JANIN YANG KAU SURUH GUGURKAN, KINI JADI ANAK SUKSES 7
"Mas, kurang apa aku dibandingkan istrimu yang kampungan itu" ucapnya dengan nada menggoda. Aku berusaha menepiskan tangannya tetapi nihil, ia pun berusaha untuk terus menggandeng lenganku. Seketika kami terkesiap mendengar teriakan seseorang."Alaaaaaannnnnn" ibu berteriak tat kala melihat anaknya yang sedang digandeng oleh wanita lain selain istrinya. Indri pun refleks melepaskan tangannya dari lenganku.Saat tiba di depan kami, wajah ibu yang semula merah padam karena emosi, langsung tersenyum seketika melihat Indri yang berada disebelahku.Aku sampai lupa, setiap pagi ibu memang suka belanja bahan masakan di warung bu Wita ini."Eh Indri, kirain ibu tadi yang sama Alan siapa. Ternyata kamu toh. Kapan pulang nya nduk?" Tanya ibu langsung duduk disebelah Indri."Kemarin lusa bu hehe" ucap Indri sambil membenarkan rok pendeknya yang tersingkap."Eh aku ada oleh oleh buat ibu, kita ke rumah Indri yuk bu" ajak Indri. Ibu terlihat sangat antusias mendengar ajakan Indri."Ayo ayo. Alan ayo kita ke rumah Indri" tanpa dikasih kesempatan menjawab, ibu mUG yang l toalah menarik tanganku untuk mengikuti Indri ke rumahnya.Sampai disana, kami disuguhi berbagai makanan ringan serta teh hangat untuk ibu dan kopi susu untukku.Indri membicarakan pengalamannya selama menjadi TKW di singapura. Dan sampailah pada pembahasan tentang percintaannya."Apa benar, habis putus dari Alan kamu gak punya kekasih lagi?" Tanya ibu."Emm hehe, iya bu. Tapi jujur, cowo itu bukan selingkuhanku. Kayaknya ada yang gak suka sama hubungan aku sama Alan makanya jebak aku, ngasih minuman beralkohol jadi aku gak sadar apa yang aku lakukan. Makanya aku kaget kenapa tiba tiba ada di hotel, padahal saat itu kan aku lagi di cafe" ujar Indri sambil memasang wajah sedih.Iya memang, kami putus karena Indri kepergok sedang berduaan di salah satu hotel yang ada di kota ini. Lagian, aku tidak percaya dengan alasan yang dikatakannya. Pasalnya, saat aku memergokinya, matanya begitu segar tidak ada tanda tanda orang yang sedang mabuk.Ibu memeluknya dan menenangkan Indri yang mulai memainkan drama menangisnya."Cup cup, ibu percaya kok kamu gak ngapa ngapain disana" ucap ibu mengelus elus kepala Indri.Aku hanya terdiam menyimak pembicaraan mereka. Lagian aku pun gak diajak ngobrol sama sekali.Setelah kira kira 30 menit, mereka selesai ngobrol ibu pamit ingin belanja sayuran di warung bu Wita."Gak usah masak bu, aku bikin rendang banyak tadi. Tunggu sebentar ya, aku ambilin dulu" Indri pun pergi ke belakang.Tak lama kemudian ia membawa sebuah rantang dan satu kresek hitam yang entah apa isinya."Ini bu Ada rendang dan lauk lainnya. Kalo yang di kresek itu oleh oleh dari singapura buat ibu sama Alan." Ibu menerimanya dengan antusias."Wah ini masakan kamu sendiri?" Indri mengangguk."Calon mantu idaman nih, kamu suka kan kalo punya istri yang pinter masak?" Tanya ibu."Ya suka lah" jawabku yang membuat wajah Indri merah merona karena tersipu."Makanya aku nikah sama Tiara. Udah pintar masak, sholehah, pintar JAGA AURAT lagi" sambungku yang lagi lagi membuat wajah Indri memerah kembali, tapi kali ini merah karena dibanding bandingkan kali ya.Kami pun keluar dari rumah Indri dan berbelok ke warung bu Wita untuk mengambil motor yang terparkir disana."Eh bu Narti, tumben jam segini baru ke warung" ucap Bu Wita setelah kami sampai disana.Saat tadi aku duduk di warungnya, ia tidak ada sehingga ia tak melihat apa yang Indri lakukan padaku."Iya nih bu, abis dari rumah Indri. Dia ngasih oleh oleh sama lauk pauk. Jadi hari ini saya gak belanja dulu ya" ucap ibu."Weh dapat oleh oleh dari mantan mantu nih" goda bu Wita."Calon kali bu ah" ucap ibu yang spontan membuatku menggerung gerungkan motorku."Wah mau balik lagi nih? Kan Alan udah Nikah"Saat ibu hendak menjawab, aku terlebih dahulu memanggilnya."Ibu, ayo mau bareng Alan gak?""Iya iya tunggu" teriak ibu lalu berlari kecil kearahku dan duduk di jok belakang.Saat sampai di depan rumah, rupanya Tiara sedang menyapu halaman."Mas? Kenapa pulang lagi? Ada yang ketinggalan kah?" Ucapnya sembari menyalamiku."Ngga mas lagi..." Tiba tiba ibu memotong ucapanku."Kita habis dari rumah Indri, nih dikasih oleh oleh singapura sama dikasih lauk pauk" ujar ibu sambil memamerkan rantang dan kresek yang ada ditangannya.Tiara mengernyitkan dahinya mungkin ia meminta penjelasan dariku."Mas?" Tanyanya."Tadi Alan ada di warung bu Wita berdua sama Indri. Pas ibu pergokin mereka ibu diajak ke rumahnya lalu dikasih ini" ucap ibu santai.Tiara membulatkan matanya."Ibu kok bisa bisanya ngomong gitu sih. Fiks perang dunia ketiga bakal terjadi sebentar lagi" batinku.JANIN YANG KAU SURUH GUGURKAN, KINI JADI ANAK SUKSES 8Sepeninggal nya ibu, Tiara tak henti menyorotiku dengan tatapan tajamnya. Tak banyak bicara, ia masuk ke rumah meninggalkanku seorang diri dengan perasaan bersalah.Aku pun mengikuti Tiara, masuk ke dalam kamar. Disana, Tiara sedang duduk diujung ranjang sambil memainkan ujung jilbabnya. Mukanya memerah, air matanya menganak sungai yang siap ditumpahkan kapan saja.Aku tahu, Tiara pasti sangat kecewa denganku. Tapi, Tiara adalah tipe istri yang tidak pernah membangkang pada suami. Kalau sedang marah, paling paling dia hanya mendiamkanku.Tapi aku tak ambil pusing, sebab walaupun ia sedang marah tapi dia tetap mengerjakan tugas istri dengan baik. Ya cuman gak banyak ngomong seperti biasanya aja."Ara" aku memanggilnya. Sedangkan yang dipanggil tak menyahut sedikitpun."Jangan dengarkan ucapan ibu, iya memang tadi mas pergi ke rumah Indri sama ibu. Tapi soal ucapan ibu yang mas berduaan sama Indri itu tidak benar" "Sebenarnya, mas
JANIN YANG KAU SURUH GUGURKAN, KINI JADI ANAK SUKSES 9"Hahaha, iya aku ingat" sayup sayup ku dengar mas Alan sedang tertawa didalam kamar. Pikiranku semakin negatif saja."Apa mas Alan dan Indri ada di dalam?" Gumamku.BrakAku membuka pintu dengan keras sehingga mas Alan terperanjat."Dimana? Dimana wanita itu mas?" Ucapku berteriak."Siapa? Indri? Dia pulang dulu katanya" jawab mas Alan santai."Kamu gak umpetin dia di dalam kamar ini kan mas?" Selidikku."Ngomong apa sih dek. Mas gak mungkin lah masukkin cewe lain ke dalam kamar mas" ucap mas Alan sedikit emosi.Tiba tiba ibu datang ke kamar kami."Ada apa sih teriak teriak" ucap ibu marah marah."Gak ada apa apa bu" elak mas Alan.Tanpa berkata apapun lagi ibu pergi dari kamar kami."Terus tadi kamu ngomong sama siapa?" Tanyaku penasaran."Ini aku lagi telponan sama teman SMA aku dulu, itu pun temen cowok. Kamu kenapa sih yang kok jadi cemburuan gitu?" Tanya nya sambil menjawil dagu ku."Tadi ibu bilang kamu bakal nikahin Indri,
JANIN YANG KAU SURUH GUGURKAN, KINI JADI ANAK SUKSES 10Aku seperti pernah melihatnya.Siapa ya? Aku mencoba mengingat ingat.Oh iya, mereka adalah......."Tante Bella, Om Gio?" Sapaku. Mereka mengerutkan kening, Mungkin mereka tak mengingatku karena waktu itu aku masih kecil."Aku Tiara om, tante, anaknya almarhum bapak Hendra" jelasku."Ohh ya ampun Tiara, kamu udah besar nak" ia memelukku begitu aku memberitahunya bahwa aku anak pak Hendra, orang yang telah menolongnya ketika ia sedang gulung tikar. Dulu usahanya bangkrut, dan bapak meminjamkan modal yang lumayan cukup besar sehingga mereka bisa mendirikan lagi usaha."Eh tunggu, kamu bilang almarhum? Pak Hendra sudah meninggal?" Tanya nya seraya melepas pelukannya.Aku hanya mengangguk lemas "Iya tante, tak lama setelah aku menikah, bapak menghembuskan nafas terakhirnya" ucapku. Sedih rasanya kalo mengingat kini aku sudah tak punya orang tua."Innalilahi. Kamu pun sudah menikah pula? Yah telat berarti tante" Aku mengerutkan kenin
"Aku akan kirim video ini sama mas Alan, biar kamu beneran dicerein. Dan mas Alan nikahin akuuuu" Mendengar penuturan Indri aku biasa saja dan tetap melanjutkan ngobrol dengan Andi. Sementara Indri yang merasa diabaikan olehku pergi begitu saja dengan menghentak hentakan kakinya."Ibu masih mau disini? Sini kita ngopi bareng bu" ajakku."Eleehhh ngapain juga aku disini, mending aku kejar tuh calon mantuku. Kamu siap siap, bakalan dicerein sama Alan" ucapnya lalu pergi menyusul Indri yang katanya calon menantunya itu."Di, maaf ya. Kelakuan yang tak mengenakkan dari mertua aku sama mantannya suamiku itu" ucapku."Mantan Alan? Kenapa mertuamu ngomongnya calon menantu. Apa dia punya anak laki laki yang belum nikah?" Tanyanya."Ngga, dia terobsesi mau jadi istrinya mas Alan. Kalo ibu, dulu dia gak seperti itu. Tapi semenjak aku di phk di kantor terus tinggal di rumahnya, aku dianggap seolah olah beban baginya" tanpa sadar aku menceritakan keburukan mertuaku."Astagfirullah, maaf ya. Aku
Setelah dirasa cukup lama berada di kamar mandi aku pun mengendap endap keluar mengintip apakah Indri masih ada di sana atau tidak. Ternyata Indri sudah pergi dari sana. Aku pun keluar dengan perasaan lega dan menghampiri Mela yang masih menunggu di kasir."Mel, kamu balik ke dapur lagi aja" titah ku."Iya bu, kenapa tumben ibu ninggalin kasir. Biasanya juga mau BAB pun ibu tahan hehe" canda Mela. Bukan ia tak sopan berbicara seperti itu padaku selaku pemilik usaha ini. Tapi aku sendiri yang menginginkan kita selayaknya teman aja, biar tidak kaku. Tapi mereka masih tahu batasan."Aku harus pulang cepet nih takut Indri udah liat aku disini terus kasih tahu ibu kan berabe" gumamku."Mel, Rani. Saya pulang duluan ya, ada urusan" ucapku."Terus, kasirnya bu?" Tanya Rani."Kalian gantian aja, aku harus buru buru pulang" pamitku seraya melambaikan tangan dan berjalan cepat keluar kedai.Karena aku tak membawa motor, aku pun menghentikan angkutan umum dan menaikinya.Setelah 13 menit perjal
Setelah mengucapkan itu, ibu pergi ke kamar dan menutup pintu keras keras.Sri yang melihat ibunya seperti itu mengernyitkan alisnya mungkin merasa aneh."Ibu kenapa gitu ya? Maafin ibu ya mbak" ucap Sri."Iya gak papa, udah biasa kok""Mungkin, ibu gak senang karena rencananya gagal" jawabku."Rencana apa memangnya?" Tanyanya penasaran."Kalo mbak gak kunjung hamil, mas Alan akan dinikahkan dengan Indri" "Hah, ngga ngga jangan. Mas ih jangan mau, mas tahu sendiri kan kabar yang beredar kalo Indri kerja di luar negri tuh jadi simpenan majikannya" jelasnya yang membuatku melongo."Emangnya mas mau sama cewe yang udah digarap sama laki laki lain?" Tanya Sri yang membuat mas Alan bergidik."Hiiii yah nggak lah, bisa bisa mas terkena penyakit lagi"**Keesokan hari setelah aku melakukan testpack, aku pergi ke bidan untuk memastikan kehamilanku. Tentunya aku diantar mas Alan selepas ia pulang dari pabrik.Dan ternyata benar, kehamilanku kini berusia lima minggu. Masa masa yang rentan terj
"ahh iya, dia teman kerjaku dulu" ucapku berbohong."Ohh, wah banting setir ya yang dulunya kerja diperusahaan sekarang jadi pelayan. Emangnya gak gengsi gitu kak?" Tuh kan apa kataku juga. Sri kali udah ngomong gak disaring, langsung ceplas ceplos aja. Untungnya Rani sudah kembali ke kasir lagi."Ya gapapa yang penting kan halal" jawabku.Kami berdua pun kembali pulang ke rumah. Ternyata Indri masih disana, tentu saja bersama ibu. Dan rujak yang tadi ia bawa pun masih utuh.Ehh ngga ngga, lebih tepatnya nanas mudanya yang masih utuh. Mangga mudanya sudah habis. Lagian siapa yang mau menghabiskan nanas muda sebanyak itu. Yang ada lidah terasa kebas kalo memakan semua nanas itu.Sri dan aku melewati mereka begitu saja. Sekarang aku harus lebih ekstra berhati hati sama mereka. Aku jadi ngeri bagaimana kalau mereka nekat mencelakai aku dan calon bayiku ya.Aku lebih memilih masuk ke kamar dan merebahkan tubuh yang akhir akhir ini terasa cepat lelah. Tapi Alhamdulillah nya di trimester p
Pov AlanSaat itu, Tiara meminta izin kepadaku untuk melepas KB. Katanya, dia takut kalau yang dibicarakan ibu benar terjadi. Dia takut kalau dia tak kunjung hamil, aku akan menikah dengan Indri. Padahal, aku masih membenci Indri. Sangat malah, tapi aku berusaha melupakan kejadian itu semua karena aku sudah menemukan pengganti yang sangat jauh lebih baik darinya. Ya, Tiara, istriku yang paling aku cintai. Mengingat kejadian beberapa tahun lalu saat aku masih mempunyai hubungan dengan Indri. Kami sudah berencana untuk menikah karena ya hubungan kami sudah hampir menginjak 3 tahun lebih.Ibu sangat tak suka pada Indri karena penampilannya yang kata ibu seperti baju yang kekurangan bahan. Memang Indri selalu memakai baju crop tanpa lengan dan celana atau rok pendek sejengkal diatas lutut yang sobek sobek pula.Sifatnya pun begitu, memang rada rada ga ada akhlak. Dulu aku mewajarkan saja sikapnya dia yang begitu. Karena ia hanya tinggal sendiri. Dulu orang tuanya bercerai saat Indri mas
JANIN YANG KAU SURUH GUGURKAN 35Sampai di rumah sakit, Alan langsung menghampiri resepsionis."Permisi, mbak mau tanya. Pasien atas nama Indri ada di ruangan mana, ya?" Ucap Alan pada petugas wanita yang jauh lebih muda darinya."Sebentar ya pak, kami cek dulu." Wanita muda itu fokus ke layar komputer mencari cari nama Indri."Ini pak, pasien atas nama Indri sudah dipindahkan ke ruang rawat inap Melati 4 dilantai 2 ya pak." Ucapnya."Terima kasih.""Sama sama" wanita itu menangkupkan tangannya.Alan bergegas mencari lift untuk menuju kamar rawat Indri. Setelah ketemu, ia memencet tombol menuju arah lantai dua. Sudah beberapa menit, tapi pintu lift tak kunjung terbuka, ia memutuskan untuk naik tangga saja.Sampai di lantai atas, ia langsung mencari cari kamar yang ditempati Indri."Kamar Melati 4." Gumamnya."Nah ini dia." Saat akan membuka handle pintu, pintu itu terbuka dari dalam. Seorang laki laki yang rambutnya hampir semuanya memutih keluar dari ruangan Indri. Ternyata yang kel
JANIN YANG KAU SURUH GUGURKAN 34"Yuk sayang." Ajak Zein lalu menggandeng Tiara. Tiara hanya tersenyum pertanda pamit undur diri. Tiara dan Zein pun pergi ke arah meja prasmanan, mencoba berbagai jenis makanan yang ada di hajatan pernikahan Sri dan Leo. Sampai tiba tiba.......WiuwiuwiuwiuwiuwiuwiuSebuah mobil ambulans melintas melewati tenda hajatan yang memakai separuh jalan. Beberapa tamu dan penonton melihat kearah ambulans tersebut.Saat sudah dekat dengan tenda hajatan, mobil ambulans itu melambatkan laju mobilnya karena banyak anak kecil juga yang nonton dangdutan."Permisi, permisi." Ucap sopir ambulans ramah.Tak berselang lama setelah ambulans lewat, mobil Bimo datang dari arah yang berlawanan. Lalu memarkirkan mobilnya. Ia tak menghadiri acara akad adik bungsunya itu dikarenakan jarak rumahnya yang lumayan jauh dari rumah sang ibu. Ia pun tak bisa mengambil cuti, jadi ia datang di hari H saja. Jadilah Alan yang menjadi walinya Sri. Karena Bimo terjebak macet saat ditengah
JANIN YANG KAU SURUH GUGURKAN 33"Dia... Dia..." Tomi ragu untuk menjawab pertanyaan dari Lita."Dia siapa Tom? Jawab dong!" Desak Lita."Wanita b a y a r a n yang sering diorder oleh para pria hidung b e l a n g di kantor."Deg.Hati Lita begitu syok mendengar kenyataan bahwa suaminya termasuk pria hidung b e l a n g yang sering memesan wanita SCTV. Iya, satu untuk semua. Pantas saja pakaiannya serba kurang bahan, ternyata agar para pria hidung b e l a n g terpikat."Maksudnya dia itu L*nte?" "Ya gitu deh." Ucap Tomi lalu menyeruput cokelat hangat pesanannya."Astaga, bener bener mas Rio ya." Ucap Lita geram.Setelah beberapa menit berbincang, Rio pamit kembali ke kantor karena sudah mendapatkan pesan dari atasannya."Eh Ta, gue balik kantor dulu ya. Bos udah WA gue nih." Pamitnya."Iya, Tom. Makasih informasinya ya Tom.**Beberapa minggu kemudian, di kediaman Sri banyak orang orang yang sedang memasang tenda hajatan. Besok Sri akan merubah gelarnya menjadi istri orang. Bu Narti s
JANIN YANG KAU SURUH GUGURKAN 32"Video apa ini? Durasinya panjang banget. Nyampe dua puluh menit gini." Gumamnya.Ia memutar video itu, Alea memideo ibunya sedang di kasir. Lalu keluar dari salon. Dari situ darah Lita mulai memanas, amarahnya memuncak sampai ke ubun ubun. Alangkah terkejutnya Lita melihat suaminya menggandeng mesra wanita yang tak ia ketahui. Mukanya memerah melihat video itu. Ia tak sabar ingin menunjukkannya pada suaminya itu dan meminta penjelasan sejelas jelasnya.Tak berselang lama, Rio pun keluar dari kamar mandi sambil menggosok gosok rambutnya yang basah menggunakan handuk. Ia tak menyadari istrinya sudah seperti banteng yang siap menyeruduk.Masih tak menyadari tatapan sang istri, Rio malah bersiul siul ria sambil memilih baju di lemarinya."Pake baju mana ya?" Ucapnya santai."Baju yang cocok buat kamu itu...." Lita menjeda ucapannya sembari menghampiri Rio."Apa sayang?" Tanya Rio."KAIN KAFAN!""Sayang, gak lucu ah bercandanya." Selorohnya sambil mengambi
JANIN YANG SURUH KAU GUGURKAN 31"Mau apa nih rame rame gini?" Tanya pemilik salon itu ramah."Treatment full body, terutama mbak Sri ini ya kak. Calon pengantin nih. Harus maksimal." Jawab Ayu.Mereka pun mulai perawatan dengan tenang, sampai sampai mereka akan tertidur saking enaknya service para pegawai salon itu.Tiba tiba ada suara wanita yang mengganggu kenyamanan Ara, Ayu, serta Sri."Wih, tukang cilok lagi perawatan. Emangnya mampu bayar gitu? Haha" kelakarnya.Siapa wanita itu?Wanita itu adalah Indri. Ia datang bersama lelaki lain lagi. Ia tak tahu, bahwa Ara di salon dengan adik iparnya, adiknya Alan, Sri.Indri menggandeng mesra lelaki yang entah siapa itu. Ara, Sri, juga Ayu sontak membuka matanya. Sri terkejut, rupanya wanita yang merendahkan Ara itu kakak iparnya, dengan lelaki lain pula."Mbak Indri!" Ucap Sri yang membuat mata Indri melotot. Terkejut mendengar suara adik iparnya itu. Meskipun Sri sedang maskeran, ia hafal betul suara adik iparnya yang tak kalah cempre
JANIN YANG KAU SURUH GUGURKAN 30Di lain tempat...."Shh ahhh mmph gimana mas? Enak gak?" Ucap Indri disela sela d*sahannya."Oouuhhh yes baby." Jawab pria asing yang membookingnya.Pergumulan antara istri orang dengan lelaki hidung belang pun usai."Aku bakalan kecanduan sama kamu, siap siap kapan kapan lagi aku akan ajak teman-temanku untuk menikmatimu." Ucap pria itu sambil melemparkan beberapa gepok u a n g tunai."Dengan senang hati saya akan memuaskan kalian." Ucap Indri. Malam itu juga Indri langsung berkemas, membersihkan diri dan keluar dari hotel khusus para pasangan non halal melakukan kenikmatan sesaat.Walau sudah membersihkan diri, tetap saja bau a l k o h o l dari mulutnya tercium. Indri pulang dari rumah sekitar pukul satu malam. Disaat ibu mertuanya sudah terlelap dialam mimpi, Alan justru tak bisa tertidur menunggu kepulangan istrinya. Khawatir ia kenapa napa. Yang dikhawatirkan justru malah senang senang senang dengan lelaki lain.Indri mengendap endap masuk rumah
Janin Yang Kau Suruh Gugurkan 29Pov Author"Saya kasih restu, tapi dengan satu syarat."Mereka semua saling pandang."Saya restuin hubungan mereka, tapi dengan syarat saya mendapatkan 30% dari pendapatan kedainya Tiara."Astaga apa apaan bu Narti?"Oek.... Oek..." Tiba tiba bayi Arga menangis kencang dari gendongan Alan setelah bu Narti berucap demikian.Alan kepayahan mendiamkan bayi Arga. Melihat hal itu, Tiara gegas mengambil bayi Arga dari gendongannya. Ara berusaha menenangkannya dan memberinya susu dalam dot. Tetapi bayu Arga masih terus saja menangis."Ngga.... Ngga... Sri yang mau nikah kok mbak Ara yang dibawa bawa sih. Sri akan tetap menikah dengan Leo dengan atau tanpa restu ibu!" Ucap Sri lalu pergi keluar meninggalkan kumpulan 2 keluarga itu.Leo yang melihat Sri pergi lantas menyusulnya."Sriii...." Panggilnya tetapi tak digubris oleh Sri.Sementara dua keluarga itu saling diam, larut dengan pikiran masing masing."Maafkan perkataan ibu saya, dia cuman bercanda aja kok.
JANIN YANG KAU SURUH GUGURKAN 28POV SRI Semenjak kak Tiara menikah, aku memutuskan untuk ngekos saja. Tak jauh dari kedai, tempatnya tepat belakang rumah Leo, adik Kak Zein.Kemana aku pergi Leo selalu mengantarku. Pun sebaliknya, jika ia berpergian akan selalu mengajakku.Kami memang mempunyai hubungan, tapi jujur saja aku tetap khawatir jika Leo menduakanku. Apalagi dipabrik tempatnya kerja banyak cerek glowing. Meskipun ia berjanji akan menikahiku dalam waktu dekat, tetap saja perasaanku tak tenang. Inginku berkata jujur saja pada Leo untuk segera menikahiku."Ya, aku harus mengatakannya hari ini. Bodo amat dia akan ilfeel atau bahkan menjauhiku. Apapun yang dia katakan aku siap. Yang penting hati plong ga ada yang mengganjal lagi." Tekadku bulat.Aku mengambil hp berniat untuk mengajak Leo ke kedai kak Tiara. Aku sudah tak bekerja disana lagi, sekarang aku bekerja di bank tempat kerja kak Tiara dulu.Tentunya dengan bantuan kak Tiara. Aku pun sering kesini selepas pulang kerja,
Janin Yang Kau Suruh Gugurkan 27Saat Kayla keluar dari ruangan, salah satu staf yang juga teman dekatku masuk ruangan."Itu mantan lo kan bro?" Bisiknya."Iya." Jawabku malas."Gue sama Danish nguping dikit hehe." Ucapnya sambil menggaruk tengkuknya yang mungkin tidak gatal."Nguping omongan yang mana?" Tanyaku."Yang dia ngajak lo begituan. Lumayan bro, nikmatin tubuhnya dapet uangnya dapet. Pabrik kan sekarang rada oleng nih. Bakal kebantu banget kalo lo nerima tawaran Kayla." Jelasnya."Ga sudi gua. Apalagi sekarang gua udah punya istri. Lo aja sana yang masih bujang."" Ya kalo dia mau, gue mah gas aja lah. Udah cantik, banyak duit lagi haha.""Serah lo!" Aku pun berlalu meninggalkan Satya.**Jam pulang pun tiba, aku bersiap siap hendak pulang. Saat sudah keluar dari ruangan kerjaku, Satya dan Danish menghadangku."Eits, buru buru amat. Nongki dulu yuk, dah lama nih kita gak ngumpul." Ajak Satya. "Gak dulu lah gue. Mau bantuin istri gue, jam segini pasti kedai lagi rame ramenya