Leon tak bersuara sedikitpun untuk membela diri.Dia tahu, Edward bisa langsung jatuh dalam masalah besar jika kejadian yang sebenarnya sampai terungkap. Padahal, dia sudah terlanjur berjanji pada Martin untuk selalu membela dan melindungi cucu Kakek Sanjaya itu – tak peduli apakah benar atau salah!Leon memang sangat menghormati Martin Sindoro.Bagaimanapun, kepala pelayan Keluarga Sanjaya itu adalah guru ilmu bela dirinya. Lebih dari itu, orang kepercayaan Kakek Sanjaya itu bahkan telah menjadikannya sebagai anak angkat. Bagaimana mungkin dia dapat mengingkari janjinya pada lelaki paruh baya yang telah banyak berjasa itu?Dia tak punya pilihan apapun, kecuali tetap bungkam demi memenuhi janjinya pada Martin!Akan tetapi, Madam Barbara tidak kenal Martin Sindoro!Madam Barbara juga tidak tahu bagaimana hubungan yang sebenarnya antara Edward dengan Leon. Sehingga, tidaklah mengherankan sama sekali jika guru wali kelas itu tidak memahami alasan di balik sikap Leon yang hanya diam dan t
Kepala Sekolah Nelson adalah orang yang paling dihormati sekaligus ditakuti di seluruh Lectio High School. Walaupun dia senantiasa berusaha terlihat ramah dalam setiap penampilannya, namun semua orang tahu bahwa dia adalah sosok angkuh yang selalu silau pada jabatan dan kekuasaan.Nelson Sarjono adalah model manusia paling umum di Morenmor.Dagunya akan selalu terangkat tinggi jika sedang berhadapan dengan bawahan, namun akan langsung terbungkuk-bungkuk jika bertemu dengan orang yang punya jabatan lebih tinggi.Jika ada urusan, biasanya orang lain yang harus datang menghadap kepadanya. Hampir tidak mungkin dia sampai mendatangi orang lain yang memiliki kedudukan dan jabatan lebih rendah, apa lagi jika orang itu adalah bawahannya sendiri!Namun pagi ini, Kepala Sekolah Nelson justru datang secara khusus ke kelas Madam Barbara.Tentu saja, dia bukan datang untuk bertemu dengan Madam Barbara.Dia datang ke kelas Madam Barbara untuk mengantar Carlos.Sebagai seorang yang sangat memuja jab
Malam hampir pagi.Lampu salah satu kamar di asrama sekolah Lectio High School masih terlihat menyala.Di dalam kamar yang masih terang benderang bukan pada waktunya itu, seorang murid lelaki tampak sibuk mengerjakan tugas sekolah. Anak lelaki itu terlihat menyalin catatan dari buku yang satu ke buku yang lain – sambil terkantuk-kantuk.Malam itu, untuk yang kesekian ratus kalinya, Leon harus mengerjakan PR milik teman-teman sekelasnya.Tentu saja, Leon mau melakukan semua itu karena Edward yang menyuruh!Semua berawal pada hari di mana hampir seluruh tas dan buku milik teman sekelasnya dibuang ke kolam belakang sekolah oleh Carlos. Saat itu, Leon dianggap sebagai penyebab masalah sehingga semua murid akhirnya mendapat hukuman. Mereka dihukum untuk menyalin catatan dari buku sejarah.Waktu itu, keadaan sempat berkembang tak terkendali hingga akhirnya berubah menjadi perkelahian yang mengakibatkan Edward terkapar karena ditendang Lucy. Karena merasa bersalah dan tak ingin Edward diperm
Semua murid terpana dalam kebingungan dan kengerian.Walaupun belum benar-benar terlibat dalam pertengkaran, namun Edward dan Donald adalah dua dari tiga murid terpenting di kelas Madam Barbara. Tidak seorangpun berani ikut campur dalam urusan apapun yang terjadi di antara mereka.Diakui ataupun tidak, faktanya – jabatan dan kedudukan orang tua Edward, Carlos dan Donald adalah yang tertinggi di antara semua orang tua murid Lectio High School.Ferdian sangat menyadari kenyataan yang tak terbantahkan itu.Sebagai putra seorang Wakil Kepala Kepolisian Morenmor, dia telah diberitahu oleh ayahnya agar senantiasa menjaga hubungan baik dengan Carlos sang putra Gubernur Hanjaya, lalu Donald si anak Duta Besar Wijaya dari negara Vicinus, dan yang terpenting – Tuan Muda Edward dari Keluarga Sanjaya.Bagaimana mungkin dia dapat membiarkan Edward berselisih paham dengan Donald? Dan di depan matanya pula?Akan tetapi, lebih tidak mungkin baginya untuk ikut campur.Dia cuma anak seorang Wakli Kepa
Petugas kebersihan itu menghalangi Leon mendekati tempat sampah.Petugas kebersihan itu sudah bertahun-tahun bekerja mengurus kebersihan asrama. Dia sudah cukup melihat dan mengenal berbagai macam karakter siswa-siswi Lectio High School.Saat melihat Leon hendak mencari sepatu ke dalam tempat sampah, dia dapat langsung paham bahwa ada seseorang yang telah dengan sengaja menyembunyikan, atau bahkan membuang sepatu Leon.Senyum hangat penuh belas kasihan tersungging di bibirnya saat dia berkata, “Jangan! Kamu jangan mendekat. Sampah ini kotor dan bau, nanti pakaianmu ikut kotor. Biar saya saja yang mencarikan sepatumu.”Tak lama berselang, sepatu Leon pun akhirnya ditemukan.Setelah dibersihkan ala kadarnya, sepasang sepatu kulit berwarna hitam itu langsung menunaikan tugasnya mengantar Leon ke ruang ujian.Leon hampir terlambat.Dia bahkan harus berlari saat menuju ruang ujian.Leon tiba lima menit sebelum ujian dimulai. Dia masuk ruang ujian ketika semua murid yang lain sudah berada d
“Waktunya tinggal 20 menit lagi!”Suara Madam Barbara kembali bergema memenuhi seluruh ruangan, menjadi tanda bahwa waktu ujian tak lama lagi akan berakhir.Fransisca, Lucy, Selena, Sarah, Ferdian, Donald, Edward dan Leon langsung membeku mendengar peringatan guru senior yang tak kenal ampun itu. Sejenak, kedelapan murid itu saling berpandangan satu sama lain dengan tatapan panik campur putus asa.Di antara mereka berdelapan, hanya Sarah dan Lucy serta Donald yang tidak terlalu tampak panik. Walaupun mereka tidak yakin akan memperoleh nilai hasil ujian yang lebih tinggi daripada Leon, namun mereka masih bisa mengerjakan sebagian soal-soal ujian di hadapan mereka.Sedangkan Ferdian dan Selena, kertas lembar jawaban mereka bahkan hampir kosong sepenuhnya!Keadaan Edward hampir tidak berbeda dengan kedua temannya yang di sebut terakhir, bahkan sebenarnya – lebih buruk lagi. Lembar jawabannya masih benar-benar kosong, sekosong pandangan matanya yang seperti sedang melamun.Akan tetapi, E
Edward dan Leon berhasil sama-sama memperoleh nilai sempurna pada ujian semester kali ini.Edward menduduki peringkat pertama, sedangkan Leon harus puas pada tempat kedua. Sementara peringkat ketiga dan seterusnya di kelas Madam Barbara – diduduki oleh Sarah, Lucy, Donald, Fransisca, Selena dan Ferdian.Adapun Carlos, Ruth, Bronson dan Robert serta Viona berhasil mendapat kesempatan untuk menjalani ujian susulan berkat dukungan Kepala Sekolah. Mereka secara bersama-sama langsung menempati peringkat terakhir, tanpa sedikitpun mempertimbangkan nilai yang mereka peroleh pada ujian susulan.Selain itu, Kepala Sekolah juga melarang Madam Barbara untuk membatalkan liburan.Walaupun tidak ada satupun yang berhasil memperoleh nilai ujian yang melampaui Leon, mereka semua tetap mendapatkan hak liburan sebagaimana mestinya.“Syukurlah, akhirnya kita tetap bisa liburan!”“Ya, kita bisa liburan. Aku akan jalan-jalan ke luar negeri!”“Benar, aku juga akan pulang ke Negaraku!”“Wah, Sayang sekali!
Perkelahian sepertinya tak bisa dihindari lagi.Beberapa murid laki-laki mulai bergeser saling menjauh. Tanpa komando, mereka berdiri berjajar membentuk sebuah lingkaran yang cukup besar sebagai arena pertarungan.Carlos dan Edward berdiri gagah di tengah-tengah dengan sikap dan posisi siap berlaga.Suasana berubah senyap bercampur tegang.Semua orang menahan napas dan berusaha untuk tidak berkedip. Tak ada yang rela kehilangan momen langka yang mungkin akan segera terjadi.Antara takut dan penasaran, mereka diam membisu sambil bertaruh di dalam hati. Tanpa perasaan, mereka mulai menebak-nebak siapa yang akan mulai menyerang duluan.Edward atau Carlos?Atau keduanya akan saling menyerang dalam waktu yang bersamaan?Beberapa orang mulai tak sabar.Mereka mulai memprovokasi kedua murid lelaki yang akan berlaga itu. Mereka bersorak memberi dukungan pada jagoannya masing-masing agar segera mengambil tindakan pertama.Namun, tidak ada satupun di antara kedua jagoan mereka yang terlihat ber