Setelah mengucapkan itu, ibu pergi ke kamar dan menutup pintu keras keras.Sri yang melihat ibunya seperti itu mengernyitkan alisnya mungkin merasa aneh."Ibu kenapa gitu ya? Maafin ibu ya mbak" ucap Sri."Iya gak papa, udah biasa kok""Mungkin, ibu gak senang karena rencananya gagal" jawabku."Rencana apa memangnya?" Tanyanya penasaran."Kalo mbak gak kunjung hamil, mas Alan akan dinikahkan dengan Indri" "Hah, ngga ngga jangan. Mas ih jangan mau, mas tahu sendiri kan kabar yang beredar kalo Indri kerja di luar negri tuh jadi simpenan majikannya" jelasnya yang membuatku melongo."Emangnya mas mau sama cewe yang udah digarap sama laki laki lain?" Tanya Sri yang membuat mas Alan bergidik."Hiiii yah nggak lah, bisa bisa mas terkena penyakit lagi"**Keesokan hari setelah aku melakukan testpack, aku pergi ke bidan untuk memastikan kehamilanku. Tentunya aku diantar mas Alan selepas ia pulang dari pabrik.Dan ternyata benar, kehamilanku kini berusia lima minggu. Masa masa yang rentan terj
"ahh iya, dia teman kerjaku dulu" ucapku berbohong."Ohh, wah banting setir ya yang dulunya kerja diperusahaan sekarang jadi pelayan. Emangnya gak gengsi gitu kak?" Tuh kan apa kataku juga. Sri kali udah ngomong gak disaring, langsung ceplas ceplos aja. Untungnya Rani sudah kembali ke kasir lagi."Ya gapapa yang penting kan halal" jawabku.Kami berdua pun kembali pulang ke rumah. Ternyata Indri masih disana, tentu saja bersama ibu. Dan rujak yang tadi ia bawa pun masih utuh.Ehh ngga ngga, lebih tepatnya nanas mudanya yang masih utuh. Mangga mudanya sudah habis. Lagian siapa yang mau menghabiskan nanas muda sebanyak itu. Yang ada lidah terasa kebas kalo memakan semua nanas itu.Sri dan aku melewati mereka begitu saja. Sekarang aku harus lebih ekstra berhati hati sama mereka. Aku jadi ngeri bagaimana kalau mereka nekat mencelakai aku dan calon bayiku ya.Aku lebih memilih masuk ke kamar dan merebahkan tubuh yang akhir akhir ini terasa cepat lelah. Tapi Alhamdulillah nya di trimester p
Pov AlanSaat itu, Tiara meminta izin kepadaku untuk melepas KB. Katanya, dia takut kalau yang dibicarakan ibu benar terjadi. Dia takut kalau dia tak kunjung hamil, aku akan menikah dengan Indri. Padahal, aku masih membenci Indri. Sangat malah, tapi aku berusaha melupakan kejadian itu semua karena aku sudah menemukan pengganti yang sangat jauh lebih baik darinya. Ya, Tiara, istriku yang paling aku cintai. Mengingat kejadian beberapa tahun lalu saat aku masih mempunyai hubungan dengan Indri. Kami sudah berencana untuk menikah karena ya hubungan kami sudah hampir menginjak 3 tahun lebih.Ibu sangat tak suka pada Indri karena penampilannya yang kata ibu seperti baju yang kekurangan bahan. Memang Indri selalu memakai baju crop tanpa lengan dan celana atau rok pendek sejengkal diatas lutut yang sobek sobek pula.Sifatnya pun begitu, memang rada rada ga ada akhlak. Dulu aku mewajarkan saja sikapnya dia yang begitu. Karena ia hanya tinggal sendiri. Dulu orang tuanya bercerai saat Indri mas
Sepulang dari rumah Indri, aku bercerita kepada ibu dan bapak tentang apa yang dilihatku tadi. Aku kaget dengan reaksi ibu."Udah maafin saja cuman masalah kecil aja kok dibesar besarkan. Gak dewasa kamu, harusnya kamu ngomong baik baik sama Indri, bukannya malah langsung mutusin gitu aja. Minggu ini kita kan mau ke rumah Indri untuk melamarnya" jelas ibu. "Bu, masalah kecil dari mananya? Jelas jelas itu masalah yang sangat besar. Aku mati matian menahan hasrat dan hawa nafsu ketika sedang dengan Indri yang selalu memakai pakaian minim. Tetapi ia begitu mudahnya bercinta dengan pria lain""Iya iyaa ibu ngerti udah maafin saja, nanti kalau sudah nikah dia bakal berubah" ibu berusaha membujukku."Asal ibu tahu, saat dia sedang asyik asyiknya memadu kasih dengan pria yang katanya itu mantannya. Indri ngomong dia akan tetap ngelakuin itu kalo mantan atau pun lelaki lain ada yang mengajaknya" ucapku meledak ledak."Tapi kan Indri banyak duit Lan. Dia selalu memberi ibu uang banyak" "Oohh
Akhirnya aku sampai di rumah. Karena teringat terus dengan Tiara, aku langsung membuka ponsel dan mengirimi pesan kepada Tiara.(Assalamualaikum, Ra ayah mu masih marah?) Ceklis dua abu yang seperkian detik langsung berubah menjadi biru yang sudah dibaca. Ia terlihat sedang mengetik.(Waalaikum salam, ayah gak marah kok. Dia orangnya gak banyak ngomong dan cuek, jadi kelihatannya marah. Tapi dia baik kok) balasnya yang membuatku kembali bersemangat mengejar cinta Tiara."Ahh aku kirim pesan permintaan maaf aja kali ya ke ayahnya Tiara?" Gumamku."Patut dicoba, siapa tahu dikasih lampu hijau" gumamku lagi.Sebelum mengirim pesan kepada ayahnya Tiara, tak lupa aku membalas pesan Tiara terlebih dahulu.(Assalamualaikum, om ini saya Alan. Yang antar Tiara pulang tadi. Saya minta maaf om, Tiara pulangnya telat. Saya janji besok besok kalau saya jalan sama Tiara, dia gak akan telat pulang) Tak disangka, ayahnya Tiara sedang mengetik. Tetapi tak kunjung ada balasan, terus saja sedang menget
Hari minggu pun tiba, aku serta ibu dan bapak pergi ke rumah Tiara. Ya, hanya bertiga saja. Kata Tiara gak usah acara lamaran lamaran segala. Langsung nentuin tanggal pernikahan saja.Makanya aku hanya mengajak bapak dan ibu serta mas Bima. Karena gak mungkin kan kita bertiga naik motor. Oleh sebab itu ibu mengajak mas Bima dan meminjam mobilnya.Akhirnya kami sampai di rumah Tiara, ternyata di rumah Tiara lumayan ramai. Aku pun merasa terkejut, bukannya kita hanya menentukan tanggal pernikahan saja? Kenapa banyak orang yang yang mungkin keluarganya Tiara. "Assalamualaikum" ucap kami berbarengan."Waalaikum salam, masuk masuk" ajak wanita yang ku taksir umur 30an. Mungkin itu bibi nya Tiara, mungkin.Kami pun masuk, dan ternyata sudah banyak orang di dalam. "Katanya cuman keluarga inti aja, tapi ini kok rame banget" bisik mama sambil mengenggol lenganku."Gak tahu aku juga bu" jawabku sambil berbisik juga."Untungnya tadi mampir dulu beli buah sama kue, kalo ngga malu dong kesini ga
Aku pun memutuskan untuk membuka file itu, tetapi Tiara memanggilku."Mas, sini bantuin masukin baju baju ke dalam koper ini dong. Ara mau packing yang lain" teriaknya dari dalam kamar. Aku pun mengurungkan niatku untuk membuka file itu.Segera aku memasukan baju bajuku dan juga baju Tiara ke dalam koper yang lumayan besar. Cukup untuk semua bajuku dan sebagian baju Tiara.Tiara tidak membawa semua bajunya, jadinya kalo nginep disini tak perlu membawa baju ganti katanya. Selesai mempacking semua barang barang yang hendak dibawa ke kontrakan. Kami menunggu mobil bak terbuka yang sengaja disewa Tiara dari temannya untuk mengangkut semua barang."Ra, udah beres packing packingnya?" Tanya temannya Tiara yang ku ketahui namanya adalah Maulana ketika mobil itu sampai di depan rumah Tiara."Udah, bantuin angkutin barangnya ke mobil ya Na" ucap Tiara meminta bantuan temannya itu."Iya siap, bawa anak buah aku juga karena tahu bakal angkat yang berat berat biar bisa bantu bantu gitu hehe" uca
Ayah pun di makamkan tepat disamping kuburan istrinya. Tiara tak ikut ke makam karena ia tak sadarkan diri. Aku yang baru ingat tentang file itu langsung membukanya. Ternyata itu berisi video ayah, di dalam video ayah memberikan wasiat. Wasiatnya adalah "Ayah memberikan kepercayaan sepenuhnya untuk menjaga Tiara kepada suaminya, jaga dia baik baik seperti ayah menjaganya, jangan sakiti dia sedikitpun. Dan..... Suatu saat kalau ayah sudah tiada di dunia ini, tolong jual rumah yang ayah tempati, jangan sampai ada barang yang tersisa, ayah tidak mau Tiara berlarut larut dalam kesedihan karena ayah meninggalkannya. Tolong bayarkan utang utang ayah dengan uang itu, dan sisanya untuk Tiara buka usaha. Selamat tinggal Ara, ayah menyayangimu" kurang lebih begitu isi rekaman videonya. Maka dari itu Ara sekarang membuka kedai Aci itu.Flashback off**Semenjak kehamilan Tiara, dia jarang melayaniku. Katanya awal kehamilan jangan sering berhubungan *ntim takut janin kenapa kenapa. Menurutku itu
JANIN YANG KAU SURUH GUGURKAN 35Sampai di rumah sakit, Alan langsung menghampiri resepsionis."Permisi, mbak mau tanya. Pasien atas nama Indri ada di ruangan mana, ya?" Ucap Alan pada petugas wanita yang jauh lebih muda darinya."Sebentar ya pak, kami cek dulu." Wanita muda itu fokus ke layar komputer mencari cari nama Indri."Ini pak, pasien atas nama Indri sudah dipindahkan ke ruang rawat inap Melati 4 dilantai 2 ya pak." Ucapnya."Terima kasih.""Sama sama" wanita itu menangkupkan tangannya.Alan bergegas mencari lift untuk menuju kamar rawat Indri. Setelah ketemu, ia memencet tombol menuju arah lantai dua. Sudah beberapa menit, tapi pintu lift tak kunjung terbuka, ia memutuskan untuk naik tangga saja.Sampai di lantai atas, ia langsung mencari cari kamar yang ditempati Indri."Kamar Melati 4." Gumamnya."Nah ini dia." Saat akan membuka handle pintu, pintu itu terbuka dari dalam. Seorang laki laki yang rambutnya hampir semuanya memutih keluar dari ruangan Indri. Ternyata yang kel
JANIN YANG KAU SURUH GUGURKAN 34"Yuk sayang." Ajak Zein lalu menggandeng Tiara. Tiara hanya tersenyum pertanda pamit undur diri. Tiara dan Zein pun pergi ke arah meja prasmanan, mencoba berbagai jenis makanan yang ada di hajatan pernikahan Sri dan Leo. Sampai tiba tiba.......WiuwiuwiuwiuwiuwiuwiuSebuah mobil ambulans melintas melewati tenda hajatan yang memakai separuh jalan. Beberapa tamu dan penonton melihat kearah ambulans tersebut.Saat sudah dekat dengan tenda hajatan, mobil ambulans itu melambatkan laju mobilnya karena banyak anak kecil juga yang nonton dangdutan."Permisi, permisi." Ucap sopir ambulans ramah.Tak berselang lama setelah ambulans lewat, mobil Bimo datang dari arah yang berlawanan. Lalu memarkirkan mobilnya. Ia tak menghadiri acara akad adik bungsunya itu dikarenakan jarak rumahnya yang lumayan jauh dari rumah sang ibu. Ia pun tak bisa mengambil cuti, jadi ia datang di hari H saja. Jadilah Alan yang menjadi walinya Sri. Karena Bimo terjebak macet saat ditengah
JANIN YANG KAU SURUH GUGURKAN 33"Dia... Dia..." Tomi ragu untuk menjawab pertanyaan dari Lita."Dia siapa Tom? Jawab dong!" Desak Lita."Wanita b a y a r a n yang sering diorder oleh para pria hidung b e l a n g di kantor."Deg.Hati Lita begitu syok mendengar kenyataan bahwa suaminya termasuk pria hidung b e l a n g yang sering memesan wanita SCTV. Iya, satu untuk semua. Pantas saja pakaiannya serba kurang bahan, ternyata agar para pria hidung b e l a n g terpikat."Maksudnya dia itu L*nte?" "Ya gitu deh." Ucap Tomi lalu menyeruput cokelat hangat pesanannya."Astaga, bener bener mas Rio ya." Ucap Lita geram.Setelah beberapa menit berbincang, Rio pamit kembali ke kantor karena sudah mendapatkan pesan dari atasannya."Eh Ta, gue balik kantor dulu ya. Bos udah WA gue nih." Pamitnya."Iya, Tom. Makasih informasinya ya Tom.**Beberapa minggu kemudian, di kediaman Sri banyak orang orang yang sedang memasang tenda hajatan. Besok Sri akan merubah gelarnya menjadi istri orang. Bu Narti s
JANIN YANG KAU SURUH GUGURKAN 32"Video apa ini? Durasinya panjang banget. Nyampe dua puluh menit gini." Gumamnya.Ia memutar video itu, Alea memideo ibunya sedang di kasir. Lalu keluar dari salon. Dari situ darah Lita mulai memanas, amarahnya memuncak sampai ke ubun ubun. Alangkah terkejutnya Lita melihat suaminya menggandeng mesra wanita yang tak ia ketahui. Mukanya memerah melihat video itu. Ia tak sabar ingin menunjukkannya pada suaminya itu dan meminta penjelasan sejelas jelasnya.Tak berselang lama, Rio pun keluar dari kamar mandi sambil menggosok gosok rambutnya yang basah menggunakan handuk. Ia tak menyadari istrinya sudah seperti banteng yang siap menyeruduk.Masih tak menyadari tatapan sang istri, Rio malah bersiul siul ria sambil memilih baju di lemarinya."Pake baju mana ya?" Ucapnya santai."Baju yang cocok buat kamu itu...." Lita menjeda ucapannya sembari menghampiri Rio."Apa sayang?" Tanya Rio."KAIN KAFAN!""Sayang, gak lucu ah bercandanya." Selorohnya sambil mengambi
JANIN YANG SURUH KAU GUGURKAN 31"Mau apa nih rame rame gini?" Tanya pemilik salon itu ramah."Treatment full body, terutama mbak Sri ini ya kak. Calon pengantin nih. Harus maksimal." Jawab Ayu.Mereka pun mulai perawatan dengan tenang, sampai sampai mereka akan tertidur saking enaknya service para pegawai salon itu.Tiba tiba ada suara wanita yang mengganggu kenyamanan Ara, Ayu, serta Sri."Wih, tukang cilok lagi perawatan. Emangnya mampu bayar gitu? Haha" kelakarnya.Siapa wanita itu?Wanita itu adalah Indri. Ia datang bersama lelaki lain lagi. Ia tak tahu, bahwa Ara di salon dengan adik iparnya, adiknya Alan, Sri.Indri menggandeng mesra lelaki yang entah siapa itu. Ara, Sri, juga Ayu sontak membuka matanya. Sri terkejut, rupanya wanita yang merendahkan Ara itu kakak iparnya, dengan lelaki lain pula."Mbak Indri!" Ucap Sri yang membuat mata Indri melotot. Terkejut mendengar suara adik iparnya itu. Meskipun Sri sedang maskeran, ia hafal betul suara adik iparnya yang tak kalah cempre
JANIN YANG KAU SURUH GUGURKAN 30Di lain tempat...."Shh ahhh mmph gimana mas? Enak gak?" Ucap Indri disela sela d*sahannya."Oouuhhh yes baby." Jawab pria asing yang membookingnya.Pergumulan antara istri orang dengan lelaki hidung belang pun usai."Aku bakalan kecanduan sama kamu, siap siap kapan kapan lagi aku akan ajak teman-temanku untuk menikmatimu." Ucap pria itu sambil melemparkan beberapa gepok u a n g tunai."Dengan senang hati saya akan memuaskan kalian." Ucap Indri. Malam itu juga Indri langsung berkemas, membersihkan diri dan keluar dari hotel khusus para pasangan non halal melakukan kenikmatan sesaat.Walau sudah membersihkan diri, tetap saja bau a l k o h o l dari mulutnya tercium. Indri pulang dari rumah sekitar pukul satu malam. Disaat ibu mertuanya sudah terlelap dialam mimpi, Alan justru tak bisa tertidur menunggu kepulangan istrinya. Khawatir ia kenapa napa. Yang dikhawatirkan justru malah senang senang senang dengan lelaki lain.Indri mengendap endap masuk rumah
Janin Yang Kau Suruh Gugurkan 29Pov Author"Saya kasih restu, tapi dengan satu syarat."Mereka semua saling pandang."Saya restuin hubungan mereka, tapi dengan syarat saya mendapatkan 30% dari pendapatan kedainya Tiara."Astaga apa apaan bu Narti?"Oek.... Oek..." Tiba tiba bayi Arga menangis kencang dari gendongan Alan setelah bu Narti berucap demikian.Alan kepayahan mendiamkan bayi Arga. Melihat hal itu, Tiara gegas mengambil bayi Arga dari gendongannya. Ara berusaha menenangkannya dan memberinya susu dalam dot. Tetapi bayu Arga masih terus saja menangis."Ngga.... Ngga... Sri yang mau nikah kok mbak Ara yang dibawa bawa sih. Sri akan tetap menikah dengan Leo dengan atau tanpa restu ibu!" Ucap Sri lalu pergi keluar meninggalkan kumpulan 2 keluarga itu.Leo yang melihat Sri pergi lantas menyusulnya."Sriii...." Panggilnya tetapi tak digubris oleh Sri.Sementara dua keluarga itu saling diam, larut dengan pikiran masing masing."Maafkan perkataan ibu saya, dia cuman bercanda aja kok.
JANIN YANG KAU SURUH GUGURKAN 28POV SRI Semenjak kak Tiara menikah, aku memutuskan untuk ngekos saja. Tak jauh dari kedai, tempatnya tepat belakang rumah Leo, adik Kak Zein.Kemana aku pergi Leo selalu mengantarku. Pun sebaliknya, jika ia berpergian akan selalu mengajakku.Kami memang mempunyai hubungan, tapi jujur saja aku tetap khawatir jika Leo menduakanku. Apalagi dipabrik tempatnya kerja banyak cerek glowing. Meskipun ia berjanji akan menikahiku dalam waktu dekat, tetap saja perasaanku tak tenang. Inginku berkata jujur saja pada Leo untuk segera menikahiku."Ya, aku harus mengatakannya hari ini. Bodo amat dia akan ilfeel atau bahkan menjauhiku. Apapun yang dia katakan aku siap. Yang penting hati plong ga ada yang mengganjal lagi." Tekadku bulat.Aku mengambil hp berniat untuk mengajak Leo ke kedai kak Tiara. Aku sudah tak bekerja disana lagi, sekarang aku bekerja di bank tempat kerja kak Tiara dulu.Tentunya dengan bantuan kak Tiara. Aku pun sering kesini selepas pulang kerja,
Janin Yang Kau Suruh Gugurkan 27Saat Kayla keluar dari ruangan, salah satu staf yang juga teman dekatku masuk ruangan."Itu mantan lo kan bro?" Bisiknya."Iya." Jawabku malas."Gue sama Danish nguping dikit hehe." Ucapnya sambil menggaruk tengkuknya yang mungkin tidak gatal."Nguping omongan yang mana?" Tanyaku."Yang dia ngajak lo begituan. Lumayan bro, nikmatin tubuhnya dapet uangnya dapet. Pabrik kan sekarang rada oleng nih. Bakal kebantu banget kalo lo nerima tawaran Kayla." Jelasnya."Ga sudi gua. Apalagi sekarang gua udah punya istri. Lo aja sana yang masih bujang."" Ya kalo dia mau, gue mah gas aja lah. Udah cantik, banyak duit lagi haha.""Serah lo!" Aku pun berlalu meninggalkan Satya.**Jam pulang pun tiba, aku bersiap siap hendak pulang. Saat sudah keluar dari ruangan kerjaku, Satya dan Danish menghadangku."Eits, buru buru amat. Nongki dulu yuk, dah lama nih kita gak ngumpul." Ajak Satya. "Gak dulu lah gue. Mau bantuin istri gue, jam segini pasti kedai lagi rame ramenya