Share

Godaan Yang Berujung ....

Author: Isna Arini
last update Last Updated: 2023-08-02 13:36:29

"Masuk, Pa," ucap Kaire, mempersilahkan papanya untuk ikut masuk ke dalam kamar kakaknya.

Melody menggeser kursinya kembali ke meja belajar, memberi ruang pada Erlan untuk berada di antara kedua putrinya.

"Seru sekali, ngomongin apaan?" tanya Erlan sembari mengusap rambut Kaire.

"Ngomongin panggilan, Oma minta dipanggil mama sama kita," sahut si Bungsu.

Erlan menatap mamanya dengan dahi berkerut.

"Melody dipanggil kakak oleh mereka, jadi aku mau juga dipanggil dengan panggilan yang terkesan muda," terang Santika, melanjutkan candaannya.

"Kakak?" Erlan mengulang kosakata tersebut.

"Aku keluar ya," ucap Melody sembari beranjak dari duduknya.

"Kemana?" tanya Faya.

"Mau nontonin Oppo," sahut Melody sambil tersenyum manis.

Melody terus melangkah, hingga tubuhnya hilang dibalik pintu dan dipandangi oleh semua orang yang ada di kamar Faya.

"Aku ikut," seru Faya sembari berlarian mengikuti Melody.

Faya mensejajarkan langkahnya di samping gadis yang sejatinya berstatus sebagai ibu sambungnya. Meninggalkan papa, Oma dan juga adiknya yang berada di dalam kamarnya. Sepertinya gadis itu mulai nyaman dengan Melody, hanya dalam hitungan beberapa saat.

"Mau nonton di mana?" tanya Faya.

"Karena kamu ikut, kita nonton di tv saja, di ruang keluarga. Bagaimana?"

"Oke," balas Melody.

Setelah sampai di ruang keluarga, Melody menyalakan smart TV yang berukuran besar di ruangan tersebut lalu memilih aplikasi berlogo huruf N berwarna merah. Di sana dia selalu menonton drama korea meskipun harus membeli paket.

Meskipun berbayar tapi lebih gampang, tidak perlu lewat link ilegal atau join grup yang memposting drama-drama yang berasal dari negeri ginseng tersebut.

"Kalian tidak pernah nonton di sini?" tanya Melody saat melihat aplikasi itu belum memiliki akun.

"Enggak, malas. Lebih baik nonton di ponsel."

Melody langsung log in ke aplikasi tersebut dengan menggunakan akun yang dia punya. Namun setelah memilih film yang ingin di putar, terdapat notifikasi yang mengatakan jika di akun tersebut terlalu banyak yang menggunakan jadi saat ini dia tidak bisa menggunakan kecuali akun lain di log out terlebih dahulu.

Faya dan Melody saling berpandangan.

"Kamu beli paket di mana, Kak?" Tanya Faya.

"Di market place."

"Berapa?"

"Lima belas ribu sebulan."

Tawa Faya langsung meledak mendengar jawaban dari Melody.

"Pantas saja dipakai rame-rame, harganya cuma segitu. Yaa ampun, istri pengusaha kaya beli paket menonton streaming rame-rame." Faya masih tertawa di sela-sela perkataannya.

"Aku baru menikah, Faya. Lagipula aku bukan Cinderella yang dicintai pangeran," bisik Melody yang sukses membuat Faya perlahan menghentikan tawanya. Melody terus mengatakan kalimat itu, agar anak-anaknya tidak merasa dia akan mengambil kasih sayang papa mereka.

Dia sedang meledek ibu tirinya, bukan temannya.

"Pakai akunku saja," ujar Faya sambil meminta remote yang ada dalam genggaman Melody.

Segera setelah akun milik Faya siap, gadis remaja itu langsung memilih film yang tadi mereka ingin tonton.

"Mau nonton apa tadi?"

"Little Women."

"Kenapa pengen nonton itu?" tanya Faya.

"Sepertinya bercerita tentang wanita miskin yang mendadak kaya, tapi dia setia kawan. Orang miskin dan tidak punya, kadang lebih setia kawan daripada orang kaya," jawab Melody dengan nada santai.

Fayanna menatap dalam ke arah Melody yang sedang memencet tombol remote, mencari film yang ingin mereka tonton.

***

Malam beranjak, hari ini adalah malam kedua Melody ada di rumah ini. Dia berpikir apakah suaminya akan tidur di ruang kerja seperti semalam. Bahkan sejak tadi pagi, pria itu berdiam diri di ruang kerja, sok sibuk di sana padahal baru sehari menikah. Melody hanya melihatnya sekali saat pria itu mencari kedua putrinya yang ada bersamanya.

Gadis itu menatap parfum dan juga baju tidur yang diberikan oleh mertuanya. Baju tidur yang tampak elegan dengan hiasan renda di bagian dadanya. Juga dilengkapi dengan jubah berwarna senada yang menjuntai hingga mata kaki, terlihat sangat elegan jika di pakai di badannya yang ramping.

Melody mengganti bajunya dengan baju tidur tersebut, lalu menyemprot bagian-bagian tubuhnya dengan parfum mahal seharga jutaan itu hingga wanginya memenuhi ruangan. Setelah itu, dia memilih tidur di pembaringan. Tidak peduli pria yang sudah menjadi suaminya akan tidur di mana. Jika dia tidur di kamar dan ranjang yang sama, maka Melody ingin tahu, apakah cinta pada istri pertamanya lebih kuat daripada nafsunya.

Saat Melody hendak memejamkan mata, gadis itu mendengar suara pintu kamar dibuka, sekilas dia mendongakkan kepalanya melihat siapa yang datang. Tentu saja suaminya, siapa lagi.

"Kau mau kemana?" Erlan bertanya.

"Tidur, kamu pikir aku mau kemana-mana malam-malam begini," sahut Melody.

"Kenapa wangi sekali, hingga seluruh ruangan ikut wangi. Menganggu sekali," gerutu Erlan.

"Aneh, tercium aroma wangi malah terganggu. Nafsumu itu yang terganggu," sahut Melody dalam hati.

Tidak mau berdebat, Erlan memilih untuk mengganti baju dan tidur di sisi lain ranjang yang ditiduri oleh Melody. Meskipun dia sedikit terganggu dengan wangi tubuh dan baju yang dikenakan Melody, Erlan berusaha memejamkan mata dan tidur seperti biasanya.

***

Malam ke tiga.

Lagi-lagi Melody melakukan hal yang sama, memakai baju dengan model hampir sama tapi dengan warna berbeda. Tidak lupa parfum disemprot seperti malam sebelumnya.

"Untuk apa kami terus melakukan hal ini. Mau menggodaku?" tanya Erlan saat melihat Melody masih melakukan hal yang sama seperti kemarin. Pria itu benar-benar mulai terganggu dan kesal dengan situasi ini.

"Mama memberiku parfum mahal, untuk apa. Tentu saja kupakai saat di kamar, tidak mungkin aku memakai parfum sewangi ini jika berkeliaran di luar rumah," jawab Melody.

"Jika kamu tergoda, itu bukan salahku. Artinya kamu lemah, sok-sokan setia, nyatanya tergoda juga. Laki-laki memang sama saja, tidak peduli masih muda atau sudah tua." Melody melanjutkan mengeluarkan isi kepalanya.

Erlan menggeram mendengar perkataan Melody, namun tidak berniat juga berdebat dengannya. Memilih kembali tidur di sisi lain ranjang yang luas itu tanpa memperdulikan godaan dari gadis yang sudah menjadi istrinya itu. Gadis yang seharusnya bisa dia ubah menjadi wanita seutuhnya.

***

[Aku pulang terlambat, menunggu dijemput oleh Aldo karena tidak ingin menyetir sendiri. Jika kamu masih tidur dengan kebiasaan seperti malam-malam kemarin jangan tidur di atas ranjang. Tidur di sofa saja, situasiku sedang tidak bagus malam ini]

Pesan panjang lebar masuk ke dalam ponsel milik Melody, pesan dari suami tuanya. Menurut mamanya, Erlan hari ini menghadiri acara bisnis dengan rekan-rekannya yang kebanyakan orang asing.

Melody mendesah malas membaca pesan itu, malam ini dia juga masih melakukan hal yang sama seperti malam-malam sebelumnya, sepertinya dia kalah. Pria itu memang tidak peduli sama sekali meskipun seluruh tubuhnya memancarkan aroma wangi. Padahal kata mama mertuanya, parfum itu adalah parfum spesial yang bisa membangkitkan gairah pasangan saat mencium aromanya.

Gadis itu sengaja melakukannya untuk mengalahkan rasa angkuh dalam diri suaminya, bukan untuk benar-benar mendapatkan sentuhan dari pria itu. Dalam hatinya, dia juga belum ada rasa untuk pria yang menurutnya bertindak tidak menghargainya sama sekali.

Melody memilih untuk pindah ke sofa sebelum nanti akan timbul drama karena pria arogan itu sudah memperingatkannya sebelumnya. Tidak menunggu lama, akhirnya dia terlelap dibuai mimpi, tidak pernah peduli dengan lelaki yang sudah menikahinya ada di mana. Selama beberapa hari ini memang begitu adanya. Hingga akhirnya dia terbangun karena ada yang menyapanya.

"Kenapa tidur di sini?" tanya Erlan, pria yang sama yang menyuruhnya untuk tidur di sofa.

"Kamu mau ngapain, Mas!" Seru Melody, kaget dengan tingkah suaminya yang aneh dan hendak memeluknya bahkan sudah membelai wajahnya saat tadi menanyakan kenapa dia tidur di sofa.

"Aku sangat merindukanmu," ucap Erlan, tanpa aba-aba dia langsung memeluk tubuh Melody.

"Kamu Mabuk, Mas!"Melody memberontak dalam dekapan sang suami.

"Aku cuma minum sedikit," jawab Erlan tanpa berniat melepaskan pelukannya.

"Liana, aku sangat merindukanmu. Akhirnya kamu datang juga dalam mimpiku."

"Kamu tidak mimpi, Mas. Aku bukan Mbak Liliana," seru Melody, wanita itu kembali meronta.

Melody ketakutan setengah mati mendapati suaminya pulang dengan kesadaran di bawah minuman beralkohol, lalu menganggapnya sebagai mendiang istri pertamanya. Istri yang katanya sangat dia cintai.

🍁 🍁 🍁

Related chapters

  • JERAT CINTA ISTRI MUDA SANG PENGUSAHA    Bukan Mimpi

    "Bapak bisa ke kamar sendiri?" tanya Aldo, asisten pribadi Erlan.Tidak mungkin Aldo mengantarkan pria itu hingga masuk ke rumah dan kamarnya karena sekarang ada wanita yang harus dijaga privasinya. Atasannya itu sekarang sudah memiliki seorang istri. "Bisa, aku hanya pusing dan berkunang-kunang, bukan pingsan. Aku memintamu menjemputku karena tidak mungkin menyetir sendirian, kamu pulang saja," jawab Erlan sambil berjalan tertatih masuk ke dalam rumah. Saat menaiki tangga menuju kamarnya yang ada di lantai dua, dia harus mengejap dan menggelengkan kepalanya agar bisa melihat anak tangga dan berpijak dengan benar.Erlan yang tidak pernah meminum alkohol, akhirnya hari ini meminum juga untuk menghormati rekan bisnisnya. Hanya beberapa gelas yang masuk ke perutnya sudah membuat pria itu hampir kehilangan kesadaran, kepalanya pusing, pandangannya juga mengabur. Sehingga dia harus memanggil asistennya untuk menjemput dan menyetir mobilnya. Pria itu langsung merebahkan diri di pembaring

    Last Updated : 2023-08-02
  • JERAT CINTA ISTRI MUDA SANG PENGUSAHA    Terjadi Sesuatu di Antara Kita?

    Terjadi Sesuatu di antara Kita?Erlan bangun dengan kepala yang masih pusing. Dia memindai kamar, terlihat bajunya berserakan di lantai. "Astaga ... apa yang aku lakukan semalam, apa tadi malam bukan mimpi dan aku melakukannya dengan wanita itu," lirih Erlan. Dia menatap ke samping tempatnya tertidur, tidak ada Melody di sampingannya, wanita itu terlihat masih tertidur pulas di sofa. "Apa semalam aku melucuti pakaianku sendiri dan menggila sendiri di ranjang ini karena mabuk? apa Melody melihatnya," batin Erlan bertanya-tanya. Erlan segera mengenakan boxer lalu berjalan perlahan ke arah sofa di mana Melody tertidur lelap. "Dia masih tidur, apa semalam aku benar-benar bermimpi melakukannya dengan Liliana. Mimpi yang terasa nyata," batin Erlan. Pria itu lantas mengabaikan Melody dan memilih ke kamar mandi untuk membersihkan diri. ***"Setelah sarapan, temui aku di ruang kerja," perintah Erlan yang lebih dulu selesai dengan sarapannya. Sarapan kali ini lengkap, anak-anak sudah ma

    Last Updated : 2023-08-03
  • JERAT CINTA ISTRI MUDA SANG PENGUSAHA    Ego Yang Terluka

    "Hai Melody," sapa seorang pria. Melody langsung menghentikan langkahnya, berbalik dan melihat siapa yang memanggilnya."Haidar?" Gumam Melody. "Kamu kuliah di sini lagi?" tanya Haidar begitu jarak mereka sudah dekat. "Iya," balas Melody. Setelah semua persyaratan kuliah diurus oleh asisten suaminya, Melody tinggal masuk kuliah dengan nyaman dan tenang. Sepertinya menjadi orang kaya memang serba mudah, tinggal menyuruh orang melakukan pekerjaan dan terima beres. "Ayo ngobrol di kantin. Banyak yang ingin aku bagi denganmu." Pria bernama Haidar itu mengajak Melody ke tempat yang lebih nyaman, dari pada berbicara sambil berdiri seperti sekarang. Melody berpikir sejenak. "Ayolah," bujuk Haidar lagi. Wanita itu akhirnya tidak bisa menolak dan mengikuti keinginan Haidar. Mereka tidaklah terlalu dekat tapi memang cukup saling mengenal. Keduanya sama-sama penerima beasiswa jalur prestasi di Universitas tersebut, universitas milik keluarga Erlangga. Dua gelas jus terhidang di meja, di

    Last Updated : 2023-08-04
  • JERAT CINTA ISTRI MUDA SANG PENGUSAHA    Hamil??

    Smartphone Melody terus berdering, dari nomor yang sama tapi tanpa nama. Dua kali dia mengabaikannya namun ponsel pintar itu kembali berdering. "Aku angkat dulu ya, kayaknya penting." Melody berkata pada Hadiar yang ada di depannya. Pria itu mengangguk. Melody segera menggeser layar ponsel untuk menerima panggilan. "Dengan Ibu Melody," sapa pria di ujung telepon."Iya benar.""Maaf, Bu, mengganggu. Ini Aldo asisten pribadi Pak Erlan. Ibu sedang bersama Bapak, tadi beliau pergi dari kantor tiba-tiba, katanya mau ke kampus. Saya pikir mau menjemput ibu, tapi ini sebentar lagi ada metting penting," papar Aldo panjang lebar, menjelaskan kenapa dia menelepon Melody. "Kenapa tidak menelepon Mas Erlan langsung? Saya belum bertemu dengannya," balas Melody."Ponselnya tidak aktif, Bu.""Penting, Mas?" tanya Melody. "Iya.""Ya sudah, coba saya cari dulu ya.""Terima kasih, Bu."Sambungan telepon diputus, Melody segera kembali menemui Haidar dan berpamitan. Mengatakan ada urusan penting, p

    Last Updated : 2023-08-05
  • JERAT CINTA ISTRI MUDA SANG PENGUSAHA    Sesal Yang Terlambat

    Sesal yang terlambat***"Minum ini, sekarang juga!""Apa itu, Mas?" tanya Melody."Minum dan jangan banyak tanya," geram Erlan dengan pandangan nyalang. Menatap Melody yang berbaring di tempat tidur."Apa yang kamu lakukan, Mas?" tanya melody dengan ketakutan ketika melihat suaminya membuka sebuah botol yang dia tidak ketahui berisi apa dan hendak memaksanya untuk meminumnya.Dari tatapan mata Erlan, dia menduga kalau isi botol itu bukanlah sesuatu yang baik."Melenyapkan anak haram yang ada di dalam perutmu," jawab Erlan tanpa ekspresi.Ketakutan benar-benar semakin menguasai Melody mendengar jawaban dari suaminya. Bagaimanapun juga dia tidak ingin suaminya membunuh darah dagingnya sendiri, dan dia juga tidak rela jika calon anak yang di dalam kandungannya meninggal dengan cara seperti itu.Sepulang dari kampus dengan keadaan muntah-muntah tadi, mertuanya langsung memintanya cek kehamilan saat itu juga dan hasilnya benar-benar positif. Namun sejak dari dokter, Erlan tidak terlihat b

    Last Updated : 2023-08-05
  • JERAT CINTA ISTRI MUDA SANG PENGUSAHA    Pulang Atau ....

    "Nggak apa-apa, kamu masih sangat muda masih bisa hamil lagi." Santika menghibur menantunya yang tergolek lemas di ranjang pasien.Baru saja beberapa hari yang lalu wanita itu begitu bahagia saat mengetahui Melody hamil, lalu tiba-tiba sekarang harus bersedih karena menantunya keguguran.Melodi hanya bisa menggigit bibir menahan kesedihan di hatinya, apa jadinya jika mertuanya itu tahu yang menjadi sebab dirinya keguguran adalah suaminya sendiri. "Ma, pulang dari sini bolehkah aku pergi ke rumah orang tuaku dulu. Aku ingin ada di sana untuk sementara waktu," pinta Melody pada sang mertua."Mama tidak keberatan kamu pulang ke rumah orang tuamu, mungkin kamu ingin menenangkan diri di sana, tapi bagaimana dengan Erlan apakah dia akan memberimu izin.""Mas Erlan pasti akan memberikan izin padaku, Ma. Lagi pula, dari habis menikah aku belum pernah mengunjungi orang tuaku."Erlan belum memberinya ijin untuk pulang ke rumah orang tuanya, dan Melody juga belum memintanya. Melody terus membun

    Last Updated : 2023-08-06
  • JERAT CINTA ISTRI MUDA SANG PENGUSAHA    Hot Night

    "Aku akan ...." Erlan menaikkan nada bicaranya, namun kemudian kembali menarik nafas dalam-dalam dan menatap pada wanita yang ada di depannya."Aku akan tinggal di sini bersamamu," ucap Erlan melemah. Dahi Melody berkerut, pria itu mau tinggal di sini bersamanya. Di rumah yang fasilitasnya tidak seperti rumah Erlan, mana betah pria itu nantinya. Melody sangat yakin, bahkan pria itu tidak akan tahan sehari di tempat ini. "Oke, jika kamu bisa bertahan di sini selama satu minggu, maka aku akan ikut pulang denganmu. Tapi jika belum satu minggu kamu sudah tidak betah, maka aku akan pulang jika mau mau mengikuti keinginanku." Melody memberi tantangan pada suaminya, ingin tahu seberapa besar keinginan pria itu membawa dirinya kembali ke rumahnya. Benar-benar menginginkan atau hanya basa-basi, atau bahkan karena diminta oleh mamanya. "Oke, aku setuju," balas Erlan. Apa susahnya tinggal di rumah mertua dalam kurun waktu satu minggu, dia pernah melakukannya di rumah Liliana dulu saat penga

    Last Updated : 2023-08-15
  • JERAT CINTA ISTRI MUDA SANG PENGUSAHA    Kulit yang Memerah

    JERAT CINTA 12"Apa yang sedang kamu perbuat dengan tangan di atas perutku?" Lagi, Erlan mengulang pertanyaannya karena Melody masih membisu dan tangannya juga tidak kunjung dipindahkan dari atas perut Erlan. "Kamu yang kenapa? Ngapain tidur telanjang seperti itu," sungut Melody. Wanita itu langsung bangun dari tidurnya dan duduk bersila di atas ranjang. "Gerah, kamu pikir aku mau ngapa-ngapain kamu," sahut Erlan.Dia memang bertelan-jang dada karena kegerahan, bukan ingin melakukan sesuatu pada istrinya. "Oh, jadi menurutmu aku tidak menarik? kamu tidak akan tertarik padaku, lalu apa yang terjadi pada malam itu. Kulihat kamu begitu menikmatinya. Harusnya aku foto ekspresimu malam itu!" "Melody, ayolah berhenti bertengkar denganku. Semua yang terjadi memang salahku, aku minta maaf. Mari kita mulai dari awal, kamu bisa berteman dengan anak-anak. Ayo berteman juga denganku." Erlan merendahkan nada bicaranya. Berusaha membujuk istrinya dengan kelembutan. Cara itu dulu sangat ampuh u

    Last Updated : 2023-08-15

Latest chapter

  • JERAT CINTA ISTRI MUDA SANG PENGUSAHA    Bab 41

    Jerat Cinta Istri Muda 41"Aldo siapkan peralatan flyboard dan juga satu orang profesional yang bisa melakukan hal tersebut. Bawa ke sini semuanya sekarang juga," perintah Erlan pada asisten pribadinya melalui panggilan telepon."Ini sudah malam, untuk apa Bapak memerlukan hal seperti itu?" tanya Aldo."Apakah aku harus memiliki alasan saat menyuruhmu melakukan sesuatu? Lagi pula ini baru jam sembilan malam.""Baik, Pak, akan segera saya siapkan," ucap Aldo.Sebagai seorang asisten pribadi, Aldo memang seringkali mengerjakan hal-hal pribadi yang diperintahkan oleh Erlan. Tak peduli pada waktu dan jam berapa meskipun itu bukan jam kantor. Semua kebutuhan Erlan Aldo harus siap siaga untuk menyediakannya bahkan jika dia harus bekerja dua puluh empat jam. Setelah memberi perintah kepada Aldo Erlan hanya menatap sekilas pada pintu kamar di mana Melody merajuk dan masuk ke sana. Sebenarnya dia ingin membujuk, tapi mengingat hari ini Erlan sudah banyak berbuat salah pada Melody, akhirnya pr

  • JERAT CINTA ISTRI MUDA SANG PENGUSAHA    Bab 40

    Jerat Cinta Istri Muda 40Semburat warna jingga hampir terlihat di cakrawala, angin bertiup sepoi-sepoi, menerpa wajah Melody. Suasana memang romantis, tapi wanita itu sendirian menikmatinya. Erlan, suaminya yang tiba-tiba mengajaknya pergi ke pulau ini ternyata masih saja sibuk dengan urusan pekerjaannya. Melody tentu saja merasa aneh, Erlan yang kukuh ingin pergi bulan madu tapi setelah sampai tujuan malah sibuk bekerja. "Kamu lihat laut dulu sendirian ya, saya ada pekerjaan mendadak. Tidak kemana-mana, hanya ada meeting online sebentar," ucap Erlan pada Melody, saat waktu menunjukan jam tiga lewat lima puluh menit. "Meeting apa jam segini, bentar lagi orang pulang kerja," protes Melody tak percaya. "Makanya mau pulang jadi meeting dulu, Melody Sayang."Tak mau berdebat dengan suaminya, Melody akhirnya memilih untuk pergi melihat pantai sendirian. Sejak dia datang, Melody memang sangat antusias melihat tempat tersebut. Meskipun awalnya dia harus berdebat dengan Erlan karena tak

  • JERAT CINTA ISTRI MUDA SANG PENGUSAHA    Bab 39

    JERAT CINTA ISTRI MUDA 39"Adik? Memangnya untuk apa?" Tanya Melody kebingungan. Untuk apa putrinya itu meminta adik di usianya yang sekarang. Dia memang tidak terlalu memikirkan untuk segera memiliki anak. Selain karena khawatir dengan kedua putri sambungnya yang mungkin saja tak akan terima dia juga masih ingin fokus kuliah. Entahlah, untuk saat ini dia tak begitu memikirkan tentang buah hati. Ditambah lagi dia juga menggunakan kontrasepsi. "Adik kok untuk apa sih, Melody," sahut Santika. "Memangnya kamu gak pengen punya anak dari Erlan, kamu gak mau melahirkan keturunan dari kami?""Bu-bukan begitu, Ma. Tapi ini terlalu tiba-tiba." "Tiba-tiba bagaimana, kan udah pernah hamil," cecar Santika. Melody menatap suaminya berharap sang suami membantunya untuk berbicara. Hanya Erlan yang tahu kalau dia memasang alat kontrasepsi saat ini, dan juga dia bingung hendak beralasan apa pada mertuanya."Kamu sudah siap punya adik lagi? Gak malu udah gede masih punya adik bayi?" Tanya Erlan pa

  • JERAT CINTA ISTRI MUDA SANG PENGUSAHA    Bab 38

    JERAT CINTA ISTRI MUDA 38"Pa, aku mau pindah kuliah ke luar kota," kata Fayanna , saat mereka tengah asyik makan malam bersama. Erlan dan Melody berpandangan, Erlan memang sudah dengan sengaja memerintahkan Haidar ke luar kota. Bekerja di perusahaan cabang, sebenarnya Erlan hanya akan melakukan itu selama beberapa bulan saja. Penasaran dengan apa yang dikatakan Melody, apa iya putrinya benar-benar akan meminta ijin untuk kuliah di luar kota juga seperti perkataan Melody malam itu. "Ngapain sih, Kak, keluar kota segala. Kampus milik keluarga kita juga udah paling bagus di kota ini. Susah-susah amat, aku sendiri di rumah ini kalau gak ada Kakak," protes Kaire."Ada Mama," balas Fayanna. "Mama?" Kaire mengulang perkataan kakaknya. "Kak Melody," terang Fayanna . Pandangan gadis itu beralih dari adiknya ke ibu tirinya. "Iya, ngapain harus ke luar kota. Memangnya apa yang salah dengan kampus di kota ini. Lagi pula kamu masih anak-anak jangan jauh-jauh dari rumah. Udah di sini aja ken

  • JERAT CINTA ISTRI MUDA SANG PENGUSAHA    Bab 37

    JERAT CINTA ISTRI MUDA 37Suasana sejuk dan nyaman sangat terasa, juga pemandangan indahnya kota yang dihiasi oleh lampu-lampu yang berkelap-kelip terlihat sangat jelas dari tempat duduk Erlan berada sekarang. Pria itu sedang makan malam di restoran yang berada di sebuah atap gedung dengan puluhan lantai. Di depannya, duduk wanita cantik yang sejak tadi tersenyum manis padanya, Ariana."Dalam rangka apa Mas Erlan mengajakku makan malam seperti ini?" Tanya Ariana. "Banyak hal yang ingin aku bicarakan," balas Erlan. Ariana kembali tersenyum manis, hatinya seakan dipenuhi bunga-bunga. Dia merasa akan mendapatkan hati pria yang selama ini dikaguminya. Tidak sia-sia dia sudah melakukan segala cara untuk mendapatkannya."Aku banyak waktu itu itu," timpal Ariana dengan senyuman mengembang.Erlan menghirup nafas dalam-dalam sebelum memulai percakapannya."Ariana, sebagai keluarga, sebagai teman, aku meminta baik-baik padamu kali ini. Jangan menganggu keluargaku, terutama istriku. Seperti h

  • JERAT CINTA ISTRI MUDA SANG PENGUSAHA    Bab 36

    Erlan mendapatkan kabar dari orang suruhannya, mobil yang membawa Melody terakhir kali tertangkap kamera pengawas di dekat sebuah hotel. "Melody ada di hotel?" tanya Erlan. "Saya tidak yakin, Pak.""Kalau tidak yakin kenapa menghubungi, cari sampai ketemu mobil dan yang mengemudi. Lalu tanyakan di mana istriku berada," bentak Erlan penuh emosi. Bagaimana bisa dia hanya mendapatkan informasi hanya sepotong saja, meskipun memang sejak tadi dia yang terus mencecar sang pencari informasi. Erlan bergegas mengendarai mobil menuju hotel yang dimaksud oleh orang suruhannya, bisa jadi memang Melody ada di sana entah untuk apa. Tapi selama ini dia sudah berjanji pada istrinya akan percaya padanya sepenuhnya. Dan kali inipun dia tidak akan membuat keputusan yang akan merugikannya. Apapun yang dia temui nanti, Erlan akan mengedepankan percaya pada Melody.Ponsel Erlan berdering saat pria itu sedang berkendara, lelaki itu segara menerima panggilan menggunakan earphone yang terpasang di telinga

  • JERAT CINTA ISTRI MUDA SANG PENGUSAHA    Jebakan

    "Bu, kita sudah sampai," ucap pria yang ada di balik kemudi mobil yang di tumpangi Melody. Melody yang tertidur, segera bangun begitu dibangunkan oleh pria yang mengaku salah satu karyawan Erlan tersebut. "Sudah sampai, Pak?" tanya Melody. "Sudah, Bu.""Hotel," gumam Melody, matanya memindai sekeliling yang memperlihatkan gedung bertingkat. Mereka berhenti tepat di depan pintu masuk. "Pak Erlan meminta saya membawa Ibu ke sini. Ini kartu akses masuknya, nomor kamarnya 439." Pria itu berkata sambil menyerahkan sebuah kartu pada Melody. "Mas Erlan menyuruh saya langsung ke kamar hotelnya?" tanya Melody memastikan. "Betul.""Ngapain sih Mas Erlan pakai acara menyuruhku ke hotel segala, mau ngapain coba," batin Melody. Namun, otaknya sudah dipenuhi dengan berbagai bayangan panas yang akan terjadi jika dia mendatangi suaminya sekarang. Melody segera turun dari mobil setelah menerima key card yang diberikan oleh sang supir. Dengan langkah ringan, wanita itu berjalan memasuki bangunan

  • JERAT CINTA ISTRI MUDA SANG PENGUSAHA    Bab 34

    Jerat Cinta 34Ariana kesal luar biasa sejak pulang dari rumah Erlan. Tak menyangka jika usahanya untuk membuat wanita itu keluar dari rumah itu gagal. Dia seakan tidak percaya Erlan membela Melody. Tapi satu yang menjadi pertanyaannya, kenapa Erlan melakukan itu. Alasan apa yang mendasarinya. Apakah awalnya Erlan berpikir seperti yang dia pikirkan, menanggap anak itu bukan anak Erlan. Ariana membuka ponselnya lalu tangannya dengan lincah menari di atas layar smartphone yang ada dalam genggamannya, tak lama kemudian dia menghubungi seseorang. "Cari tahu tentang wanita itu sejelas-jelasnya. Mulai dari dia kuliah hingga belum lama ini menikah," perintah Ariana pada seseorang di ujung telepon sana. Ariana menghela nafas panjang, rasanya dia belum ingin menyerah untuk mendapatkan pria idamannya dan menyikirkan wanita kemarin sore yang tidak menurutnya tak memiliki kelebihan sama sekali.***"Faya, apa yang kamu lakukan?" tanya Erlan pada putrinya. "Bawa baju Kak Melody ke kamar tamu.

  • JERAT CINTA ISTRI MUDA SANG PENGUSAHA    Pelajaran Untuk Papa

    Jerat Cinta 33Erlan menceritakan bagaimana kronologi dia memaksa Melody meminum cairan penggugur kandungan, bagaimana dia memaksa istrinya meskipun wanita itu menolak dengan sekuat tenaga dan menangis dengan histeris. "Kenapa kamu lakukan itu, Erlan!" teriak Santika dengan murka. Wanita itu tidak menyangka jika putranya bisa melakukan semua itu. Bagaimana bisa, dan kenapa? Itu yang menjadi pertanyaannya sekarang. "Apa karena itu juga Melody memilih pulang pada orang tuanya, masih untung dia mau kembali ke sini. Kenapa kamu sekejam itu pada istri dan calon anakmu." Santika tampak sangat terpukul dengan pengakuan dan apa yang dilakukan oleh putranya."Kenapa kamu melakukan itu," cecar Santika. Erlan terdiam, sampai kapanpun dia tak akan mengatakan alasan sebenarnya. Kalau dia mengatakannya, bisa jadi celah orang lain untuk menyalakan istrinya. Dulu dia terlalu marah dan tergesa-gesa mengambil keputusan. Dia tak menyadari apa yang telah dilakukan pada istrinya hingga wanita itu bisa

Scan code to read on App
DMCA.com Protection Status