menunjukkan suasana hatinya saat ini. "Maafkan aku." Felisha merendahkan dirinya dengan meminta maaf terlebih dahulu. Meski hatinya sendiri masih merasa tak rela karena keinginannya tidak dituruti. "Apakah kamu menyadari kesalahanmu?" tanya Alan dengan suara pelan dan berat. "Entah kesalahan mana yang Kaka maksud, tapi aku merasa jika aku harus meminta maaf.""Tidak tahu kesalahanmu, tapi kamu meminta maaf? Apakah itu bukan tindakan bodoh namanya?"Sejenak Felisha memberanikan diri untuk membalas tatap

  • Jadi Budak Kakak Ipar   TINDAKAN BERANI FELISHA

    Lima belas menit sudah Alan menunggu Felisha datang. Menurut kabar yang didapat, wanita itu hampir tak mau turun ketika mobil sudah berhenti di pelataran gedung kantor. "Anda tahu, Nona, saya dan semua pengawal akan mendapat hukuman jika Anda tak mau turun dan menemui tuan di atas." Untuk kali ini Luna terpaksa mengancam. Bukan omong kosong jika Felisha benar-benar tak mau keluar dan menemui sang tuan, maka ia dan semua pengawal yang mendapat penugasan hari itu, bisa dipastikan dipecat dari pekerjaan mereka. Felisha menatap Luna yang terlihat berusaha merayu. Namun, entah apa yang terjadi dengan dirinya, Felisha seperti kukuh dengan pendiriannya. "Aku cuma mau pulang, Luna. Aku lelah. Sejak pagi aku keluar rumah. Kalau aku turun dan menemui Kak Alan, entah sampai jam berapa aku baru bisa pulang dan istirahat." Felisha mencoba memberikan alasan atas keengganannya turun menemui sang suami. "Kalau Anda lelah, kenapa tadi Anda berpikir untuk pergi dengan kawan Anda? Tuan sudah tahu i

  • Jadi Budak Kakak Ipar   KISI-KISI RASA

    Felisha benar-benar merajuk. Setelah Gina mengajaknya pulang, ia justru mengiyakan ajakan Erik yang tiba-tiba datang menyusul. "Fel, serius?" tanya Gina yang sudah berdiri bersama Zaky, pacar barunya. "Iya. Udah lama juga aku enggak pergi ke pantai."Rupanya Erik mengajak Felisha untuk jalan-jalan ke pantai. "Ini masih panas loh!" seru Gina yang sedikit kurang setuju dengan tujuan Erik mengajak Felisha pergi."Sampe sana juga udah sore, pasti cuaca juga udah enggak panas kok, Gin!" Felisha mencoba menjelaskan supaya Gina tidak perlu mencemaskannya. "Rik, enggak bisa cari tujuan lain?" Kali ini Gina memilih berbicara dengan Erik. Lelaki itu hanya tersenyum seolah kekhawatiran Gina terlalu berlebihan. "Pantai pinggir kota, Gin. Enggak jauh. Lagian tempatnya juga adem. Enggak usah khawatir Felisha bakal kepanasan. Felisha-nya juga mau kok!" Erik tertawa menatap Gina. "Ya, ya, aku tahu. Aku cuma khawatir aja kalo Felisha sampai sakit lagi.""Loh! Memang kapan kamu sakit, Fel?" Erik

  • Jadi Budak Kakak Ipar   SEBUAH PERINGATAN

    "Anda main terlalu terburu-buru. Padahal saya belum selesai mengatakan tujuan saya datang kemari," ucap Gani dengan wajah yang sudah tak lagi seperti di awal. Beberapa luka memar berwarna keunguan muncul di sekitar wajah, seperti di area sudut bibir dan bawah mata. Alan yang sudah bisa dihentikan aksinya sebab emosi yang hadir karena ucapan lelaki di depannya itu, kini tampak terdiam di kursi kebesarannya bersama Alvaro. "Saya hanya ingin menawarkan sesuatu yang mungkin menguntungkan bagi perusahaan Anda.""Orang sepertimu mana pernah bisa dipercaya.""Tapi, orang seperti saya akan mencari apapun yang bisa menguntungkan. Termasuk bekerja sama dengan lawannya."Tawa mengejek masih bisa Gani lakukan meski tampangnya sudah 'hancur' sebab pukulan Alan. Sikap angkuh yang masih bisa ia tunjukkan demi membuat lawan bicaranya terpancing tak mampu membuat Alan kembali melancarkan aksinya. "Tak perlu kau katakan, aku tak akan mau bekerja sama.""Sungguh?""Aku tak perlu meyakinkan seseorang

DMCA.com Protection Status