Nova Sanjaya adalah cucu perempuan Kakek Sanjaya. Dia adalah putri kedua Charles Sanjaya dari perkawinannya dengan istri pertama, Pamela Atmaja. Wajahnya cantik namun sikapnya pendiam. Pembawaannya juga sering terlihat murung. Dia bahkan hampir tak pernah tersenyum, walaupun banyak orang yang mengatakan bahwa bibirnya sangat indah dan akan tampak menawan jika lebih sering tersenyum. Nova belum pernah punya kekasih. Padahal, sebenarnya dia sudah cukup dewasa dan matang untuk berumah tangga. Namun, semua orang tahu bahwa dia adalah gadis pemarah yang senantiasa akan langsung mengamuk jika didekati teman lelaki. Dia memang gadis muda yang amat tertutup. Semua tak terlepas dari masa kecilnya yang menyedihkan. Nova sudah ditolak semua orang bahkan pada hari pertama dia dilahirkan. Kehadirannya di dunia pada 24 tahun silam adalah awal runtuhnya kebahagiaan rumah tangga Charles dan Pamela. Waktu itu, hampir semua orang menyesali dan mengutuk kelahiran Nova – hanya karena dia terlahir
Pamela tertegun mendengar jawaban Martin. Dia bertanya lagi untuk memastikan, “Berarti – dia seumur dengan Edward?” Martin menjawab ringan, “Sepertinya begitu, tapi badan Leon jauh lebih besar dan lebih tinggi.” Pamela tertegun lagi. Dia tidak berani bertanya lebih jauh. Jika benar Leon adalah bayi yang dulu diculiknya pada 23 tahun silam, maka tinggal tunggu waktu saja sebelum semuanya terbongkar dan dia dijebloskan ke dalam penjara bawah tanah di Istana Keluarga Sanjaya – hingga akhir hayatnya! Pamela pun mulai panik. Tubuh wanita galak berusia lebih dari setengah abad itu mulai berkeringat dingin. Bayangan penjara bawah tanah yang dingin dan gelap mulai memenuhi benaknya, membawa ketakutan tanpa batas yang dapat meruntuhkan kesombongan paling angkuh sekalipun. Tidak! Pamela tidak mau berakhir menyedihkan di penjara bawah tanah. Dalam hati dia berharap, “Semoga saja anak bernama Leon ini bukanlah bayi yang aku culik dulu. Kalau tidak, aku akan terpaksa menyelesaikan apa yan
Kawasan sepanjang jalan Sordida adalah satu-satunya lokasi di kota Morenmor yang tidak mencerminkan kemakmuran. Hanya tiga jenis manusia yang mendiami daerah yang bisa dianggap kumuh ini.Pertama, orang-orang kaya yang telah bangkrut. Lalu yang kedua adalah para pemalas yang tak mampu mengikuti cepatnya laju putaran roda kehidupan Morenmor. Dan yang terakhir adalah penjahat-penjahat kelas teri – yang bahkan tak punya senjata apapun untuk beroperasi.Selain itu, ada juga satu golongan lain yang merupakan pengecualian. Mereka adalah anak-anak terlantar yang menghuni sebuah bagunan tua berlantai dua di ujung jalan Sordida.Bangunan tua di ujung jalan Sordida itu adalah ‘Panti Asuhan Matris Amor’.Gedung Panti Asuhan Matris Amor berbentuk huruf ‘U’ dengan sebuah lapangan serba guna di tengahnya. Lantai bawah terdiri dari tiga ruangan besar di sisi kiri dan lima ruangan yang lebih kecil di sisi kanan.Tiga ruangan besar di sisi kiri lantai bawah adalah ruang kelas di mana anak-anak panti b
Medicamento Hospital adalah rumah sakit terbaik di Morenmor.Dua puluh tiga tahun silam, Leon dilahirkan di rumah sakit ini. Kemudian 10 tahun yang lalu, dia pernah diusir dan tidak diizinkan memasuki areal ke rumah sakit ini. Sekarang, dia justru menjadi pemilik rumah sakit mewah ini!Jalan hidup manusia memang tak bisa ditebak.Dulu terusir, kini justru menguasai.Siapa yang dapat mengira?Medicamento Hospital memang menyimpan banyak rahasia kehidupan. Ratusan anak manusia lahir di rumah sakit ini selama bertahun-tahun, seiring dengan ratusan lainnya yang justru meregang nyawa di kamar sebelah.Banyak bayi yang lahir dan banyak pula yang tak sempat melihat indahnya dunia, semua tercatat dengan baik dan tersimpan rapih.Hanya satu yang tak pernah tercatat, apa lagi disimpan – yaitu peristiwa hilangnya seorang bayi yang kini justru menjadi penguasa rumah sakit ini.Peristiwa itu hanya dicatat dan disimpan dalam benak beberapa orang dokter dan perawat yang telah lebih dari 20 tahun bet
Leon membuka pintu kantor panti asuhan dengan hati-hati.Perlahan, kakinya melangkah memasuki ruangan. Aroma kematian yang cukup kental langsung menyergapnya saat tubuhnya sudah sepenuhnya berada di dalam.Leon tak peduli.Dia terus berjalan menuju lemari arsip di yang menempel di dinding belakang ruangan.Lemari tinggi itu tampak berantakan seperti habis digeledah dengan terburu-buru. Sementara di lantai tepat di bawahnya, beberapa box file terlihat berserakan dengan sebagian besar isinya berhamburan keluar.Leon mulai memeriksa dokumen-dokumen yang berserakan di lantai terlebih dahulu. Tidak ada yang penting, hanya catatan keuangan dan berkas kegiatan panti asuhan.Dia kemudian mulai merambah ke barisan ordner yang masih tersusun dalam lemari.Dia tidak memeriksa deretan ordner di rak bagian atas yang susunannya masih terlihat rapih. Dia hanya memeriksa rak baris kedua dan ketiga, yaitu rak yang keadaanya paling berantakan.Leon tahu bahwa ada orang lain yang sudah lebih dahulu meng
Wisma Adulterium adalah sebuah rumah besar berlantai dua dengan gaya arsitektur kuno yang terletak di pusat Granda Peko. Melihat dari banyaknya jendela yang berderet di dinding depan lantai atas rumah itu, maka hampir bisa dipastikan bahwa setidaknya ada lebih dari 16 kamar di rumah besar itu. Pekarangan Wisma Adulterium amat luas, cukup untuk menampung 10 hingga 12 mobil sekaligus. Ray dapat dengan mudah melakukan manuver di sana, walaupun ada enam buah mobil yang parkir tanpa aturan di sekitarnya.“Ini tempatnya, Tuan. Apakah Tuan benar-benar akan masuk?” tanya Ray setengah mencegah.Leon menjawab singkat, “Ya!”“Baiklah. Saya akan menunggu di sini hingga Tuan selesai,” kata Ray, tidak melarang lagi.Leon langsung melarang, “Tidak perlu, kamu pulang saja. Saya bisa pulang naik taksi nanti.”Ray terlihat ragu.Dia tahu tempat seperti apa Wisma Adulterium itu. Tak bijak sama sekali meninggalkan Leon sendirian tanpa pengawalan di tempat seperti itu. Apalagi, Leon adalah pemilik rumah
Menurut catatan rumah sakit, Gloria Desplazado meninggal 23 tahun yang lalu. Jika Adelia mengaku bahwa Gloria sudah meninggal sebelum dia dilahirkan, maka usia Adelia tidak mungkin lebih dari 23 tahun. Artinya, besar kemunginan Adelia tidak tahu apa-apa tentang peristiwa yang terjadi pada 23 tahun silam. Leon menghela napas panjang dan mengembuskannya dengan gundah. Ternyata, menguak tabir rahasia masa lalu memang bukanlah pekerjaan mudah. Namun, Leon tak berniat menyerah – apalagi setelah ia melangkah hingga sejauh ini. Jika Adelia tak tahu, bukan berarti orang lain juga tak tahu. “Selain kamu, masih adakah anggota Keluarga Desplazado yang lain? Semakin tua akan semakin baik,” tanya Leon, mencoba menguji peruntungannya. Bingo …!!! Keberuntungan ternyata masih menyertai Leon. Adelia mengangguk dan menjawab, “Masih! Selain aku, masih ada Ibu dan Nenek.” Leon bertanya lagi, “Bagus! Kalau boleh saya tahu, apa hubungan ibu dan nenekmu dengan Gloria?” Adelia menjawab, “Bibi Glori
Pagi menjelang. Matahari mulai menyunggingkan senyum hangat di ufuk timur. Cahayanya lembut menembus kaca jendela sebuah kamar di lantai atas Wisma Adulterium, mengiringi semilir embusan angin pagi yang sejuk, menyapa ramah seorang pemuda tampan bertubuh tinggi besar – yang tengah terpekur menyesali diri. Leon duduk menjuntai di tepi ranjang tanpa pakaian, selain selembar selimut tebal yang ujungnya ditarik sedemikian rupa untuk menutupi setengah bagian bawah tubuhnya. Sementara di belakangnya, Adelia tampak masih terlelap di bawah hamparan selimut yang sama. Tanpa terasa, pagi makin meninggi. Beberapa menit berlalu tanpa suara, kecuali dengkuran lembut Adelia yang bercampur dengan embusan napas berat Leon yang terdengar semakin putus asa. “Adelia … Adelia!” “Hhmmm …” “Bangun,” pinta Leon sambil mengguncang bahu Adelia. Adelia membuka matanya sekilas sambil menggeliatkan tubuhnya dengan gerakan malas yang mengundang. Dia melirik jam besar yang tergantung di dinding lalu kemb
Adelia memang tidak menjelaskan rencananya pada Lucy.Namun, wanita kaya berparas bidadari itu menjelaskan semuanya pada Karina dan Morina serta Sherina. Bagaimanapun, pada kenyataannya – ketiga orang pengawal wanita itulah yang sebenarnya lebih berperan dalam menjalankan kebijakan perusahaan Grup Menara Crudel.Seperti yang diharapkan dari para pengawal papan atas Keluarga Sanjaya, ketiga pengawal wanita itu pun langsung mempersiapkan segala sesuatunya sesuai dengan arahan Adelia.“Semua sudah dilaksanakan sesuai rencana, Nyonya. Orang-orang kita sudah berhasil menyusup ke pabrik obat Sanus Pharmacy dan akan langsung bergerak untuk merusak beberapa mesin produksi,” lapor Karina pada suatu hari.Sherina kemudian menambahkan, “Selain itu, seluruh klinik dan balai pengobatan yang tergabung dalam jaringan mitra asuransi Grup Menara Crudel juga sudah siap untuk mulai mengajukan pesanan obat kepada pabrik obat Sanus Pharmacy secara besar-besaran.”“Kami juga sudah menemui Tuan Vincent Marg
Tiga hari kemudian, Lucy terlihat meninggalkan rumah sakit Medicamento Hospital dengan menggunakan kursi roda bersama tiga orang pengawal wanita.Ketiga pengawal wanita itu adalah Morina, Sherina dan Karina.Tiga tahun yang lalu, mereka pernah bertugas di Wisma Adulterium sebagai pengawal pribadi Adelia sebelum wanita berparas bidadari itu resmi menjadi istri Leon.Saat itu, Karina sempat dilecehkan secara biadab oleh anak buah Rudolf yang kemudian berakhir dengan peristiwa bunuh diri Isabela Desplazado. Setelah peristiwa tragis itu, pengawal wanita malang tersebut dipaksa masuk kamp pelatihan khusus untuk mengobati trauma sekaligus meningkatkan kemampuannya. Hasilnya, dia pun menjelma menjadi salah satu pengawal wanita terkuat dan terkejam yang paling diandalkan oleh Keluarga Sanjaya! Saat ini, Karina yang bertindak sebagai pendorong kursi roda yang diduduki Lucy. Adapun Morina dan Sherina, mereka tampak berjalan tegap dengan sikap waspada di sebelah kanan dan kirinya.Selain ketiga
Sebenarnya, perpecahan dalam Keluarga Wijaya dari Negara Vicinus sudah lama terjadi. Konflik tersebut berawal ketika Winston Wijaya dan Duta Besar Bernard Wijaya ternyata sama-sama berambisi untuk menguasai Morenmor!Namun, perseteruan di antara mereka tak pernah terungkap ke permukaan karena kedua orang super licik itu sama-sama pandai mengemas ambisi pribadinya di balik permusuhan abadi antara Keluarga Sanjaya dan Keluarga Wijaya dari Negara Vicinus. Mereka senantiasa menjadikan konflik abadi antar keluarga teratas tersebut sebagai alasan untuk bekerja sama dan saling memanfaatkan, walaupun sebenarnya masing-masing memiliki tujuan sendiri yang amat berbeda – bahkan saling bertabrakan.Perseteruan di antara mereka baru mulai memanas sejak Negara Pecunia dan Negara Vicinus menggelar program kerjasama dalam bidang kesehatan.Dalam program kerja sama kesehatan tersebut, Winston memaksa perusahaan Sanus Pharmacy milik Grace untuk menjadi perwakilan Keluarga W
Leon datang bersama Adelia.Lucy amat terkejut ketika tidak mendapati sedikit pun raut permusuhan pada wajah kedua orang suami istri itu. Sebaliknya, senyum hangat penuh persahabatan justru terlihat menghiasi wajah pasangan paling berpengaruh di seantero Morenmor tersebut.“Apa kabar? Lama tak berjumpa,” sapa Leon ramah.“Ba … baik. Terima kasih,” jawab Lucy, entah kenapa – mendadak jadi gugup sendiri.Melihat sikap Lucy yang mendadak gugup melihat kedatangannya, Leon segera mengalihkan perhatian ke arah layar monitor di samping ranjang pasien berkaki pincang itu. Dia terlihat serius mengamati deretan angka dan grafik yang tertera di sana sebelum berkata, “Syukurlah, keadaanmu sudah jauh lebih stabil sekarang.”Leon diam sebentar dan kembali mengalihkan pandangannya pada Lucy lalu melanjutkan ucapannya, “Akan tetapi, luka-lukamu belum sembuh sepenuhnya dan masih memerlukan perawatan lanjutan. S
Fajar baru saja menjelang, matahari bahkan belum mulai tersenyum di ufuk timur.Namun, sebuah sepeda motor besar terlihat sudah melaju tanpa perhitungan di atas aspal jalanan. Tanpa basa-basi, suara kenalpotnya yang bising menerobos jendela-jendela rumah penduduk yang kebanyakan masih tertutup rapat.“Keterlaluan, pukul berapa ini?”“Dasar sinting, masih pagi sudah kebut-kebutan!”“Demi langit dan bumi, semoga orang gila itu kecelakaan!”Pagi itu, penduduk Morenmor mengawali hari dengan sumpah serapah yang tak berkesudahan.Orang-orang itu baru berhenti mengutuk ketika suara bising mesin sepeda motor yang telah mengganggu tidur mereka itu tiba-tiba berganti dengan suara lain yang jauh lebih keras. Tak perlu penjelasan apa pun, penduduk kota Morenmor langsung tahu bahwa langit telah mewujudkan kutukan yang mereka lontarkan terhadap sepeda motor pengganggu itu.Tak ada keraguan sedikit pun, sepeda motor yang meresahkan itu sepertinya memang benar-benar mengalami kecelakaan – selaras den
Riana menemui Lucy tanpa membawa pengawal seorang pun. Selain karena tugas yang sedang dilaksanakannya kali ini adalah misi rahasia yang diperintahkan secara langsung oleh Winston, dia juga amat percaya diri pada kemampuannya sebagai seorang ahli racun. Dia sama sekali tak tahu bahwa Lucy adalah seorang petarung yang cukup berpengalaman.Sebaliknya, dia bahkan menganggap wanita berkaki pincang yang saat ini berada di hadapannya adalah sosok lemah yang patut dikasihani!“Selamat siang, Nyonya. Perkenalkan, nama saya Riana Blake dari perusahaan Sanus Pharmacy. Mohon maaf, saya terpaksa membius beberapa orang pengawal di depan supaya bisa bertemu Nyonya secara pribadi tanpa harus terganggu oleh apa pun atau siapa pun. Nyonya tidak perlu cemas, mereka hanya pingsan. Mereka akan siuman satu atau dua jam lagi,” ujar Riana datar penuh intimidasi, tanpa menunjukkan rasa bersalah sedikit pun.Beberapa saat lalu, dia memang telah meracuni seluruh petugas keamanan yang berjaga di depan kantor
Edward mungkin naif.Akan tetapi, dia tidak bodoh!Dia langsung waspada ketika tiba-tiba Lucy Sasmita menemuinya secara rahasia sambil membawa satu bundel berkas dokumen perusahaan Grup Menara Crudel. Apalagi, gadis tomboy berkaki pincang itu mengaku disuruh oleh Donald Wijaya.“Donald hanya memintamu untuk tanda tangan,” ucap Lucy tegas, tanpa basa-basi sedikit pun.Edward tersenyum jijik mendengar ucapan Lucy.Sekali lagi, dia membaca seluruh berkas perusahaan yang dibawa oleh gadis tomboy itu. Tak butuh banyak penjelasan, dia langsung paham bahwa Donald Wijaya berniat mengambil alih Grup Menara Crudel dan akan mengaktifkannya kembali – secepatnya.“Sebenarnya, aku tidak keberatan sama sekali untuk tanda tangan. Sejak awal, perusahaan Grup Menara Crudel memang didirikan atas prakarsa Donald dan Duta Besar Bernard Wijaya. Namun, kontribusi dan pengorbananku juga tidak sedikit. Tanpa diriku, perusahaan itu tidak akan pernah ada!” ucap Edward sinis, tanpa mengalihkan pandangan sedikit
Restoran Cheap Cibum adalah sebuah rumah makan besar yang terletak tak terlalu jauh dari komplek kediaman Keluarga Wijaya dari Negara Vicinus. Menu yang tersedia amat terbatas, hanya camilan sederhana dan minuman kelas bawah yang justru dibanderol dengan harga amat mahal. Tak perlu banyak penjelasan, sejatinya – restoran ini memang tidak menjual makanan atau minuman sebagai sumber pendapatan utamanya.Tidak ada orang yang datang ke restoran Cheap Cibum untuk makan atau minum!Mereka yang datang ke restoran itu kebanyakan merupakan orang-orang misterius dengan latar belakang tak jelas, bahkan cenderung mengerikan. Biasanya, mereka datang untuk menjual atau membeli informasi. Selain itu, ada pula yang datang untuk mencari orang bayaran yang bersedia melakukan pekerjaan kotor – seperti menculik atau menghabisi orang!Di luar dugaan, Donald Wijaya ternyata adalah salah satu pelanggan VIP Cheap Cibum.Walaupun tidak terlalu sering berkunjung, tak a
Begitu saja, rencana Winston telah maju selangkah.Lelaki tua bertampang bengis itu berhasil menggiring hampir seluruh anggota Keluarga Wijaya dari Negara Vicinus untuk mengikuti rencananya. Tanpa banyak tenaga, dia berhasil mendapatkan dukungan dari hampir semua tetua dan pemimpin keluarga cabang. Sudah barang tentu, semuanya sepakat untuk mendukung idenya membangun pabrik obat baru di Morenmor – tentu saja di bawah naungan tanggung jawab Grace selaku pemegang saham terbesar Sanus Phamacy.Sukses dengan langkah pertama, Winston segera melanjutkan dengan langkah kedua. Tanpa membuang waktu sedikit pun, dia langsung menempatkan satu orang kepercayaannya untuk mendampingi sekaligus mengawasi Grace dalam menjalankan proyek pembangunan pabrik obat tersebut.Orang kepercayaan Winston tersebut bernama Riana Blake.Dia adalah seorang wanita setengah baya berusia antara 35 atau 40 tahun yang sebenarnya bukan anggota Keluarga Wijaya dari Negara Vicinus sama