JANIN YANG KAU SURUH GUGURKAN, KINI JADI ANAK SUKSES 7
"Mas, kurang apa aku dibandingkan istrimu yang kampungan itu" ucapnya dengan nada menggoda. Aku berusaha menepiskan tangannya tetapi nihil, ia pun berusaha untuk terus menggandeng lenganku. Seketika kami terkesiap mendengar teriakan seseorang."Alaaaaaannnnnn" ibu berteriak tat kala melihat anaknya yang sedang digandeng oleh wanita lain selain istrinya. Indri pun refleks melepaskan tangannya dari lenganku.Saat tiba di depan kami, wajah ibu yang semula merah padam karena emosi, langsung tersenyum seketika melihat Indri yang berada disebelahku.Aku sampai lupa, setiap pagi ibu memang suka belanja bahan masakan di warung bu Wita ini."Eh Indri, kirain ibu tadi yang sama Alan siapa. Ternyata kamu toh. Kapan pulang nya nduk?" Tanya ibu langsung duduk disebelah Indri."Kemarin lusa bu hehe" ucap Indri sambil membenarkan rok pendeknya yang tersingkap."Eh aku ada oleh oleh buat ibu, kita ke rumah Indri yuk bu" ajak Indri. Ibu terlihat sangat antusias mendengar ajakan Indri."Ayo ayo. Alan ayo kita ke rumah Indri" tanpa dikasih kesempatan menjawab, ibu mUG yang l toalah menarik tanganku untuk mengikuti Indri ke rumahnya.Sampai disana, kami disuguhi berbagai makanan ringan serta teh hangat untuk ibu dan kopi susu untukku.Indri membicarakan pengalamannya selama menjadi TKW di singapura. Dan sampailah pada pembahasan tentang percintaannya."Apa benar, habis putus dari Alan kamu gak punya kekasih lagi?" Tanya ibu."Emm hehe, iya bu. Tapi jujur, cowo itu bukan selingkuhanku. Kayaknya ada yang gak suka sama hubungan aku sama Alan makanya jebak aku, ngasih minuman beralkohol jadi aku gak sadar apa yang aku lakukan. Makanya aku kaget kenapa tiba tiba ada di hotel, padahal saat itu kan aku lagi di cafe" ujar Indri sambil memasang wajah sedih.Iya memang, kami putus karena Indri kepergok sedang berduaan di salah satu hotel yang ada di kota ini. Lagian, aku tidak percaya dengan alasan yang dikatakannya. Pasalnya, saat aku memergokinya, matanya begitu segar tidak ada tanda tanda orang yang sedang mabuk.Ibu memeluknya dan menenangkan Indri yang mulai memainkan drama menangisnya."Cup cup, ibu percaya kok kamu gak ngapa ngapain disana" ucap ibu mengelus elus kepala Indri.Aku hanya terdiam menyimak pembicaraan mereka. Lagian aku pun gak diajak ngobrol sama sekali.Setelah kira kira 30 menit, mereka selesai ngobrol ibu pamit ingin belanja sayuran di warung bu Wita."Gak usah masak bu, aku bikin rendang banyak tadi. Tunggu sebentar ya, aku ambilin dulu" Indri pun pergi ke belakang.Tak lama kemudian ia membawa sebuah rantang dan satu kresek hitam yang entah apa isinya."Ini bu Ada rendang dan lauk lainnya. Kalo yang di kresek itu oleh oleh dari singapura buat ibu sama Alan." Ibu menerimanya dengan antusias."Wah ini masakan kamu sendiri?" Indri mengangguk."Calon mantu idaman nih, kamu suka kan kalo punya istri yang pinter masak?" Tanya ibu."Ya suka lah" jawabku yang membuat wajah Indri merah merona karena tersipu."Makanya aku nikah sama Tiara. Udah pintar masak, sholehah, pintar JAGA AURAT lagi" sambungku yang lagi lagi membuat wajah Indri memerah kembali, tapi kali ini merah karena dibanding bandingkan kali ya.Kami pun keluar dari rumah Indri dan berbelok ke warung bu Wita untuk mengambil motor yang terparkir disana."Eh bu Narti, tumben jam segini baru ke warung" ucap Bu Wita setelah kami sampai disana.Saat tadi aku duduk di warungnya, ia tidak ada sehingga ia tak melihat apa yang Indri lakukan padaku."Iya nih bu, abis dari rumah Indri. Dia ngasih oleh oleh sama lauk pauk. Jadi hari ini saya gak belanja dulu ya" ucap ibu."Weh dapat oleh oleh dari mantan mantu nih" goda bu Wita."Calon kali bu ah" ucap ibu yang spontan membuatku menggerung gerungkan motorku."Wah mau balik lagi nih? Kan Alan udah Nikah"Saat ibu hendak menjawab, aku terlebih dahulu memanggilnya."Ibu, ayo mau bareng Alan gak?""Iya iya tunggu" teriak ibu lalu berlari kecil kearahku dan duduk di jok belakang.Saat sampai di depan rumah, rupanya Tiara sedang menyapu halaman."Mas? Kenapa pulang lagi? Ada yang ketinggalan kah?" Ucapnya sembari menyalamiku."Ngga mas lagi..." Tiba tiba ibu memotong ucapanku."Kita habis dari rumah Indri, nih dikasih oleh oleh singapura sama dikasih lauk pauk" ujar ibu sambil memamerkan rantang dan kresek yang ada ditangannya.Tiara mengernyitkan dahinya mungkin ia meminta penjelasan dariku."Mas?" Tanyanya."Tadi Alan ada di warung bu Wita berdua sama Indri. Pas ibu pergokin mereka ibu diajak ke rumahnya lalu dikasih ini" ucap ibu santai.Tiara membulatkan matanya."Ibu kok bisa bisanya ngomong gitu sih. Fiks perang dunia ketiga bakal terjadi sebentar lagi" batinku.JANIN YANG KAU SURUH GUGURKAN, KINI JADI ANAK SUKSES 8Sepeninggal nya ibu, Tiara tak henti menyorotiku dengan tatapan tajamnya. Tak banyak bicara, ia masuk ke rumah meninggalkanku seorang diri dengan perasaan bersalah.Aku pun mengikuti Tiara, masuk ke dalam kamar. Disana, Tiara sedang duduk diujung ranjang sambil memainkan ujung jilbabnya. Mukanya memerah, air matanya menganak sungai yang siap ditumpahkan kapan saja.Aku tahu, Tiara pasti sangat kecewa denganku. Tapi, Tiara adalah tipe istri yang tidak pernah membangkang pada suami. Kalau sedang marah, paling paling dia hanya mendiamkanku.Tapi aku tak ambil pusing, sebab walaupun ia sedang marah tapi dia tetap mengerjakan tugas istri dengan baik. Ya cuman gak banyak ngomong seperti biasanya aja."Ara" aku memanggilnya. Sedangkan yang dipanggil tak menyahut sedikitpun."Jangan dengarkan ucapan ibu, iya memang tadi mas pergi ke rumah Indri sama ibu. Tapi soal ucapan ibu yang mas berduaan sama Indri itu tidak benar" "Sebenarnya, mas
JANIN YANG KAU SURUH GUGURKAN, KINI JADI ANAK SUKSES 9"Hahaha, iya aku ingat" sayup sayup ku dengar mas Alan sedang tertawa didalam kamar. Pikiranku semakin negatif saja."Apa mas Alan dan Indri ada di dalam?" Gumamku.BrakAku membuka pintu dengan keras sehingga mas Alan terperanjat."Dimana? Dimana wanita itu mas?" Ucapku berteriak."Siapa? Indri? Dia pulang dulu katanya" jawab mas Alan santai."Kamu gak umpetin dia di dalam kamar ini kan mas?" Selidikku."Ngomong apa sih dek. Mas gak mungkin lah masukkin cewe lain ke dalam kamar mas" ucap mas Alan sedikit emosi.Tiba tiba ibu datang ke kamar kami."Ada apa sih teriak teriak" ucap ibu marah marah."Gak ada apa apa bu" elak mas Alan.Tanpa berkata apapun lagi ibu pergi dari kamar kami."Terus tadi kamu ngomong sama siapa?" Tanyaku penasaran."Ini aku lagi telponan sama teman SMA aku dulu, itu pun temen cowok. Kamu kenapa sih yang kok jadi cemburuan gitu?" Tanya nya sambil menjawil dagu ku."Tadi ibu bilang kamu bakal nikahin Indri,
JANIN YANG KAU SURUH GUGURKAN, KINI JADI ANAK SUKSES 10Aku seperti pernah melihatnya.Siapa ya? Aku mencoba mengingat ingat.Oh iya, mereka adalah......."Tante Bella, Om Gio?" Sapaku. Mereka mengerutkan kening, Mungkin mereka tak mengingatku karena waktu itu aku masih kecil."Aku Tiara om, tante, anaknya almarhum bapak Hendra" jelasku."Ohh ya ampun Tiara, kamu udah besar nak" ia memelukku begitu aku memberitahunya bahwa aku anak pak Hendra, orang yang telah menolongnya ketika ia sedang gulung tikar. Dulu usahanya bangkrut, dan bapak meminjamkan modal yang lumayan cukup besar sehingga mereka bisa mendirikan lagi usaha."Eh tunggu, kamu bilang almarhum? Pak Hendra sudah meninggal?" Tanya nya seraya melepas pelukannya.Aku hanya mengangguk lemas "Iya tante, tak lama setelah aku menikah, bapak menghembuskan nafas terakhirnya" ucapku. Sedih rasanya kalo mengingat kini aku sudah tak punya orang tua."Innalilahi. Kamu pun sudah menikah pula? Yah telat berarti tante" Aku mengerutkan kenin
"Aku akan kirim video ini sama mas Alan, biar kamu beneran dicerein. Dan mas Alan nikahin akuuuu" Mendengar penuturan Indri aku biasa saja dan tetap melanjutkan ngobrol dengan Andi. Sementara Indri yang merasa diabaikan olehku pergi begitu saja dengan menghentak hentakan kakinya."Ibu masih mau disini? Sini kita ngopi bareng bu" ajakku."Eleehhh ngapain juga aku disini, mending aku kejar tuh calon mantuku. Kamu siap siap, bakalan dicerein sama Alan" ucapnya lalu pergi menyusul Indri yang katanya calon menantunya itu."Di, maaf ya. Kelakuan yang tak mengenakkan dari mertua aku sama mantannya suamiku itu" ucapku."Mantan Alan? Kenapa mertuamu ngomongnya calon menantu. Apa dia punya anak laki laki yang belum nikah?" Tanyanya."Ngga, dia terobsesi mau jadi istrinya mas Alan. Kalo ibu, dulu dia gak seperti itu. Tapi semenjak aku di phk di kantor terus tinggal di rumahnya, aku dianggap seolah olah beban baginya" tanpa sadar aku menceritakan keburukan mertuaku."Astagfirullah, maaf ya. Aku
Setelah dirasa cukup lama berada di kamar mandi aku pun mengendap endap keluar mengintip apakah Indri masih ada di sana atau tidak. Ternyata Indri sudah pergi dari sana. Aku pun keluar dengan perasaan lega dan menghampiri Mela yang masih menunggu di kasir."Mel, kamu balik ke dapur lagi aja" titah ku."Iya bu, kenapa tumben ibu ninggalin kasir. Biasanya juga mau BAB pun ibu tahan hehe" canda Mela. Bukan ia tak sopan berbicara seperti itu padaku selaku pemilik usaha ini. Tapi aku sendiri yang menginginkan kita selayaknya teman aja, biar tidak kaku. Tapi mereka masih tahu batasan."Aku harus pulang cepet nih takut Indri udah liat aku disini terus kasih tahu ibu kan berabe" gumamku."Mel, Rani. Saya pulang duluan ya, ada urusan" ucapku."Terus, kasirnya bu?" Tanya Rani."Kalian gantian aja, aku harus buru buru pulang" pamitku seraya melambaikan tangan dan berjalan cepat keluar kedai.Karena aku tak membawa motor, aku pun menghentikan angkutan umum dan menaikinya.Setelah 13 menit perjal
Setelah mengucapkan itu, ibu pergi ke kamar dan menutup pintu keras keras.Sri yang melihat ibunya seperti itu mengernyitkan alisnya mungkin merasa aneh."Ibu kenapa gitu ya? Maafin ibu ya mbak" ucap Sri."Iya gak papa, udah biasa kok""Mungkin, ibu gak senang karena rencananya gagal" jawabku."Rencana apa memangnya?" Tanyanya penasaran."Kalo mbak gak kunjung hamil, mas Alan akan dinikahkan dengan Indri" "Hah, ngga ngga jangan. Mas ih jangan mau, mas tahu sendiri kan kabar yang beredar kalo Indri kerja di luar negri tuh jadi simpenan majikannya" jelasnya yang membuatku melongo."Emangnya mas mau sama cewe yang udah digarap sama laki laki lain?" Tanya Sri yang membuat mas Alan bergidik."Hiiii yah nggak lah, bisa bisa mas terkena penyakit lagi"**Keesokan hari setelah aku melakukan testpack, aku pergi ke bidan untuk memastikan kehamilanku. Tentunya aku diantar mas Alan selepas ia pulang dari pabrik.Dan ternyata benar, kehamilanku kini berusia lima minggu. Masa masa yang rentan terj
"ahh iya, dia teman kerjaku dulu" ucapku berbohong."Ohh, wah banting setir ya yang dulunya kerja diperusahaan sekarang jadi pelayan. Emangnya gak gengsi gitu kak?" Tuh kan apa kataku juga. Sri kali udah ngomong gak disaring, langsung ceplas ceplos aja. Untungnya Rani sudah kembali ke kasir lagi."Ya gapapa yang penting kan halal" jawabku.Kami berdua pun kembali pulang ke rumah. Ternyata Indri masih disana, tentu saja bersama ibu. Dan rujak yang tadi ia bawa pun masih utuh.Ehh ngga ngga, lebih tepatnya nanas mudanya yang masih utuh. Mangga mudanya sudah habis. Lagian siapa yang mau menghabiskan nanas muda sebanyak itu. Yang ada lidah terasa kebas kalo memakan semua nanas itu.Sri dan aku melewati mereka begitu saja. Sekarang aku harus lebih ekstra berhati hati sama mereka. Aku jadi ngeri bagaimana kalau mereka nekat mencelakai aku dan calon bayiku ya.Aku lebih memilih masuk ke kamar dan merebahkan tubuh yang akhir akhir ini terasa cepat lelah. Tapi Alhamdulillah nya di trimester p
Pov AlanSaat itu, Tiara meminta izin kepadaku untuk melepas KB. Katanya, dia takut kalau yang dibicarakan ibu benar terjadi. Dia takut kalau dia tak kunjung hamil, aku akan menikah dengan Indri. Padahal, aku masih membenci Indri. Sangat malah, tapi aku berusaha melupakan kejadian itu semua karena aku sudah menemukan pengganti yang sangat jauh lebih baik darinya. Ya, Tiara, istriku yang paling aku cintai. Mengingat kejadian beberapa tahun lalu saat aku masih mempunyai hubungan dengan Indri. Kami sudah berencana untuk menikah karena ya hubungan kami sudah hampir menginjak 3 tahun lebih.Ibu sangat tak suka pada Indri karena penampilannya yang kata ibu seperti baju yang kekurangan bahan. Memang Indri selalu memakai baju crop tanpa lengan dan celana atau rok pendek sejengkal diatas lutut yang sobek sobek pula.Sifatnya pun begitu, memang rada rada ga ada akhlak. Dulu aku mewajarkan saja sikapnya dia yang begitu. Karena ia hanya tinggal sendiri. Dulu orang tuanya bercerai saat Indri mas
Janin yang Kau Suruh Gugurkan Bab 44Sesi pemakaman selesai, Alan hendak pulang kembali ke rumah. Tapi ada seseorang yang memanggilnya."Mas Alan." panggil Indri. Alan menghentikan langkah kakinya."Mas, maaf kan aku ya." Ucapnya sambil menangis."Sudah, yang lalu biar lah berlalu. Yang peting kita harus lebih baik dari pada sebelumnya." ucap Alan lalu meninggalkan Indri.***Tok tok tokPalu diketuk tiga kali oleh hakim. Pak Robert jadi tersangka kasus korupsi. Ditahan selama 15 tahun penjara dan denda sebesar 10milyar rupiah.Pak Robert dibawa ke sel tahanan. Sementar Kayla, dia juga ditetapkan sebagai orang yang terlibat prostitusi online. Dia disatukan dengan Indri karena dia juga terjangkit penyakit menular seksual juga.Zein keluar dari ruangan sidang. Pak polisi memanggilnya. "Pak Zein, setelah sidang tadi. Kami memutuskan Pak Zein tidak usah membayar denda yang telah diinvestasikan oleh Pak Robert, k
Janin yang Kau Suruh Gugurkan Bab 43 Dia menarik lembut tangan Zein lalu keluar dari cafe. "Sebentar, aku kirim pesan dulu sama Danish biar dia yang handle kerjaanku." itu cuman alasan Zein saja. Padahal Zein mengirimkan pesan pada polisi. "Kita mau kemana?" tanya Zein pada Kayla. "Kita ke hotel." 'Astaga, gimana kalau aku yang terlebih dahulu tiba di hotel? Semoga saja polisi gercep datangnya. Gak mau aku kalau harus ke hotel sama dia.' batin Zein. Mereka masuk kedalam mobil. Satya, Danish, serta Alan kaget. Ini semua diluar rencananya. "Anjirrr itu si Zein mau dibawa kemana sama si Kayla?" tanya Satya. "Chat dia coba, suruh aktifin gpsnya biar kita tau dia dimana." usul Alan. Danish pun mengechat Zein. Tak lama dari itu, Zein membalasnya. [Gue udah aktifin dari tadi, udah ngasih tau polisi juga. Kalian ikutin gue dari belakang, takutnya polisi telat datangnya.]
JANIN YANG KAU SURUH GUGURK4N Bab 42Tiba saatnya acara akan dimulai, dua mobil polisi berhenti di parkiran kedai. Para polisi masuk ke dalam kedai. "Pak Zein, anda ikut kami ke kantor polisi sekarang.""Sebentar, ada apa ini, Pak? Kok anak saya mau di bawa ke kantor polisi, emangnya dia salah apa?" tanya Bella tak terima anaknya dibawa oleh polisi."Anak ibu tidak bersalah, Bu. Kami hanya akan meminta keterangannya saja." jelas polisi tersebut.Zein pun dibawa oleh para polisi tadi. Sementara acara ulang tahunnya Arga dihentikan sejenak sampai Zein pulang kembali.Hening. Semuanya larut dalam pikiran masing masing. Kecuali Arga, dia asyik bermain. Melempar lempar balon, juga berlari lari.Satu jam kemudian, Zein kembali. Semua orang yang ada disana langsung menyerbu Zein dengan berbagai macam pertanyaan. Zein tidak menjawab satu pertanyaan pun. Membuat orang orang semakin penasaran saja."Gak ada apa apa. Ayo
JANIN YANG KAU SURUH GUGURKAN BAB 41Alan berbalik menghampiri bu Narti. Ia tak dapat berbicara apa apa. Tak kuasa mengeluarkan suara sedikitpun. Ia hanya merutuki takdirnya. Apakah ini adalah karma untuknya karena ia telah berani mempermainkan rumah tangga saat bersama Tiara?"Lan, ada apa? Kasih tau ibu dong." "Eh iya ruang rawat Indri dimana? Dia dirawat di rumah sakit ini kan? Ibu mau jenguk dia. Gitu gitu pun dia menantu ibu yang suka ngasih uang.""Ayo anterin ibu ke ruangannya dia."Alan - Alan, sialnya nasibmu. Istri tukang ju4l dir1, mertua b4ndar jud1.Alan mengantarkan ibunya ke ruang rawat inap Indri, tapi saat akan masuk ruangan, Alan menahan ibunya agar ia tak masuk."Suuttttt" Alan memberi petuntuk bu Narti untuk diam sambil menunjuk ke dalam ruangan. Bu Narti melihat ke arah ruangan yang ternyata sedang dijenguk oleh seseorang yang tak diketahui bu Narti.Alan menarik tangan
JANIN YANG KAU SURUH GUGURKAN 40Sri dan Tiara turun dari lantai dua menuju ke rumah Bella. Baru saja mereka menginjakkan kaki keluar dari kedai, tiba tiba..... DuarrrrrrrrTepat di depan kedai Tiara sebuah truk menabrak mobil yang ada di depannya sehingga mobil itu terpental beberapa ratus meter."Kecelakaan.....""Kecelakaan....." Warga yang melihat kecelakaan itu heboh. Tak terkecuali Sri dan Ara, ia pun ikut melihat siapa yang ada di dalam mobil yang terpental itu. Karena memang truk yang menabraknya tidak apapa. Dan beruntungnya, supir truk nya tidak melarikan diri.Sri menerobos kerumunan warga yang melihat kecelakaan itu. Mobil dalam keadaan terbalik, warga tidak ada satu pun yang mau menyelamatkan korban, katanya takut jadi tersangka. Tiba tiba saja, pintu mobil patah. Dan terlihat jelas wajah korban yang ada di dalamnya."Astaghfirullah, pak Hasan?" Teriak Sri.Siapa pak Hasan? Kenapa Sri kenal dia?Sri buru buru mengeluarkan ponsel dari dalam saku celananya lalu tak lama ke
JANIN YANG KAU SURUH GUGURKAN 39"Jadi gimana Lan?" Tanya bu Narti memulai obrolan lagi. Alan menjelaskan semuanya tanpa ada yang ditutup tutupi. Bu Narti terlihat kaget, begitu Alan selesai bercerita, bu Narti langsung memeluk Alan dan menangis sesenggukan."Maafin ibu ya Lan, maafin ibu. Ibu yang bikin kamu gini." "Udah bu, ini semua udah terjadi. Kita ambil hikmahnya saja. Lagi pula ini bukan sepenuhnya salah ibu. Alan yang salah, Alan yang lemah iman. Kalo Alan imannya kuat, gak akan sampe ada hubungan b4dan sama Indri. Itu juga jadi senjata Indri agar Alan mau berhubungan dengannya lagi." Jelas Alan."Yaudah bu, kalo gitu, Alan berangkat kerja dulu, ya." Alan mencium punggung tangan ibunya lalu berangkat ke pabrik tempat ia kerja.Sampai disana, Alan memarkirkan motornya, terlihat 1 mobil polisi yang terparkir disana. Mereka yang bekerja di pabrik itu pun saling bertanya kebingungan.
"Pak, tolong bawa keempat pasangan kemarin." Titah polisi yang tadi berbicara bersama Alan. "Baik, pak." Polisi itu kembali dengan membawa keempat pasangan yang sekarang sudah memakai baju oren dan dipasang borgol. "Kamu kenal dengan bapak ini?" Tanya polisi kepada salah satu tersangka sambil menunjuk Alan. Dia menggelengkan kepalanya. Begitupun ketujuh orang yang ditanyai pertanyaan yang sama. Mereka kompak menggeleng. "Apa pak Alan kenal salah satu dari mereka?" Kini giliran Alan yang ditanya. Alan pun menggelengkan kepala. "Tapi pak, semalam pas saya membuntuti istri saya, saya melihat seorang wanita, ia anak dari investor tempat saya kerja. Kalo gak salah namanya Kayla." Sambung Alan. "Boleh saya tahu alamat tempat kerja sama nomor hp, bapak?" Tanya polisi tersebut. Alan mengagguk. Polisi menyerahkan selembar kertas dan pulpen kepada Alan. Ia menuliskan alamat lengkap pabrik tempat ia kerja. "Terima kasih, atas keterangannya pak Alan. Untuk perkembangan kasus ini nanti
JANIN YANG KAU SURUH GUGURKAN 37"Mas Alan." Ucap Sri."Gimana keadaannya mbak Indri, mas?" Tanya Sri lagi.Tanpa menjawab perkataan Sri dan tidak menghiraukan tatapan penasaran dari orang orang yang masih ada di rumah bu Narti, Alan masuk ke kamarnya dan menutup pintu keras keras. Didalam kamar, ia menangis sejadi jadinya atas apa yang hari ini terjadi.Tok tok tok.Bu Narti mengetuk pintu kamar Alan. Rupanya pintunya tidak terkunci, bu Narti pun masuk lalu mendekati Alan. Diusapnya rambut anak keduanya yang sedang terisak isak itu."Alan." Bu Narti memanggilnya, sementara Alan masih terisak. Bantal yang menjadi menyangga kepalanya pun sudah basah dengan air mata."INI SEMUA GARA GARA IBU!!!" Teriaknya, menatap tajam wajah ibunya yang sudah dipenuhi keriput itu."Apa? Kenapa? Kok jadi nyalahin ibu?" Ucapnya tak terima.Mendengar kegaduhan didalam kamar Alan, orang orang di rumah itu saling tatap satu sama lain bertanya tanya. Sri dan Bimo pun masuk ke kamar Alan lalu menutup pintunya
JANIN YANG KAU SURUH GUGURKAN 36"Kenapa waktu itu ibu jebak Alan buat nikahin Indri atuh? Kan ibu juga udah tau mereka dulu putus karena apa? Udah bener Alan pilih istri baik juga sholehah. Malah dinikahin lagi sama mantannya yang dulunya udah kelihatan buruknya.""Kok malah nyalahin ibu sih, Bim.""Emang salah ibu kok." "Mas, udah mas." Istri Bimo menengahi adu mulut ibu dan anak itu. Mengusap usap bahu suaminya yang naik turun.Sri yang melihat adu mulut antara kakaknya dengan ibunya hanya bisa melihat saja, tidak bisa menanyakannya langsung kenapa bisa cek cok begitu. Karena tamu yang berdatangan makin siang makin banyak.'Eh, mas Alan kemana ya? Kok gak kelihatan' batin Sri.**Setelah melakukan pemeriksaan, Alan menunggu dokter yang memeriksanya untuk menyampaikan hasilnya.Dengan gelisah Alan menunggu, takut ia tertular penyakit yang istrinya bawa. Keringat dingin terus bercucuran. Akhirnya dokterpun kembali."Bagaimana dok?" Alan langsung memberikan dokter itu pertanyaan, bah