Petugas kebersihan itu menghalangi Leon mendekati tempat sampah.Petugas kebersihan itu sudah bertahun-tahun bekerja mengurus kebersihan asrama. Dia sudah cukup melihat dan mengenal berbagai macam karakter siswa-siswi Lectio High School.Saat melihat Leon hendak mencari sepatu ke dalam tempat sampah, dia dapat langsung paham bahwa ada seseorang yang telah dengan sengaja menyembunyikan, atau bahkan membuang sepatu Leon.Senyum hangat penuh belas kasihan tersungging di bibirnya saat dia berkata, “Jangan! Kamu jangan mendekat. Sampah ini kotor dan bau, nanti pakaianmu ikut kotor. Biar saya saja yang mencarikan sepatumu.”Tak lama berselang, sepatu Leon pun akhirnya ditemukan.Setelah dibersihkan ala kadarnya, sepasang sepatu kulit berwarna hitam itu langsung menunaikan tugasnya mengantar Leon ke ruang ujian.Leon hampir terlambat.Dia bahkan harus berlari saat menuju ruang ujian.Leon tiba lima menit sebelum ujian dimulai. Dia masuk ruang ujian ketika semua murid yang lain sudah berada d
“Waktunya tinggal 20 menit lagi!”Suara Madam Barbara kembali bergema memenuhi seluruh ruangan, menjadi tanda bahwa waktu ujian tak lama lagi akan berakhir.Fransisca, Lucy, Selena, Sarah, Ferdian, Donald, Edward dan Leon langsung membeku mendengar peringatan guru senior yang tak kenal ampun itu. Sejenak, kedelapan murid itu saling berpandangan satu sama lain dengan tatapan panik campur putus asa.Di antara mereka berdelapan, hanya Sarah dan Lucy serta Donald yang tidak terlalu tampak panik. Walaupun mereka tidak yakin akan memperoleh nilai hasil ujian yang lebih tinggi daripada Leon, namun mereka masih bisa mengerjakan sebagian soal-soal ujian di hadapan mereka.Sedangkan Ferdian dan Selena, kertas lembar jawaban mereka bahkan hampir kosong sepenuhnya!Keadaan Edward hampir tidak berbeda dengan kedua temannya yang di sebut terakhir, bahkan sebenarnya – lebih buruk lagi. Lembar jawabannya masih benar-benar kosong, sekosong pandangan matanya yang seperti sedang melamun.Akan tetapi, E
Edward dan Leon berhasil sama-sama memperoleh nilai sempurna pada ujian semester kali ini.Edward menduduki peringkat pertama, sedangkan Leon harus puas pada tempat kedua. Sementara peringkat ketiga dan seterusnya di kelas Madam Barbara – diduduki oleh Sarah, Lucy, Donald, Fransisca, Selena dan Ferdian.Adapun Carlos, Ruth, Bronson dan Robert serta Viona berhasil mendapat kesempatan untuk menjalani ujian susulan berkat dukungan Kepala Sekolah. Mereka secara bersama-sama langsung menempati peringkat terakhir, tanpa sedikitpun mempertimbangkan nilai yang mereka peroleh pada ujian susulan.Selain itu, Kepala Sekolah juga melarang Madam Barbara untuk membatalkan liburan.Walaupun tidak ada satupun yang berhasil memperoleh nilai ujian yang melampaui Leon, mereka semua tetap mendapatkan hak liburan sebagaimana mestinya.“Syukurlah, akhirnya kita tetap bisa liburan!”“Ya, kita bisa liburan. Aku akan jalan-jalan ke luar negeri!”“Benar, aku juga akan pulang ke Negaraku!”“Wah, Sayang sekali!
Perkelahian sepertinya tak bisa dihindari lagi.Beberapa murid laki-laki mulai bergeser saling menjauh. Tanpa komando, mereka berdiri berjajar membentuk sebuah lingkaran yang cukup besar sebagai arena pertarungan.Carlos dan Edward berdiri gagah di tengah-tengah dengan sikap dan posisi siap berlaga.Suasana berubah senyap bercampur tegang.Semua orang menahan napas dan berusaha untuk tidak berkedip. Tak ada yang rela kehilangan momen langka yang mungkin akan segera terjadi.Antara takut dan penasaran, mereka diam membisu sambil bertaruh di dalam hati. Tanpa perasaan, mereka mulai menebak-nebak siapa yang akan mulai menyerang duluan.Edward atau Carlos?Atau keduanya akan saling menyerang dalam waktu yang bersamaan?Beberapa orang mulai tak sabar.Mereka mulai memprovokasi kedua murid lelaki yang akan berlaga itu. Mereka bersorak memberi dukungan pada jagoannya masing-masing agar segera mengambil tindakan pertama.Namun, tidak ada satupun di antara kedua jagoan mereka yang terlihat ber
Kejuaraan taekwondo yang digelar di Morenmor adalah turnamen khusus pelajar.Martin benar-benar mendaftarkan Leon pada kejuaraan taekwondo tingkat nasional itu.Dia bahkan menggunakan pengaruh dan kekuasaan Keluarga Sanjaya selaku keluarga teratas untuk mengubah peraturan pertandingan sehingga kompetisi data diikuti oleh peserta perorangan tanpa harus mewakili klub atau dojang tertentu.Selain itu, dia juga meminta agar panitia kejuaraan menambahkan satu pertandingan ekstra untuk memperebutkan hadiah bonus dari Keluarga Sanjaya.Pertandingan tambahan itu akan mempertemukan juara kategori putri melawan juara kategori putra. Siapapun pemenangnya akan mendapatkan hadiah bonus sebesar satu miliar tanpa merubah status dan gelar juara yang sudah diperoleh sebelumnya.Mendengar adanya hadiah bonus yang sangat besar, semua peserta langsung terpompa semangatnya untuk menjadi juara. Bagaimanapun, hanya dengan menjadi juara saja lah mereka dapat memperoleh kesempatan untuk ikut memperebutkan had
Lucy telah ditetapkan menjadi Juara Kategori Putri.Dia dinyatakan berhak untuk mengikuti pertandingan tambahan demi memperebutkan hadiah bonus. Adapun siapa yang akan menjadi lawannya pada babak tambahan, akan ditentukan oleh hasil pertandingan final kategori putra.Hanya ada dua kemungkinan, Leon atau Dominggus!Lucy mulai gundah.Sekilas, tatapan matanya melayang ke tengah arena pertandingan final kategori putra. Di sana, kedua finalis putra terlihat sedang bersiap-siap untuk mulai bertarung memperebutkan gelar juara. Bagaimanapun, dia mengenal kedua finalis itu dengan baik.Finalis yang pertama adalah teman sekelasnya di Lectio High School, sedangkan yang finalis yang satu lagi adalah idolanya di dojang tempatnya berlatih selama ini.Lucy mulai menghitung kekuatan dan kemampuan kedua finalis itu.Beberapa saat lagi, salah satu dari mereka akan menjadi lawannya di babak tambahan untuk memperebutkan hadiah bonus satu miliar yang disediakan oleh Keluarga Sanjaya.Senyum simpul tersun
Leon memasuki arena pertandingan dengan langkah yang terlihat sedikit gontai.Pikirannya tidak fokus sama sekali. Sepasang matanya melirik berulang kali ke arah tribun penonton sebelah timur, tempat Martin duduk sambil mengawasi setiap pertandingan babak demi babak. Walaupun tak mampu melihat menembus lensa kacamata hitam yang dikenakan Martin, Leon dapat merasakan dengan jelas bahwa guru sekaligus ayah angkatnya itu sedang menatapnya dengan sorot penuh penindasan dan tanpa ampun.Leon sadar betul bahwa dia tidak boleh gagal mematahkan kaki Lucy!Sekilas, dia tampak mendaratkan pandangan aneh pada sepasang tungkai Lucy.Dia terlihat seperti sedang menakar kemampuan daan kekuatan tendangan juara kategori putri itu. Padahal, susungguhnya – dia sedang memilih kaki sebelah mana yang sebaiknya dia patahkan nanti.Leon bimbang.Dia memang harus mematahkan kaki Lucy, tapi dia juga tidak ingin menjadi penyebab karir Lucy pada olahraga taekwondo berakhir. Bagaimanapun, dia tahu bahwa tidak ak
Leon memang sukses mematahkan kaki Lucy.Namun, dia juga sukses menghancurkan hatinya sendiri!Batinnya cedera parah, terluka oleh penyesalan dan rasa bersalah yang berpadu sempurna.Hampir sepanjang waktu, suara tulang kaki yang patah terus terngiang di gendang telinganya. Sementara, adegan peristiwa jatuhnya tubuh Lucy yang roboh sambil melolong kesakitan pun masih terus terbayang di pelupuk matanya.Leon benar-benar tersiksa.Berulang kali dia mencoba datang menemui Lucy di rumah sakit.Akan tetapi berulang kali pula dia dipaksa kembali, bahkan sebelum dia sempat memasuki pintu gerbang rumah sakit.Dia selalu diusir setiap kali ada orang yang mengenalinya.Leon memang sangat terkenal sekarang.Semua orang mengenalinya sebagai remaja paling kejam di seluruh Morenmor.Lebih dari itu, orang-orang juga seperti tak sudi lagi untuk menyebut namanya. Mereka lebih suka menyebutnya ‘Pecundang Curang yang Tak Tahu Malu’!“Pergilah, pecundang dilarang masuk ke sini!”Untuk yang kesekian puluh
Adelia memang tidak menjelaskan rencananya pada Lucy.Namun, wanita kaya berparas bidadari itu menjelaskan semuanya pada Karina dan Morina serta Sherina. Bagaimanapun, pada kenyataannya – ketiga orang pengawal wanita itulah yang sebenarnya lebih berperan dalam menjalankan kebijakan perusahaan Grup Menara Crudel.Seperti yang diharapkan dari para pengawal papan atas Keluarga Sanjaya, ketiga pengawal wanita itu pun langsung mempersiapkan segala sesuatunya sesuai dengan arahan Adelia.“Semua sudah dilaksanakan sesuai rencana, Nyonya. Orang-orang kita sudah berhasil menyusup ke pabrik obat Sanus Pharmacy dan akan langsung bergerak untuk merusak beberapa mesin produksi,” lapor Karina pada suatu hari.Sherina kemudian menambahkan, “Selain itu, seluruh klinik dan balai pengobatan yang tergabung dalam jaringan mitra asuransi Grup Menara Crudel juga sudah siap untuk mulai mengajukan pesanan obat kepada pabrik obat Sanus Pharmacy secara besar-besaran.”“Kami juga sudah menemui Tuan Vincent Marg
Tiga hari kemudian, Lucy terlihat meninggalkan rumah sakit Medicamento Hospital dengan menggunakan kursi roda bersama tiga orang pengawal wanita.Ketiga pengawal wanita itu adalah Morina, Sherina dan Karina.Tiga tahun yang lalu, mereka pernah bertugas di Wisma Adulterium sebagai pengawal pribadi Adelia sebelum wanita berparas bidadari itu resmi menjadi istri Leon.Saat itu, Karina sempat dilecehkan secara biadab oleh anak buah Rudolf yang kemudian berakhir dengan peristiwa bunuh diri Isabela Desplazado. Setelah peristiwa tragis itu, pengawal wanita malang tersebut dipaksa masuk kamp pelatihan khusus untuk mengobati trauma sekaligus meningkatkan kemampuannya. Hasilnya, dia pun menjelma menjadi salah satu pengawal wanita terkuat dan terkejam yang paling diandalkan oleh Keluarga Sanjaya! Saat ini, Karina yang bertindak sebagai pendorong kursi roda yang diduduki Lucy. Adapun Morina dan Sherina, mereka tampak berjalan tegap dengan sikap waspada di sebelah kanan dan kirinya.Selain ketiga
Sebenarnya, perpecahan dalam Keluarga Wijaya dari Negara Vicinus sudah lama terjadi. Konflik tersebut berawal ketika Winston Wijaya dan Duta Besar Bernard Wijaya ternyata sama-sama berambisi untuk menguasai Morenmor!Namun, perseteruan di antara mereka tak pernah terungkap ke permukaan karena kedua orang super licik itu sama-sama pandai mengemas ambisi pribadinya di balik permusuhan abadi antara Keluarga Sanjaya dan Keluarga Wijaya dari Negara Vicinus. Mereka senantiasa menjadikan konflik abadi antar keluarga teratas tersebut sebagai alasan untuk bekerja sama dan saling memanfaatkan, walaupun sebenarnya masing-masing memiliki tujuan sendiri yang amat berbeda – bahkan saling bertabrakan.Perseteruan di antara mereka baru mulai memanas sejak Negara Pecunia dan Negara Vicinus menggelar program kerjasama dalam bidang kesehatan.Dalam program kerja sama kesehatan tersebut, Winston memaksa perusahaan Sanus Pharmacy milik Grace untuk menjadi perwakilan Keluarga W
Leon datang bersama Adelia.Lucy amat terkejut ketika tidak mendapati sedikit pun raut permusuhan pada wajah kedua orang suami istri itu. Sebaliknya, senyum hangat penuh persahabatan justru terlihat menghiasi wajah pasangan paling berpengaruh di seantero Morenmor tersebut.“Apa kabar? Lama tak berjumpa,” sapa Leon ramah.“Ba … baik. Terima kasih,” jawab Lucy, entah kenapa – mendadak jadi gugup sendiri.Melihat sikap Lucy yang mendadak gugup melihat kedatangannya, Leon segera mengalihkan perhatian ke arah layar monitor di samping ranjang pasien berkaki pincang itu. Dia terlihat serius mengamati deretan angka dan grafik yang tertera di sana sebelum berkata, “Syukurlah, keadaanmu sudah jauh lebih stabil sekarang.”Leon diam sebentar dan kembali mengalihkan pandangannya pada Lucy lalu melanjutkan ucapannya, “Akan tetapi, luka-lukamu belum sembuh sepenuhnya dan masih memerlukan perawatan lanjutan. S
Fajar baru saja menjelang, matahari bahkan belum mulai tersenyum di ufuk timur.Namun, sebuah sepeda motor besar terlihat sudah melaju tanpa perhitungan di atas aspal jalanan. Tanpa basa-basi, suara kenalpotnya yang bising menerobos jendela-jendela rumah penduduk yang kebanyakan masih tertutup rapat.“Keterlaluan, pukul berapa ini?”“Dasar sinting, masih pagi sudah kebut-kebutan!”“Demi langit dan bumi, semoga orang gila itu kecelakaan!”Pagi itu, penduduk Morenmor mengawali hari dengan sumpah serapah yang tak berkesudahan.Orang-orang itu baru berhenti mengutuk ketika suara bising mesin sepeda motor yang telah mengganggu tidur mereka itu tiba-tiba berganti dengan suara lain yang jauh lebih keras. Tak perlu penjelasan apa pun, penduduk kota Morenmor langsung tahu bahwa langit telah mewujudkan kutukan yang mereka lontarkan terhadap sepeda motor pengganggu itu.Tak ada keraguan sedikit pun, sepeda motor yang meresahkan itu sepertinya memang benar-benar mengalami kecelakaan – selaras den
Riana menemui Lucy tanpa membawa pengawal seorang pun. Selain karena tugas yang sedang dilaksanakannya kali ini adalah misi rahasia yang diperintahkan secara langsung oleh Winston, dia juga amat percaya diri pada kemampuannya sebagai seorang ahli racun. Dia sama sekali tak tahu bahwa Lucy adalah seorang petarung yang cukup berpengalaman.Sebaliknya, dia bahkan menganggap wanita berkaki pincang yang saat ini berada di hadapannya adalah sosok lemah yang patut dikasihani!“Selamat siang, Nyonya. Perkenalkan, nama saya Riana Blake dari perusahaan Sanus Pharmacy. Mohon maaf, saya terpaksa membius beberapa orang pengawal di depan supaya bisa bertemu Nyonya secara pribadi tanpa harus terganggu oleh apa pun atau siapa pun. Nyonya tidak perlu cemas, mereka hanya pingsan. Mereka akan siuman satu atau dua jam lagi,” ujar Riana datar penuh intimidasi, tanpa menunjukkan rasa bersalah sedikit pun.Beberapa saat lalu, dia memang telah meracuni seluruh petugas keamanan yang berjaga di depan kantor
Edward mungkin naif.Akan tetapi, dia tidak bodoh!Dia langsung waspada ketika tiba-tiba Lucy Sasmita menemuinya secara rahasia sambil membawa satu bundel berkas dokumen perusahaan Grup Menara Crudel. Apalagi, gadis tomboy berkaki pincang itu mengaku disuruh oleh Donald Wijaya.“Donald hanya memintamu untuk tanda tangan,” ucap Lucy tegas, tanpa basa-basi sedikit pun.Edward tersenyum jijik mendengar ucapan Lucy.Sekali lagi, dia membaca seluruh berkas perusahaan yang dibawa oleh gadis tomboy itu. Tak butuh banyak penjelasan, dia langsung paham bahwa Donald Wijaya berniat mengambil alih Grup Menara Crudel dan akan mengaktifkannya kembali – secepatnya.“Sebenarnya, aku tidak keberatan sama sekali untuk tanda tangan. Sejak awal, perusahaan Grup Menara Crudel memang didirikan atas prakarsa Donald dan Duta Besar Bernard Wijaya. Namun, kontribusi dan pengorbananku juga tidak sedikit. Tanpa diriku, perusahaan itu tidak akan pernah ada!” ucap Edward sinis, tanpa mengalihkan pandangan sedikit
Restoran Cheap Cibum adalah sebuah rumah makan besar yang terletak tak terlalu jauh dari komplek kediaman Keluarga Wijaya dari Negara Vicinus. Menu yang tersedia amat terbatas, hanya camilan sederhana dan minuman kelas bawah yang justru dibanderol dengan harga amat mahal. Tak perlu banyak penjelasan, sejatinya – restoran ini memang tidak menjual makanan atau minuman sebagai sumber pendapatan utamanya.Tidak ada orang yang datang ke restoran Cheap Cibum untuk makan atau minum!Mereka yang datang ke restoran itu kebanyakan merupakan orang-orang misterius dengan latar belakang tak jelas, bahkan cenderung mengerikan. Biasanya, mereka datang untuk menjual atau membeli informasi. Selain itu, ada pula yang datang untuk mencari orang bayaran yang bersedia melakukan pekerjaan kotor – seperti menculik atau menghabisi orang!Di luar dugaan, Donald Wijaya ternyata adalah salah satu pelanggan VIP Cheap Cibum.Walaupun tidak terlalu sering berkunjung, tak a
Begitu saja, rencana Winston telah maju selangkah.Lelaki tua bertampang bengis itu berhasil menggiring hampir seluruh anggota Keluarga Wijaya dari Negara Vicinus untuk mengikuti rencananya. Tanpa banyak tenaga, dia berhasil mendapatkan dukungan dari hampir semua tetua dan pemimpin keluarga cabang. Sudah barang tentu, semuanya sepakat untuk mendukung idenya membangun pabrik obat baru di Morenmor – tentu saja di bawah naungan tanggung jawab Grace selaku pemegang saham terbesar Sanus Phamacy.Sukses dengan langkah pertama, Winston segera melanjutkan dengan langkah kedua. Tanpa membuang waktu sedikit pun, dia langsung menempatkan satu orang kepercayaannya untuk mendampingi sekaligus mengawasi Grace dalam menjalankan proyek pembangunan pabrik obat tersebut.Orang kepercayaan Winston tersebut bernama Riana Blake.Dia adalah seorang wanita setengah baya berusia antara 35 atau 40 tahun yang sebenarnya bukan anggota Keluarga Wijaya dari Negara Vicinus sama