Beranda / Romansa / JODOH TAK TERDUGA / BAB 57 : Ngobrol Bebas

Share

BAB 57 : Ngobrol Bebas

Penulis: Krite
last update Terakhir Diperbarui: 2024-10-29 19:42:56

“Mending sekarang kamu keluar dulu deh, temenin Citra.”

Brian bergegas bangkit dari duduknya. Ia menuju lemari kecil di sudut kamar dan membawa handuk kecil serta box transparan yang didalamnya seperti perlengkapan mandi.

“Mas mau mandi?”

“Iya.”

“Kan dari tadi ngga kemana-mana. Ngapain mandi?”

“Ada urusan mendesak yang harus diselesaikan di kamar mandi saat ini juga. Urgent, ada yang berdiri. Lagian badan aku LENGKET semua.” ucap Brian sambil menekankan kata ‘lengket’.

Brian dari tadi menahan tubuh bagian bawahnya. Supaya tidak berdiri terlalu tegak. Ia harus jauh-jauh dari Kalya, Kalya berbahaya.

Bugh… Kalya melempar bantal sofa ke tubuh Brian.

“Dasar Kakek. Ngga sadar apa disini ada anak perawan. Ngomongnya mesum banget ngga di filter.”

Kalya melangkah keluar kamar pribadi Brian sambil menghentakkan kakinya ke lantai.

“Heyy… Kamu yang ngomong mesum dari tadi. Anak perawan pikirannya kotor bang-” teriak Brian terhenti saat Kalya membanting pintu saat menutupnya. Alhasil menghasilkan
Bab Terkunci
Membaca bab selanjutnya di APP

Bab terkait

  • JODOH TAK TERDUGA   BAB 58 : Pulang Kampung

    Tidak terasa sekarang sudah akhir November saja. Gosip Kalya dan Brian yang sedang menjalin hubungan sudah menyebar begitu saja. Meskipun tidak ada pengumuman resmi, tapi semua itu dapat dilihat dari tingkah keduanya.Kalya yang kembali ceria dan Brian yang menjadi ramah pada karyawan. Bahkan ada beberapa karyawan yang memergoki mereka berdua pulang bareng.Tidak hanya mereka berdua yang bahagia, tapi Citra juga. Ia bersyukur jam pacarannya dengan Dewa jadi makin lama. HeheheMemangnya Dewa tidak kerja bersama Dariel? Tentu saja Dewa masih kerja dengan Dariel, hanya saja jam kerja Dewa lebih fleksibel, tidak berbeda jauh saat masih bersama Brian dulu.“Mas. Emang pak Dariel kerjanya sibuk banget ya?”‘Kok malah nanyain cowok lain sih neng geulis.’“Bukan gitu. Aku kasihan aja sama Arin. Dia cerita katanya lost contact sama pak Dariel semenjak dia ke Jakarta.”‘Emang beneran sibuk, sih. Lagi ada kasus disini. Gila pak Dariel tuh. Semua di libas.’“Hah?”'Kasian mas liat karyawan disini

  • JODOH TAK TERDUGA   BAB 59 : Pasar

    Keluarga bahagia itu sekarang sedang berkumpul di ruang tengah. Mereka sedang menonton televisi yang sedang menayangkan acara award musik. Televisi itu terus menyala tapi tidak ada yang menonton karena keempat orang itu sibuk mengobrol.“Mumpung besok hari minggu, pagi-pagi kita ke pasar yukk…” seru Lili.Plak“Kamu besok jangan susah dibangunin. Selesai sholat subuh kita langsung berangkat, biar dapet sayur yang seger-seger.” timpal ibu sambil menggeplak paha Lili.“Aww… Sakit bu..” aduh Lili. Ia menampilkan wajah sedih dan memanyunkan bibirnya.Arin tertawa melihat wajah pura-pura sedih Lili.“Ya ampun Li, kakak kira kamu udah ngga kebo lagi tidurnya.”“Dih kak. Lili tuh sekarang bangun paling pagi di rumah ini.”“Yakin?”“Iya lah..”“Awas aja ya. Kamu yang ngajak ke pasar jadi kamu jangan telat bangun.”“Pasti dong…”“Kalo kalian besok ke pasar, ayah gimana dong?” sela ayah.“Ayah beres-beres rumah aja.” ledek ibu.Arin, Lili dan Lia tertawa kencang menggoda Bayu.Resiko jadi yang

  • JODOH TAK TERDUGA   BAB 60 : Pasrah

    Gimana ini?Apa kasih tau bos?Tapi ini…Bodo amat lah, takut kena gue…Dewa dilema saat ini. Apa yang ia temukan barusan benar-benar membuatnya tidak habis pikir. Bagaimana bisa ia melaporkan hal ini?Tidak tahu apa yang akan terjadi kedepannya. Jika ia menyembunyikan ini dari Dariel nanti malah disangka ia ada main juga dengan pihak lawan.Pihak lawan?Keluarga yang mengerikan.Semua temuan yang ia dapatkan di print out. Sebelum keluar dari apartemen pemberian Dariel ia berdoa dulu. Ia berharap bos Dariel tidak akan memforsir tenaganya setelah ini.Bekerja baik di dalam ruangan maupun di lapangan sama-sama capek. Jika dilapangan kita lelah fisik, tapi bagi orang yang bekerja di back office otak kita yang lelah. Banyak yang menyangka bekerja di dalam ruangan itu enak, tapi mereka ngga tau gimana pusingnya kepala kalo seharian menatap monitor komputer dan pinggang yang pegal karena keseringan duduk.Sama dengan Dewa, meskipun jam kerjanya fleksibel, kerja di apartemen, di fasilitasi j

  • JODOH TAK TERDUGA   BAB 61 : Saran Bijak Lili

    Saat ini Arin sedang rebahan di ranjangnya sambil memainkan ponsel. Bukan memainkan ponsel, tapi menatap ponsel, berharap ponselnya berbunyi ada pesan masuk atau telepon. Sekeras apapun Arin mencoba untuk tidak berharap pada Dariel tapi tetap saja sulit.Lili duduk bersandar pada tembok di ujung ranjang. Lili juga sedang memainkan ponsel, namun berbeda dengan Lili yang sibuk scroll sosial media, Arin hanya diam saja menatap ponsel. Hal itu tidak luput dari penglihatan Lili.“Kak, lagi ada masalah apa? Cerita sama Lili. Kali aja Lili bisa bantu, kasih saran misalnya.” ucap Lili.Arin hanya diam mengabaikan tawaran Lili.“Aku tau kakak lagi ada masalah, tapi bukan karena kerjaan. Karena cowok, kan?” tanya Lili.Arin mendelik lalu fokus lagi melihat ponselnya.“Bener berarti, masalah cowok ini mah. Kenapa kak? Cowoknya cuek? Apa sel

  • JODOH TAK TERDUGA   BAB 62 : Penyebab Kebakaran

    Dariel menempelkan ponselnya di telinga kanan. Sudah berkali-kali Dariel menelepon Arin tapi tidak diangkat. Dariel mengerutkan keningnya, ia jadi khawatir pada Arin.Dariel sudah pulang kerja dari tadi dan sekarang ia sedang berusaha menelepon Arin. Ia sudah membaca semua pesan Arin. Ia merasa bersalah tidak pernah menghubungi Arin. Chat terakhir yang ia terima membuat ia takut. Takut Arin benar-benar meninggalkannya.*Api itu padam menjelang subuh.Bantuan dari pemadam kebakaran cukup membantu meski pun mereka kewalahan memadamkan api itu. Rumah Arin itu bisa dibilang sederhana tapi kobaran api itu seolah membakar gedung besar. Apinya sangat besar.Arin dan Lili sudah tenang dibanding tadi malam. Lelah menangis Arin hanya diam melamun. Arin dan Lili diamankan di rumah pak Cakra. Bu Cakra tidak henti-hentinya menenangkan Arin dan Lili yang terus menangis.S

  • JODOH TAK TERDUGA   BAB 63 : Rencana

    Dari berangkat hingga sekarang masih Arin yang mengemudikan motor itu. Lili dibonceng Arin.Selama perjalanan ke kota Arin melipir memasuki mall. Mumpung belum terlalu malam dan toko masih buka. Ia akan membeli ponsel terlebih dulu.“Ngapain beli ponsel kak?”“Biar ngga susah komunikasi.” Arin menjawab sambil melihat ponsel-ponsel yang berjejer di etalase.Arin tidak membeli ponsel baru, ia membeli ponsel bekas yang penting kualitas masih bagus dan bisa digunakan untuk telepon. Arin membeli 2 ponsel, satu untuknya, satu lagi untuk Lili. Ponsel mereka tidak tau ada dimana, paling hangus terbakar. Saat siang sepulang dari makam pun Arin dan Lili mampir ke rumah mereka yang terbakar itu, dan memang tidak ada barang-barang yang bisa diselamatkan lagi.Selain membeli ponsel ia juga membeli kartu perdana, untuk Lili juga.“Sorry buat sekarang kita beli ponsel bekas dulu, kita mesti menghemat dulu. Nanti kalo kakak gajihan kita beli ponsel baru.”“Aku ngga masalah sih, kak. Ini juga udah lum

  • JODOH TAK TERDUGA   BAB 64 : Dariel, Dewa, Richard

    Di ruang meeting ukuran kecil itu disana ada Dariel, Dewa dan Richard yang duduk mengelilingi meja bundar. Diatas meja itu terdapat proyektor, laptop dan berserakan berkas-berkas. Meeting ini tidak begitu kaku, yang penting nyaman, karena pembahasan meeting ini rencana Dariel untuk memberantas orang-orang yang terlibat dalam penggelapan dana. Apakan ini bisa disebut meeting? Anggap saja begitu. Jika biasa kita temukan penggelapan dana itu dilakukan oleh satu hingga dua orang dalam satu perusahaan, tapi Dewa menemukan jika yang melakukan penggelapan dana itu banyak orang di hampir seluruh anak cabang HP Group di Asia dan semua orang itu saling terkait. “Pertama saya menyelidiki semua proyek yang pernah ditangani oleh HP Group. Dan yang paling sering terlibat di setiap proyek itu adalah pak Bowo, dia bagian Legal di HP anehnya dia selalu terlibat di setiap proyek.” Dewa menghentikan penjelasannya. “I don’t know, apakah memang di HP Group ini orang Legal bisa terlibat di setiap proy

  • JODOH TAK TERDUGA   BAB 65 : Bertengkar lagi

    “Ngga nyangka acara Rising Star our Company tinggal 8 hari lagi.”“hm.”Kalya mengeluarkan makanan yang ada di dalam lunch bag. Ia menata makanan itu di atas meja.Sudah menjadi rutinitas sehari-hari jika Kalya akan menyediakan makanan di jam makan siang untuk Brian. Brian tidak meminta untuk disediakan makanan hasil masak Kalya setiap hari, delivery food juga tidak masalah.Dulu ia pernah menyarankan Kalya untuk delivery food, niatnya baik hanya tidak ingin membuat Kalya terlalu lelah dan bangun terlalu pagi, namun karena Kalya tersinggung mereka jadi bertengkar lagi, padahal baru saja 3 hari dari mereka baikan dulu.Flashback“Bangun jam berapa?” tanya Brian sambil melihat Kalya yang sedang menyiapkan hasil masakannya untuk mereka santap bersama. Bukan tanpa alasan, tapi ia melihat lingkaran hitam tipis di sekitar mata Kalya. Padahal Kalya sudah mencoba menutupinya menggunakan foundation.“Jam 4 subuh.”“Kalo tidur?”“Semalem kan mas ngajak aku keliling malem-malem, pulang jam 11 ma

Bab terbaru

  • JODOH TAK TERDUGA   Bab 145 : Berkumpul semua

    Fatma dan Saskia menatap Dewa dan Citra yang cukup diam malam ini. Terlihat jika Citra memang tenang, tapi Dewa kebalikannya, Dewa sangat gugup. "Mas? Kok masih belum dimakan?" tanya Citra pada Dewa. Piring Dewa masih penuh dengan makanan. Biasanya Dewa sangat lahap memakan santapan makan malam dimana menu utama di resto hotel ini adalah steak. Citra sangat tahu jika Dewa sangat menyukai makanan yang berbahan protein itu. "Iya, yang," patuh Dewa. Dewa akhirnya memakan steak itu dengan lahap. "Oh ya Fatma, Saskia nanti anter ke supermarket, yuk. Ada yang mau mbak beli," ajak Citra pada Fatma dan Saskia. "Ok, mbak," Pikiran kotor Fatma dan Saskia berkelana kemana-mana. Apa mbak Citra mau beli kondom, ya? Testpack, mungkin? Ngga mungkin deh, masa ngelakuin sekali langsung buncit. Sehari juga belum. Mungkin mbak Citra mau beli obat kuat buat mas Dewa, tapi emang ada di Swiss? Itulah pikiran-pikiran kotor yang keluar dari kepala Fatma dan Saskia. "Mas, mau ikut, ngga?" tanya Cit

  • JODOH TAK TERDUGA   Bab 144 : Dewa bosan

    "Sudah 2 hari kita di hotel. Aku bosen, yang...." keluh Dewa pada Citra.Dewa saat ini berada di kamar hotel Citra. Dewa tiduran di kasur dan Citra sedang memainkan ponselnya di sofa.Fatma dan Saskia sedang berada di kamar Fatma. Mereka berdua hanya diam di kamar dan menonton drakor secara marathon."Sabar. Arin kirim chat satu jam yang lalu, dia bilang kalo dia lagi di bandara dan akan boarding satu jam lagi,""Chicago-Swiss berapa jam penerbangan, sih?""Mas cek google aja coba,"Dewa menuruti perintah Citra untuk cek di google. Dia mengambil ponselnya yang dia simpan diatas nakas"WHAT??? 9 JAM????" teriak Dewa dan duduk tiba-tiba.Citra terkejut mendengar teriakan Dewa, dia mengusap dadanya. "Ya ampun, mas. Jangan teriak-teriak gitu. Aku kaget.""Ini 9 jam loh, yang. Iya kalo 9 jam kita langsung jalan-jalan, kalo ngga?" ucap Dewa cemberut.Citra melirik jam yang ada di dinding, "Ya ngga bakalan bisa langsung jalan-jalan. Orang mereka bakalan nyampe hotel tengah malem,""Arrggggh

  • JODOH TAK TERDUGA   Bab 143 : Pesta (2)

    Andrew berjalan keatas panggung. Suasana ballroom yang awalnya penuh dengan suara berbincang dari para pengusaha itu seketika senyap. Mereka fokus melihat Andrew yang ada disana."Good evening everyone. Thank you for coming to this party that I have organized. Everyone here must be very familiar with the state of HP Group in the past year...." Andrew terdiam dan melihat orang-orang yang ada di ballroom sebelum melanjutkan pidatonya. "Yes, as you all know we were at a low point in our company, but we are grateful that we were able to get through it and still survive. I can say that this is one of our best achievements. Speaking of achievements .... I'm not talking about being ranked as the world's number 1 entrepreneur or anything, but an achievement where we can survive the downturn and even we can still hope to continue to grow. There is no such thing as getting tired and giving up. Cheers." Andrew mengangkat gelas yang berisi red wine yang daritadi dia pegang dan meminumnya sedikit,

  • JODOH TAK TERDUGA   BAB 142 : Pesta (1)

    Arin berdiri di depan cermin di kamar hotelnya. Gaun yang dia kenakan saat ini adalah gaun dengan model off shoulder berwarna ungu tua dengan gradasi hitam. Rambut Arin hanya disanggul sederhana.Cantik. -- batin Arin tersenyum dengan percaya diri untuk menutupi kegugupan yang sedang dia alami sekarang. Berkali-kali Arin menghembuskan napasnya.Tiba-tiba saja Lili datang dan merangkul pundak Arin. Lili menumpukan kepalanya ka pundak Arin, "Kakak tegang, ya?" tanya Lili terkekeh melihat kegugupan Arin.Arin mengangguk sambil meringis."Tenang aja, kak. Kakak kan udah sering ketemu sama ayah sama om-om nya kak Dariel," tenang Lili beberapa kali mengusap punggung Arin."Kondisinya beda, Li. Meskipun kakak itu sekretarisnya pak Bram, terus kenal pak Frans sama pak Andrew juga tapi ya tetap aja beda. Apalagi pak Andrew yang notabenenya ayah Dariel, bahkan pak Andrew jarang nyapa kakak di hotel. Kalo pak Frans sama pak Bram sih udah sering," keluh Arin.Lili memutar tubuh Arin menghadapnya,

  • JODOH TAK TERDUGA   BAB 141 : Pesawat

    Bandara hari ini cukup ramai, terutama hari ini adalah weekend."Kamu udah coba telpon Saskia?" Tanya Dariel pada Arin. Beberapa kali Dariel cek jam tangan miliknya. Satu jam lagi pesawat akan lepas landas. Memang masih ada waktu, tapi jika datang lebih awal akan lebih baik.Tidak henti-hentinya Arin bertukar pesan dengan Saskia di aplikasi hijau, "Udah, aku lagi chat-an sama Saskia. 15 menit lagi dia nyampe," jawab Arin masih dengan berbalas chat dengan Saskia.Hari ini mereka akan berangkat ke Swiss dan Chicago.Arin, Dariel, Lili, Joni dan Sean akan pergi ke Chicago. Sedangkan Dewa, Citra, Fatma, dan Saskia akan berangkat ke Swiss. Sesuai dengan rencana jika rombongan Chicago akan datang ke Swiss setelahnya.Awalnya Sean akan berangkat bersama keluarga Frans dan Bram, tapi dia akhirnya membatalkannya, karena akan sangat kikuk jika pergi bersama mereka.15 menit berlalu, tapi belum terlihat tanda-tanda kedatangan Saskia.Mereka masih menunggu Saskia di ruang tunggu keberangkatan pes

  • JODOH TAK TERDUGA   BAB 140 : Ijin pak RT

    "Cukup meresahkan mendengar aduan dari tetangga-tetangga disini. Apalagi kalian bukan mahrom," ucap pak RT.Sekarang Arin, Lili, Dariel dan Joni berada di rumah pak RT. Ini merupakan ide Arin untuk mendatangi rumah pak RT, yakni meminta ijin agar Joni dan Dariel bisa menginap di rumah mereka. Awalnya Arin sudah mencoba untuk tidak memikirkan gunjingan-gunjingan para tetangga pagi ini, tapi tetap saja dia merasa salah bagaimanapun Dariel dan Joni bukanlah warga disana."Iya pak, saya mau minta maaf. Saya ingin melakukan ijin tapi karena kami baru sampai jam 2 malam, lalu tadi pagi kami langsung ziarah, jadi baru bisa sekarang untuk melakukan ijin kesini," ringis Arin menyadari kesalahannya."Jika sebelumnya kalian tidak sampai menginap jadi tidak terlalu membuat khawatir warga disini, tapi jika sekarang kalian menginap jadi ya banyak gunjingan sana-sini. Saya pribadi tidak mempermasalahkan jika kalian menginap disini, dengan datangnya kalian meminta ijin pada saya setidaknya saya jadi t

  • JODOH TAK TERDUGA   BAB 139 : Ziarah dan Perihal kakek-nenek

    Bab 139 : Ziarah dan perihal kakek-nenekSetelah Arin memijat punggung dan pundak Dariel semalam menggunakan alat pijat lumba-lumba, kondisi tubuh Dariel cukup membaik dari yang awalnya pegal-pegal karena kelelahan menyetir sekarang sudah tidak terlalu pegal. Meskipun masih terasa pegal, tapi tidak seburuk semalam.Jam 7 pagi sekarang. Keadaan rumah Arin cukup ramai. Bukan hanya di dalam rumah, tapi diluar rumah juga sangat ramai. Yup, diluar rumah Arin ada beberapa tetangga yang penasaran dengan siapa yang datang ke rumah Arin, secara disana terparkir mobil mewah dan elegan. Sangat jarang ada mobil mewah yang datang ke desa mereka. Memang beberapa kali Arin dan Lili menggunakan mobil Joni atau Citra saat akan berziarah, tapi mobil Joni dan Citra tidak semewah mobil Dariel.Banyak ibu-ibu yang sengaja nongkrong di sebrang rumah Arin karena saking penasarannya.Lili mengintip dari jendela, "Kak, ngga ada kerjaan banget deh itu ibu-ibu ngeliatin rumah kita," ucap Lili kesalArin yang s

  • JODOH TAK TERDUGA   BAB 138 : Perjalanan ke Rumah Arin-Lili

    Seperti permintaan Dariel 2 hari lalu, akhirnya Arin, Lili, Dariel dan Joni pergi berangkat ke kampung halaman Arin dan Lili. Dalam keadaan lelah sepulang kerja, Arin dan Lili langsung terlelap tidur di kursi belakang, sedangkan Dariel dan Joni duduk di depan, mata mereka masih melek.Dariel memang sengaja tadi hanya masuk kerja setengah hari. Setelah istirahat makan siang, dia pulang ke rumah untuk istirahat dan tidur. Begitu pula dengan Joni. Dia sudah tidak menjadi seorang pemadam kebakaran lagi, tapi dia membantu toko milik keluarganya jadi waktu yang dia miliki juga cukup luang.“Rencana mau lamar Lili kapan?” tanya Dariel pada Joni yang sedang menyetir.“Sudah saya lamar. Kedua orang tua saya sudah melamar Lili pada Arin untuk saya. Jadi sekarang Lili itu tunangan saya, bukan pacar saya.”“Kapan?”“Sudah lama. Bahkan mama yang ngebet ingin Lili jadi istri saya. Dia yang suruh buru-buru.”“Kan sudah dapat lampu hijau buat nikah. Kenapa ngga langsung nikah aja?”“Lili ingin Arin y

  • JODOH TAK TERDUGA   BAB 137 : Diskusi Nikah

    Dewa mendapat lemparan bantal.“Bos!”“Gue lagi tidur. Beraninya lo bangunin gue?” teriak Dariel.Bagai singa yang tertidur dan dipaksa bangun. Begitulah Dariel sekarang.Arin, Lili dan Joni kaget mendengar teriakan Dariel dari dalam kamar. Mereka bertiga berbondong menuju kamar Arin.“Apa-apaan ini?” sentak Arin dari pintu kamar. Dia menggeleng melihat bantal tidur miliknya ada di lantai.Arin lihat Dewa hanya diam saja. Begitu juga Dariel. Dariel masih tiduran di atas ranjang Arin.“Wa,” panggil Joni.Dewa melirik ke belakang tubuhnya. Dewa mendekati Arin dan berdiri di belakang Arin.“Bos Dariel lempar bantal ke gue. Padahal gue cuman bangunin dia,” rajuk Dewa dengan wajah memelas. Dewa mengadu pada Arin agar terhindar dari amukan Dariel.“Mas Dewa aku suruh bangunin kamu. Kita makan bareng sekarang,” titah Arin. Setelah mengucapkan itu, Arin melengos dan kembali ke meja makan. Dewa tersenyum pongah ke hadapan Dariel.Sumpah. Dariel kesal setengah mati melihat wajah menyebalkan Dew

DMCA.com Protection Status