“Waktunya tinggal 20 menit lagi!”Suara Madam Barbara kembali bergema memenuhi seluruh ruangan, menjadi tanda bahwa waktu ujian tak lama lagi akan berakhir.Fransisca, Lucy, Selena, Sarah, Ferdian, Donald, Edward dan Leon langsung membeku mendengar peringatan guru senior yang tak kenal ampun itu. Sejenak, kedelapan murid itu saling berpandangan satu sama lain dengan tatapan panik campur putus asa.Di antara mereka berdelapan, hanya Sarah dan Lucy serta Donald yang tidak terlalu tampak panik. Walaupun mereka tidak yakin akan memperoleh nilai hasil ujian yang lebih tinggi daripada Leon, namun mereka masih bisa mengerjakan sebagian soal-soal ujian di hadapan mereka.Sedangkan Ferdian dan Selena, kertas lembar jawaban mereka bahkan hampir kosong sepenuhnya!Keadaan Edward hampir tidak berbeda dengan kedua temannya yang di sebut terakhir, bahkan sebenarnya – lebih buruk lagi. Lembar jawabannya masih benar-benar kosong, sekosong pandangan matanya yang seperti sedang melamun.Akan tetapi, E
Edward dan Leon berhasil sama-sama memperoleh nilai sempurna pada ujian semester kali ini.Edward menduduki peringkat pertama, sedangkan Leon harus puas pada tempat kedua. Sementara peringkat ketiga dan seterusnya di kelas Madam Barbara – diduduki oleh Sarah, Lucy, Donald, Fransisca, Selena dan Ferdian.Adapun Carlos, Ruth, Bronson dan Robert serta Viona berhasil mendapat kesempatan untuk menjalani ujian susulan berkat dukungan Kepala Sekolah. Mereka secara bersama-sama langsung menempati peringkat terakhir, tanpa sedikitpun mempertimbangkan nilai yang mereka peroleh pada ujian susulan.Selain itu, Kepala Sekolah juga melarang Madam Barbara untuk membatalkan liburan.Walaupun tidak ada satupun yang berhasil memperoleh nilai ujian yang melampaui Leon, mereka semua tetap mendapatkan hak liburan sebagaimana mestinya.“Syukurlah, akhirnya kita tetap bisa liburan!”“Ya, kita bisa liburan. Aku akan jalan-jalan ke luar negeri!”“Benar, aku juga akan pulang ke Negaraku!”“Wah, Sayang sekali!
Perkelahian sepertinya tak bisa dihindari lagi.Beberapa murid laki-laki mulai bergeser saling menjauh. Tanpa komando, mereka berdiri berjajar membentuk sebuah lingkaran yang cukup besar sebagai arena pertarungan.Carlos dan Edward berdiri gagah di tengah-tengah dengan sikap dan posisi siap berlaga.Suasana berubah senyap bercampur tegang.Semua orang menahan napas dan berusaha untuk tidak berkedip. Tak ada yang rela kehilangan momen langka yang mungkin akan segera terjadi.Antara takut dan penasaran, mereka diam membisu sambil bertaruh di dalam hati. Tanpa perasaan, mereka mulai menebak-nebak siapa yang akan mulai menyerang duluan.Edward atau Carlos?Atau keduanya akan saling menyerang dalam waktu yang bersamaan?Beberapa orang mulai tak sabar.Mereka mulai memprovokasi kedua murid lelaki yang akan berlaga itu. Mereka bersorak memberi dukungan pada jagoannya masing-masing agar segera mengambil tindakan pertama.Namun, tidak ada satupun di antara kedua jagoan mereka yang terlihat ber
Kejuaraan taekwondo yang digelar di Morenmor adalah turnamen khusus pelajar.Martin benar-benar mendaftarkan Leon pada kejuaraan taekwondo tingkat nasional itu.Dia bahkan menggunakan pengaruh dan kekuasaan Keluarga Sanjaya selaku keluarga teratas untuk mengubah peraturan pertandingan sehingga kompetisi data diikuti oleh peserta perorangan tanpa harus mewakili klub atau dojang tertentu.Selain itu, dia juga meminta agar panitia kejuaraan menambahkan satu pertandingan ekstra untuk memperebutkan hadiah bonus dari Keluarga Sanjaya.Pertandingan tambahan itu akan mempertemukan juara kategori putri melawan juara kategori putra. Siapapun pemenangnya akan mendapatkan hadiah bonus sebesar satu miliar tanpa merubah status dan gelar juara yang sudah diperoleh sebelumnya.Mendengar adanya hadiah bonus yang sangat besar, semua peserta langsung terpompa semangatnya untuk menjadi juara. Bagaimanapun, hanya dengan menjadi juara saja lah mereka dapat memperoleh kesempatan untuk ikut memperebutkan had
Lucy telah ditetapkan menjadi Juara Kategori Putri.Dia dinyatakan berhak untuk mengikuti pertandingan tambahan demi memperebutkan hadiah bonus. Adapun siapa yang akan menjadi lawannya pada babak tambahan, akan ditentukan oleh hasil pertandingan final kategori putra.Hanya ada dua kemungkinan, Leon atau Dominggus!Lucy mulai gundah.Sekilas, tatapan matanya melayang ke tengah arena pertandingan final kategori putra. Di sana, kedua finalis putra terlihat sedang bersiap-siap untuk mulai bertarung memperebutkan gelar juara. Bagaimanapun, dia mengenal kedua finalis itu dengan baik.Finalis yang pertama adalah teman sekelasnya di Lectio High School, sedangkan yang finalis yang satu lagi adalah idolanya di dojang tempatnya berlatih selama ini.Lucy mulai menghitung kekuatan dan kemampuan kedua finalis itu.Beberapa saat lagi, salah satu dari mereka akan menjadi lawannya di babak tambahan untuk memperebutkan hadiah bonus satu miliar yang disediakan oleh Keluarga Sanjaya.Senyum simpul tersun
Leon memasuki arena pertandingan dengan langkah yang terlihat sedikit gontai.Pikirannya tidak fokus sama sekali. Sepasang matanya melirik berulang kali ke arah tribun penonton sebelah timur, tempat Martin duduk sambil mengawasi setiap pertandingan babak demi babak. Walaupun tak mampu melihat menembus lensa kacamata hitam yang dikenakan Martin, Leon dapat merasakan dengan jelas bahwa guru sekaligus ayah angkatnya itu sedang menatapnya dengan sorot penuh penindasan dan tanpa ampun.Leon sadar betul bahwa dia tidak boleh gagal mematahkan kaki Lucy!Sekilas, dia tampak mendaratkan pandangan aneh pada sepasang tungkai Lucy.Dia terlihat seperti sedang menakar kemampuan daan kekuatan tendangan juara kategori putri itu. Padahal, susungguhnya – dia sedang memilih kaki sebelah mana yang sebaiknya dia patahkan nanti.Leon bimbang.Dia memang harus mematahkan kaki Lucy, tapi dia juga tidak ingin menjadi penyebab karir Lucy pada olahraga taekwondo berakhir. Bagaimanapun, dia tahu bahwa tidak ak
Leon memang sukses mematahkan kaki Lucy.Namun, dia juga sukses menghancurkan hatinya sendiri!Batinnya cedera parah, terluka oleh penyesalan dan rasa bersalah yang berpadu sempurna.Hampir sepanjang waktu, suara tulang kaki yang patah terus terngiang di gendang telinganya. Sementara, adegan peristiwa jatuhnya tubuh Lucy yang roboh sambil melolong kesakitan pun masih terus terbayang di pelupuk matanya.Leon benar-benar tersiksa.Berulang kali dia mencoba datang menemui Lucy di rumah sakit.Akan tetapi berulang kali pula dia dipaksa kembali, bahkan sebelum dia sempat memasuki pintu gerbang rumah sakit.Dia selalu diusir setiap kali ada orang yang mengenalinya.Leon memang sangat terkenal sekarang.Semua orang mengenalinya sebagai remaja paling kejam di seluruh Morenmor.Lebih dari itu, orang-orang juga seperti tak sudi lagi untuk menyebut namanya. Mereka lebih suka menyebutnya ‘Pecundang Curang yang Tak Tahu Malu’!“Pergilah, pecundang dilarang masuk ke sini!”Untuk yang kesekian puluh
Kakek Sanjaya tersenyum misterius.Sepertinya, orang terkaya Morenmor itu mulai tertarik pada kepribadian Leon yang unik.Kakek Sanjaya tahu bahwa cucunya sering memukuli Leon. Tapi dia tak pernah melihat atau mendengar anak itu mengeluh, apalagi menangis.Dia juga tahu jika anak itu senantiasa ditindas oleh teman-teman di sekolahnya. Namun, semua penindasan itu justru membuat anak itu semakin pandai dan berprestasi.Leon memang tabah.Dia tak pernah melawan atau membalas walaupun selalu ditindas habis-habisan. Dia juga tetap cerdas dan berprestasi di sekolah, walaupun hampir setiap hari ada saja bukunya yang hilang.Selain itu, dia pun sangat penurut. Dia bersedia melakukan apa saja, bahkan jika itu sebenarnya bertentangan dengan keinginannya sendiri.Sebenarnya, Leon memang hampir memenuhi semua kriteria yang diinginkan oleh Kakek Sanjaya.Hanya satu yang kurang, Leon sepertinya terlalu rendah diri.Padahal, sebenarnya anak itu memiliki aura bangsawan yang cukup kental – bahkan sepe