Martin memang belum mati.Tapi dia telah kehilangan sebelah tangannya.Kini dia hanya memiliki tangan kanan, sementara lengan kirinya sekarang hanya tinggal sepanjang kurang dari sejengkal saja dari bahunya. Tanpa siku dan telapak tangan, apalagi jari-jemari.Bagaimanapun, dia memang telah memotong tangan kirinya – demi menyelamatkan nyawanya dari serangan racun Alexia!Sebenarnya, waktu itu Martin memang sedikit ceroboh.Dia tak menyangka bahwa Alexa yang pernah menjadi muridnya, justru berniat membunuhnya. Dia tidak mengira sama sekali bahwa perempuan yang di masa lalu pernah sangat mencintainya itu tega melemparkan pisau beracun padanya.Martin terkena racun saat menangkap pisau yang dilemparkan Alexa!Saat itu, pisau yang dilemparkan Alexa memang berhasil sedikit menggores telapak tangan Martin.Martin sebenarnya tidak menyadari bahwa pisau itu beracun.Dia baru sadar bahwa pisau itu beracun ketika telapak tangannya tiba-tiba terasa perih dan gatal, lalu mulai menebal dan kebas de
“Berhati-hatilah, Jenderal!”Martin berpamitan pada Charles dengan cara yang tidak biasa.Dia bahkan mengubah sebutan ‘Tuan’ menjadi ‘Jenderal’, seolah ingin menegaskan bahwa kini dia bukan lagi pelindung tersembunyi putra tunggal Kakek Sanjaya itu.Charles dapat merasakan perubahan sikap Martin. Keningnya tampak berkerut saat dia bertanya, “Kamu mau kemana? Kenapa aku merasa bahwa kamu tidak akan kembali ke Morenmor?”Martin tersenyum tipis dan menjawab, “Benar, Jenderal. Saya hanya orang cacat sekarang, sudah waktunya untuk pensiun. Keahlian saya hanya bertarung, tapi sekarang – saya bahkan tak pantas untuk disebut sebagai petarung. Semua ada masanya, mungkin saat ini adalah waktunya bagi saya untuk mengundurkan diri.”“Apa maksudmu? Apakah kita tidak akan bertemu lagi?”, tanya Charles lagi, tiba-tiba merasa cemas.Martin menjawab konyol, “Saya hanya ingin pensiun, Jenderal – bukan ingin bunuh diri!”“Kalau begitu, tetaplah hidup! Kita akan bertemu di Morenmor,” sahut Charles, sedik
Jenderal Charles Sanjaya akan pulang ke Morenmor.Berita kepulangan putra tunggal Kakek Sanjaya itu merebak cepat dan langsung membuat heboh seisi kota, terutama di kalangan teratas Morenmor. Tak butuh waktu lama, tiba-tiba hampir seluruh jalanan kota berubah menjadi arena festival yang meriah.Setiap keluarga teratas, terutama yang tinggal di sekitar jalan antara gerbang kota dan istana kediaman Keluarga Sanjaya – menghias lingkungan sekitar mansion mereka dengan sangat indah.Mereka bukan hanya menghias lingkungan dengan umbul-umbul dan lampu-lampu beraneka warna, namun juga mengerahkan seluruh pelayan dan pasukan pengawal keluarga untuk berbaris di pinggir jalan – hanya untuk menunjukkan bahwa mereka bersuka cita dengan kepulangan Jenderal yang akan mewarisi tahta Keluarga Sanjaya itu.Sementara di istana Keluarga Sanjaya, suasana justru tidak terlalu meriah.Walaupun Kakek Sanjaya sebenarnya amat gembira dengan kepulangan putra tunggalnya, tapi sepertinya dia juga masih belum bisa
Charles sudah jauh meninggalkan wilayah perbatasan. Dia sengaja memilih melakukan perjalanan lewat darat untuk pulang ke Morenmor. Bukan karena tidak ada helikopter yang mau mengantarnya dan bukan pula karena dia ingin menikmati pemandangan selama perjalanan. Dia sengaja melakukan perjalanan darat untuk memberikan peluang dan godaan yang lebih besar kepada mata-mata dan pengkhianat yang masih tersisa, supaya mau muncul dan melakukan aksi balasan atas pembantaian teman-teman mereka di benteng perbatasan beberapa hari terakhir. Jenderal yang baru mengundurkan diri itu sepertinya ingin memancing dan memusnahkan musuh-musuhnya yang terakhir, sebelum ia menjalani kehidupan sipil yang damai di Morenmor. Saat ini, mobil yang ditumpangi Charles sedang melaju dengan kecepatan konstan, membelah wilayah Gurun Lata yang membentang luas sejauh mata memandang. Di belakangnya, dua buah truk dan dua buah mobil lain yang sama persis seperti mobil yang ditumpanginya – tampak mengikuti dengan patuh.
Sopir-sopir truk itu bukan hanya mencabut besi yang menancap di paha Charles.Mereka juga membawa Jenderal yang tidak sadarkan diri itu ke rumah sakit terdekat.Selain itu, mereka pun pergi ke kantor polisi untuk menyerahkan pistol dan senapan milik Charles, sekaligus melaporkan peristiwa kecelakaan itu. Beramai-ramai, mereka saling memberi kesaksian bahwa kejadian tersebut murni kecelakaan dan sopir truk yang menjadi penyebab kecelakaan itu pun sudah meninggal dunia terjepit dalam kabin truk yang terguling.Tak lama kemudian, lokasi kejadian sudah ramai oleh polisi dan wartawan serta penduduk sekitar yang penasaran dengan identitas tentara yang menjadi korban kecelakaan itu. Bagaimanapun, tentara adalah satu-satunya jenis manusia yang tidak mungkin celaka di Morenmor – apalagi sampai terluka atau mati!“Apa benar yang menjadi korban adalah tentara?”“Menurut saksi mata, kabarnya yang jadi korban adalah seorang perwira militer!”“Wah, kalau korbannya perwira militer – tak mungkin aka
Edward Sanjaya tiba di rumah sakit setengah jam kemudian.Dia langsung dibawa ke Unit Transfusi Darah untuk menjalani serangkaian uji laboratorium sebelum proses pengambilan darah dilakukan. Semua prosedur dilakukan dengan cepat, bahkan tanpa menunggu hasil uji silang yang baru akan diketahui hasilnya beberapa menit kemudian.Akan tetapi, ternyata semesta berkendak lain.Kondisi Jenderal Charles tiba-tiba menurun drastis dan dokter menyatakan bahwa kemungkinan untuk bertahan hidup semakin menipis – bahkan jika dipaksakan melakukan operasi pada saat itu juga.“Maaf, Tuan Besar. Kondisi Tuan Charles terus menurun, kami tidak mungkin melakukan operasi dalam keadaan seperti ini,” ungkap Leon pada Kakek Sanjaya, setelah berdiskusi dengan dokter ahli yang menangani Charles.“Apa saranmu? Kamu juga seorang dokter 'kan?” tanya Kakek Sanjaya, penuh intimidasi.Leon menggeleng lemah, “Kami sudah melakukan semua yang dapat dilakukan, tapi sepertinya keadaan Tuan Charles sudah terlalu parah. Mung
Jenderal Charles Sanjaya akhirnya meninggal dunia tepat pada saat matahari terbit di ufuk timur. Dia dinyatakan meninggal dunia tidak terlalu lama setelah istri keduanya, Soraya Clint, keluar dari ruang perawatan.Pada saat-saat terakhirnya, dia hanya ditemani oleh Leon dan Kakek Sanjaya.Saat itu, Kakek Sanjaya mengungkapkan rencananya untuk menjodohkan Leon dengan Nova.“Charles, sebelum kamu pergi – aku ingin memberitahumu bahwa aku akan menjodohkan salah satu putrimu dengan Leon. Dia putra angkat Martin, aku harap kamu dapat merestuinya. Dia anak baik dan cerdas, aku percaya – pada saatnya nanti, dia akan dapat membantu Edward menjalankan dan mengembangkan seluruh bisnis keluarga kita!” ujar Kakek Sanjaya.Leon langsung terperangah mendengar ucapan Kakek Sanjaya.Nanti dulu!Ternyata bukan hanya Leon yang terkejut dengan ucapan Kakek Sanjaya itu.Sepertinya Charles juga terkejut!Tiba-tiba saja, semua indikator pada monitor ICU yang terhubung dengan tubuh Charles menunjukkan perge
Lelaki misterius itu memang Martin.Dia sebenarnya sudah hadir dan mengikuti prosesi upacara pemakaman sejak awal.Lelaki setengah tua berlengan tunggal itu bahkan sudah berada di Morenmor sejak kemarin. Hanya saja, dia memang terlambat mengetahui musibah yang menimpa Charles sehingga tidak sempat berbuat apa-apa – padahal, dia sebenarnya memiliki cukup keahlian dalam hal ilmu pengobatan.“Tenanglah. Jangan bangun – tetaplah berlutut dan bersikaplah seolah-olah kita tidak saling kenal. Saat ini, ada banyak mata yang sedang mengawasi. Cepatlah kembali, aku akan menemuimu di rumah sakit!” bisik Martin tanpa menoleh.Dia hanya berdiri di samping Leon tanpa menoleh sedikitpun.Selanjutnya, Martin memberi hormat dengan membungkukkan badan tiga kali ke arah makam, lalu meletakkan karangan bunga kecil di atas pusara Charles – kemudian pergi begitu saja tanpa mempedulikan Leon sama sekali.Tak lama kemudian, dia sudah terlihat meninggalkan pemakanam dengan menumpang sebuah mobil sedan hitam b
Lucas tewas.Dua belas pria misterius berkostum serba hitam, sekarang tinggal delapan orang.Ratusan orang pelayan, pengawal, dan gadis-gadis cantik pemuas syahwat, berikut para pria hidung belang yang menjadi tamu-tamunya, kini terjebak pasrah tanpa daya upaya apa pun. Mereka hanya bisa berkumpul sambil meratap, memohon agar diperbolehkan keluar dan meninggalkan Wisma Adulterium yang saat ini masih terus terbakar hebat.Sedangkan Victoria Desplazado yang merupakan target utama operasi senyap yang dijalankan oleh orang-orang berkostum serba hitam itu, saat ini masih bersembunyi di dalam kamar tidurnya yang tahan api dan anti peluru.Sebenarnya, dia mendengar dan sudah akan membuka pintu ketika Lucas menggedor-gedor pintu kamar sambil memanggil-manggil.Victoria tidak jadi membuka pintu karena sesaat kemudian dia mendengar suara tembakan di balik pintu kamarnya. Bagaimanapun, dia masih trauma karena pernah hampir mati ketika kepalanya tidak sengaja terserempet peluru yang menembus daun
Wisma Adulterium memiliki empat kamar istimewa yang amat berbeda daripada kamar-kamar yang lain, dua kamar ada di bangunan sayap barat dan dua lagi terdapat di bangunan sayap timur. Setiap kamar berukuran sangat luas dan perabotan di dalamnya juga amat mewah.Keempat kamar istimewa itu sudah ada sejak awal berdirinya Wisma Adulterium.Pada zaman dahulu, keempat kamar tersebut adalah kamar-kamar yang sengaja disiapkan sebagai tempat khusus untuk menyenangkan pejabat Kerajaan atau anggota Keluarga Istana. Tentu saja, banyak rahasia tingkat tinggi yang tersimpan di dalam kamar-kamar mewah itu.Rahasia-rahasia tingkat tinggi itulah sebenarnya yang menjadi dasar kekuatan dan pilar kekuasaan Keluarga Desplazado hingga mampu berdiri kokoh di Granda Peko selama ratusan tahun!Saat ini, salah satu kamar istimewa itu ditempati oleh Victoria Desplazado.Sebagai ruang pribadi yang sejak awal memang disiapkan untuk orang-orang dengan latar belakang dan identitas istimewa, kamar tidur yang kini dit
Sisi timur Wisma Adulterium mulai terbakar hebat.Sementara, pria berkostum serba hitam yang telah berubah menjadi monster api masih terlihat berlarian tak tentu arah dengan api berkobar-kobar di seluruh tubuhnya. Setiap langkahnya meninggalkan jejak api menyala dan membuat kebakaran di kediaman utama Keluarga Desplazado semakin meluas.Lucas menembak lagi dan monster api pun berhenti berlarian, tumbang dengan seluruh tubuh masih berkobar.Akan tetapi, ternyata bukan hanya ada satu monster api di Wisma Adulterium!Seorang wanita penghuni wisma dan satu tamu lelakinya juga telah berubah menjadi monster api. Pasangan tanpa ikatan resmi itu tengah terlelap dalam kenikmatan ketika sebuah botol berisi minyak dengan sumbu menyala terbang menembus jendela kamar, lalu pecah dan membakar ujung seperei ranjang mereka. Keduanya baru terbangun saat pakaian dan rambut mereka dijilat api.Tak butuh waktu lama, beberapa ruangan di lantai dua Wisma Adulterium pun terbakar hebat dan menciptakan lebih
“Hati-hati …”“Tenanglah, jangan berisik …”Dua orang lelaki berpakaian serba hitam berjalan mengendap-endap mendekati gerbang sebuah bangunan besar berlantai dua di pusat kota Granda Peko, Wisma Adulterium.Tidak terlalu jauh di belakang kedua orang itu, masih ada sepuluh orang lainnya yang juga berpakaian serba hitam. Mereka bersembunyi di balik bayangan pepohonan atau mobil-mobil yang parkir di pinggir jalan.Melihat gelagat yang ditunjukkan oleh sikap dan gerakan mereka, sudah dapat dipastikan bahwa orang-orang berpakaian serba hitam itu memiliki tujuan jahat. Niat jahat mereka tak perlu diragukan lagi ketika dua orang pertama tiba-tiba memanjat gerbang dan melompat masuk. Apa pun alasannya, hanya orang jahat yang akan masuk dengan cara memanjat pintu gerbang!Tak lama berselang, terdengar suara berderit halus dan pintu gerbang pun terbuka dari dalam.Ternyata, kedua orang yang tadi melompat masuk itulah yang membukanya.Sepuluh orang berpakaian serba hitam yang lain pun langsung
Grace tak bisa berbuat apa-apa.Pesan rahasia yang dikirimkan Winston amat jelas. Setiap kalimat tersusun dengan sempurna dan terasa amat sesuai dengan situasi yang tengah berlangsung, menimbulkan kesan yang begitu nyata dan hampir tak mungkin untuk disangkal.Apalagi, dia pun telah terlanjur kelepasan memberi jawaban tak jujur kepada Adelia.Akhirnya, Grace hanya bisa terdiam pasrah – hingga bahkan tak sadar keningnya berdarah.Sementara di sisi lain, Adelia tampak terengah-engah menahan murka. Rentetan kata kasar dan caci maki yang meluncur deras dari celah bibirnya seolah tak pernah cukup untuk meluapkan amarah dan rasa kecewa di hatinya. Lebih dari itu, emosinya bahkan tidak berkurang sedikit pun walau hampir semua barang yang dapat dijangkaunya telah dia ambil dan lemparkan ke tubuh Grace!Beruntung, masih ada sedikit kewarasan yang tersisa dalam benak Adelia.Wanita jelita yang hampir sepenuhnya dikuasai emosi itu akhirnya berhenti mengamuk. Dengan suara yang melengking tinggi,
Saling todong antara Grace dan para petugas keamanan rumah sakit Medicamento Hospital masih terus berlangsung. Tak ada pihak yang mau mengalah, tetapi tak ada pula yang berani untuk memulai tembak-menembak.Kedua belah pihak sama-sama menunggu.Sementara itu, Edward telah dibawa ke ruang perawatan.“Beritahu Nyonya Adelia, Tuan Edward ternyata benar-benar keracunan!” ucap seorang dokter muda setelah memeriksa kondisi Edward.Selang beberapa saat, Adelia pun tiba di ruang perawatan Edward.“Bagaimana keadaannya?” tanya wanita berparas bidadari itu dengan nada suara yang terdengar sedikit panik.Dokter menggeleng lemah lalu menjawab lirih, “Maaf, Nyonya. Kami masih belum dapat mengidentifikasi racun di dalam tubuh Tuan Edward. Untuk sementara, kami hanya dapat memperlambat penyebaran racun itu supaya tidak membahayakan organ vital.”Seorang perawat laki-laki kemudian menambahkan, “Sebenarnya, kita dapat menggali informasi dari wanita yang membawa Tuan Edward ke sini. Akan tetapi, wanita
Hari itu, Edward memang tak mungkin dihubungi.Sejak tadi malam, putra Victoria Desplazado yang juga merupakan suami Grace Wijaya itu telah dikurung di salah satu gudang bawah tanah pabrik obat Sanus Pharmacy. Dia ditangkap dan dikurung oleh Winston Wijaya karena ketahuan menelepon ibunya, pada suatu sore dua hari yang lalu.Saat itu, Winston mendengar bahwa Edward siap bekerja sama untuk mengusir orang-orang dari Negara Vicinus yang bercokol di pabrik obat Sanus Pharmacy.Seolah terinspirasi oleh pembicaraan telepon yang tak sengaja didengarnya tersebut, Winston selaku tetua Keluarga Wijaya dari Negara Vicinus langsung menyusun rencana untuk menjadikan Edward sebagai mata-mata.Demi memuluskan rencananya, dia memerintahkan Riana Blake agar meracuni Edward!Selain itu, dia juga memaksa Grace untuk membantu.“Sebentar lagi, Negara Vicinus mungkin akan terlibat dalam perang terbuka melawan Morenmor. Keluarga Wijaya adalah keluarga teratas di Negara Vicinus, tentu harus melakukan yang te
Keesokan harinya, bukan hanya Keluarga Prasojo yang datang ke istana kediaman Keluarga Sanjaya untuk mendapatkan bantuan persenjataan.Bersama Keluarga Prasojo, datang pula ratusan orang utusan dari belasan keluarga besar kelas dua maupun kelas tiga yang lain. Tanpa banyak pertimbangan, mereka pun segera didata dan diangkat sumpah sebagai anggota pasukan milisi. Bukan hanya itu, mereka bahkan langsung diperintahkan untuk mengikuti pelatihan singkat di Alun-alun Kota bersama ribuan orang pasukan pengawal dari beberapa keluarga teratas Morenmor.Begitu saja, tiga kelompok besar tentara gabungan pun langsung terbentuk.Kelompok pertama adalah pasukan inti yang jumlahnya hampir mencapai 5.000 orang, seluruhnya dibekali dengan persenjataan yang cukup lengkap. Mereka adalah gabungan pasukan dari benteng perbatasan dan tentara keamanan kota Morenmor. Kesetiaan mereka pada Keluarga Sanjaya dan Keluarga Hanjaya tak perlu diragukan lagi.Adapun kelompok kedua adalah pasukan pendukung yang berju
Suasana Morenmor memang telah berubah total.Sirine alarm tanda bahaya terdengar meraung-raung di seantero kota, seolah ingin berebut perhatian dengan suara derum mesin ratusan kendaraan tempur berlapis baja yang sejak dua hari terakhir memang sudah banyak terlihat berseliweran di beberapa ruas jalan utama yang biasanya hanya didominasi oleh mobil-mobil mewah dan mahal.Selain itu, seluruh aula dan ruang pertemuan di hampir setiap kediaman keluarga teratas dan terkaya Morenmor tampak dipenuhi oleh para tetua dan tokoh penting dari keluarga inti maupun keluarga cabang. Semuanya berkumpul dan membahas masalah yang sama, pengumuman Gubernur Morgan Hanjaya tentang sikap dan ultimatum Presiden Negara Pecunia – yang memerintahkan untuk menjemput kembali Stempel Jabatan Gubernur Morenmor sebelum tujuh hari!Ternyata, pagi tadi – Gubernur Morgan Hanjaya telah membuat salinan surat balasan dari Presiden dan mengirimkannya kepada seluruh pemimpin keluarga kaya Morenmor.