Share

Terlalu cepat

Author: Atiexbhawell
last update Last Updated: 2025-02-09 17:47:14

"Lun, apa yang terjadi?"

Tanya Bu Septi dengan suara berbisik ketika mereka sedang berada di dapur. Luna yang sedang mengupas buah apel sontak menoleh.

"Terjadi apa, Bu?" tanya Luna balik dengan tatapan bingung.

"Itu," tunjuk Bu Septi ke arah ruang tengah di mana Hendri dan Pak Pramono sedang berbincang. Sesekali nampak mereka tertawa dan nampak begitu akrab.

"Oh," tanggap Luna kemudian melanjutkan mengupas apel.

Jelas saja Bu Septi terheran-heran, sebab selama 8 tahun menjadi mertua Hendri, belum perbah dia mendapati Hendri seakrab itu dengan mereka.

Jangankan untuk duduk bersama berbincang seperti sekarang, selama ini mereka hanya bertegur sapa seperlunya saja karena Hendri yang jarang sekali mau datang ke rumah mereka.

"Ibu senang kalian baik-baik saja, tapi kok Ibu ngerasa aneh dengan perubahan Hendri yang secepat itu."

Luna terdiam sejenak. Tangannya masih sibuk mengupas apel, tapi pikirannya mulai berkelana. Dia bisa memahami keganjilan yang dirasakan ibunya. Hendri memang beru
Locked Chapter
Continue Reading on GoodNovel
Scan code to download App

Related chapters

  • JEJAK RINDU YANG TERLARANG   Dinner

    "Kamu suka?" tanya Hendri begitu Luna duduk di meja yang sudah disiapkan Hendri sedemikian rupa. Temaram lilin membuat suasana menjadi lebih syahdu dan mesra, itu harapan Hendri. Tetapi bagi Luna semua itu terasa hambar karena cinta di hatinya sudah luntur termakan sikap arogan Hendri selama ini.Luna memghela nafas besar, Luna tidak menampik usaha Hendri patut diapresiasi, tetapi tetap saja hatinya meragu dan tidak semudah itu diluluhkan hanya dengan perlakuan romantis Hendri yang tiba-tiba seperti itu."Kamu suka?" tanya Hendri sekali lagi, suaranya terdengar penuh harap.Luna menatap lilin-lilin yang berkedip pelan di tengah meja, menghirup aroma masakan yang sudah tertata rapi, lalu memandang Hendri yang kini tersenyum lembut di hadapannya. Seharusnya ini menjadi momen yang romantis, tetapi di hatinya hanya ada kehampaan.Luna tak menjawab, hanya anggukan kecil sebagai jawaban membuat senyum Hendri semakin lebar. "Aku tahu kamu pasti suka. Aku ingin memperbaiki semuanya, Luna."Lu

    Last Updated : 2025-02-10
  • JEJAK RINDU YANG TERLARANG   Terkuak

    Luna tersenyum tipis saat wajah Hendri pias. Benar dugaannya, kalau Hendri sedang dimanfaatkan oleh kakaknya.Dua hari yang lalu, Luna bertemu Arman ---suami Siska---kemudian mengatakan kalau mereka sudah berpisah dan sedang dalam proses cerai. Hal itu sontak membuat Luna terkejut, pasalnya yang dia ketahui mereka selalu terlihat mesra.Dari cerita Arman, kemudian perubahan Hendri yang mendadak cukup membuat Luna mengetahui alur cerita yang sesungguhnya."Lun--""Maaf, Hendri ... untuk kali ini aku tidak bisa membantumu atau pun Siska.""Kamu tahu dari mana?" tanya Hendri yang sudah terdengar seperti aslinya ... ketus.Luna tersenyum sinis, "tidak penting aku tahu dari nana. Yang jelas, aku sudah bisa menebak apa yang sedang kalian rencanakan." "Baguslah kalau kau sudah tahu, artinya aku tidak perlu lagi berpura-pura seperti ini." sikap Hendri kembali seperti semula. Nada bicaranya pun sudah kembali ketus.Luna terkekeh pelan, membuat Hendri semakin kesal dibuatnya."Yang jelas, aku

    Last Updated : 2025-02-11
  • JEJAK RINDU YANG TERLARANG   Bertemu lagi

    "Ada apa?" todong Luna begitu panggilan tersambung dengan kakak iparnya itu."Kamu kebangetan banget, sih, Lun! Hendri sudah baik-baikin kamu, tapi kamu sok banget. Bisa apa kamu tanpa Hendri? Sadar dirilah minimal, Lun." cerocos Siska panjang lebar membuat Luna geleng-geleng kepala. Dalam keadaan terjepit begini saja wabita itu masih bisa mengomel padanya."Sudah?" tanya Luna setelah beberapa detik mereka diam karena Luna enggan menanggapi ocehan Siska."Kamu--""Maaf, Mbak ... Aku tidak berminat membantumu. Kalau soal tempat tinggal, kalian boleh tinggal di rumahku sementara ini, tapi nanti setelah aku dan Hendri resmi bercerai kalian harus keluar dari rumahku. Kalau soal hutang-hutangmu, maaf ... aku gak bisa dan gak mau bantu!" tegas Luna menyela Siska.Luna segera memutus panggilan tanpa menunggu reaksi Siska di seberang sana. Ya, Luna sudah tahu ke mana arah tujuan Siska meminta Hendri bersikap baik padanya. Tak lain dan tak bukan adalah untuk membuatnya bersedia membayar hutan

    Last Updated : 2025-02-13
  • JEJAK RINDU YANG TERLARANG   Harus profesional

    Luna memijit pelipisnya, dia mendadak pening oleh tatapan penuh intimidasi dari teman-teman satu devisinya. Hal itu tak lain dan tak bukan adalah karena sapaan Adrian padanya tadi pagi."Oh ayolah ... emang kalian kenyang dengan melototin gue kayak gini?" kata Luna frustasi.Alya, Meta, Dania, Silvia, Irna dan Suna tak terpengaruh. Mereka tetap menunggu jawaban dari Luna tentang hubungannya dengan bos baru mereka.Aluna menghela nafas pasrah, merasa lelah karena jawaban apapun tak membuat mereka percaya begitu saja."Oke fine ... Adrian--""Tuh 'kan ... panggilannya aja udah sedekat itu gaes ...." sela Alya mengompori teman-temannya."Astaga! Oke, gue sama Pak Adrian ... jelas, ya ... Pak Adrian Wira Atmaja ... satu sekolah pas SMA. Satu kelas pas kelas 3 selama hampir 8 bulan sebelum beliau pindah ke Jerman waktu itu." jelas Luna.Mata para teman-temannya semakin membulat. Irna menepuk bahu Luna dengan dramatis, seolah baru saja mendengar kabar yang sangat mengejutkan."Beneran cuma

    Last Updated : 2025-02-14
  • JEJAK RINDU YANG TERLARANG   Kebersamaan

    Tepat jam lima sore, pekerjaan Luna akhirnya selesai sehingga dia tidak perlu lembur di hari itu. Dalam benaknya sudah menyusun beberapa rencana untuk menikmati waktu lebih banyak bersama Rafi, putranya.'Bagaimana kalau nonton? Dinner? Atau ke play ground?' batinnya sedang memilah kegiatan apa yang akan dia lakukan bersama Rafi nanti. Ah, hatinya sudah tak sabar untuk segera sampai rumah."Al ... yuk, pulang!" ajaknya pada Alya yang juga sudah selesai pekerjaannya. Sedangkan yang lain masih nampak sibuk."Bentar, deh, udah janji sama Suna mau nge-mall." jawab Alya menunjuk Suna dengan dagunya."Yaudah, gue duluan, ya!" pamit Luna sembari menyambar tasnya."Oke! Hati-hati!" pesan Alya sembari melambaikan tangannya.Dengan semangat Luna bergegas membawa lamgkah menuju parkiran, saat pintu lift terbuka di dalam sana sudah ada Adrian dengan beberapa orang di dalam. Meski canggung, Luna akhirnya ikut masuk ke dalam lift.Dia memgangguk hormat sebagai sapaan kepada Adrian dan dibalas deng

    Last Updated : 2025-02-15
  • JEJAK RINDU YANG TERLARANG   Kedatangan Hendri

    Setelah puas menikmati kebersamaan mereka, Luna mengajak Rafi untuk pulang karena hari juga semakin larut. Rafi tampak mengantuk, tetapi senyumnya masih melekat, tanda betapa bahagianya ia malam ini. Adrian menawarkan diri untuk mengantar mereka, tetapi Luna menolak karena dia membawa mobil sendiri. "Terima kasih sudah menemani kami, Adrian," ucap Luna ketika mereka sampai di parkiran, tepatnya di samping mobil Luna.Adrian tersenyum, "sama-sama. Aku senang bisa menghabiskan waktu dengan kalian, terutama Rafi. Dia anak yang luar biasa." kata Adrian semabri mengusap kepala Rafi."Kapan-kapan kita main lagi, ya, Om." pinta Rafi dengan senyum lebarnya."Tentu, Sayang. Lain waktu kita jalan-jalan lagi." balas Adrian tak keberatan. Lalu kembali beralib menatap Luna."Hati-hati, ya, jangan ngebut." pesannya perhatian.Luna hanya mengangguk, lalu menggandeng tangan kecil Rafi untuk masuk ke dalam mobil. "Dadah, Om Adrian!" seru Rafi saat mobil Luna melintasi dirinya yang masih memperhatika

    Last Updated : 2025-02-17
  • JEJAK RINDU YANG TERLARANG   Khawatir

    Waktu bergerak begitu lambat, membuat Luna gusar. Sejak pagi pesan yang dikirimkan Luna pada Mbak Jum belum juga terbaca. Fokusnya pada pekerjaan buyar, pikirannya dihantui oleh kemungkinan yang dia ciptakan sendiri.'Bagaimana kalau Hendri membawa Rafi pergi?''Bagaimana kalau Hensri memisahkannya dari Rafi?''Bagaimana kalau mereka kenapa-kenapa?''Bagaimana kalau Hendri bicara yang tidak-tidak pada Rafi?'Dan segala kemungkinan buruk yang mengacaukan mood kerjanya pagi itu. Luna kembalieraih ponselnya, mnekan nomor Mbak Jum yang sudah puluhan kali dia coba hubungi. Namun, kali ini pun gagal lagi.Dengan kesal, Luna meletakkan ponselnya sedikit keras sehingga menarik perhatian Alya yang berada tepat di samping kanannya."Lu napa dah, Lun?" tanya Alya dengan tatapan khawatir."Kesel gue," sahut Luna apa adanya."Iya, kesel kenapa? Tumben-tumbenan, Lu?"Luna tak menjawab, dia menghela nafas berat lalu bangkit dari duduknya. "Aneh, deh." gerutu Alya yang masih bisa dia dengar, tapi

    Last Updated : 2025-02-18
  • JEJAK RINDU YANG TERLARANG   Misi gagal

    Satu minggu berlalu, kini Luna benar-benar memulai pencariannya. Berbekal nama dan foto yang dia dapat dari Ayu, kini Luna berada di halaman sebuah butik yang pernah dia datangi dulu.Benar, orang yang berada di dalam foto yang dia pegang itu beberapa saat yang lalu masuk ke dalam sana bersama seorang wanita paruh baya. Mungkin saja itu ibunya.Setelah beberapa saat, Luna memutuskan untuk ikut masuk ke dalam. Berlagak mencari aksesoris agar tak terlalu kentara kalau dia sedang menguntit seseorang.Tangan memilah aksesoris tetapi mata jeli mencari wanita yang dia kuntit. Wanita bernama Ratna itu tengah asyik memilih gaun yang terpajang di manekin.Dengan gugup Luna membawa langkah mendekat kemudian menyapa seolah tidak sengaja bertemu."Mbak Ratna?" sapa Luna mencolek sedikit lengan wanita berambut sebahu itu.Ratna menoleh dengan kening berkerut menatap Luna. "Iya, siapa, ya?" "Oh, saya Aluna ... kita pernah ketemu waktu acara gathering di Bandung tahun lalu." sahut Luna sok akrab."

    Last Updated : 2025-02-20

Latest chapter

  • JEJAK RINDU YANG TERLARANG   Bersemi kembali

    "Semua proses hukum sudah aku serahkan sama pengacara, kamu tinggal ikuti prosesnya saja." Beritahu Adrian yang baru datang lagi setelah pulang dari kantor. Kini Luna sudah lebih baik, tapi masih hatus dirawat di rumah sakit.Selama dua hari dirawat, selama itu pula Adrian menemaninya bersama Rafi dan Mbak Jum. Kalau siang, Luna ditemani oleh keluarganya yang kemarin baru datang dari acara wisuda Andra di Jogja.Ayah dan Ibu Luna sangat marah dan kecewa terhadap perilaku menantunya. Mereka sering memperingati Luna untuk berpisah saja andai Hendri tak juga mau berubah. Namun, Luna masih saja bertahan walau Hendri memamg kerap melakukan kekerasan fisik terhadapnya.Puncaknya adalah kemarin, Luna sampai harus mendapat perawatan intensif akibat perbuatan Hendri. Sejak saat itu juga, Pak Pramono tidak lagi mengijinkan Luna membela Hendri walau sekedar ucapan. Pak Pramono dan Bu Septi jugalah yang mendesak Luna untuk segera melaporkan tindak kekerasan ini pada pihak yang berwajib."Terima

  • JEJAK RINDU YANG TERLARANG   Panik

    "Hendri ...." gumam Luna sedikit merasa takut, terlebih melihat raut wajah Handri.Luna mematung di tempat sedangkan Hendri semakin bergerak maju. Manatao tajam Luna yang seolah terhipnotis sehingga ia tidak mampu bergerak.Saat jarak semakin terpangkas, Luna tersadar dari kebekuannya."Sudah kuperingatkan jangan biarkan anakku pergi dengan orang asing, Luna! Apa kamu sebodoh itu?" bentak Hendri tanpa ba bi bu mendorong Luna sehingga terhuyung ke belakang."Aku--"Tamparan keras lebih dulu mendarat di pipi Luna sebelum sempat ia menyanggah tuduhan Hendri."Kamu ... berani sekali mengijinkan orang itu membawa anakku!"Tendangan Hendri berikan pada Luna yang masih belum bisa menguasai dirinya dari rasa terkejut.Luna terpental hingga tubuhnya menabrak pintu dengan kasar, menimbulkan dentuman yang cukup keras sehingga menarik perhatian Mbak Jum yang sedang berada di dapur."Ya Allah ... Ibu!" pekik Mbak Jum segera memburu Luna yang bersandar pada daun pintu. Membantunya untuk berdiri.Na

  • JEJAK RINDU YANG TERLARANG   Misi gagal

    Satu minggu berlalu, kini Luna benar-benar memulai pencariannya. Berbekal nama dan foto yang dia dapat dari Ayu, kini Luna berada di halaman sebuah butik yang pernah dia datangi dulu.Benar, orang yang berada di dalam foto yang dia pegang itu beberapa saat yang lalu masuk ke dalam sana bersama seorang wanita paruh baya. Mungkin saja itu ibunya.Setelah beberapa saat, Luna memutuskan untuk ikut masuk ke dalam. Berlagak mencari aksesoris agar tak terlalu kentara kalau dia sedang menguntit seseorang.Tangan memilah aksesoris tetapi mata jeli mencari wanita yang dia kuntit. Wanita bernama Ratna itu tengah asyik memilih gaun yang terpajang di manekin.Dengan gugup Luna membawa langkah mendekat kemudian menyapa seolah tidak sengaja bertemu."Mbak Ratna?" sapa Luna mencolek sedikit lengan wanita berambut sebahu itu.Ratna menoleh dengan kening berkerut menatap Luna. "Iya, siapa, ya?" "Oh, saya Aluna ... kita pernah ketemu waktu acara gathering di Bandung tahun lalu." sahut Luna sok akrab."

  • JEJAK RINDU YANG TERLARANG   Khawatir

    Waktu bergerak begitu lambat, membuat Luna gusar. Sejak pagi pesan yang dikirimkan Luna pada Mbak Jum belum juga terbaca. Fokusnya pada pekerjaan buyar, pikirannya dihantui oleh kemungkinan yang dia ciptakan sendiri.'Bagaimana kalau Hendri membawa Rafi pergi?''Bagaimana kalau Hensri memisahkannya dari Rafi?''Bagaimana kalau mereka kenapa-kenapa?''Bagaimana kalau Hendri bicara yang tidak-tidak pada Rafi?'Dan segala kemungkinan buruk yang mengacaukan mood kerjanya pagi itu. Luna kembalieraih ponselnya, mnekan nomor Mbak Jum yang sudah puluhan kali dia coba hubungi. Namun, kali ini pun gagal lagi.Dengan kesal, Luna meletakkan ponselnya sedikit keras sehingga menarik perhatian Alya yang berada tepat di samping kanannya."Lu napa dah, Lun?" tanya Alya dengan tatapan khawatir."Kesel gue," sahut Luna apa adanya."Iya, kesel kenapa? Tumben-tumbenan, Lu?"Luna tak menjawab, dia menghela nafas berat lalu bangkit dari duduknya. "Aneh, deh." gerutu Alya yang masih bisa dia dengar, tapi

  • JEJAK RINDU YANG TERLARANG   Kedatangan Hendri

    Setelah puas menikmati kebersamaan mereka, Luna mengajak Rafi untuk pulang karena hari juga semakin larut. Rafi tampak mengantuk, tetapi senyumnya masih melekat, tanda betapa bahagianya ia malam ini. Adrian menawarkan diri untuk mengantar mereka, tetapi Luna menolak karena dia membawa mobil sendiri. "Terima kasih sudah menemani kami, Adrian," ucap Luna ketika mereka sampai di parkiran, tepatnya di samping mobil Luna.Adrian tersenyum, "sama-sama. Aku senang bisa menghabiskan waktu dengan kalian, terutama Rafi. Dia anak yang luar biasa." kata Adrian semabri mengusap kepala Rafi."Kapan-kapan kita main lagi, ya, Om." pinta Rafi dengan senyum lebarnya."Tentu, Sayang. Lain waktu kita jalan-jalan lagi." balas Adrian tak keberatan. Lalu kembali beralib menatap Luna."Hati-hati, ya, jangan ngebut." pesannya perhatian.Luna hanya mengangguk, lalu menggandeng tangan kecil Rafi untuk masuk ke dalam mobil. "Dadah, Om Adrian!" seru Rafi saat mobil Luna melintasi dirinya yang masih memperhatika

  • JEJAK RINDU YANG TERLARANG   Kebersamaan

    Tepat jam lima sore, pekerjaan Luna akhirnya selesai sehingga dia tidak perlu lembur di hari itu. Dalam benaknya sudah menyusun beberapa rencana untuk menikmati waktu lebih banyak bersama Rafi, putranya.'Bagaimana kalau nonton? Dinner? Atau ke play ground?' batinnya sedang memilah kegiatan apa yang akan dia lakukan bersama Rafi nanti. Ah, hatinya sudah tak sabar untuk segera sampai rumah."Al ... yuk, pulang!" ajaknya pada Alya yang juga sudah selesai pekerjaannya. Sedangkan yang lain masih nampak sibuk."Bentar, deh, udah janji sama Suna mau nge-mall." jawab Alya menunjuk Suna dengan dagunya."Yaudah, gue duluan, ya!" pamit Luna sembari menyambar tasnya."Oke! Hati-hati!" pesan Alya sembari melambaikan tangannya.Dengan semangat Luna bergegas membawa lamgkah menuju parkiran, saat pintu lift terbuka di dalam sana sudah ada Adrian dengan beberapa orang di dalam. Meski canggung, Luna akhirnya ikut masuk ke dalam lift.Dia memgangguk hormat sebagai sapaan kepada Adrian dan dibalas deng

  • JEJAK RINDU YANG TERLARANG   Harus profesional

    Luna memijit pelipisnya, dia mendadak pening oleh tatapan penuh intimidasi dari teman-teman satu devisinya. Hal itu tak lain dan tak bukan adalah karena sapaan Adrian padanya tadi pagi."Oh ayolah ... emang kalian kenyang dengan melototin gue kayak gini?" kata Luna frustasi.Alya, Meta, Dania, Silvia, Irna dan Suna tak terpengaruh. Mereka tetap menunggu jawaban dari Luna tentang hubungannya dengan bos baru mereka.Aluna menghela nafas pasrah, merasa lelah karena jawaban apapun tak membuat mereka percaya begitu saja."Oke fine ... Adrian--""Tuh 'kan ... panggilannya aja udah sedekat itu gaes ...." sela Alya mengompori teman-temannya."Astaga! Oke, gue sama Pak Adrian ... jelas, ya ... Pak Adrian Wira Atmaja ... satu sekolah pas SMA. Satu kelas pas kelas 3 selama hampir 8 bulan sebelum beliau pindah ke Jerman waktu itu." jelas Luna.Mata para teman-temannya semakin membulat. Irna menepuk bahu Luna dengan dramatis, seolah baru saja mendengar kabar yang sangat mengejutkan."Beneran cuma

  • JEJAK RINDU YANG TERLARANG   Bertemu lagi

    "Ada apa?" todong Luna begitu panggilan tersambung dengan kakak iparnya itu."Kamu kebangetan banget, sih, Lun! Hendri sudah baik-baikin kamu, tapi kamu sok banget. Bisa apa kamu tanpa Hendri? Sadar dirilah minimal, Lun." cerocos Siska panjang lebar membuat Luna geleng-geleng kepala. Dalam keadaan terjepit begini saja wabita itu masih bisa mengomel padanya."Sudah?" tanya Luna setelah beberapa detik mereka diam karena Luna enggan menanggapi ocehan Siska."Kamu--""Maaf, Mbak ... Aku tidak berminat membantumu. Kalau soal tempat tinggal, kalian boleh tinggal di rumahku sementara ini, tapi nanti setelah aku dan Hendri resmi bercerai kalian harus keluar dari rumahku. Kalau soal hutang-hutangmu, maaf ... aku gak bisa dan gak mau bantu!" tegas Luna menyela Siska.Luna segera memutus panggilan tanpa menunggu reaksi Siska di seberang sana. Ya, Luna sudah tahu ke mana arah tujuan Siska meminta Hendri bersikap baik padanya. Tak lain dan tak bukan adalah untuk membuatnya bersedia membayar hutan

  • JEJAK RINDU YANG TERLARANG   Terkuak

    Luna tersenyum tipis saat wajah Hendri pias. Benar dugaannya, kalau Hendri sedang dimanfaatkan oleh kakaknya.Dua hari yang lalu, Luna bertemu Arman ---suami Siska---kemudian mengatakan kalau mereka sudah berpisah dan sedang dalam proses cerai. Hal itu sontak membuat Luna terkejut, pasalnya yang dia ketahui mereka selalu terlihat mesra.Dari cerita Arman, kemudian perubahan Hendri yang mendadak cukup membuat Luna mengetahui alur cerita yang sesungguhnya."Lun--""Maaf, Hendri ... untuk kali ini aku tidak bisa membantumu atau pun Siska.""Kamu tahu dari mana?" tanya Hendri yang sudah terdengar seperti aslinya ... ketus.Luna tersenyum sinis, "tidak penting aku tahu dari nana. Yang jelas, aku sudah bisa menebak apa yang sedang kalian rencanakan." "Baguslah kalau kau sudah tahu, artinya aku tidak perlu lagi berpura-pura seperti ini." sikap Hendri kembali seperti semula. Nada bicaranya pun sudah kembali ketus.Luna terkekeh pelan, membuat Hendri semakin kesal dibuatnya."Yang jelas, aku

Scan code to read on App
DMCA.com Protection Status