Kakek Sanjaya tertegun mendengar ucapan Martin. Dia tak percaya bahwa anak angkat yang selalu diandalkannya itu tidak memahami situasi rumit yang sedang dihadapi oleh Keluarga Sanjaya.“Kamu keliru, Martin. Ini bukan soal darah siapa yang mengalir dalam tubuh Edward, melainkan tentang nama baik Keluarga Sanjaya. Dunia terlanjur mengenal Edward sebagai Tuan Muda Sanjaya, tak mungkin mengembalikan anak itu begitu saja kembali ke tempat asalnya di Granda Peko!” ucap kakek Sanjaya, mencoba meluruskan pemahaman Martin.Martin tersenyum tipis.Dia merasa seperti ada yang berubah pada Kakek Sanjaya.“Maaf, Tuan Besar. Jika Tuan Besar mengizinkan, saya akan menyelesaikan masalah ini tanpa membahayakan nama baik Keluarga Sanjaya sedikitpun. Dunia akan mengenang Edward sebagai Tuan Muda Keluarga Sanjaya yang terbaik, sementara di lain sisi – Tuan Besar dapat mempersiapkan calon pemimpin keluarga yang baru. Bagaimanapun, Charles masih memiliki dua orang putri. Mereka pasti dapat melahirkan gener
Kakek Sanjaya hampir murka.Dia merasa Leon telah menipu dan mempermainkannya.“Apa maksudmu? Apakah kamu ingin membohongi saya?” tanya orang tua kaya raya itu, kaget campur marah.Leon tidak menjawab.Dia hanya berlutut dengan sebelah kaki lalu bersumpah, “Hari ini – saya, Leon – bersumpah bahwa tahta Keluarga Sanjaya hanya akan diduduki oleh mereka yang memiliki darah Sanjaya! Oleh karena itu, saya berjanji akan mencari cucu laki-laki Tuan Besar Wilson Sanjaya sampai ketemu. Selama dia belum ditemukan, saya akan menjaga dan melindungi tahta Keluarga Sanjaya – dengan nyawa saya!”Mendengar sumpah Leon, Kakek Sanjaya langsung jatuh terduduk di atas kursinya.“Ah, seandainya saja anak gila ini adalah cucuku – aku pasti bisa mati dengan tenang!” gumam lelaki kaya raya itu dalam hati, tak pernah tahu bahwa sebenarnya pemuda yang baru saja mengucapkan sumpah gila itu adalah – memang cucunya!Kakek Sanjaya terdiam cukup lama.Sepasang mata tuanya terlihat berkaca-kaca, seiring dengan berag
Hotel Fornicatio adalah hotel terbesar dan termewah di Granda Peko.Beberapa hari yang lalu, Keluarga Sanjaya membeli hotel itu dan memberikannya kepada Edward.Sesuai perjanjian, Edward akan mengelola hotel dengan fasilitas tak terbatas itu sesuka hatinya selama satu tahun. Apapun yang terjadi pada hotel itu selama satu tahun ke depan akan menjadi pertimbangan utama dalam menentukan kelayakannya untuk menjadi pemimpin Keluarga Sanjaya.Besok adalah hari pertama Edward akan mulai mengelola Hotel Fornicatio.“Besok, kamu sudah bisa berangkat ke Granda Peko dan mulai mengelola Hotel Fernicatio. Kamu berhak melakukan apapun terhadap hotel itu. Kamu boleh bermitra dengan siapapun, mempekerjakan siapapun, atau bahkan menjualnya kepada siapapun – semua terserah padamu. Apapun yang kamu lakukan, semuanya akan menjadi tanggung jawabmu sepenuhnya dan akan dinilai sebagai pencapaianmu pada tahun depan. Apakah kamu mengerti?” ujar Kakek Sanjaya menerangkan aturan permainan yang berlaku selama Ed
Hari ini adalah hari pertama Edward mengelola Hotel Fornicatio.Hal pertama yang dia lakukan adalah merenovasi hotel itu. Dia memerintahkan untuk mengubah lantai paling atas hotel itu menjadi tempat tinggal dan kantor pribadinya, lengkap dengan segala fasilitas yang super mewah.Proses renovasi itu berlangsung selama satu minggu. Hampir setengah dana anggaran operasional hotel tersedot untuk menyelesaikan pekerjaan itu.Selain merenovasi hotel, dia juga mengubah nama hotel itu menjadi New Fonicatio Hotel.Edward bahkan menggelar pesta besar-besaran untuk meresmikannya.Dia mengundang hampir semua orang yang dikenalnya, terutama yang berasal keluarga-keluarga teratas Morenmor. Selain itu, dia juga mengundang tokoh-tokoh Granda Peko. Lebih dari itu, dia bahkan mengundang semua teman sekelasnya semasa bersekolah di Lectio High School dulu.Cukup dengan melihat daftar tamu yang diundang Edward, siapapun dapat langsung menilai bahwa pesta peresmian New Fornicatio Hotel akan menjadi perayaa
Acara peresmian New Fornicatio Hotel berlangsung meriah hingga larut malam.Tepat tengah malam, Fransisca Dewi Cantika mempersembahkan penampilan terbaiknya sebagai puncak sekaligus penutup acara itu. Suara emasnya mengalun merdu mengiringi langkah para tamu dan undangan yang akan pulang.Satu per satu, para tamu dan undangan beranjak pergi meninggalkan New Fornicatio Hotel.Isabela dan Victoria menyempatkan diri menemui Leon secara pribadi sebelum pulang.“Leon, tolong maafkan Adelia. Aku yakin dia tidak bermaksud menyusahkanmu. Besok aku akan menghubunginya dan menegurnya secara langsung,” ucap Victoria ketika berpamitan pada Leon.“Tidak perlu, Nyonya. Saya sama sekali tidak menyalahkan Adelia,” cegah Leon berpura-pura mencegah, namun sebenarnya bermaksud mendorong agar Victoria benar-benar menghubungi Adelia. Dia ingin melihat, bagaimana Keluarga Desplazado akan mempengaruhi hubungan antara ibu dan anak itu terhadap Keluarga Sanjaya.Victoria tersenyum dan berkata tegas, “Setidakn
Bukan hanya Sarah Finn yang khawatir. Leon juga menyadari bahwa New Fornicatio Hotel dapat langsung bangkrut kapan saja! Dia tahu bahwa setiap manuver yang dilakukan oleh Bronson dan Robert selaku manajer umum dan wakil manajer umum New Fornicatio Hotel benar-benar dijalankan tanpa perhitungan yang matang. Pemborosan dan pembengkakan biaya terjadi hampir pada setiap kegiatan. Kebocoran anggaran terjadi di mana-mana! Kebangkrutan hanyalah soal waktu. Apalagi, pembangunan kasino dan aula pertandingan beladiri tak juga kunjung selesai. Padahal anggaran yang sudah dihabiskan untuk pembangunan kedua ikon New Fornicatio Hotel itu telah jauh melampaui budget. Lebih dari itu, rencana pembukaan kasino dan aula pertandingan beladiri di New Fornicatio Hotel sudah terlanjur tersebar ke seluruh pelosok Granda Peko. Semua orang sudah terlanjur menancapkan perhatian mereka pada hotel milik Edward itu. Sebagian menanti dengan penasaran, sementara sebagian yang lain menunggu sambil menyiapkan b
Leon terus memantau.Statusnya sebagai pelayan rendahan penyambut tamu di New Fornicatio Hotel membuat tak seorangpun memperhatikan aktifitasnya. Dia dapat mengamati setiap orang yang datang maupun yang pergi tanpa khawatir dicurigai.Beberapa kali, dia bahkan menyempatkan diri untuk mencuri dengar pembicaraan orang-orang di lobby – demi memperoleh sedikit informasi.“Luar biasa, aku tidak menyesal sama sekali! Gadis-gadis di sini tak kalah cantik daripada gadis-gadis Wisma Adulterium!” Seorang pengunjung berperut buncit berkata pada temannya yang bertubuh kerempeng dengan nada puas.Si kerempeng menyahut dengan nada mencemooh, “Tentu saja mereka sama cantiknya! Sebagian besar gadis-gadis di sini memang berasal dari sana. Aku mengenal beberapa di antaranya, mereka memang pindahan dari Wisma Adulterium.”“Benarkah? Kalau begitu, apakah gadis-gadis di kasino New Alea juga berasal dari Wisma Adulterium?” tanya si buncit setengah tak percaya.Si kerempeng mengangguk, “Hampir semuanya! Mau
Kakek Sanjaya menemui Isabela dan Victoria Desplazado pada saat hari sudah hampir siang. Dia mengundang ibu dan nenek Adelia itu untuk makan siang bersama. “Maaf, aku harus membuat kalian menunggu begitu lama. Aku tak dapat langsung menemui kalian karena ada beberapa hal yang tidak dapat kutinggalkan. Mudah-mudahan jamuan ini dapat sedikit menebus kesalahanku, karena telah membiarkan kalian menunggu terlalu lama. Silakan,” ujar Kakek Sanjaya ramah. “Terima kasih, Tuan Besar. Keluarga Sanjaya sangat ramah, bagaimana mungkin kami merasa bosan? Kami bahkan tidak merasa menunggu sama sekali.” Isabela menyahut sopan. Kekek Sanjaya tertawa lepas. Selanjutnya, mereka mulai menikmati hidangan tanpa banyak bicara. Isabela dan Victoria agak terkejut saat Adelia tiba-tiba bergabung bersama mereka. Gadis berparas bidadari terlihat sangat dekat dan akrab dengan Kakek Sanjaya. Sebaliknya, dia justru tampak sedikit kaku dan canggung saat berhadapan dengan ibu dan neneknya sendiri. Bagaimanapun,
Adelia memang tidak menjelaskan rencananya pada Lucy.Namun, wanita kaya berparas bidadari itu menjelaskan semuanya pada Karina dan Morina serta Sherina. Bagaimanapun, pada kenyataannya – ketiga orang pengawal wanita itulah yang sebenarnya lebih berperan dalam menjalankan kebijakan perusahaan Grup Menara Crudel.Seperti yang diharapkan dari para pengawal papan atas Keluarga Sanjaya, ketiga pengawal wanita itu pun langsung mempersiapkan segala sesuatunya sesuai dengan arahan Adelia.“Semua sudah dilaksanakan sesuai rencana, Nyonya. Orang-orang kita sudah berhasil menyusup ke pabrik obat Sanus Pharmacy dan akan langsung bergerak untuk merusak beberapa mesin produksi,” lapor Karina pada suatu hari.Sherina kemudian menambahkan, “Selain itu, seluruh klinik dan balai pengobatan yang tergabung dalam jaringan mitra asuransi Grup Menara Crudel juga sudah siap untuk mulai mengajukan pesanan obat kepada pabrik obat Sanus Pharmacy secara besar-besaran.”“Kami juga sudah menemui Tuan Vincent Marg
Tiga hari kemudian, Lucy terlihat meninggalkan rumah sakit Medicamento Hospital dengan menggunakan kursi roda bersama tiga orang pengawal wanita.Ketiga pengawal wanita itu adalah Morina, Sherina dan Karina.Tiga tahun yang lalu, mereka pernah bertugas di Wisma Adulterium sebagai pengawal pribadi Adelia sebelum wanita berparas bidadari itu resmi menjadi istri Leon.Saat itu, Karina sempat dilecehkan secara biadab oleh anak buah Rudolf yang kemudian berakhir dengan peristiwa bunuh diri Isabela Desplazado. Setelah peristiwa tragis itu, pengawal wanita malang tersebut dipaksa masuk kamp pelatihan khusus untuk mengobati trauma sekaligus meningkatkan kemampuannya. Hasilnya, dia pun menjelma menjadi salah satu pengawal wanita terkuat dan terkejam yang paling diandalkan oleh Keluarga Sanjaya! Saat ini, Karina yang bertindak sebagai pendorong kursi roda yang diduduki Lucy. Adapun Morina dan Sherina, mereka tampak berjalan tegap dengan sikap waspada di sebelah kanan dan kirinya.Selain ketiga
Sebenarnya, perpecahan dalam Keluarga Wijaya dari Negara Vicinus sudah lama terjadi. Konflik tersebut berawal ketika Winston Wijaya dan Duta Besar Bernard Wijaya ternyata sama-sama berambisi untuk menguasai Morenmor!Namun, perseteruan di antara mereka tak pernah terungkap ke permukaan karena kedua orang super licik itu sama-sama pandai mengemas ambisi pribadinya di balik permusuhan abadi antara Keluarga Sanjaya dan Keluarga Wijaya dari Negara Vicinus. Mereka senantiasa menjadikan konflik abadi antar keluarga teratas tersebut sebagai alasan untuk bekerja sama dan saling memanfaatkan, walaupun sebenarnya masing-masing memiliki tujuan sendiri yang amat berbeda – bahkan saling bertabrakan.Perseteruan di antara mereka baru mulai memanas sejak Negara Pecunia dan Negara Vicinus menggelar program kerjasama dalam bidang kesehatan.Dalam program kerja sama kesehatan tersebut, Winston memaksa perusahaan Sanus Pharmacy milik Grace untuk menjadi perwakilan Keluarga W
Leon datang bersama Adelia.Lucy amat terkejut ketika tidak mendapati sedikit pun raut permusuhan pada wajah kedua orang suami istri itu. Sebaliknya, senyum hangat penuh persahabatan justru terlihat menghiasi wajah pasangan paling berpengaruh di seantero Morenmor tersebut.“Apa kabar? Lama tak berjumpa,” sapa Leon ramah.“Ba … baik. Terima kasih,” jawab Lucy, entah kenapa – mendadak jadi gugup sendiri.Melihat sikap Lucy yang mendadak gugup melihat kedatangannya, Leon segera mengalihkan perhatian ke arah layar monitor di samping ranjang pasien berkaki pincang itu. Dia terlihat serius mengamati deretan angka dan grafik yang tertera di sana sebelum berkata, “Syukurlah, keadaanmu sudah jauh lebih stabil sekarang.”Leon diam sebentar dan kembali mengalihkan pandangannya pada Lucy lalu melanjutkan ucapannya, “Akan tetapi, luka-lukamu belum sembuh sepenuhnya dan masih memerlukan perawatan lanjutan. S
Fajar baru saja menjelang, matahari bahkan belum mulai tersenyum di ufuk timur.Namun, sebuah sepeda motor besar terlihat sudah melaju tanpa perhitungan di atas aspal jalanan. Tanpa basa-basi, suara kenalpotnya yang bising menerobos jendela-jendela rumah penduduk yang kebanyakan masih tertutup rapat.“Keterlaluan, pukul berapa ini?”“Dasar sinting, masih pagi sudah kebut-kebutan!”“Demi langit dan bumi, semoga orang gila itu kecelakaan!”Pagi itu, penduduk Morenmor mengawali hari dengan sumpah serapah yang tak berkesudahan.Orang-orang itu baru berhenti mengutuk ketika suara bising mesin sepeda motor yang telah mengganggu tidur mereka itu tiba-tiba berganti dengan suara lain yang jauh lebih keras. Tak perlu penjelasan apa pun, penduduk kota Morenmor langsung tahu bahwa langit telah mewujudkan kutukan yang mereka lontarkan terhadap sepeda motor pengganggu itu.Tak ada keraguan sedikit pun, sepeda motor yang meresahkan itu sepertinya memang benar-benar mengalami kecelakaan – selaras den
Riana menemui Lucy tanpa membawa pengawal seorang pun. Selain karena tugas yang sedang dilaksanakannya kali ini adalah misi rahasia yang diperintahkan secara langsung oleh Winston, dia juga amat percaya diri pada kemampuannya sebagai seorang ahli racun. Dia sama sekali tak tahu bahwa Lucy adalah seorang petarung yang cukup berpengalaman.Sebaliknya, dia bahkan menganggap wanita berkaki pincang yang saat ini berada di hadapannya adalah sosok lemah yang patut dikasihani!“Selamat siang, Nyonya. Perkenalkan, nama saya Riana Blake dari perusahaan Sanus Pharmacy. Mohon maaf, saya terpaksa membius beberapa orang pengawal di depan supaya bisa bertemu Nyonya secara pribadi tanpa harus terganggu oleh apa pun atau siapa pun. Nyonya tidak perlu cemas, mereka hanya pingsan. Mereka akan siuman satu atau dua jam lagi,” ujar Riana datar penuh intimidasi, tanpa menunjukkan rasa bersalah sedikit pun.Beberapa saat lalu, dia memang telah meracuni seluruh petugas keamanan yang berjaga di depan kantor
Edward mungkin naif.Akan tetapi, dia tidak bodoh!Dia langsung waspada ketika tiba-tiba Lucy Sasmita menemuinya secara rahasia sambil membawa satu bundel berkas dokumen perusahaan Grup Menara Crudel. Apalagi, gadis tomboy berkaki pincang itu mengaku disuruh oleh Donald Wijaya.“Donald hanya memintamu untuk tanda tangan,” ucap Lucy tegas, tanpa basa-basi sedikit pun.Edward tersenyum jijik mendengar ucapan Lucy.Sekali lagi, dia membaca seluruh berkas perusahaan yang dibawa oleh gadis tomboy itu. Tak butuh banyak penjelasan, dia langsung paham bahwa Donald Wijaya berniat mengambil alih Grup Menara Crudel dan akan mengaktifkannya kembali – secepatnya.“Sebenarnya, aku tidak keberatan sama sekali untuk tanda tangan. Sejak awal, perusahaan Grup Menara Crudel memang didirikan atas prakarsa Donald dan Duta Besar Bernard Wijaya. Namun, kontribusi dan pengorbananku juga tidak sedikit. Tanpa diriku, perusahaan itu tidak akan pernah ada!” ucap Edward sinis, tanpa mengalihkan pandangan sedikit
Restoran Cheap Cibum adalah sebuah rumah makan besar yang terletak tak terlalu jauh dari komplek kediaman Keluarga Wijaya dari Negara Vicinus. Menu yang tersedia amat terbatas, hanya camilan sederhana dan minuman kelas bawah yang justru dibanderol dengan harga amat mahal. Tak perlu banyak penjelasan, sejatinya – restoran ini memang tidak menjual makanan atau minuman sebagai sumber pendapatan utamanya.Tidak ada orang yang datang ke restoran Cheap Cibum untuk makan atau minum!Mereka yang datang ke restoran itu kebanyakan merupakan orang-orang misterius dengan latar belakang tak jelas, bahkan cenderung mengerikan. Biasanya, mereka datang untuk menjual atau membeli informasi. Selain itu, ada pula yang datang untuk mencari orang bayaran yang bersedia melakukan pekerjaan kotor – seperti menculik atau menghabisi orang!Di luar dugaan, Donald Wijaya ternyata adalah salah satu pelanggan VIP Cheap Cibum.Walaupun tidak terlalu sering berkunjung, tak a
Begitu saja, rencana Winston telah maju selangkah.Lelaki tua bertampang bengis itu berhasil menggiring hampir seluruh anggota Keluarga Wijaya dari Negara Vicinus untuk mengikuti rencananya. Tanpa banyak tenaga, dia berhasil mendapatkan dukungan dari hampir semua tetua dan pemimpin keluarga cabang. Sudah barang tentu, semuanya sepakat untuk mendukung idenya membangun pabrik obat baru di Morenmor – tentu saja di bawah naungan tanggung jawab Grace selaku pemegang saham terbesar Sanus Phamacy.Sukses dengan langkah pertama, Winston segera melanjutkan dengan langkah kedua. Tanpa membuang waktu sedikit pun, dia langsung menempatkan satu orang kepercayaannya untuk mendampingi sekaligus mengawasi Grace dalam menjalankan proyek pembangunan pabrik obat tersebut.Orang kepercayaan Winston tersebut bernama Riana Blake.Dia adalah seorang wanita setengah baya berusia antara 35 atau 40 tahun yang sebenarnya bukan anggota Keluarga Wijaya dari Negara Vicinus sama