JANIN YANG KAU SURUH GUGURKAN
Bab 1 "Gugurkan saja kandunganmu itu, udah tau ekonomi lagi pas pas pake acara ngelepasin KB segala." ujar bu Narti, ibu mertua ku saat tau aku sedang mengandung.Padahal itu calon cucu nya, darah daging dari anak nya (Mas Alan).Ucapannya tentu menyakitkan hati, tapi aku berusaha untuk sabar. Bulan bulan pertama menikah, aku sangat diratukan oleh mertuaku itu. Tapi semenjak aku di PHK di perusahaan tempat aku kerja, Mas Alan membawaku ke rumah orang tuanya karena sudah tidak sanggup membayar kontrakan.Hidupku sebatang kara, ibuku meninggalkanku saat aku berumur 5 tahun. Aku adalah anak tunggal sehingga semenjak ibu meninggal, aku tinggal hanya berdua bersama ayah. Setelah aku dipersunting mas Alan jarak 2minggu pernikahan ayahku menyusul ibu. Kini, hanya mas Alan keluarga yang aku punya.Tiara Amelia, itu lah namaku. Sejak aku menginjakkan kakiku ke rumah orang tua mas Alan, ibu mertua sangat senang dengan keberadaan aku yang akan tinggal disini. Tapi setelah mas Alan memberitahu alasan mengapa kami akan tinggal disini, wajah ibu berubah drastis.Ia terlihat tidak senang dengan adanya aku disini. Awalnya ibu menolak, tetapi mas Alan membujuknya sehingga ibu mengijinkan kami tinggal disini.Jangan tanya kenapa aku tidak tinggal di rumah peninggalan orang tuaku. Rumah itu aku jual untuk melunasi hutang hutang ayah. Bukan semata mata ayah menghutang, itu karena untuk membiayai sekolahku hingga aku bisa kuliah dan bekerja di perusahaan besar.Sisa penjualan tanah serta rumah aku simpan di dalam tabungan. Tentu saja suamiku tahu, tapi ia tidak pernah mau mengambilnya walau kita sedang kekurangan. Katanya ia masih sehat, masih bisa mencari nafkah, lagian uang itu murni punyaku katanya.**Hari pertama di rumah mertua, ibu sudah menunjukkan rasa ketidaksukaannya padaku. Sudah pasti itu tampakkan ketika tidak ada mas Alan. Tapi ketika aku sedang bersama mas Alan, ia bersikap sangat baik. Makanan yang ia punya ia keluarkan dan ia tawarkan kepadaku. Pekerjaan rumah pun ia tak mengijinkan aku mengerjakannya, semua ia kerjakan sendiri.Berbeda kalau mas Alan tidak berada di rumah, ia sering menyembunyikan camilan bahkan lauk masakannya. Dan ia keluarkan jika mas Alan sudah pulang kerja.Begitupun dengan pekerjaan rumah, ia tak menyentuhnya sama sekali dan membiarkan aku yang membereskan semuanya.Memang ibu tidak menyuruhnya langsung, tapi dari sikapnya, aku mengerti ia menyuruhku secara tidak langsung. Dan aku pun sadar diri, aku tinggal disini cuma "menumpang" kata ibu mertuaku. Dan tentu saja aku harus membayarnya.Dengan cara memperlakukanku selayak babu, bukan selayaknya menantu pada umumnya.*Hari berikutnya, dari jam 03.30 aku sudah bangun dan mengerjakan solat malam. Aku terduduk diatas sajadah sambil berdzikir dan solawat sampai adzan subuh berkumandang. Selesai mengerjakan solat subuh, aku bergegas ke dapur. Kulihat ada nasi sisa semalam, jadi aku buat nasi goreng saja untuk sarapan kali ini. Ketika mas Alan dan ibu sarapan, aku sedang memindahkan pakaian yang tadinya di koper ke lemari.Setelah selesai membereskan pakaian, aku kembali ke dapur menyusul ibu serta mas Alan. Yang tadinya aku akan ikut sarapan, ternyata mereka sudah selesai. Dan tidak menyisakan nasi goreng yang ku buat tadi sama sekali."Dek, enak banget nasi goreng buatanmu jadi mas tambah dua kali. Tadinya aku ke inget kamu, tapi ibu kata kamu sudah sarapan duluan yaudah nasinya mas habiskan" ucapnya setelah meneguk habis satu gelas air putih."Iya mas gak papa" ucapku sembari tersenyum tipis.Dipikiranku, tak apa lah mas Alan kan sekarang masuk kerja ia butuh tenaga lebih, toh aku bisa makan nanti siang.Ia bekerja di sebuah pabrik yang tak begitu jauh dari sini. Kira kira sekitar 30 menit untuk sampai kesana dengan mengendarai motor, itupun kalau tidak macet. Kalo sedang macet, sekitar 45 menitan.Aku mengantarkan mas Alan ke depan pintu, menyalami punggung tangannya. Ia membalas mengecup pucuk kepalaku yang ditutupi hijab ini."Yang betah tinggal disini ya dek, kalo ada apa apa telepon mas saja" ucap nya sebelum benar benar pergi.Ia mengendarai motor matic yang aku punya, aku membeli nya dengan hasil kerjaku selama setahun bekerja di perusahaan itu.Mas Alan pun mempunyai motor, hanya saja ia berikan kepada adik perempuannya yang kuliah di pusat kota ini.Setelah kepergian mas Alan, ibu mulai menampakkan sikap aslinya kepadaku."Ara, ngapain masih disitu ayo cepet itu cucian piring menumpuk. Jijik ibu lihatnya" ucapnya seraya pergi keluar entah kemana.Aku hanya mengangguk patuh dan mengerjakan semuanya.Saat semuanya selesai, perutku mulai berbunyi. Aku melihat rice cooker masih kosong, yang artinya ibu belum masak nasi.Aku mencari cari dimana ibu menyimpan beras, tapi nihil aku tidak menemukannya sama sekali.JANIN YANG KAU SURUH GUGURKANBab 2Aku terduduk di kursi meja makan sambil menahan lapar. Ku kira, ibu tidak seperti cerita cerita yang sering ku baca di novel novel online. Ternyata, kelakuan ibu lebih dari itu.Tiba tiba ibu datang membawa bahan masakan. Ibu mengeluarkan satu persatu dari kantung kresek hitam itu. Ada daging ayam, kol, wortel, dan beberapa sayur untuk lalapan lainnya.Aku memberanikan diri untuk bertanya dimana ibu menyimpan beras."Bu? Beras dimana? Tadi aku mau nanak nasi tapi gak tau berasnya ada dimana" tanyaku.Ibu melirik sinis ke arahku, aku hanya menunduk dan tak berani bertanya lagi. Ibu pun masuk ke kamar sambil membawa wadah rice cooker.Ibu keluar dari kamar dan membawa kembali wadah itu yang sekarang sudah berisi beras."Ibu nyimpan beras di kamar? Kenapa ya? Apa di dapur banyak tikus?" Batinku bertanya tanya."Nih kamu cuci berasnya" ucapnya sambil menyodorkan wadah rice cooker itu.Aku tak banyak bicara dan langsung menuruti perintah ibu. Sementara i
JANIN YANG KAU SURUH GUGURKANBab 3Aku mengambil nasi untuk mas Alan serta lauk pauknya.Selesai dengan Mas Alan, aku mengambil nasi untukku. Giliran aku mau menyendok gulai, ibu melarangku."Eh, Tiara kamu jangan makan yang bersantan santan, nanti susah hamil loh. Nih makan ini saja" ibu menyodorkan semangkuk kecil toge yang sudah ditumis.Riset dimana kalau santan buat susah hamil? Ada yang bisa jawab gak?"Toge tuh bagus buat kesuburan kamu loh" ucapnya dengan mulut penuh.Aku pun mengambil toge itu dan mengambil sesendok sambal. "Tak apa lah yang penting kenyang" ucapku menyenangkan diri sendiri.Melihat perlakuan ibu padaku, mas Alan tak hanya diam. Ia menyendokkan beberapa potong ayam serta kuah gulainya."Sekali kali gak papa bu" jawabnya dengan mulut penuh.Sementara ibu mertua menatapku tajam. Aku mengabaikan tatapan ibu dan makan dengan lahap. Sepertinya, Mas Alan memperhatikanku. Seketika ia tersenyum tipis."Pelan pelan makannya dek, kaya yang gak makan seminggu kamu" uca
JANIN YANG KAU SURUH GUGURKANBab 4 Karena mas Alan tak kunjung bersuara, aku memutuskan untuk pergi ke kamar mandi berhubung adzan Maghrib sudah berkumandang.Dan saat melewati kamar tidur ibu, aku sedikit mendengar pembicaraan ibu. Mungkin ia sedang menelepon anaknya."Iya Sri dia kerjaannya cuman makan sama tidur aja. Mana pernah ia pegang pekerjaan rumah" hanya itu saja yang aku dengar. Sri itu adik bungsu mas Alan.Aku mencoba berhusnudzon, mungkin ibu tidak sedang membicarakanku. Aku pun mengabaikan perasaan yang mengambang ini. Aku memutuskan untuk melanjutkan mengambil wudhu. Saat melewati dapur, meja makan masih penuh dengan hidangan makanan tadi sore."Ibu lupa menyimpannya atau karena mas Alan ada di rumah ya?" Batinku bertanya tanya. Sibuk dengan pikiranku, ternyata mas Alan mengikutiku, bahkan ia sudah berwudhu."Kenapa masih disitu? Cepet wudhu, kita solat berjamaah" ucapnya. Tanpa menjawab perkataan mas Alan, aku pun bergegas masuk kamar mandi dan mengambil wudhu lalu
JANIN YANG KAU SURUH GUGURKANBab 5"Yaaa, siapa tau kamu mau nambah istri atau ganti istri gitu" Deg, ucapan ibu membuatku mematung. Sebenarnya apa yang diinginkan ibu mertuaku itu? Tak habis pikir ku dibuatnya. Aku yang kesal hanya bisa melampiaskan kekesalanku pada adonan cilok yang tak bersalah ini."Huss ibu ngomongnya tolong di jaga. Istri Alan ada di sini loh bu tolong jaga perasaannya" ucap mas Alan.Ibu menatapku tak suka dan mendelikkan matanya lalu ia pergi meninggalkan kami masuk ke kamarnya lagi."Dek, jangan dimasukin hati ya omongan ibu" ucap mas Alan yang sudah berada di belakangku lalu memegang kedua bahuku."Tenang saja mas, hatiku terbuat dari baja" ucapku tersenyum tipis."Yaudah ayo kita makan ini, tolong ambilkan mangkuk nya mas udah mateng nih" mas Alan pun mengambilkan satu mangkuk sedang."Nih dek" ia pun menyodorkan mangkuk tersebut."Kok cuman satu sih mas, ara juga kan mau" ucapki sembari cemberut."Semangkuk berdua aja, lagian itu sunah loh dek kita dapet
JANIN YANG KAU SURUH GUGURKANBab 6Pov AlanAku terbangun tepat pukul 03.00 karena suara alarm yang berasal dari ponsel Tiara. Rupanya dia benar akan berpuasa, melihat alarm yang disetelnya dan rice cooker yang menyala.Tadinya aku mau membangunkan Tiara, tapi aku teringat perkataan Tiara kalau ibu selalu membatasinya makan. Berhubung aku besok libur kerja dan tidak diketahui oleh ibu maupun Tiara, aku akan merencanakan sesuatu untuk melihat secara langsung dengan mata kepala sendiri apa yang dikatakan Tiara itu benar atau hanya omong kosong belaka.Aku pun memutuskan untuk tidak membangunkan Tiara dan beranjak ke kamar mandi untuk mandi, mengambil wudhu dan melaksanakan solat malam.Ku kerjakan ibadah yang satu ini dengan sangat khusyuk. Selesai solat tak lupa aku berdoa agar istri dan ibuku selalu rukun. Dan aku pun berdoa supaya kebenaran segera terlihat olehku agar aku bisa menegur salah seorang yang bersalah.Semoga aku pun bisa menjadi suami dan anak yang bisa menjaga keutuhan
JANIN YANG KAU SURUH GUGURKAN, KINI JADI ANAK SUKSES 7"Mas, kurang apa aku dibandingkan istrimu yang kampungan itu" ucapnya dengan nada menggoda. Aku berusaha menepiskan tangannya tetapi nihil, ia pun berusaha untuk terus menggandeng lenganku. Seketika kami terkesiap mendengar teriakan seseorang."Alaaaaaannnnnn" ibu berteriak tat kala melihat anaknya yang sedang digandeng oleh wanita lain selain istrinya. Indri pun refleks melepaskan tangannya dari lenganku.Saat tiba di depan kami, wajah ibu yang semula merah padam karena emosi, langsung tersenyum seketika melihat Indri yang berada disebelahku.Aku sampai lupa, setiap pagi ibu memang suka belanja bahan masakan di warung bu Wita ini."Eh Indri, kirain ibu tadi yang sama Alan siapa. Ternyata kamu toh. Kapan pulang nya nduk?" Tanya ibu langsung duduk disebelah Indri."Kemarin lusa bu hehe" ucap Indri sambil membenarkan rok pendeknya yang tersingkap."Eh aku ada oleh oleh buat ibu, kita ke rumah Indri yuk bu" ajak Indri. Ibu terlihat
JANIN YANG KAU SURUH GUGURKAN, KINI JADI ANAK SUKSES 8Sepeninggal nya ibu, Tiara tak henti menyorotiku dengan tatapan tajamnya. Tak banyak bicara, ia masuk ke rumah meninggalkanku seorang diri dengan perasaan bersalah.Aku pun mengikuti Tiara, masuk ke dalam kamar. Disana, Tiara sedang duduk diujung ranjang sambil memainkan ujung jilbabnya. Mukanya memerah, air matanya menganak sungai yang siap ditumpahkan kapan saja.Aku tahu, Tiara pasti sangat kecewa denganku. Tapi, Tiara adalah tipe istri yang tidak pernah membangkang pada suami. Kalau sedang marah, paling paling dia hanya mendiamkanku.Tapi aku tak ambil pusing, sebab walaupun ia sedang marah tapi dia tetap mengerjakan tugas istri dengan baik. Ya cuman gak banyak ngomong seperti biasanya aja."Ara" aku memanggilnya. Sedangkan yang dipanggil tak menyahut sedikitpun."Jangan dengarkan ucapan ibu, iya memang tadi mas pergi ke rumah Indri sama ibu. Tapi soal ucapan ibu yang mas berduaan sama Indri itu tidak benar" "Sebenarnya, mas
JANIN YANG KAU SURUH GUGURKAN, KINI JADI ANAK SUKSES 9"Hahaha, iya aku ingat" sayup sayup ku dengar mas Alan sedang tertawa didalam kamar. Pikiranku semakin negatif saja."Apa mas Alan dan Indri ada di dalam?" Gumamku.BrakAku membuka pintu dengan keras sehingga mas Alan terperanjat."Dimana? Dimana wanita itu mas?" Ucapku berteriak."Siapa? Indri? Dia pulang dulu katanya" jawab mas Alan santai."Kamu gak umpetin dia di dalam kamar ini kan mas?" Selidikku."Ngomong apa sih dek. Mas gak mungkin lah masukkin cewe lain ke dalam kamar mas" ucap mas Alan sedikit emosi.Tiba tiba ibu datang ke kamar kami."Ada apa sih teriak teriak" ucap ibu marah marah."Gak ada apa apa bu" elak mas Alan.Tanpa berkata apapun lagi ibu pergi dari kamar kami."Terus tadi kamu ngomong sama siapa?" Tanyaku penasaran."Ini aku lagi telponan sama teman SMA aku dulu, itu pun temen cowok. Kamu kenapa sih yang kok jadi cemburuan gitu?" Tanya nya sambil menjawil dagu ku."Tadi ibu bilang kamu bakal nikahin Indri,
JANIN YANG KAU SURUH GUGURKAN 35Sampai di rumah sakit, Alan langsung menghampiri resepsionis."Permisi, mbak mau tanya. Pasien atas nama Indri ada di ruangan mana, ya?" Ucap Alan pada petugas wanita yang jauh lebih muda darinya."Sebentar ya pak, kami cek dulu." Wanita muda itu fokus ke layar komputer mencari cari nama Indri."Ini pak, pasien atas nama Indri sudah dipindahkan ke ruang rawat inap Melati 4 dilantai 2 ya pak." Ucapnya."Terima kasih.""Sama sama" wanita itu menangkupkan tangannya.Alan bergegas mencari lift untuk menuju kamar rawat Indri. Setelah ketemu, ia memencet tombol menuju arah lantai dua. Sudah beberapa menit, tapi pintu lift tak kunjung terbuka, ia memutuskan untuk naik tangga saja.Sampai di lantai atas, ia langsung mencari cari kamar yang ditempati Indri."Kamar Melati 4." Gumamnya."Nah ini dia." Saat akan membuka handle pintu, pintu itu terbuka dari dalam. Seorang laki laki yang rambutnya hampir semuanya memutih keluar dari ruangan Indri. Ternyata yang kel
JANIN YANG KAU SURUH GUGURKAN 34"Yuk sayang." Ajak Zein lalu menggandeng Tiara. Tiara hanya tersenyum pertanda pamit undur diri. Tiara dan Zein pun pergi ke arah meja prasmanan, mencoba berbagai jenis makanan yang ada di hajatan pernikahan Sri dan Leo. Sampai tiba tiba.......WiuwiuwiuwiuwiuwiuwiuSebuah mobil ambulans melintas melewati tenda hajatan yang memakai separuh jalan. Beberapa tamu dan penonton melihat kearah ambulans tersebut.Saat sudah dekat dengan tenda hajatan, mobil ambulans itu melambatkan laju mobilnya karena banyak anak kecil juga yang nonton dangdutan."Permisi, permisi." Ucap sopir ambulans ramah.Tak berselang lama setelah ambulans lewat, mobil Bimo datang dari arah yang berlawanan. Lalu memarkirkan mobilnya. Ia tak menghadiri acara akad adik bungsunya itu dikarenakan jarak rumahnya yang lumayan jauh dari rumah sang ibu. Ia pun tak bisa mengambil cuti, jadi ia datang di hari H saja. Jadilah Alan yang menjadi walinya Sri. Karena Bimo terjebak macet saat ditengah
JANIN YANG KAU SURUH GUGURKAN 33"Dia... Dia..." Tomi ragu untuk menjawab pertanyaan dari Lita."Dia siapa Tom? Jawab dong!" Desak Lita."Wanita b a y a r a n yang sering diorder oleh para pria hidung b e l a n g di kantor."Deg.Hati Lita begitu syok mendengar kenyataan bahwa suaminya termasuk pria hidung b e l a n g yang sering memesan wanita SCTV. Iya, satu untuk semua. Pantas saja pakaiannya serba kurang bahan, ternyata agar para pria hidung b e l a n g terpikat."Maksudnya dia itu L*nte?" "Ya gitu deh." Ucap Tomi lalu menyeruput cokelat hangat pesanannya."Astaga, bener bener mas Rio ya." Ucap Lita geram.Setelah beberapa menit berbincang, Rio pamit kembali ke kantor karena sudah mendapatkan pesan dari atasannya."Eh Ta, gue balik kantor dulu ya. Bos udah WA gue nih." Pamitnya."Iya, Tom. Makasih informasinya ya Tom.**Beberapa minggu kemudian, di kediaman Sri banyak orang orang yang sedang memasang tenda hajatan. Besok Sri akan merubah gelarnya menjadi istri orang. Bu Narti s
JANIN YANG KAU SURUH GUGURKAN 32"Video apa ini? Durasinya panjang banget. Nyampe dua puluh menit gini." Gumamnya.Ia memutar video itu, Alea memideo ibunya sedang di kasir. Lalu keluar dari salon. Dari situ darah Lita mulai memanas, amarahnya memuncak sampai ke ubun ubun. Alangkah terkejutnya Lita melihat suaminya menggandeng mesra wanita yang tak ia ketahui. Mukanya memerah melihat video itu. Ia tak sabar ingin menunjukkannya pada suaminya itu dan meminta penjelasan sejelas jelasnya.Tak berselang lama, Rio pun keluar dari kamar mandi sambil menggosok gosok rambutnya yang basah menggunakan handuk. Ia tak menyadari istrinya sudah seperti banteng yang siap menyeruduk.Masih tak menyadari tatapan sang istri, Rio malah bersiul siul ria sambil memilih baju di lemarinya."Pake baju mana ya?" Ucapnya santai."Baju yang cocok buat kamu itu...." Lita menjeda ucapannya sembari menghampiri Rio."Apa sayang?" Tanya Rio."KAIN KAFAN!""Sayang, gak lucu ah bercandanya." Selorohnya sambil mengambi
JANIN YANG SURUH KAU GUGURKAN 31"Mau apa nih rame rame gini?" Tanya pemilik salon itu ramah."Treatment full body, terutama mbak Sri ini ya kak. Calon pengantin nih. Harus maksimal." Jawab Ayu.Mereka pun mulai perawatan dengan tenang, sampai sampai mereka akan tertidur saking enaknya service para pegawai salon itu.Tiba tiba ada suara wanita yang mengganggu kenyamanan Ara, Ayu, serta Sri."Wih, tukang cilok lagi perawatan. Emangnya mampu bayar gitu? Haha" kelakarnya.Siapa wanita itu?Wanita itu adalah Indri. Ia datang bersama lelaki lain lagi. Ia tak tahu, bahwa Ara di salon dengan adik iparnya, adiknya Alan, Sri.Indri menggandeng mesra lelaki yang entah siapa itu. Ara, Sri, juga Ayu sontak membuka matanya. Sri terkejut, rupanya wanita yang merendahkan Ara itu kakak iparnya, dengan lelaki lain pula."Mbak Indri!" Ucap Sri yang membuat mata Indri melotot. Terkejut mendengar suara adik iparnya itu. Meskipun Sri sedang maskeran, ia hafal betul suara adik iparnya yang tak kalah cempre
JANIN YANG KAU SURUH GUGURKAN 30Di lain tempat...."Shh ahhh mmph gimana mas? Enak gak?" Ucap Indri disela sela d*sahannya."Oouuhhh yes baby." Jawab pria asing yang membookingnya.Pergumulan antara istri orang dengan lelaki hidung belang pun usai."Aku bakalan kecanduan sama kamu, siap siap kapan kapan lagi aku akan ajak teman-temanku untuk menikmatimu." Ucap pria itu sambil melemparkan beberapa gepok u a n g tunai."Dengan senang hati saya akan memuaskan kalian." Ucap Indri. Malam itu juga Indri langsung berkemas, membersihkan diri dan keluar dari hotel khusus para pasangan non halal melakukan kenikmatan sesaat.Walau sudah membersihkan diri, tetap saja bau a l k o h o l dari mulutnya tercium. Indri pulang dari rumah sekitar pukul satu malam. Disaat ibu mertuanya sudah terlelap dialam mimpi, Alan justru tak bisa tertidur menunggu kepulangan istrinya. Khawatir ia kenapa napa. Yang dikhawatirkan justru malah senang senang senang dengan lelaki lain.Indri mengendap endap masuk rumah
Janin Yang Kau Suruh Gugurkan 29Pov Author"Saya kasih restu, tapi dengan satu syarat."Mereka semua saling pandang."Saya restuin hubungan mereka, tapi dengan syarat saya mendapatkan 30% dari pendapatan kedainya Tiara."Astaga apa apaan bu Narti?"Oek.... Oek..." Tiba tiba bayi Arga menangis kencang dari gendongan Alan setelah bu Narti berucap demikian.Alan kepayahan mendiamkan bayi Arga. Melihat hal itu, Tiara gegas mengambil bayi Arga dari gendongannya. Ara berusaha menenangkannya dan memberinya susu dalam dot. Tetapi bayu Arga masih terus saja menangis."Ngga.... Ngga... Sri yang mau nikah kok mbak Ara yang dibawa bawa sih. Sri akan tetap menikah dengan Leo dengan atau tanpa restu ibu!" Ucap Sri lalu pergi keluar meninggalkan kumpulan 2 keluarga itu.Leo yang melihat Sri pergi lantas menyusulnya."Sriii...." Panggilnya tetapi tak digubris oleh Sri.Sementara dua keluarga itu saling diam, larut dengan pikiran masing masing."Maafkan perkataan ibu saya, dia cuman bercanda aja kok.
JANIN YANG KAU SURUH GUGURKAN 28POV SRI Semenjak kak Tiara menikah, aku memutuskan untuk ngekos saja. Tak jauh dari kedai, tempatnya tepat belakang rumah Leo, adik Kak Zein.Kemana aku pergi Leo selalu mengantarku. Pun sebaliknya, jika ia berpergian akan selalu mengajakku.Kami memang mempunyai hubungan, tapi jujur saja aku tetap khawatir jika Leo menduakanku. Apalagi dipabrik tempatnya kerja banyak cerek glowing. Meskipun ia berjanji akan menikahiku dalam waktu dekat, tetap saja perasaanku tak tenang. Inginku berkata jujur saja pada Leo untuk segera menikahiku."Ya, aku harus mengatakannya hari ini. Bodo amat dia akan ilfeel atau bahkan menjauhiku. Apapun yang dia katakan aku siap. Yang penting hati plong ga ada yang mengganjal lagi." Tekadku bulat.Aku mengambil hp berniat untuk mengajak Leo ke kedai kak Tiara. Aku sudah tak bekerja disana lagi, sekarang aku bekerja di bank tempat kerja kak Tiara dulu.Tentunya dengan bantuan kak Tiara. Aku pun sering kesini selepas pulang kerja,
Janin Yang Kau Suruh Gugurkan 27Saat Kayla keluar dari ruangan, salah satu staf yang juga teman dekatku masuk ruangan."Itu mantan lo kan bro?" Bisiknya."Iya." Jawabku malas."Gue sama Danish nguping dikit hehe." Ucapnya sambil menggaruk tengkuknya yang mungkin tidak gatal."Nguping omongan yang mana?" Tanyaku."Yang dia ngajak lo begituan. Lumayan bro, nikmatin tubuhnya dapet uangnya dapet. Pabrik kan sekarang rada oleng nih. Bakal kebantu banget kalo lo nerima tawaran Kayla." Jelasnya."Ga sudi gua. Apalagi sekarang gua udah punya istri. Lo aja sana yang masih bujang."" Ya kalo dia mau, gue mah gas aja lah. Udah cantik, banyak duit lagi haha.""Serah lo!" Aku pun berlalu meninggalkan Satya.**Jam pulang pun tiba, aku bersiap siap hendak pulang. Saat sudah keluar dari ruangan kerjaku, Satya dan Danish menghadangku."Eits, buru buru amat. Nongki dulu yuk, dah lama nih kita gak ngumpul." Ajak Satya. "Gak dulu lah gue. Mau bantuin istri gue, jam segini pasti kedai lagi rame ramenya