“Diamlah! Aku sedang tidak ingin bertengkar pada saat ini,” ucap Ray dengan dingin.Anna langsung menutup mulutnya ia tidak berani bertanya lagi kepada Ray. Ia memejamkan mata untuk mengusir rasa gelisahnya.Dirasakannya mobil berhenti Anna pun membuka mata dan ia menjadi terkejut, karena Ray membawanya ke hotel miliknya.“Turunlah!” perintah Ray singkat.Tangan Anna terulur membuka pintu mobil, lalu ia turun diikuti oleh Ray yang juga turun dari sisi pintu yang lainnya.Secara tak terduga Ray meraih jemari Anna dan menggenggamnya dengan erat. Bersama mereka memasuki hotel tersebut.“Seorang pegawai hotel akan mengantarkanmu ke kamar kita. Diriku ada meeting!” Ray melepaskan tangan Anna, ketika ada seorang pegawai wanita menghampiri mereka.“Siang, Tuan dan Nyonya!” sapa pegawai itu dengan ramah.Ray hanya mengangguk saja, ia memalingkan wajah kepada Anna, kemudian secara tak terduga ia memberikan ciuman singkat di sudut bibir Anna.Setelahnya Ray berlalu pergi begitu saja, tanpa memb
“Kau kuminta datang untuk membawakan gaun bagi calon mempelaiku, bukan menghinanya!” tegur Ray dengan suara dingin di belakang punggung wanita itu.Sontak saja wanita yang namanya belum diketahui oleh Anna menolehkan kepala ke belakang dan ia terlihat gugup, serta takut melihat tatapan tajam dari Ray.Anna yang sudah terbiasa menghadapi kemarahan Ray. Dan ia merasa kasihan kepada wanita itu, yang sepertinya belum pernah merasakan dimarahi oleh Ray.Ray berjalan masuk kamar hotel melewati wanita itu begitu saja dengan dingin ia berkata, “Pergilah! Kami tidak jadi menggunakan gaun rancanganmu!”“Apa! Anda tidak bisa melakukannya, karena Anda sudah memesannya dan tidak bisa dibatalkan lagi, karena demi Anda saya menolak gaun ini untuk calon mempelai lainnya!” seru wanita itu.Ray dengan tenang dan tatapan tajam yang tidak lepas dari wajah wanita itu. Dirogohnya saku jas yang ia pakai, lalu dikeluarkannya buku cek.Dirobeknya selembar cek tersebut, lalu ia isi dengan angka, setelahnya Ray
“Jangan memuji dirimu sendiri! Diriku tidak senang bertemu denganmu!” sahut Ray dengan dingin.Ia menatap mantan istrinya dengan dingin dan mengatakan, karena kebetulan mereka bertemu. Ia menyampaikan undangan kepada mantan istrinya itu untuk hadir ke pernikahannya.Sontak saja mata mantan istri Ray membelalak terkejut. Mulutnya terbuka, kemudian menutup kembali.Ia duduk di sofa yang ada di samping Ray dan berkata, “Kau pasti berbohong! Tidak mungkin secepat itu kau akan menikah dengan wanita yang baru kau kenal!”Ray melirik Claire dengan senyum sinis yang tersungging di sudut di bibirnya.“Bukan urusanmu, lama atau sebentar aku mengenal calon Istriku!”Claire meneteskan air mata dan dipandanginya Ray dengan tatapan yang terluka. Ia tidak mengira, kalau apa yang telah dilakukannya membuat Ray menjadi berubah, seperti ini.“Ray! Aku minta maaf, karena sudah membuatmu menjadi terluka dan berubah, seperti ini. Aku memang egois dan bodoh. Namun, itu semua kulakukan, karena kau yang lebi
Anna menelan ludah dengan sukar. Ia mengangkat kepala dan memandang dengan berani, walaupun dalam hati merasa gugup. Ia harus belajar membela dirinya sendiri dari pemuja Ray. “Saya tidak peduli, karena Ray telah memilih saya sebagai istri!”Mata wanita itu melotot tidak percaya mendengar apa yang dikatakan Anna, tetapi ia tidak akan memperpanjang persoalan sekarang ini.Ia terlalu takut kepada Ray, kalau sampai wanita yang menjadi calon istrinya ini mengadu kepada Ray dan membuat usahanya menjadi bangkrut.Dengan diam menahan rasa cemburu dan marah, wanita itu memasangkan restleting di punggung Anna.“Gaun ini pas dengan badanmu, seolah memang dibuat khusus untukmu. Tidak ada yang perlu dirombak sedikitpun,” ucap wanita itu.Anna memandangi penampilannya, melalui cermin dan ia harus mengakui apa yang dikatakan oleh wanita itu memang benar.Wanita itu, kemudian pergi begitu saja meninggalkan Anna, setelah ia kembali menurunkan restleting di punggung Anna, agar ia bisa melepas gaun yang
“Sedikit,” sahut Anna dengan kepala tertunduk.Ray menatap Anna dengan dingin, ia berkata, “Sudah berapa kali kukatakan kepadamu jangan tundukkan kepalamu!”Anna mengangkat kepala dipaksakannya untuk tidak takut, dengan tatapan tajam yang dilayangkan Ray kepadanya.Suasana tidak nyaman di antara Ray dan Anna terputus. Dengan berbunyinya bel pintu kamar mereka,Masuklah seorang wanita dengan penampilan yang anggun dan cantik. Wanita itu tampaknya mengenal Ray, karena senyumnya yang manis tersungging ke arah Ray.Di belakang wanita itu tampak seorang wanita yang usianya lebih muda beberapa tahun. Ia terlihat membawa tas make up di tangannya.“Ray Sayang! Kau membuat patah hati banyak wanita, dengan informasi mendadak yang mengatakan, kalau kau akan menikah.” Wanita itu berjalan mendekati Ray, lalu memeluknya.Ray tidak menanggapi ucapan wanita itu. Ia bahkan tidak membalas pelukan dari wanita yang sok akran dengannya.Ray menoleh ke arah Anna, sambil melayangkan tatapan mengejek. Diriny
Mendapat tantangan, seperti itu dan tatapan yang merendahkan dirinya. Membuat Anna menjadi tidak ragu untuk meneruskan pernikahannya dengan Ray. “Saya tidak akan mundur dari pernikahan ini dan Anda akan mendapatkan balasan atas apa yang Anda lakukan kepada saya suatu hari nanti!”Anna menangkat kepalanya dan membalas tatapan Ray, dari seberang ruangan yang melihat ke arahnya dengan tatapan mengejek.Ia tidak akan membiarkan Ray dan orang-orang yang membencinnya. Merasa mereka sudah berhasil membuatnya terluka, serta menyakiti hatinya.Dengan langkah yang coba dikuatkannya, agar tidak goyah, karena ia merasa semua mata sekarang terarah kepadanya dan ia tidak akan mencari tahu. Apakah mereka menatapnya dengan tatapan mengejek, atau memujinya.Dalam hatinya, Anna merasa hancur, karena semua kejadian dalam satu hari ini yang menimpa dirinya.“Kenapa wajahmu, terlihat begitu tegang,” ejek Ray. Begitu Anna sudah berada di sampingnya.Dirinya sama sekali tidak merasa perlu untuk bersikap at
Anna menatap Ray dengan sendu. Ia benar-benar lelah dan ingin beristirahat, tetapi Ray tidak mempercainya. “Kepalaku pusing!” Anna memegang kepalanya.Ray mengamti wajah Anna dengan lekat. Ia melihat, kalau Anna memang terlihat pucat, begitu juga dengan bibirnya.Tanpa mengucapkan sepatah kata pun juga Ray menggandeng tangan Anna membawanya keluar dari ballroom tersebut.Anna yang lelah dan pusing, tidak ambil pusing, ketika Ray menekan angka, bukan di mana lantai kamar mereka berada. Lagipula, hotel ini adalah milik Ray sudah pasti seluruh kamar di hotel ini bisa dipakai olehnya.Pintu lift berdenting dengan nyaring, keduanya pun berjalan keluar dari lift. Jemari Anna tetap berada dalam genggaman Ray.Mereka terus berjalan melewati lobi, di mana petugas resepsionis yang berjaga langsung memberikan hormat begitu keduanya melewati.Petugas yang berjaga di depan pintu hotel dengan sigap membukakan pintu untuk keduanya. Begitu sudah berada di luar keduanya masuk mobil pribadi Ray, yang p
Sontak saja Anna menjadi terkejut mendengarnya. Ia menatap Ray dengan takut. “Aku tidak cukup mengenalmu! Untuk bisa mengetahui apa-apa tentangmu, tetapi mengingat selama ini betapa kau suka menyakitiku. Aku …”Anna sengaja tidak menyelesaikan ucapannya. Ia mau Ray sendiri yang mengartikan apa yang dikatakannya.Ray menjulurkan tangan, lalu mengambil sebuah pakaian tidur, yang begitu seksi. Disodorkannya gaun tersebut ke tangan Anna dengan bagian yang memperlihatkan labelnya agar dapat dibaca Anna, kalau gaun tidur itu baru.Anna menerima gaun itu, dengan mata yang membelalak. Ia belum pernah memakai pakaian yang begitu seksi, seperti apa yang ada di tangannya. Dan ia juga harus mengakui, kalau Ray tidak merendahkan dirinya dengan membeikan pakaian bekas wanita lainnya.“Gaun tidur ini terlalu seksi untukku,” ucap Anna dengan wajah bersemu merah, karena malu.“Tidak ada alasan untuk malu!” ujar Ray dengan dingin.Anna menggigit bibir, karena ia tidak bisa menyangkal apa yang dikatakan