Share

Bab 24

"Kenapa, Dek!" Mbak Zainab bergegas menghampiriku yang menjerit kesakitan.

Tak lama kemudian menyusul Kak Harun dan Mas Bayu masuk ke dapur.

"Ada apa?" Keduanya kompak mengajukan pertanyaan yang sama.

"Kecipratan minyak panas," aku meringis menahan rasa panas yang lumayan di punggung tangan kiriku.

Sambil bercanda dan saking semangatnya membalik bakwan tersebut, tak sengaja minyak panas itu menciprat cukup banyak dan mengenai tangan kiriku.

"Ya ampun, kok bisa sih," ucap Kak Harun sambil memegang pergelangan tanganku.

Pria itu lantas membawaku ke kamar mandi dan menyiram bekas minyak panas tersebut dengan air mengalir. Rasa dingin langsung menjalar di punggung tanganku, menggantikan rasa panas yang mendominasi tadi.

"Masih panas?" Tanya Kak Harun sembari meniup punggung tanganku. Wajahnya terlihat khawatir.

"Masih, tiup lagi," rengekku manja.

Padahal rasanya sudah tidak sepanas dan sesakit tadi, hanya saja aku senang melihatnya meniup dan melihat wajahnya yang khawatir itu.

"
Locked Chapter
Continue to read this book on the APP

Related chapters

Latest chapter

DMCA.com Protection Status