Share

Bab 6  

Penulis: JQ Hamdani
last update Terakhir Diperbarui: 2023-06-27 00:54:52

Nama lengkap Martin adalah Martin Sindoro.

Dia sebenarnya bukan orang sembarangan. Sesungguhnya, dia adalah seorang master seni beladiri yang merupakan pengawal pribadi sekaligus orang kepercayaan Kakek Sanjaya. Selain ahli beladiri, dia juga memiliki keahlian pengobatan tradisional tingkat tinggi.

Tidak berlebihan sama sekali jika dikatakan bahwa Martin adalah orang yang paling bertanggung jawab atas keselamatan dan kesehatan pemimpin Keluarga Sanjaya.

Ahli beladiri dengan banyak keahlian itu sudah menjadi pengawal tersembunyi keluarga Sanjaya sejak usianya baru menginjak 20 tahun.

Pada masa itu dia bertugas mendampingi sekaligus melindungi Charles Sanjaya, yaitu ketika putra tunggal orang terkaya di Morenmor itu masih menjalani pendidikan di universitas.

Kemudian – saat masa awal Charles bergabung dengan militer – dia tetap melindungi putra Kakek Sanjaya itu secara rahasia. Saat itu, dia menyamar sebagai instruktur pelatih seni beladiri. Bahkan ketika Charles sudah menjadi perwira komando dan memiliki pasukan sendiri, dia tetap mendampinginya dengan menjadi sopir pribadi yang selalu ikut ke manapun perwira muda itu bertugas.

Martin baru berhenti mendampingi Charles lima tahun yang lalu.

Waktu itu Charles mendapat tugas sebagai atase militer Negara Pecunia di luar negeri, sementara di sisi lain – Kakek Sanjaya sudah mulai memasuki usia senja dan melemah secara fisik.

Tidak ada pilihan lain, Charles terpaksa berangkat ke luar negeri sendirian dan Martin mulai menjalani tugas barunya sebagai kepala pelayan Keluarga Sanjaya merangkap sebagai asisten pribadi Kakek Sanjaya.

Dua puluh tahun lebih mengabdi pada Keluarga Sanjaya, Martin tentunya tahu betul selera dan gaya Kakek Sanjaya dalam merencanakan setiap langkah dalam hidupnya. Tidak ada alasan sama sekali baginya untuk tidak memahami rencana lelaki tua kaya raya itu – yang hendak menjadikan Leon sebagai pendamping Edward, sebagaimana dulu dia menjadi pendamping Charles.

Martin sadar sepenuhnya, dia harus melatih Leon sebaik-baiknya hingga menjadi seorang pengawal tersembunyi yang tangguh, cerdas dan setia bagi Edward Sanjaya.

Namun, sebersit keraguan tiba-tiba menyelinap ke dalam hatinya, saat dia teringat bagaimana cucu Kakek Sanjaya itu memperlakukan Leon selama ini.

Keraguan Martin tidak salah.

Jauh di dasar hatinya, Leon memang sebenarnya memendam kebencian pada Edward. Bagaimanapun, setiap hari dipukuli tanpa ampun selama dua tahun penuh – pastilah akan menorehkan benci dan dendam di dalam hati.

Martin juga tahu, Leon tidak pernah menampakkan amarah dan kebenciannya hanya karena bocah itu menyadari statusnya yang cuma menumpang tinggal di rumah keluarga Sanjaya.

“Ini tidak akan mudah!” keluh Martin dalam hati, sadar akan tugas berat yang membebaninya.

Namun, perintah tetap perintah!

Martin akhirnya mulai menyusun rencana pelatihan untuk Leon, sesuai dengan kehendak Kakek Sanjaya.

Dia mengatur beberapa orang pelayan supaya mulai sering menyuruh Leon melakukan berbagai pekerjaan rumah tangga. Tentu saja, dia juga menyuruh mereka agar memberikan makanan tambahan ala kadarnya sebagai imbalan.

Imbalan yang paling menyenangkan bagi Leon adalah ketika dia diizinkan menyantap sisa hidangan makan malam Kakek Sanjaya.

Bagaimanapun, sisa hidangan makan malam Kakek Sanjaya adalah makanan-makanan bergizi dengan cita rasa tinggi dan kelezatan khas kelas restoran bintang lima. Lebih dari itu, sering kali makanan sisa yang diberikan padanya itu bahkan belum disentuh sama sekali.

Sesungguhnya, agak terlalu sulit bagi siapapun untuk mengatakan bahwa itu adalah makanan sisa.

“Makanlah, habiskan kalau mampu. Badanmu harus lebih besar dan lebih kuat lagi, supaya bisa terus menemani Tuan Muda berlatih! Hahahaha….”

Seorang pelayan bertubuh gemuk yang memiliki wajah jenaka menyodorkan satu porsi besar Foie Grass sisa hidangan makan malam Kakek Sanjaya yang tampaknya belum disentuh sama sekali.

“Terima kasih, Tuan!” jawab Leon dengan mata berbinar-binar.

Selanjutnya, hidangan mewah berbahan dasar hati angsa yang dipaksa gemuk secara kejam sehingga kaya akan lemak dan protein itu sedikit demi sedikit mulai bermigrasi ke dalam lambung Leon hingga tandas tak bersisa.

Sebagai gantinya, bocah yang sedang dalam masa pertumbuhan itu harus mencuci semua piring dan perlengkapan lain bekas makan malam Kakek Sanjaya.

Setelah selesai membantu para pelayan di dapur, Leon bergegas ke kamarnya untuk beristirahat. Bagimanapun, besok pagi dia harus kembali menjalankan peran sebagai samsak hidup demi memuaskan nafsu berkelahi Edward yang selalu menggebu-gebu.

Namun sebelum dia tiba di kamarnya, seorang lelaki setengah umur berbadan tegap terlihat berdiri santai sambil bersandar ke dinding – tepat di depan pintu kamar.

Lelaki berbadan tegap itu adalah Martin, kepala pelayan Keluarga Sanjaya yang juga merupakan orang kepercayaan Kakek Sanjaya.

“Selamat malam, Tuan Martin.” Leon menyapa sopan, antara takut dan khawatir.

Martin tidak merespon.

Dia hanya memutar badan lalu beranjak pergi dengan langkah perlahan sambil memasukkan kedua tangan ke saku celana. Sesaat kemudian, dia menoleh seraya memberi isyarat agar Leon segera mengikutinya.

“Ayo kita latihan!” gumam Martin pelan, namun tak terbantahkan.

Leon terhenyak, tapi tetap patuh mengikuti Martin.

Sepanjang jalan, kekhawatirannya melonjak ke level maksimum. Bagaimanapun juga, selama ini dia hanya memahami bahwa latihan adalah sama artinya dengan dipukuli tanpa ampun!

Walaupun beberapa waktu belakangan dia sudah tidak lagi terlalu merasa sakit ketika dipukuli oleh Edward, namun situasinya sekarang jauh berbeda.

Bukan Edward yang akan berlatih dengan Leon, tapi Martin!

Leon tahu, dia tak mungkin bisa tertawa sebagaimana selama ini dia telah meremehkan pukulan Edward. Sepertinya, mungkin dia justru akan menangis. Bahkan, mungkin dia sudah akan menangis sebelum pukulan pertama menyentuhnya.

Bagaimanapun, Martin adalah orang dewasa. Pukulannya pasti akan jauh lebih kuat daripada Edward!

Leon pun mulai panik.

Beberapa saat kemudian, mereka akhirnya tiba di aula olahraga. Martin berdiri tepat di tengah aula, sementara Leon terlihat pasrah beberapa langkah di belakangnya.

Hening sejenak.

Tidak ada yang berbicara atau mengeluarkan suara sedikitpun. Leon bahkan seperti bisa mendengar degup jantungnya sendiri yang mulai berdetak tidak beraturan.

Sesaat kemudian, Martin berbalik hingga posisinya berhadap-hadapan dengan Leon.

“Mendekatlah!” perintah Martin.

Leon menurut, berjalan mendekat satu langkah lalu diam. Dia tak punya keberanian untuk melangkah lebih dekat. Perasaannya mulai tidak karuan sementara jantungnya berdebar makin cepat tak beraturan.

Antara ragu dan takut, dia akhirnya memberanikan diri memandang Martin dengan tatapan memohon belas kasihan.

Namun, Martin tidak peduli.

“Lebih dekat!” desis Martin penuh intimidasi, memerintah tanpa belas kasihan.

Hampir menangis, Leon kemudian memaksa kakinya untuk berjalan selangkah lagi.

“Lagi!” bentak Martin dengan suara menggelegar.

Leon tersentak.

Takut membuat Martin benar-benar murka, dia segera melangkah maju dengan cepat hingga jarak antara dirinya dengan sosok orang kepercayaan Kakek Sanjaya itu tidak lebih dari satu langkah saja.

Entah sejak kapan, tiba-tiba tubuhnya sudah gemetar dengan hebat. Tanpa dapat dibendung sedikitpun, sesuai dengan perkiraannya sendiri, ternyata tangisnya memang sudah meledak sebelum dia mulai dipukuli.

Entah sedih entah takut, mungkin juga keduanya, Leon akhirnya menyerah pada kenyataan.

Dia tak mampu untuk terus-menerus berpura-pura tegar. Dia kini berdiri pasrah tanpa daya sambil menundukkan kepala. Menangis terisak-isak hingga pundaknya ikut berguncang-guncang. Seiring dengan air matanya yang tumpah dan mengalir deras seperti bendungan jebol.

“Hapus air matamu! Laki-laki sejati tidak menangis.” Sebuah suara berat bernada tegas namun lembut memaksa Leon mengangkat wajah.

Leon tertegun.

Ternyata Martin tidak memukulinya.

Bahkan sebaliknya, Leon justru mandapati lelaki gagah itu berjongkok tepat di depannya.

Orang kepercayaan Kakek Sanjaya itu memegang pundak Leon dengan lembut. Sementara, dua ibu jarinya yang tebal dan kokoh menopang dagu bocah itu. Kini, wajah kedua lelaki yang berbeda generasi itu saling berhadapan hampir tanpa jarak.

Saat ini, Leon dan Martin bahkan bisa saling merasakan embusan napas masing-masing.

“Jangan menangis, lelaki sejati tidak menangis!” ulang Martin lebih lembut dan sangat bersahabat. Bahkan sikap galak dan tegas yang sebelumnya sangat mendominasi, kini tak terlihat sama sekali.

Namun, Leon terlanjur berkecil hati.

Dia hanya memandangi wajah Martin dengan bingung.

Dia tidak mengerti sedikitpun alasan di balik perubahan sikap Martin.

Beberapa saat yang lalu, suara lelaki berbadan tegap itu begitu dingin dan mengintimidasi. Bahkan lelaki itu juga sempat membentaknya ketika menyuruhnya mendekat tadi.

Namun, kenapa sekarang sikap kepala pelayan Keluarga Sanjaya itu terlihat begitu lembut dan bersahabat?

Leon tak mau terkecoh.

Dia sudah terlalu sering dibohongi. Dia bahkan sudah dibohongi sejak awal dia datang ke lingkungan orang kaya ini dua tahun yang lalu!

Komen (1)
goodnovel comment avatar
Restu Anong Wali
bacaan nya lumayan bgs tpi terlalu mahal
LIHAT SEMUA KOMENTAR

Bab terkait

  • JEJAK SANG PEWARIS   Bab 7  

    Leon masih ingat betul pertemuan pertamanya dengan Martin dua tahun yang lalu. Orang kepercayaan Kakek Sanjaya itu datang ke panti asuhan dan mengajaknya untuk pindah ke kediaman Keluarga Sanjaya. Waktu itu, Leon dijanjikan akan diajarkan ilmu beladiri dan berlatih bersama-sama cucu Tuan Besar Keluarga Sanjaya. Siapa yang tidak mau? Mana ada orang di Morenmor yang tidak ingin tinggal di istana Keluarga Sanjaya yang terkenal megah dan mewah? Anak kecil mana yang tidak akan bangga bisa berlatih bersama seorang tuan muda dari Keluarga Sanjaya yang kaya raya? Tidak ada! Hanya orang gila yang tidak ingin hidup mewah bersama orang-orang kaya yang berkuasa. Namun, apa yang terjadi? Leon memang diizinkan untuk tinggal di istana Keluarga Sanjaya. Akan tetapi, dia hanya boleh memasuki tiga tempat saja. Yang pertama adalah wisma pelayan, tempatnya tidur bersama puluhan pelayan Keluarga Sanjaya yang lain. Lalu yang kedua adalah dapur, tempatnya bekerja sambil mengais sisa-sisa hidangan ma

    Terakhir Diperbarui : 2023-06-27
  • JEJAK SANG PEWARIS   Bab 8  

    Lectio High School adalah sekolah umum berasrama terbaik di Kota Morenmor.Hampir semua keluarga kaya dan terpandang selalu mengirimkan putra putri mereka untuk belajar di sekolah ini. Alasannya cuma satu, Lectio High School adalah sekolah yang hanya menelurkan generasi muda terbaik dengan prestasi dan nilai kelulusan yang menakjubkan.Lebih dari itu, sepanjang sejarahnya yang hampir menyentuh satu abad, belum ada satu orang pun siswa lulusan Lectio High School yang pernah ditolak untuk melanjutkan pendidikan ke universitas manapun di seluruh dunia.Akan tetapi, tidak semua orang dapat mengenyam pendidikan di Lectio High School.Hanya mereka yang memiliki status tinggi atau berasal dari keluarga kaya dan berpengaruh sajalah yang dapat belajar di Lectio High School.Kecuali benar-benar berbakat dan memiliki otak jenius, maka tidak akan pernah ada kesempatan sedikitpun bagi anak-anak dari keluarga kaya kelas dua untuk bisa diterima di sekolah ini. Apalagi yang berasal dari keluarga bias

    Terakhir Diperbarui : 2023-06-28
  • JEJAK SANG PEWARIS   Bab 9  

    Sesi perkenalan masih berlangsung di kelas Edward dan Leon.Saat ini tinggal lima orang siswa yang belum mendapat giliran untuk memperkenalkan diri. Tiga di antaranya adalah murid perempuan, dan dua lainnya adalah laki-laki.Madam Barbara mengedarkan pandangannya sejenak, sebelum tatapannya jatuh pada seorang murid perempuan berparas jelita. Entah kenapa, dia merasa agak familiar dengan wajah siswi yang duduk di deretan kedua sebelah kiri itu.Kecantikan murid perempuan itu nyaris sempurna, cukup untuk membuat seorang bidadari jatuh dalam kecemburuan.Wajahnya bulat oval dengan dagu tirus yang ada belahannya. Sepasang matanya jernih bercahaya dengan bulu-bulu panjang dan lentik menghiasi kedua kelopaknya, berpadu sempurna dengan sepasang alis tebal yang hampir saling bertautan. Hidungnya mancung dan sedikit runcing seperti hidung boneka. Bibirnya tipis berwarna merah muda, khas anak perempuan yang sedang berangkat remaja. Sementara, sebuah lesung pipit di pipinya yang sebelah kiri men

    Terakhir Diperbarui : 2023-06-28
  • JEJAK SANG PEWARIS   Bab 10  

    “Bawakan tasku!”Edward melemparkan tasnya begitu saja ke arah Leon.Sesaat setelah itu, dua buah tas yang berbeda juga ikut melayang dengan arah yang sama. Kedua tas yang terbang belakangan itu adalah milik Bronson dan Robert.Sejak mengetahui bahwa Edward adalah cucu Kakek Sanjaya yang kaya raya, Bronson dan Robert memang telah langsung menjadikan diri mereka sebagai pengikut setia Tuan Muda Keluarga Sanjaya itu. Dan sebagai pengikut setia Edward, sepertinya mereka merasa mempunyai hak yang sama untuk ikut memperlakukan Leon sebagai pelayan.Akan tetapi sebaliknya, Leon justru tidak pernah peduli sama sekali dengan keberadaan mereka.Dia menangkap tas milik Edward dengan tangkas, namun membiarkan kedua tas yang lain jatuh begitu saja ke lantai.Bronson dan Robert langsung meradang melihat tas mereka jatuh hingga isinya berhamburan.“Hai – kenapa kamu menjatuhkan tasku?” bentak Bronson sengit.“Lihat, isinya sampai berantakan begitu! Kalau ada yang rusak, bagaimana? Apa kamu sanggup

    Terakhir Diperbarui : 2023-06-29
  • JEJAK SANG PEWARIS   Bab 11

    Leon tak bersuara sedikitpun untuk membela diri.Dia tahu, Edward bisa langsung jatuh dalam masalah besar jika kejadian yang sebenarnya sampai terungkap. Padahal, dia sudah terlanjur berjanji pada Martin untuk selalu membela dan melindungi cucu Kakek Sanjaya itu – tak peduli apakah benar atau salah!Leon memang sangat menghormati Martin Sindoro.Bagaimanapun, kepala pelayan Keluarga Sanjaya itu adalah guru ilmu bela dirinya. Lebih dari itu, orang kepercayaan Kakek Sanjaya itu bahkan telah menjadikannya sebagai anak angkat. Bagaimana mungkin dia dapat mengingkari janjinya pada lelaki paruh baya yang telah banyak berjasa itu?Dia tak punya pilihan apapun, kecuali tetap bungkam demi memenuhi janjinya pada Martin!Akan tetapi, Madam Barbara tidak kenal Martin Sindoro!Madam Barbara juga tidak tahu bagaimana hubungan yang sebenarnya antara Edward dengan Leon. Sehingga, tidaklah mengherankan sama sekali jika guru wali kelas itu tidak memahami alasan di balik sikap Leon yang hanya diam dan t

    Terakhir Diperbarui : 2023-06-29
  • JEJAK SANG PEWARIS   Bab 12

    Kepala Sekolah Nelson adalah orang yang paling dihormati sekaligus ditakuti di seluruh Lectio High School. Walaupun dia senantiasa berusaha terlihat ramah dalam setiap penampilannya, namun semua orang tahu bahwa dia adalah sosok angkuh yang selalu silau pada jabatan dan kekuasaan.Nelson Sarjono adalah model manusia paling umum di Morenmor.Dagunya akan selalu terangkat tinggi jika sedang berhadapan dengan bawahan, namun akan langsung terbungkuk-bungkuk jika bertemu dengan orang yang punya jabatan lebih tinggi.Jika ada urusan, biasanya orang lain yang harus datang menghadap kepadanya. Hampir tidak mungkin dia sampai mendatangi orang lain yang memiliki kedudukan dan jabatan lebih rendah, apa lagi jika orang itu adalah bawahannya sendiri!Namun pagi ini, Kepala Sekolah Nelson justru datang secara khusus ke kelas Madam Barbara.Tentu saja, dia bukan datang untuk bertemu dengan Madam Barbara.Dia datang ke kelas Madam Barbara untuk mengantar Carlos.Sebagai seorang yang sangat memuja jab

    Terakhir Diperbarui : 2023-07-01
  • JEJAK SANG PEWARIS   Bab 13  

    Malam hampir pagi.Lampu salah satu kamar di asrama sekolah Lectio High School masih terlihat menyala.Di dalam kamar yang masih terang benderang bukan pada waktunya itu, seorang murid lelaki tampak sibuk mengerjakan tugas sekolah. Anak lelaki itu terlihat menyalin catatan dari buku yang satu ke buku yang lain – sambil terkantuk-kantuk.Malam itu, untuk yang kesekian ratus kalinya, Leon harus mengerjakan PR milik teman-teman sekelasnya.Tentu saja, Leon mau melakukan semua itu karena Edward yang menyuruh!Semua berawal pada hari di mana hampir seluruh tas dan buku milik teman sekelasnya dibuang ke kolam belakang sekolah oleh Carlos. Saat itu, Leon dianggap sebagai penyebab masalah sehingga semua murid akhirnya mendapat hukuman. Mereka dihukum untuk menyalin catatan dari buku sejarah.Waktu itu, keadaan sempat berkembang tak terkendali hingga akhirnya berubah menjadi perkelahian yang mengakibatkan Edward terkapar karena ditendang Lucy. Karena merasa bersalah dan tak ingin Edward diperm

    Terakhir Diperbarui : 2023-07-01
  • JEJAK SANG PEWARIS   Bab 14

    Semua murid terpana dalam kebingungan dan kengerian.Walaupun belum benar-benar terlibat dalam pertengkaran, namun Edward dan Donald adalah dua dari tiga murid terpenting di kelas Madam Barbara. Tidak seorangpun berani ikut campur dalam urusan apapun yang terjadi di antara mereka.Diakui ataupun tidak, faktanya – jabatan dan kedudukan orang tua Edward, Carlos dan Donald adalah yang tertinggi di antara semua orang tua murid Lectio High School.Ferdian sangat menyadari kenyataan yang tak terbantahkan itu.Sebagai putra seorang Wakil Kepala Kepolisian Morenmor, dia telah diberitahu oleh ayahnya agar senantiasa menjaga hubungan baik dengan Carlos sang putra Gubernur Hanjaya, lalu Donald si anak Duta Besar Wijaya dari negara Vicinus, dan yang terpenting ­– Tuan Muda Edward dari Keluarga Sanjaya.Bagaimana mungkin dia dapat membiarkan Edward berselisih paham dengan Donald? Dan di depan matanya pula?Akan tetapi, lebih tidak mungkin baginya untuk ikut campur.Dia cuma anak seorang Wakli Kepa

    Terakhir Diperbarui : 2023-07-03

Bab terbaru

  • JEJAK SANG PEWARIS   Bab 235

    Wisma Adulterium memang sudah habis terbakar dan Victoria pun telah meninggal dunia.Namun, target operasi senyap malam ini bukan hanya sebatas itu.Target operasi senyap yang digelar pada malam itu adalah membasmi keluarga Desplazado hingga ke akar-akarnya. Selama keluarga teratas Granda Peko yang dituduh bersekutu dengan Keluarga Wijaya dari Negara Vicinus itu belum musnah sepenuhnya, maka operasi rahasia yang digagas oleh beberapa komandan senior pasukan milisi Morenmor itu tentu akan dianggap gagal.Victoria memang figur penting dalam Keluarga Desplazado, tetapi dia bukan satu-satunya tokoh berpengaruh di keluarga teratas Granda Peko itu. Masih ada Adelia dan Rudolf Subrata yang bahkan memiliki pengaruh yang jauh lebih besar.Begitu juga dengan Wisma Adulterium.Istana cinta sesaat itu memang dikenal sebagai kediaman utama Keluarga Desplazado. Akan tetapi, sebenarnya tak banyak tokoh keluarga yang berdiam di sana. Bahkan, Adelia Desplazado yang telah resmi dinobatkan sebagai pemim

  • JEJAK SANG PEWARIS   Bab 234

    Wisma Adulterium sudah habis terbakar.Leon dan Adelia yang datang beberapa saat setelah segalanya terlambat hanya mendapati sekelompok petugas pemadam kebakaran Granda Peko yang sedang mencari dan mengumpulkan jenazah para korban. Pasangan suami istri terkaya seantero Morenmor itu hanya dapat menatap sedih campur marah ketika akhirnya mengenali bahwa dua di antara sosok-sosok tak bernyawa ditemukan oleh pasukan pemadam kebakaran adalah jenazah Lucas dan Victoria.“Maaf, Tuan, Nyonya. Kami tidak dapat berbuat apa-apa karena sekelompok tentara dari pasukan aliansi Morenmor membawa perintah resmi untuk memblokir jalan dan menutup semua akses menuju tempat ini Mereka mengatakan ada penyusup dari Negara Vicinus yang bersembunyi di Wisma Adulterium,” ungkap komandan pasukan pemadam kebakaran dengan menampilkan raut wajah penuh rasa bersalah, mencoba menjelaskan alasan keterlambatan mereka.Leon menyahut singkat sedikit ketus, “Kami tahu!”Dia kemudian memanggil delapan dari 24 orang pengaw

  • JEJAK SANG PEWARIS   Bab 233

    Lucas tewas.Dua belas pria misterius berkostum serba hitam, sekarang tinggal delapan orang.Ratusan orang pelayan, pengawal, dan gadis-gadis cantik pemuas syahwat, berikut para pria hidung belang yang menjadi tamu-tamunya, kini terjebak pasrah tanpa daya upaya apa pun. Mereka hanya bisa berkumpul sambil meratap, memohon agar diperbolehkan keluar dan meninggalkan Wisma Adulterium yang saat ini masih terus terbakar hebat.Sedangkan Victoria Desplazado yang merupakan target utama operasi senyap yang dijalankan oleh orang-orang berkostum serba hitam itu, saat ini masih bersembunyi di dalam kamar tidurnya yang tahan api dan anti peluru.Sebenarnya, dia mendengar dan sudah akan membuka pintu ketika Lucas menggedor-gedor pintu kamar sambil memanggil-manggil.Victoria tidak jadi membuka pintu karena sesaat kemudian dia mendengar suara tembakan di balik pintu kamarnya. Bagaimanapun, dia masih trauma karena pernah hampir mati ketika kepalanya tidak sengaja terserempet peluru yang menembus daun

  • JEJAK SANG PEWARIS   Bab 232

    Wisma Adulterium memiliki empat kamar istimewa yang amat berbeda daripada kamar-kamar yang lain, dua kamar ada di bangunan sayap barat dan dua lagi terdapat di bangunan sayap timur. Setiap kamar berukuran sangat luas dan perabotan di dalamnya juga amat mewah.Keempat kamar istimewa itu sudah ada sejak awal berdirinya Wisma Adulterium.Pada zaman dahulu, keempat kamar tersebut adalah kamar-kamar yang sengaja disiapkan sebagai tempat khusus untuk menyenangkan pejabat Kerajaan atau anggota Keluarga Istana. Tentu saja, banyak rahasia tingkat tinggi yang tersimpan di dalam kamar-kamar mewah itu.Rahasia-rahasia tingkat tinggi itulah sebenarnya yang menjadi dasar kekuatan dan pilar kekuasaan Keluarga Desplazado hingga mampu berdiri kokoh di Granda Peko selama ratusan tahun!Saat ini, salah satu kamar istimewa itu ditempati oleh Victoria Desplazado.Sebagai ruang pribadi yang sejak awal memang disiapkan untuk orang-orang dengan latar belakang dan identitas istimewa, kamar tidur yang kini dit

  • JEJAK SANG PEWARIS   Bab 231

    Sisi timur Wisma Adulterium mulai terbakar hebat.Sementara, pria berkostum serba hitam yang telah berubah menjadi monster api masih terlihat berlarian tak tentu arah dengan api berkobar-kobar di seluruh tubuhnya. Setiap langkahnya meninggalkan jejak api menyala dan membuat kebakaran di kediaman utama Keluarga Desplazado semakin meluas.Lucas menembak lagi dan monster api pun berhenti berlarian, tumbang dengan seluruh tubuh masih berkobar.Akan tetapi, ternyata bukan hanya ada satu monster api di Wisma Adulterium!Seorang wanita penghuni wisma dan satu tamu lelakinya juga telah berubah menjadi monster api. Pasangan tanpa ikatan resmi itu tengah terlelap dalam kenikmatan ketika sebuah botol berisi minyak dengan sumbu menyala terbang menembus jendela kamar, lalu pecah dan membakar ujung seperei ranjang mereka. Keduanya baru terbangun saat pakaian dan rambut mereka dijilat api.Tak butuh waktu lama, beberapa ruangan di lantai dua Wisma Adulterium pun terbakar hebat dan menciptakan lebih

  • JEJAK SANG PEWARIS   Bab 230

    “Hati-hati …”“Tenanglah, jangan berisik …”Dua orang lelaki berpakaian serba hitam berjalan mengendap-endap mendekati gerbang sebuah bangunan besar berlantai dua di pusat kota Granda Peko, Wisma Adulterium.Tidak terlalu jauh di belakang kedua orang itu, masih ada sepuluh orang lainnya yang juga berpakaian serba hitam. Mereka bersembunyi di balik bayangan pepohonan atau mobil-mobil yang parkir di pinggir jalan.Melihat gelagat yang ditunjukkan oleh sikap dan gerakan mereka, sudah dapat dipastikan bahwa orang-orang berpakaian serba hitam itu memiliki tujuan jahat. Niat jahat mereka tak perlu diragukan lagi ketika dua orang pertama tiba-tiba memanjat gerbang dan melompat masuk. Apa pun alasannya, hanya orang jahat yang akan masuk dengan cara memanjat pintu gerbang!Tak lama berselang, terdengar suara berderit halus dan pintu gerbang pun terbuka dari dalam.Ternyata, kedua orang yang tadi melompat masuk itulah yang membukanya.Sepuluh orang berpakaian serba hitam yang lain pun langsung

  • JEJAK SANG PEWARIS   Bab 229

    Grace tak bisa berbuat apa-apa.Pesan rahasia yang dikirimkan Winston amat jelas. Setiap kalimat tersusun dengan sempurna dan terasa amat sesuai dengan situasi yang tengah berlangsung, menimbulkan kesan yang begitu nyata dan hampir tak mungkin untuk disangkal.Apalagi, dia pun telah terlanjur kelepasan memberi jawaban tak jujur kepada Adelia.Akhirnya, Grace hanya bisa terdiam pasrah – hingga bahkan tak sadar keningnya berdarah.Sementara di sisi lain, Adelia tampak terengah-engah menahan murka. Rentetan kata kasar dan caci maki yang meluncur deras dari celah bibirnya seolah tak pernah cukup untuk meluapkan amarah dan rasa kecewa di hatinya. Lebih dari itu, emosinya bahkan tidak berkurang sedikit pun walau hampir semua barang yang dapat dijangkaunya telah dia ambil dan lemparkan ke tubuh Grace!Beruntung, masih ada sedikit kewarasan yang tersisa dalam benak Adelia.Wanita jelita yang hampir sepenuhnya dikuasai emosi itu akhirnya berhenti mengamuk. Dengan suara yang melengking tinggi,

  • JEJAK SANG PEWARIS   Bab 228

    Saling todong antara Grace dan para petugas keamanan rumah sakit Medicamento Hospital masih terus berlangsung. Tak ada pihak yang mau mengalah, tetapi tak ada pula yang berani untuk memulai tembak-menembak.Kedua belah pihak sama-sama menunggu.Sementara itu, Edward telah dibawa ke ruang perawatan.“Beritahu Nyonya Adelia, Tuan Edward ternyata benar-benar keracunan!” ucap seorang dokter muda setelah memeriksa kondisi Edward.Selang beberapa saat, Adelia pun tiba di ruang perawatan Edward.“Bagaimana keadaannya?” tanya wanita berparas bidadari itu dengan nada suara yang terdengar sedikit panik.Dokter menggeleng lemah lalu menjawab lirih, “Maaf, Nyonya. Kami masih belum dapat mengidentifikasi racun di dalam tubuh Tuan Edward. Untuk sementara, kami hanya dapat memperlambat penyebaran racun itu supaya tidak membahayakan organ vital.”Seorang perawat laki-laki kemudian menambahkan, “Sebenarnya, kita dapat menggali informasi dari wanita yang membawa Tuan Edward ke sini. Akan tetapi, wanita

  • JEJAK SANG PEWARIS   Bab 227

    Hari itu, Edward memang tak mungkin dihubungi.Sejak tadi malam, putra Victoria Desplazado yang juga merupakan suami Grace Wijaya itu telah dikurung di salah satu gudang bawah tanah pabrik obat Sanus Pharmacy. Dia ditangkap dan dikurung oleh Winston Wijaya karena ketahuan menelepon ibunya, pada suatu sore dua hari yang lalu.Saat itu, Winston mendengar bahwa Edward siap bekerja sama untuk mengusir orang-orang dari Negara Vicinus yang bercokol di pabrik obat Sanus Pharmacy.Seolah terinspirasi oleh pembicaraan telepon yang tak sengaja didengarnya tersebut, Winston selaku tetua Keluarga Wijaya dari Negara Vicinus langsung menyusun rencana untuk menjadikan Edward sebagai mata-mata.Demi memuluskan rencananya, dia memerintahkan Riana Blake agar meracuni Edward!Selain itu, dia juga memaksa Grace untuk membantu.“Sebentar lagi, Negara Vicinus mungkin akan terlibat dalam perang terbuka melawan Morenmor. Keluarga Wijaya adalah keluarga teratas di Negara Vicinus, tentu harus melakukan yang te

Pindai kode untuk membaca di Aplikasi
DMCA.com Protection Status