“Selesai…!” ucap Zahra. Dia menarik nafas dalam setelah berhasil membuatkan sarapan pertama kalinya untuk sang suami. Bibirnya tersenyum melihat makanan itu tampak menggugah selera. Dengan hiasan sayuran di samping piring seperti yang pernah dia pelajari saat bekerja di kedai dulu.Nufa yang sejak tadi terus memperhatikan tingkah majikan mudanya itu kembali melangkah mendekat.“Biar saya yang mengatur makanan ini di meja, Nyonya. Anda bisa lanjut mandi untuk membersihkan diri,” tawar Nufa.Zahra terdiam. Wanita paruh baya itu benar. Dia belum mandi. Sesekali matanya melirik ke arah makanan dan berganti ke arah Nufa. Wanita itu sedang berpikir, “Apakah aman meninggalkan semua makanan itu bersama Nufa? Bagaimana kalau dia memberikan obat yang aneh lagi. Dan jika sesuatu terjadi pada Mas Tama, nanti tuan Rey pasti akan menyalahkan aku lagi.” Zahra menggeleng-gelengkan kepalanya. “Ada apa Nyonya?” tanya Nufa. Zahra menatap wajah kepala pelayan itu lalu tersenyum.“Tidak usah repot-repot
Sebuah gedung yang memiliki ukuran cukup besar berdiri kokoh di daerah pegunungan yang asri. Berada di bagian selatan kota kecil yang jarang terjamah oleh masyarakat, membuat lingkungan sekitar gedung tersebut tampak sepi dan juga hening. Dinding berwarna putih bergabung dengan pagar tinggi berlapis hitam menjadi pembatas antara dunia dalam dan juga dunia luar. Tepat di atas gedung tersebut tampak sebuah rangkaian kata bertuliskan ‘RUMAH SAKIT JIWA ANANDA’. Tama bersama bawahannya masuk ke dalam gedung itu tanpa ada pemeriksaan yang berarti. Semua penjaga disana seolah sudah tahu siapa itu Aditama Kalingga. Mereka bahkan mengangguk hormat kepadanya yang dibalas dengan anggukan juga oleh sang CEO.“Tuan Tama, terima kasih anda sudah mau berkunjung ke rumah sakit jiwa Ananda. Kami sangat senang saat mendapat kabar jika anda akan datang kemari,” ucap seorang dokter yang juga merupakan kepala dari rumah sakit tersebut. Dokter Andri namanya. Seorang pria dengan rambut beruban dan juga ku
Tama masih duduk di sebuah kursi di depan Kiran. Sesekali laki-laki itu menyentuh kedua tangan wanita tua tersebut akan tetapi tetap saja tidak ada respon sama sekali. Semua yang terjadi di masa lalu terhadap wanita itu, Tama sudah tahu. Bawahannya yang diperintahkan untuk menyelidiki semua yang terjadi, memberikan informasi yang selengkapnya.Iya, sebenarnya setelah kematian sang Ibu dan perkataan Zahra tentang apa yang diucapkan oleh Ibu Naya untuk yang terakhir kalinya, memang sedikit mengganggu ketenangannya. Awalnya dia tidak percaya terhadap sang istri karena dirinya terlalu menyayangi Rey akan tetapi semakin hari, rasa gelisah itu benar-benar sangat menyiksanya. Hatinya dilema antara kepercayaannya kepada sang asisten dan cintanya kepada sang istri. Bagi Tama keduanya tidak ada yang pernah berbohong kepadanya. Mereka selalu berkata jujur. Bahkan ketika dirinya membenci Zahra karena sebuah kesalahpahaman, Zahra bisa membuktikan jika dirinya adalah orang yang jujur.Akhirnya seca
Beberapa tahun yang lalu, mansion keluarga Kalingga sedang mengadakan pesta besar-besaran yang sangat meriah. Bagaimana tidak, anak tunggal keturunan keluarga pengusaha ternama, seorang gadis cantik bernama Naya Kalingga, hari ini resmi dipersunting oleh seorang laki-laki tampan bernama Yudha. Yudha adalah anak dari rekan bisnis Tuan Besar Kalingga dan mereka sangat berharap dengan adanya penikahan ini bisa membuat perusahaan dua keluarga saling menguntungkan satu sama lain.Iya, baik Naya ataupun Yudha menerima pernikahan ini bukan atas dasar cinta akan tetapi hanya pernikahan bisnis semata. Naya yang memang dari kecil sudah mengalami lumpuh setelah sebuah kecelakaan menimpa dirinya dan sang Ibu yang juga menyebabkan Nyonya Besar Kalingga itu meninggal, tidak mau terlalu egois dan juga angkuh. Dia selalu menjadi anak yang penurut bagi sang ayah. Bahkan saat sang ayah meminta dirinya untuk menikahi laki-laki yang tidak dia kenal bahkan belum pernah bertemu sama sekali, Naya tidak meno
“Apa? Itu tidak mungkin, Kiran. Aku tidak mungkin menikah denganmu. Naya akan membunuhku jika dia tahu kalau aku selingkuh,” bentak Yudha.Kiran menatap sang kekasih dengan tatapan aneh. Selingkuh? Akhirnya, Yudha menunjukkan dimana posisi Kiran di dalam kehidupan laki-laki itu. Bukan sebagai wanita utama yang dicintainya seperti apa yang dikatakan oleh Yudha saat mereka melakukan pendekatan dulu. Sekarang Kiran tahu jika ternyata di hati sang kekasih tetap hanya ada satu nama wanita yang berarti yaitu Naya.Kiran merasakan sakit di hatinya. Kehidupanya yang selama ini terasa begitu indah, seketik hancur. Masa depan manis yang selalu menari di dalam khayalannya, kini memudar. Tidak ada lagi harapan kebahagiaan untuknya. Semuanya sirna.“Jadi, selama ini mas menganggap aku hanya sebagai selingkuhan?” tanya Kiran lirih.“Iya. Istriku hanya Naya. Wanita yang aku cintai dengan setulus hati cuma Naya,” jawab Yudha dingin.
“Dan setelah Rey dewasa lalu mengetahui semuanya, kami pun sepakat untuk memindahkan Kiran ke rumah sakit terpencil agar Yudha tidak mengetahui keberadaannya. Agar laki-laki bajingan itu tidak kembali meracuni adikku. Atau dengan kuasanya sebagai keluarga Kalingga, tidak menutup kemungkinan jika dia akan membunuh Kiran,” ucap Nufa di akhir ceritanya. Matanya masih menatap Zahra dengan tajam dan penuh dendam.“Tapi Mbak, bukankah ayah Yudha sudah tidak ada. Bukankah ayah Yudha sudah meninggal. Lalu kenapa kalian masih ingin menghancurkan keluarga Kalingga?” mata Zahra sedikit membulat saat dia teringat akan sesuatu. “Apa jangan-jangan kalian jugalah dalang dibalik kematian Ibu Naya?”Nufa menyeringai. Dan hal itu menjadi bukti jika apa yang dikatakan oleh Zahra itu adalah benar.“Kenapa Mbak? Kenapa harus membunuh Ibu Naya juga?” tanya Zahra lirih. Titik-titik air sudah mulai jatuh dari pelupuk matanya.“Karena Naya sudah mengetahui rencana kami untuk menghancurkan keluarga ini. Karena
BAB 113RENCANA TAMASebuah ruangan berukuran cukup besar terasa begitu menegangkan. Aura yang dikeluarkan oleh Tama benar-benar mendominasi. Ada 4 orang pengawal berpakaian hitam dan bertubuh kekar berdiri di setiap sudut. Dan dua lagi berdiri di belakang sang pengacara, menjaga laki-laki paruh baya itu agar tidak melarikan diri. Seorang bawahan Tama berjalan mendekat, memberikan sebuah map berisi beberapa file yang dia ambil dari pengacara kepercayaan Rey tersebut.Tama menerimanya. Perlahan dia membuka lembar per lembar file tersebut dan membacanya dengan seksama. Sang pengacara yang mengetahui apa yang sedang dilihat oleh CEO Kalingga’s group itu, merasa sangat ketakutan. Wajahnya memucat, tubuhnya semakin gemetar dengan keringat dingin yang mulai tampak membanjiri dahi dan juga seluruh badannya. Sesekali dia meutup matanya rapat, membayangkan apa yang akan dilakukan oleh CEO kejam itu kepadanya. Di dalam hatinya yang paling dalam, pengacara tersebut merasa menyesal karena sudah p
Jam sudah menunjukkan pukul empat sore saat mobil yang dikendarai oleh Tama sampai di halaman parkir mansion. Setelah bertemu dengan Kiran dan menyelesaikan masalahnya dengan pengacara Aldi, laki-laki itu memilih untuk langsung pulang ke rumah saja, tanpa menyempatkan diri ke kantor. Dia sudah tahu apa yang sedang terjadi disana dan Tama akan membiarkan Rey bersenang-senang sesaat sebelum besok dia akan membalikkan keadaan.Seperti biasa para pelayan berjajar di depan pintu untuk menyambut sang CEO. Namun ada yang aneh disana. Di dalam barisan para wanita itu, Tama tidak melihat sosok Nufa dan juga sang istri - Zahra. Kedua mata laki-laki itu seketika melirik ke atas. Menatap pintu kamarnya yang masih tertutup.“Hmm, mungkin dia ketiduran lagi karena lelah,” ucap laki-laki itu dalam hati.Sebuah senyum terukir manis di bibir Tama saat dia membayangkan tubuh mungil sang istri yang sedang terbaring di atas kasur. Entah kenapa tapi semenjak hubungan diantara mereka membaik, membuat Tama