Home / Fantasi / Jade : The Mighty Amethys / Bagian 7 : He is Redrock

Share

Bagian 7 : He is Redrock

Author: Lighteve
last update Last Updated: 2021-09-09 22:41:36

Rachel melihat apa yang tersisa dari rumah lamanya. Puing-puing yang berserakan dan debu tebal di sekitarnya. Dengan cekatan Rachel membersihkan tempat itu. Gadis mengeluarkan belatinya dan mulai memotong rumput dihalaman itu. Membersihkan tanaman liar dan membuang dedaunan kering yang ada di dalam rumah. Rachel juga mencari beberapa kain bekas untuk selimutnya nanti malam. Saat Rachel keluar, pemuda itu telah duduk dihalaman rumah. Dia tersenyum lebar melihat Rachel sambil menenteng beberapa ikan.

“Aku menangkap beberapa ikan.”

Rachel menghela nafas dan membiarkan pemuda itu membuat api unggun dihalaman rumahnya. Dapur milik neneknya sudah hancur tak bersisa. Dia tak mungkin membersihkan semua puing-puing ini dalam sehari tapi hari sudah mulai gelap.

“Kau bisa memanggilku Ethan, Ethan Bedwyn.” Sekarang Rachel tahu nama pemuda yang selalu menganggunya itu, “dan aku seorang anggota Redrock.”

Gerakan tangan Rachel langsung terhenti saat mendengar lanjutan kalimat Ethan. Hanya beberapa detik setelah itu Rachel kembali melanjutkan makan malamnya tanpa berbicara sepatah katapun. Beberapa kali Rachel juga menolak memandang Ethan saat pemuda itu mencoba memulai percakapan.

“Apakah kau sangat membenci Redrock?” Rachel tidak menjawab.

“Aku akui, kami memang menghancurkan banyak tempat tapi kau tidak bisa menyamaratakan semua orang dan melabeli orang lain sesukamu.”

Ethan mencoba membujuk Rachel, namun Rachel kembali mengabaikannya. Dia memilih meninggalkan Ethan dan pindah menuju beranda dan bersiap untuk tidur. Rachel mendengar helaan nafas pelan dari pemuda itu saat dia tidak bisa membujuk Rachel. Rachel terus diam dan memejamkan matanya.

“Baiklah, Aku tidak bisa memaksamu untuk mempercayaiku. Tapi aku beri tahu satu hal.”

Ada nada kalah dalam kalimatnya. Rachel hanya diam namun telinganya mendengar setiap kata yang Ethan ucapkan.

“Mereka sedang berangkat menuju Dewwy, Istana Kerajaan akan hancur sebelum matahari terbenam esok hari.”

***

Rachel mencoba memejamkan matanya dan menenangkan diri untuk tidur. Namun semakin dia memaksa tubuhnya untuk terlelap, ucapan Ethan semakin keras bergema di telinganya. Pemuda itu menghilang setelah mengucapkan hal itu dan menyisakan Rachel yang sedang bimbang. Akhirnya di tengah malam Rachel mengambil kudanya lalu berkuda ke ibukota Crator. Karena jika benar apa yang Ethan ucapkan maka dia bisa mencegah mereka dari pembantaian Redrock.

Rachel memacu kudanya secepat mungkin untuk pergi ke Dewwy. Namun saat fajar muncul dan dia tiba disana Dewwy telah sirna. Kota itu telah hancur. Bangunan yang terbakar, kereta yang hancur berserakan, dan mayat penduduk yang tergeletak begitu saja di jalanan. Rachel hanya bisa menutup mulutnya saat melihat penduduk kota yang tak bernyawa. Rachel turun dari kudanya dan mencoba memeriksa mereka, mencari satu atau dua orang yang berhasil selamat. Namun sayangnya sepanjang jalan yang dia lalui tak seorangpun yang masih bisa berdiri.

“Kau kembali?” sebuah suara tak asing terdengar di telinga Rachel. Gadis itu memalingkan wajahnya dan melihat wanita yang dia kenal berdiri tak jauh dibelakangnya.

Seketika gejolak amarah terasa didada Rcahel. Tanpa sadar gadis itu mengepalkan tangannya erat saat memandang wajah itu. Masih wajah yang sama dengan senyuman yang sama pula. Berdiri dengan angkuh diujung jalan dengan sebuah seringai yang membuat wanita itu terlihat lebih licik dibanding sebelumnya.

“Aku kira kita tidak akan pernah bertemu,” ucap wanita itu lagi. “Kau memiliki kesan istimewa dalam benakku. Satu-satunya gadis yang bisa lolos dari mantra api milikku,” lanjutnya.

Rachel bangkit dan berdiri menatap wanita itu. Wanita yang ia kenal lima hari yang lalu. Rachel masih bisa mengingat dengan jelas suara tawa wanita itu saat menyiksa Nerissa dan kini dia kembali berdiri di depan Rachel setelah menghancurkan Dewwy.

“Lucinda?”

“Kau mengenalku? Hmm… Aku tersanjung.”

  Cih…

Pembunuh sepertimu memang cukup terkenal. Karena akan ada imbalan besar bagi siapapun yang bisa memusnahkanmu,” balas Rachel.

“Aku benar-benar mengagumimu. Bukan hanya keistimewaanmu, namun keberanianmu untuk berdiri didepanku dan menghinaku. Kau sungguh luas biasa.” Wanita itu tertawa mendengar ucapan Rachel. Dia bahkan bertepuk tangan dan memuji keberanian Rachel. “Sayang sekali kau bukan anggota Redrock.” Tambahnya.

Rachel menggeleng tegas setelah mendengar kalimat terakhir wanita itu. “Aku tidak sudi.”

Rachel mengambil belati yang ada di pinggangnya dan bersiap menarik belati itu saat wanita itu mengayunkan tongkat yang dia pegang. Rachel tahu dia tidak akan bisa menang melawan wanita itu, tapi setidaknya Rachel tidak akan diam saja.

“Mengapa kau membunuh mereka?”

“Mereka? Huh.. nyawa mereka akan jauh lebih berguna jika mereka tiada.”

Rachel sama sekali tak bisa memahami pola pikir wanita itu. Dia dengan mudahnya membunuh ratusan orang dan mengatakan nyawa mereka tak berharga.

“Apakah nyawa sama sekali tak ada harganya dalam pandanganmu?”

“Kau salah, justru nyawa itu sangat berharga. Jika digunakan dengan tepat dan diberikan pada orang yang tepat pula.”

“Apa maksudmu?”

“Kau akan tahu nanti, tapi sebaiknya kau segera pergi atau Vinetree akan menangkapmu disini.” Lucinda menarik tangannya dan menyimpan kembali tongkat miliknya. Mengabaikan Rcael yang masih waspada dengan belati di tangannya. “Kau tahu sangat sulit meyakinkan mereka jika mereka melihat kau disini.”

“Kembali menjadi satu-satunya anak yang selamat untuk ke-tiga kalinya atau…” wanita itu menjeda kalimatnya dan melihat sekitar sebelum kembali berucap, “kembali menjadi tersangka.”

Rachel tidak memahami maksud ucapan Lucinda yang terdengar aneh di telinganya. Tapi sat gadis itu memahami maksud Lucinda semuanya terlambat. Sesuai ucapan wanita itu, Rachel mendengar suara tapak kaki kuda yang semakin mendekat. Rachel bermaksud berlari meninggalkan tempat itu tapi dia telah dikepung. Pasukan Vinetree berdiri mengelilinginya.

“Jadi benar semua ini ulahmu? Lalu kau menggunakan Redrock sebagai alasan?” ucap salah satu anggota Vinetree.

Rachel menggeleng menatap mereka. Tubuhnya bergetar menatap semua orang yang menatapnya penuh kebencian.

“Bukan, bukan aku.”

“Jika bukan kau, lalu siapa lagi? Hanya ada kau seorang disini? Aku tak percaya gadis sepertinya bisa melakukan hal keji seperti ini.”

Rachel tak mampu berbicara saat semua orang mulai menghakiminya dan menuduhnya atas pembantaian ini. Air mata mulai menggenang di kedua pelupuk mata Rachel. Rachel juga melihat gadis yang pernah merawatnya beberapa hari yang lalu memandangnya dengan kecewa.

Bukan aku.” lirih Rachel.

“Tangkap dia! Bawa dia pada Putri Florian.” Rachel tak bisa pergi atau kabur karena mereka semua berdiri mengelilinginya.

“Rachel, ikutlah dengan kami.”

“Elise, berhenti bersikap lembut padanya.”

Rachel menggeleng pelan saat tiga orang wanita turun dari kudanya dan mendekati Rachel. Mereka mengikat tangan Rachel dan menuntunnya meninggalkan Dewwy namun belum sempat mereka keluar dari gerbang kota sebuah ledakan terjadi yang membuat gerbang kota runtuh dan menutup jalan keluar mereka.

Rachel melihat seklias bayangan seseorang berlari di antara debu yang beterbangan. Ethan?

“Waspada!”

Rachel melihat kepulan asap mendekat ke arah mereka. Disertai angin dingin yang tiba tiba berhembus kencang. Rachel memejamkan matanya saat debu beterbangan mengaburkan pandangan setiap orang. Tiba-tiba sebuah tangan menarik Rachel dan tubuh Rachel terasa seperti tertarik kedalam sebuah lubang yang sempit hingga membuatnya merasa sesak dan kesulitan bernafas.

“Rachel, bernafas, bernafaslah.” Rachel mendengar suara Ethan dan dia membuka matanya lalu segera menarik nafas dalam. Dada Rachel masih berdegup kencang dan dia menatap Ethan dengan penuh tanda tanya. Rachel melihat sekitar dan menemukan dirinya berada di sebuah padang rumput hijau nan luas.

“Dimana ini?”

“Redrock.”

Related chapters

  • Jade : The Mighty Amethys   Bagian 8 : Innocent Trap

    Ethan membawa Rachel pergi ke Redrock, tanah para Wizard. Setelah mereka berhasil kabur dari para Vinetree Rachel memilih mencoba percaya pada Ethan meski sebagian dari dirinya masih merasa ragu karena identitas Ethan. Ethan membawa Rachel menuju kediamannya secara diam-diam. Ethan mengatakan bahwa mereka tidak di ijinkan membawa orang luar masuk ke dalam wilayah mereka.“Mengapa kau pergi kesana?”Pertanyaan itu sudah ditahan oleh Rachel sejak pertama kali dia tiba di Redrock tapi dia ingin tahu alasan kenapa Ethan membantunya. Ethan tak langsung menjawab pertanyaan Rachel tapi menghindar dengan memberikan beberapa pakaian bersih pada Rachel.“Sebaiknya ganti pakaianmu dulu.”Rachel menerima pakaian itu lalu pergi untuk mengganti pakaiannya. Setelah selesai berganti pakaian Rachel keluar dan tak menemukan Ethan disana. Rachel mengelilingi rumah Ethan yang jauh lebih sederhana dari panti asuhannya dulu. Sebuah ruang tamu, ruang mak

    Last Updated : 2021-09-10
  • Jade : The Mighty Amethys   Bagian 9 : Who's The Swindler?

    Rachel membawa Ethan menuju tempat dia menyimpan Jade Amora setelah dia melihat sendiri tubuh Nerissa yang masih bernafas di istana Redrock. Gadis itu ada disana meski nafasnya sangat lemah. Tapi setidaknya ada harapan bahwa dia akan selamat. Rachel membawa Ethan dan beberapa anggota Redrock kembali ke hutan Fleure karena disanalah dia menyembunyikannya. Rachel mengatakan bahwa mereka harus melewati air terjun yang ada disana. Namun dengan sekali ayunan tangan aliran air terjun itu terbelah dan memperlihatkan sebuah gua kecil disana. Rachel bermaksud masuk ke dalam tapi Ethan menghentikannya. “Aku tidak tahu jebakan apa yang kau siapkan disana. Sebaiknya kau diam disini bersamaku.” Ethan menatap pengawalnya dan dua orang di belakangnya masuk ke dalam gua itu. Sesuai perkiraan Ethan tak berapa lama terdengar teriakan dari dalam gua disertai suara geraman keras di dalam sana. Rachel bergidik ngeri mendengar suara geraman itu tapi Ethan biasa saja. Setelah menun

    Last Updated : 2021-09-11
  • Jade : The Mighty Amethys   Bagian 10 : Crator's Destiny

    Camp itu berbeda dengan perkemahan yang berada di pegunungan Mitah. Tempat itu jauh lebih luas dan dihuni banyak orang. Namun dari sekian banyak penghuni campe tersebut tak ada satupun yang mengenal Rachel atau menatap Rachel dengan tatapan aneh. Mereka semua fokus pada apa yang mereka kerjakan tanpa sibuk mengurusi orang lain. Selain itu, perkemahan itu sangat berbeda dengan Camp sebelumnya karena bukan didirikan dengan banyak tenda melainkan bangunan permanen yang layaknya istana luas. Mereka menyebut kastil itu dengan sebutan Kastil Irdawn.Elise telah menceritakan sedikit sejarah tentang Crator yang tak pernah Rachel pedulikan sama sekali selama ini. Terutama tentang Redrock dan Vinetree. Dua Klan terbesar di kerajaan ini yang saling bersaing selama bertahun-tahun. Vinetree adalah golongan orang yang terlahir dengan kemampuan istimewa dalam hal kekuatan fisik. Mereka memiliki kelebihan yaitu memiliki senjata mereka sendiri sejak lahir. Senjata itu akan

    Last Updated : 2021-09-12
  • Jade : The Mighty Amethys   Bagian 11 : Behind the Prophecy

    Pandangan Rachel semakin kabur dan telinganya berdengung keras. Tiba-tiba tubuhnya terasa seperti terjatuh ke dalam air dingin yang sangat dalam. Penglihatannya memudar dan dia kesulitan bernafas. Rachel berusaha meraih apapun di sekitarnya namun sayangnya tak ada apapun disana. Semakin Rachel berusaha bergerak maka semakin dalam dia akan terjatuh dan semakin gelap pula pandangannya.Rachel terbangun di sebuah padang rumput hijau yang dipenuhi bunga. Kupu-kupu beterbangan di tempat itu mengelilingi Rachel. Mereka berkumpul dan membentuk siluet seorang gadis yang menunduk seakan memberi salam pada Rachel. Rcahel mengangguk samar pada kumpulan kupu-kupu itu yang segera beterbangan menjauh. Rachel bangkit dari tempatnya dan mulai menjelajahi tempat itu. Dia berjalan mengelilingi padang rumput itu hingga dia tiba di sebuah tebing tinggi.Saat dia tiba di tebing tinggi itu tiba-tiba langit berubah gelap. Rachel tak tahu apa yang terjadi padanya namun tubuhnya bergerak denga

    Last Updated : 2021-09-13
  • Jade : The Mighty Amethys   Bagian 12 : Next Destination

    “Rae..” Rachel mendengar suara Elise dan melihat gadis itu berlari ke arahnya. “Aku lupa ingin menanyakan sesuatu padamu, siapa Nerissa? Kau memanggilku Nerissa sebelum kau pingsan.” Jadi itu hanya bayangan Rachel saja rupanya. “Tidak, aku hanya salah lihat.” “Jadi siapa dia?” “Kupikir kau pernah mendengar namanya, gadis Mermaid.” “Tidak, bukan itu. Maksudku, siapa Nerissa dihidupmu?” Rachel mengamati wajah Elise dengan seksama. Jika orang lain yang bertanya tentang Nerissa saat ini, mungkin Rachel akan mencari berbagai alasan untuk menolak dan mengalihkan perhatian mereka tapi Elise. Gadis ini sedikit berbeda. Aura yang dipancarkan gadis ini mengingatkannya pada Nerissa yang dikenalnya. “Nerissa, dia saudariku. Kami tumbuh dan besar di panti asuhan yang sama. Bagiku dia seperti kakak yang selalu melindungi dan merawatku. Bahkan di akhir nafasnya dia masih berusaha melindungiku.” “Dia telah tiada?” “Aku

    Last Updated : 2021-09-14
  • Jade : The Mighty Amethys   Bagian 13 : Seeking For Answer

    Hari ini salju kembali turun menyelimuti kastil Irdawn dengan selimut putih yang lembut dan basah. Di atas lapisan putih itu terdapat jejak halus yang mulai memudar. Sebuah jejak yang tercipta dari sebuah kaki mungil yang berjalan di pagi buta. Jejak tersebut berjalan lurus ke arah gerbang kastil dan menghilang dilebatnya hutan. Namun satu yang tidak di ketahui pemiliki jejak kaki itu. Bahwa ada jejak lain yang mengikutinya tak lama setelah kepergiannya. “Apa kau bermaksud mengelilingi Crator dengan berjalan kaki?” tanya Kenneth saat melihat tubuh kecil Rachel meringkuk dibawah pohon tak jauh dari sungai. Gadis itu mengangkat kepalanya dan membuka tudung yang menutupi wajahnya. Gadis itu tampak terkejut melihat Kenneth namun dia segera mengatur ekspresinya dan kembali menatap datar pada Kenneth. Dia menghela nafas pelan sehingga menciptakan kepulan uap didepan wajahnya yang memerah kedinginan. “Jangan bilang kau mau menukar kudamu dengan busurku. Maaf

    Last Updated : 2021-09-15
  • Jade : The Mighty Amethys   Bagian 14 : The Warmth of Abendbrise

    Diantara banyak kota yang telah Rachel lalui, Abendbrise adalah kota terakhir yang harus ia datangi. Kota terakhir di dekat teluk Feilas. Tempat yang akan dia tuju, tanah para Jade, Pulau Davian. Rachel sudah berkuda selama dua hari tanpa tidur. Hanya sesekali dia akan berhenti untuk memberi makan kudanya atau meluruskan kakinya sejenak. Saat memasuki gerbang kota Abendbrise, Rachel telah disambut dengan suasana kota tua kecil di pinggiran kerajaan. Kota yang cendurung memancarkan cahaya suram di sekitarnya dengan sebagian besar bangun terbuat dari kayu dengan warna coklat yang telah memudar. Beberapa penduduk berlalu lalang dengan jaring di atas bahu mereka, atau para wanita membawa beberapa keranjang ikan adalah pemandangan yang sedehana. Rachel membawa kudanya menuju kedai pertama yang dia lihat. Mengikatkan kudanya di tempat yang telah disediakan lalu segera memesan makanan untuk dirinya. Dia merogoh saku mantel yang di berikan Kenneth dan menghitung koin yang ma

    Last Updated : 2021-09-16
  • Jade : The Mighty Amethys   Bagian 15 : Promise in Feilas

    Satu yang Rachel sesalkan saat meninggalkan camp Vinetree adalah dia lupa mengembalikan belati milik Elise. Meski gadis itu mengatakan bahwa dia tidak menggunakannya namun Rachel tahu bahwa senjata itu bukan miliknya. Elise mungkin akan mendapatkan masalah jika ada anggota Vinetree yang tahu bahwa dia memberikan senjatanya pada Rachel. Rachel memutuskan untuk membawa Belati itu dan memastikan bahwa benda itu selalu dalam pengawasannya.Saat ini Rachel masih berada di kota Abendbrise, setelah beberapa hari badai melanda pesisir, hari ini cahaya matahari mulai terlihat bersinar di ufuk timur. Rachel bangun pagi bersama Aryan dan bergegas melihat pantai yang makin hangat. Musim dingin akan segera berakhir.“Rae, apa kau akan ikut ayah melaut hari ini?” tanya Aryan. Mata bulat bocah itu manatap Rachel dengan sedikit berkaca-kaca. Rachel mengangguk pada bocah berusia sepuluh tahun itu, dia tidak menyangka bahwa dia akan sangat akrab dengan bocah itu. Seb

    Last Updated : 2021-09-17

Latest chapter

  • Jade : The Mighty Amethys   Bagian 127 : Sacred Soul

    Kekuatan. Kekuasaan. kebebasan.Hal yang tak pernah lelah untuk di cari dan dikejar oleh semua orang. Setiap mereka yang hiduo pasti mendambakan kekuatan. Setiap mereka yang Kuat, pasti menginginkan kekuasaan, dan siapa yang berkuasa dialah yang memegang kebebasan. Begitulah kiranya rantai kehidupan yang saat ini tercipta. Buah dari keinginan dan hasrat yang tak ada habisnya. Setiap orang berlomba mencapai kesempurnaan untuk mengejar kekebasan tertinggi. Namun, tahukah mereka arti sejati dari sebuah kebebasan?***"Bydd yr Enaid Sanctaidd bob amser yn effro yn y Corff Mawr." (Jiwa Suci akan selalu terjaga dalam Raga sang Agung)Rachel, sang Jiwa Suci yang terlahir dalam Raga Sang Agung. Inang yang paling tepat untuk kekuatan terakhir dari para Velaryon. Kekuatan kuno yang selama ini menjaga alam semesta.Namun, mereka kadang lupa, bahwa selain para kekuatan kuno nan agung, ada entitas lain yang lebih luar biasa di banding mereka. Sang Jiwa Suci. Cahaya terang itu berpendar keluar d

  • Jade : The Mighty Amethys   Bagian 126 : The Soul

    Di empat penjuru kerajaan Crator, ke-empat Guardians yang tersisa perlahan bangkit. Ada sebuah dorongan dalam diri mereka untuk mengeluarkan kekuatan mereka ketika cahaya ungu pekat itu memenuhi langit. Perlahan, Trisula Aquamarie, Tombak Mitah, Pedang Shadowfall dan Belati Snowbell menunjukkan kekuatannya. Keempat guardians itu memejamkan mata mereka di waktu yang hampir bersamaan dan perlahan cahaya masing-masing armor menyelimuti mereka. Dengan cahaya itu kekuatan masing-masing guardians meningkat secara bersamaan. Ketika kekuatan itu telah berkumpul cahaya itu melesat ke langit, memunculkan cahaya biru, hijau, coklat, dan putih menyatu dengan langit gelap di atasnya. Untuk sejenak gejolak petir itu berhenti. Sejenak, sebelum gelombang besar bencana datang. Angin berhembus kuat menyelimuti Crator. Menerbangkan appaun yang bisa di bawanya. Puing-puing reruntuhan, pohon dan tanaman, kereta, kuda, dan bahkan manusia. Segalanya ikut terbawa oleh amukan angin yang muncul tiba-tiba.Te

  • Jade : The Mighty Amethys   Bagian 125 : Ethernal Warland in Crator

    Rachel menatap tubuh Sigrid yang penuh luka. Entah berapa kali wanita itu terus mengulang kesalahan yang sama, membalas setiap kali Rachel mengobati lukanya. Niat awal Rachel untuk mengingatkan Sigrid atas rasa sakit berulang yang terus wanita itu torehkan pada penduduk Crator, tapi sayangnya wanita itu seperti tak menunjukkan sedikitpun rasa penyesalan. Rachel ingin mmebuat wanita itu mengingat rasa lelah dan ketakutan karena ancaman yang berulang, tapi Sigrid terlihat sangat berambisi untuk membalas Rachel di setiap kesempatan.‘Kenapa kemarahan wanita ini tak kunjung padam? Kehidupan seperti apa yang sudah dia lalui sebelumnya?’ batin Rachel bertanya-tanya.Rachel kembali menyentuh puncak kepala Sigrid, tapi kali ini sebelum wanita itu bangkit menyerang sebuah rantai hitam muncul dari tanah dan mengikat Sigrid.Arrghhh ... Sigrid menggeram marah dan meronta. “Menyerahlah maka hukumanmu akan lebih cepat selesai,” ucap Rachel.“Kau! Atas hak apa kau memiliki hak menghukumku? Kau sam

  • Jade : The Mighty Amethys   Bagian 124 : Tough Women

    Seringai tipis muncul di wajah Sigrid. Hanya beberapa saat sebelum tawa melengking wanita itu terdengar menggema di kastil Enver. Ha... ha... ha... “Kalian semua sama saja,” tukasnya. Sigrid menatap Rachel dengan ekspresi mengejek. Terlihat tenang namun juga menghina di saat yang sama. Sedangkan dalam dada itu sedang ada gemuruh kemarahan yang sedang dia tahan. “Jadi, selain menghukumku kau tidak memiliki tujuan lain datang kemari?” tanya Sigrid. “Sepertinya Para Velaryon itu benar-benar memberikan perhatian istimewa padaku.” Sumpah serapah dan hinaan keluar dari mulut wanita itu. Segala bentuk cercaan dan berbagai macam umpatan dia layangkan pada Rachel dan sosk Velaryon. Rachel hanya diam. Satu tangannya bergerak di atas halaman kastil dan tanaman tumbuh di sekitarnya, membentuk sebuah tempat duduk dari sulur tananam dengan bunga-bungan berwarna ungu dan hitam. Dengan kedua tangan dia letakkan di dada, Rcahel mundur

  • Jade : The Mighty Amethys   Bagian 123 : Endless Redemption

    Katakanlah Rachel kejam, tapi dia memang ‘harus’. Dikepala gadis itu ada banyak hal aneh yang terus bermunculan. Ingatan tentang kehidupan lain dari berbagai sosok yang tidak Rachel kenal. Kekejaman sosok Neith ketika memimpin perang Wylan. Kesedihan Amethys yang tersisih dari para bintang. Kesepian yang terasa dari benak Sassafres. Bahkan kemarahan Sigrid juga bisa Rachel rasakan sekarang. Emosi-emosi itu sedikit banyak mulai mempengaruhi pandangan dan perasaan Racgel terhadap setiap hal yang ada di hadapannya. Dikedalaman samudera, air bergejolak kuat. Mendoron dan menekan tubuh Sigrid yang tak bisa melawan tapi wanita itu masih hidup. Wanita tiu masih bertahan meski tidak bisa melawan. Semakin dalam mereka menyelami samudera semakin terang pula cahaya Aquamarine di sekitar mereka. Hingga Rachel tiba di sebuah altar bawah laut. Jangan tanya bagaimana Rachel bisa tahu, ada sesuatu di kepala Rachel yang memberinya petunjuk. Mungkin Caelum The God of Sky atau bisa jug

  • Jade : The Mighty Amethys   Bagian 122 : Drowning in the storm

    Cahaya fajar terlihat di ufuk timur. Cahaya kemarahan yang telah di tunggu-tunggu setelah malam panjang yang hadir tiba-tiba. Helaan nafas lega hampir terlihat pada seluruh penduduk Crator saat mereka berhasil melewati satu malam yang mencekam. Malam dimana kerajaan mereka mungkin akan musnah karena kebangkitan sosok dalam ramalan.Suatu penuh suka cita terlihat dirumah rumah yang penduduknya mulai saling memeluk dalam isak tangis penuh kelegaan. Tanpa mereka ketahui, bahwa nasib mereka baru saja mulai di tinjau pagi ini.*** Cahaya matahari pagi menyinari pegunungan Mithre dengan sinar hangat. Cahaya terang keemasan itu jatuh tepat di atas rumput hijau segar yang dipenuhi embun di setiap pucuknya. Indah, tapi ingat bahwa sebelum itu ada rumput hitam mematikan tumbuh sebelumnya.Rachel berdiri di sana, kali ini dia telah bertekad menyelesaikan segalanya. “Kau benar-benar terlalu membanggakan dirimu sendiri, Rae,” sentak Sigrid. Wanita itu bangkit dan

  • Jade : The Mighty Amethys   Bagian 121 : The Judgement, begin.

    Percayalah Rachel tak mengerahkan segala kemampuannya kala itu untuk mengalahkan Sigrid. Bukan karena dia tidak mampu, melainkan karena Rachel tak ingin ramalan Putri Emerald menjadi kenyataan. Rachel harus tetap bisa mengendalikan diri dan kekuatannya hingga dia selesai berurusan dengan Sigrid. Rachel tak yakin ke mana Sigrid pergi, dia hanya melesat terbang mengikuti jejak kekuatan milik wanita itu yang menuntunnya meninggalkan Atiria. Ketika Rachel melesat di atas langit, cahaya ungu terlihat memandang mengikutinya. Layaknya ekor meteor yang jatuh ke bumi. Orang-orang di bawahnya yang melihat cahaya ungu melesat di atas mereka semakin ketakutan sebab mereka yakin bahwa kali ini, Amethys benar-benar telah bangkit sempurna. Rachel berhenti di sebuah dataran tinggi di pegunungan yang terlihat tak asing dimatanya. Padang rumput hitam sejauh mata memandang dengan aroma aneh yang mengusik indera penciuman. “Mithre,” desis Rachel menyadari dimana dia berada. Rachel menelisik ke sek

  • Jade : The Mighty Amethys   Bagian 120 : (Side Story) Velaryon, and the Land of Eternal War

    Cahaya terang menyinari tempat itu. Sepanjang mata memandang hanya ada langit tak bertepi dan padang rumput luas tak berpenghuni. Hanya terdengar desau angin dan suara samar burung di kejauhan.Di antara ilalang yang bergoyang pelan, seorang gadis tengah berbaring. Rambut coklat keemasannya yang panjang menyatu dengan tanah kecoklatan di sekitarnya. Kulit putih pucatnya berpendah layaknya dilapisi oleh kerlip bintang yang berpendar memantulkan cahaya. Satu tagan gadis itu menutupi kedua matanya. Ketika tangan itu perlahan terangkat, mata gadis itu terbuka pelan memperlihatkan mata coklat keemasan terindah yang pernah ada. Terang dan dalam. Seakan mata itu mampu melihat menembus apapun yang ada di depannya.Gadis itu perlahan bangkit, menarik kedua kakinya dan membawa tubuh tinggi semampainya bangkit. Gaun putih pucat gadis itu perlahan melambai bersama dengan hembusan angin.Satu tangan gadis itu kembali terangkat. Jemari lentiknya bergerak menyentuh udara kosong di depannya. Satu ket

  • Jade : The Mighty Amethys   Bagian 119 : Waterfall of Life

    “Diantara ribuan bintang, ada banyak yang terang penuh sinar. Dilingkupi kehangatan dan membawa kebahagiaan. Namun, di satu sudut langit ada sosok yang kelam. Tersembunyi dalam kegelapan. Penuh rahasia dan kesepian.”“Dia hanyalah satu dari bagian langit yang memutuskan untuk menyendiri. Diam jauh dari pandangan. Sebagai pengamat tanpa turun tangan. Namun, sekiranya dia datang maka percayalah bahwa dia telah habis kesabaran.”*** “Lihat ini Rachel! LIHAT!!” teriakan Sigrid menggema memenuhi langit. “Lihatlah bagaimana aku menghanguskan mereka! Lihat bagaimana aku menghancurkan kerajaan yang kalian jaga! Ha... ha... ha... .”Kening gadis itu berkerut. Otaknya tengah berputar. Dengan rasa pening yang tiba-tiba menghantamnya dia mencoba melesat secepat mungkin mengejar sosok Sigrid.‘Kau tak akan bisa mengalahkannya’ suara Sassafras terdengar di telinga Rachel. Naga itu masih terhubung dengannya.“Aku bisa!” tegas Rachel dalam gumaman pelan.Langit gelap itu telah menghitam sempurna. Bu

Scan code to read on App
DMCA.com Protection Status