“Oke,” suara Clarissa terdengar sangat lembut dan binar bahagia terpancar diwajahnya. Di usia yang sudah empat puluh lima tahun namun wajah dan tubuhnya terawat baik. Meskipun wajahnya tidak secantik Adelia kakaknya tapi penampilannya cantik dan dia adalah seorang wanita yang tahu cara merayu pria dan memuaskan mereka. Inilah alasan mengapa Danendra tidak pernah lagi mencari wanita diluaran setelah menikahinya sebagai istri kedua.Tapi Danendra tidak pernah tahu jika wanita itu tidak pernah mencintainya dengan tulus, bagi Clarissa suaminya itu hanyalah pion saja. Waktupun berlalu dengan cepat dan malam menjelang. Keluarga itupun pergi makan malam bersama di sebuah restoran terkenal.Danendra memesan meja di sudut restoran yang agak jauh dari meja lainnya. Clarissa memesan dua botol wine dan menungkan wine ke gelas lalu menyodorkan pada Danendra. Sedangkan satu botol wine dia berikan pada Natasha.Danendra merasa sangat bahagia malam itu dan merasa hari ini adalah hari baiknya. Dia pun
Luka tusukan itu tampak sangat dalam seolah pisau yang menusuknya tertusuk sampai ke tulang. Bekas jahitannya juga terlihat menakutkan. “Kau….” Anastasya tercekat karena kaget. Dia melihat luka itu kembali berdarah, kondisinya sangat mengenaskan.Anastasya langsung teringat sesuatu. Dia teringat kejadian diluar negeri beberapa waktu lalu. Saat dia berjalan-jalan keluar setelah makan malam dan saat itu dia melihat seorang pria yang dihajar sekelompok orang bersenjata tajam.Hal seperti itu jarang terjadi diluar negeri, saat Anastasya melihat seorang pria bersenjata tajam itu mengayunkan samurainya hendak menebas sesuatu, dia pun berlari mendekat. Kemampuan ilmu bela dirinya mumpuni tapi dia hanya seorang gadis melawan segerombolan pria.Karena keadaan terdesak, dia pun menyeret pria itu dan menyelamatkan diri. Bahu pria itu terluka parah, saat itu Anastasya memanggil taksi dan menyuruh taksi mengantar pria itu ke rumah sakit. Anastasya juga memberikan sejumlah uang pada pria itu.Kin
Raymond menggangguk, meskipun dia agak kesal dengan sikap tidak percaya Clarissa. “Aku sudah bertanya pada semua orang didesa itu. Anastasya cukup dikenal baik disana bahkan kepala sekolahnya bilang kalau Anastasya adalah murid berprestasi tapi hasil ujian di perguruan tinggi tidak bagus sehingga dia tidak lulus di perguruan tinggi pilihan. Dia masuk ke perguruan tinggi tidak terkenal bahkan sekarang tempat itu sudah tutup.”Clarissa berpikir ‘apakah aku terlalu berlebihan memikirkn anak itu? Apakah benar anak itu hanyalah gadis desa polos yang tida tahu apa-apa?Raymond yang paham jalan pikiran Clarissa hanya menatapnya sambil menggelengkan kepala, “Rissa, jangan pikirkan lagi soal gadis itu. Dia hanya gadis desa yang mungkin sedikit pintar tapi mana mungkin dia bisa mengalahkanmu?”“Danendra sangat mengaguminya dan mulai menyayanginya. Dia bahkan lebih menyayanginya dibandingkan Natasha. Itu alasan kenapa aku cemas! Selain itu dia juga punya hubungan dengan Kenneth Archilles yang bi
Sekarang waktunya untuk CEO memiliki seorang anak sebagai pewaris Archilles Corp. Bukankah itu lebih bernilai daripada proyek bernilai ratusan milyar? Matahari pagi memancarkan cahayanya, melalui jendela-jendela besar di villa keluarga Hilman. Seorang pelayan mengetuk pintu kamar Anastasya. “Nona, orang suruhan dari Archilles Corp sudah datang dan menunggumu dibawah. Cepatlah bangun dan bersiap-siap.”Anastasya yang pagi ini dalam suasana hati yang baik dan penuh semangat karena dia sudah mengetahui hubungan gelap Clarissa dan Raymond Xavier. Dia bangun dengan cepat masuk ke kamar mandi, setelah itu dia memilih pakaian di walk in closet.Saat dia turun, dia melihat diruang tamu ramai dengan orang-orang. Kenapa seramai ini? Anastasya langsung merasa pusing dan dia langsung bisa menebak jika syuting hari ini pasti sangat melelahkan.Dari arah belakangnya terdengar langkah kaki, saat dia menoleh dia melihat Natasha sedang berjalan kearahnya dengan riasan yang cantik. Natasha menggulung r
“Maaf Nona Agnes, jangan anda salahkan Anastasya karena dia tidak bersalah! Tadi ada kecelakaan mobil saat perjalanan kesini yang membuat jalanan macet. Jika tidak ada kecelakaan kami tadi pasti sudah tiba disini jauh lebih awal. Meskipun begitu kami tiba tepat waktu sebelum pemotretan dimulai.” ucap asisten bernama Amira Cahyani itu.Agnes yang hatinya dipenuhi kebencian pada Anastasya tidak peduli pada alasan sang asisten. “Seharusnya kalian berangkat lebih awal lagi. Kalau berangkat dua jam lebih awal pasti tidak akan telat, iyakan?” ucap Agnes dingin.Amira tertegun lalu menggelengkan kepala, heran dengan sikap permusuhan Agnes. Dia sama sekali tidak menyangka kalau orang yang bertanggung jawab untuk pemotretan bersikap buruk seperti itu.Saat dia ingin membalas ucapan Agnes, tangan Anastasya langsung memegang lengannya untuk menghentikan. “Maaf Nona Agnes, ini memang salahku karena telat. Aku sangat minta maaf dan aku juga akan meminta maaf pada seluruh kru.” ucap Anastasya tegas
Agnes menatap tak berkedip, hatinya mengerut menahan rasa cemburu melihat kecantikan Anastasya tanpa riasan. Dia malah lebih cantik tanpa riasa? Apa-apaan ini? Tuhan tidak adil menciptakan gadis secantik ini, protes Agnes dalam hati.Modal wajah saja dia bisa jadi terkenal! Mengapa bisa begini? Bukannya terlihat jelek kenapa dia malah terlihat jauh lebih cantik? Bagaimana mungkin dia masih cantik tanpa riasan? Saking kagetnya, ponsel ditangan Agnes terjatuh ke lantai. Dia semakin marah dan tubuhnya bergetar menahan kecemburuan.Dia sudah bersemangat ingin membuat Anastasya jelek sehingga kena tegus tapi yang terjadi malah sebaliknya. Semakin dia membenci Anastasya. Melihat reaksi Agnes membuat sudut bibir Anastasya terangkat dia merasa puas.Lalu dia dia membungkuk mengambil ponsel Agnes yang terjatuh. “Nona Agnes, mengapa kau menjatuhkan ponselmu? Apakah kau tidak membutuhkannya lagi?” ujar Anastasya tersenyum mengejek.“Cepat syuting! Jangan buang-buang waktu lagi! Kau sudah banyak
“Misalnya, pada adegan pertama saat kau mendorong pintu harusnya tidak langsung membentangkan payung untuk dirimu, kau harus langsung berlari menerobos hujan menjemput pelanggan. Kau harus berlari memegang payung lalu membuka payung setelah dekat dengan pelanggan. Saat berlari ekspresi wajahmu harus terlihat cemas.”“Ha ha….” tawa Anastasya pun lepas. Cuaca saat ini mendung dan suhu udara turun, hujan buatan itu akan lebih dingin. Anastasya saat ini sedang datang bulan jadi tubuhnya rentan pada cuaca dingin. Jika dia terkena hujan berulang kali maka dia pasti sakit. Agnes benar-benar berencana untuk membuatnya sakit.“Kenapa kau tertawa? Apa ada yang lucu dengan penjelasanku, ha? Jangan buang waktu lagi, ayo mulai lagi syutingnya.” perintah Agnes. Karena Agnes adalah penanggung jawab syuting hari ini maka para kru pun tidak bisa menolaknya. Mau tak mau mereka terpaksa meminta Anastasya mengulang syuting lagi untuk kedua kalinya.“Nona Tasya, harap maklum ya. Memang penanggung jawab ka
“Maaf….aku hanya bercanda. Bukan aku yang mengganti pakaianmu.” ujar Kenneth tak ingin membuat gadis itu marah dan membencinya karena mengiri dia sudah bertindak lancang.“Kalau bukan kamu, lalu siapa?”“Staf hotel, aku meminta seorang staf wanita untuk membersihkan tubuhmu dan mengganti pakaianmu, kalau kamu tidak percaya kamu boleh bertanya langsung pada mereka.”Anastasya pun menghela napas lega, dia tidak bisa membayangkan betapa malunya dia jika Kenneth yang mengganti pakaiannya. Dia melirik Kenneth yang sedang menatapnya.“Tasya makanlah dulu. Aku pesan semua makanan ini khusus untukmu. Setelah itu makan obatmu ya.”“Hem….apakah kamu sudah makan?”“Belum. Ayo kita makan, biar aku suapi.” tangan Kenneth bergerak cepat mengambil makanan sebelum Anastasya bisa menolaknya. Gadis itu terpana melihat perlakuan Kenneth padanya yang terkesan sangat perhatian dan baik, jauh dari sikap dingin dan angkuh yang biasa ditunjukkannya.“Aku bisa makan sendiri.” ujar Anastasya. Kenneth yang pura