Share

PART 04

Author: Emde Mallaow
last update Last Updated: 2021-08-16 11:43:47

       Akan tetapi betapa kagetnya si Tuan Arogan, dengan gerak refleks si pemuda menahan kepalan tangannya dengan punggung tangannya, lalu...

       Bughh...!! Dengan cepat pula tangan si pemuda menghantam ke samping, mendarat keras di perut bagian sampingnya.

       Tubuh si Tuan Arogan langsung hilang keseimbangannya. Namun sebelum tubuh besarnya itu  jatuh, dengan cepat Jasman menangkap pergelangan tangannya dan memelintirnya ke samping disusul oleh dengan sentakan kaki si pemuda menghantam bagian lipat pahanya si Tuan Arogan. Si Tuan Arogan langsung menjerit  keras. Rasa nyeri yang luar biasa terasa di sendi lengan kanannya.

      “Kalau sampeyan tak menyerah dan tak meminta maaf kepada Mbaknya ini, saya dengan sangat mudah untuk melepaskan tangan sampeyan ini dari sendinya!” ancam Jasman.

        Saat ekor matanya melihat gelagat kedua body guard yang hendak menyerangnya kembali, Jasman langsung menoleh dan memandangi kedua laki-laki itu dengan tajam dan, “Kalian diam di situ! Jika tidak, tangan bos kalian ini akan lepas dari sendirinya!”

       “Iya, iya...,”ucap keduannya sembari memperlihatkan kedua belah tapak tangan mereka, meminta agar Jasman tidak semakin memelintir tangan bos mereka.

        Tapi pelintiran Jasman justri makin dikuatkan sehingga membuat si Tuan Arogan tambah menyerit kesakitan.“Oke, oke...aku menyerah,” ucapnya dengan wajah meringis.“Tolong lepaskan tangan saya.”

       “Bukan saja menyerah, tapi sampeyan harus meminta maaf kepada Mbaknya ini!”bentak Jasman.

        “Iya, iya...saya minta maaf...!”

           Melihat wajah si Tuan Arogan yang memandanginya dengan memelas, Jasman jadi iba juga. Dia pun melepaskan pelintiran dan injakannya pada lipat pahanya. “Sampeyan tolong segera pergi dari sini! Bawa pergi kedua pengawal bancimu itu dari sini! Mau muntah saya melihat tampang mereka!”

         Tanpa banyak bicara, si Tuan Arogan langsung mengajak pergi kedua body guard-nya dengan membawa rasa malu yang sangat, tentunya.

  

                                                  ***

       Sepeninggal ketiga laki-laki yang mendatanginya itu, si wanita cantik tiba-tiba memeluk lengan kiri Jasman dan mengucapkan terima kasih yang sangat. "Saya takut sekali, Mas. Dia laki-laki gila. Dia tak segan-segan untuk menyakiti kapan dan di mana pun."

       Mungkin karena beban batinnya terasa demikian berat, si wanita cantik pun terisak sembari menempelkan wajahnya di lengan Jasman, anak muda yang baru saja dikenalnya dan telah menolongnya.

      "Mbak silakan menangislah agar berkurang beban di batinnya Mbak," ucap Jasman dan tanpa sungkan-sungkan untuk membiarkan lengan kekarnya untuk menjadi muaranya air mata si wanita. "Tapi saya jamin, selama saya masih berada di dekatnya Mbak, insha Allah akan aman."

      "Iya Mas, sekali lagi saya berterima kasih kepada Mas." sahut si wanita sembari mengusap air matanya dengan menggunakan tisu dalam genggamannya.

       "Iya, sama-sama, Mbak. Mbak nggak usah takut lagi, mereka sudah pergi."

       Si wanita memandang kepada Jasman dan disambut dengan  sebuah anggukan  pelan dari Jasman.

       Namun, dari mimik yang ditampakkannya,  Jasman dapat menangkap bahwa si wanita cantik masih takut dan gugup, atau bahkan mungkin tengah mengalami semacam trauma psikis.

       Lalu dengan sikap yang sopan Jasman bertanya, "Mbak mau pulang atau di sini dulu."

       "Saya mau pulang saja, Mas. Kalau saya boleh minta tolong lagi, Mas temani saya pulang, ya?"

       Itu sebuah permohonan yang tulus dari seorang yang benar-benar sedang membutuhkan pertolongan. Jasman pun tersenyum santun yang disertai anggukan. " Baiklah, Mbak, saya akan menemani Mbak pulang."

      Keduanya pun dari kedai sate, lalu melangkah menuju areal parkir, di mana mobil Baleno merah si wanita diparkir.

      "Maaf ya Mas karena saya sudah merepotkan Mas," ucap si wanita sambil menoleh kepada Jasman. Saat itu ia sedang menyetir. Lampu hijau berganti merah.

      "Iya Mbak, santai aja. Saya senang bisa membantu Mbak."

      "Oh ya, maaf, kita belum kenalan," si wanita mengulurkan tangannya ke samping,"Nama saya Widyanti. Biasa dipanggil Widya atau Mbak Widya. Eng..."

      "Saya Jasman," sahut Jasman, sembari sedikit menyentuhkan sedikit ujung jemari tangan kanannya dengan ujung jemari tangan kanannya Widya.

      "Jas-man. Nama yang terdengar unik," ucap Widya. "Mas... saya harus manggil apa, ya? Mas Jasman atau Mas Jas, nih?"

      "Teman-teman kampus suka memanggil saya dengan Jas atau Jasman, sama saja," jawab Jasman sambil tersenyum.

      Lampu merah beralih ke hijau. Widya kembali menjalankan kendaraannya. "Saya panggil dengan Dik Jas saja, ya?"

       "Iya Mbak, monggo. Usia saya memang lebih muda dari Mbak Widya, hehehe..."

        Wanita cantik yang bernama Widya itu pun ikut tersenyum, "Benar, Dik. Baiklah...Mas, eh...Dik Jas. Maaf, kayaknya, Dik Jas bukan orang Jawa, ya? Dari segi nama dan logatnya Dik Jas terdengar beda."

      "Benar, Mbak, saya orang dari wilayah timur.”

     “Di mana? Makassar? Ambon...? Atau dari Lmbok?”

      "Sebelah timurnya Lombok,”ucap Jasman.

      "Oh, Sumbawa, ya?”

     “Iya, tepatnya di Bima.”

       "Oh, Bima...."

      "Mbak Widya pernah ke daerah saya juga?" tanya Jasman. Sesaat ia melihat samping wajah wanita di sampingnya. Dalam keadaan normal ternyata Mbak Widya memiliki wajah yang benar-benar cantik.

      "Oh belum pernah, tapi nama daerahnya Dik Jas sudah akrab di telinga saya. Dulu waktu kerja di Jakarta Mbak punya beberapa teman dari Bima juga. Kalau di pulkam, dia suka bawakan saya oleh-oleh Madu dan asam yang diasinkan itu. Madu dan asam dari Bima sangat awet jika disimpan. Bisa bertahun-tahun."

     “Benar, Mbak, karena biji asamnya dibuang baru dipak,” tanggap Jasman.

     “Hm, iya benar! Apalagi yang terkenal dari Bima? Susu kuda liar itu ya?”

      “Oh iya benar, Mbak Widya.”

      “Benar nggak sih ada kuda liar?”tanya Widya.

      “Nggak ada, Mbak, Cuma istilah saja,” sahut Jasman.

      “Kok disebut liar gimana ceritanya?”

      “Ceritanya, karena cara pelihara kudanya diumbar begitu saja. Dilepas liar. Nggak dikandangkan, gitu.”

      “Ooh begitu? Memangnya pemilik kuda nggak takut kudanya dicuri orang?”

      “Nggaklah, Mbak. Buat apa juga dicuri. Nyatanya sejak zaman dahulu kudanya aman-aman saja dipelihara umbar begitu. Dagingnya juga jarang dimakan orang. Mungkin karena faktor kasihan.”

        “Jalan-jalanlah sekali-kali ke daerah timur Mbak Widya,”ucap Jasman, “Di sana banyak destinasi wisata yang indah-indah.”

      "Iya saya dengar dan lihat juga di YouTube, tempatnya indah-indah,” Widya menghentikan laju kendaraannya di depan traffic light. "Dulu saya pernah juga berkunjung ke NTB, tapi hanya sampai di Pulau Lombok dan Pulau Moyo. Wuih, Pulau Moyo itu benar-benar indah, romantis,  dan berkesan tempatnya.”

      "Benar sekali, Mbak. Almarhumah Putri Diana juga pernah berkunjung ke sana," ucap Jasman tanpa bermaksud mempromosikan salah satu destinasi wisata kebanggaan daerahnya itu.

      "Benar sekali, Dik Jas...," Widya kembali menjalankan kendaraannya, diarahluruskan ke Jl. KHA Dahlan, "Tapi maaf, Dik Jas. Dik Jas ini asli orang NTB atau campuran? Mbak lihat..."

      "Oh, bukan, Mbak," potong Jasman. "Saya campuran Arab dan Bima, Mbak. Hehehe."

      "Oh pantes. Mbak juga feeling-nya begitu." Mereka  melewati Jl. Senopati, Benteng Vredeburg, lalu kemudian membelokkan arah kendaraannya ke kiri, ke Jl. Gajah Mada. Ada banyak hal dan cerita ringan yang mereka bahas di sepanjang jalan itu.

                            

Related chapters

  • JANDA CANTIK SANG CEO AROGAN   PART 05

    Sesampainya di sekitar wilayah Bausasran, Widya mengarahkan mobilnya ke sebuah hotel yang cukup mewah dan berbintang. Saat turun dari mobil, Widya tanpa ragu menggandeng tangan Jasman. Jasman agak kaget juga diperlakukan seperti itu. Namun ia merasa tak sampai hati untuk menarik tangannya dari lingkaran tangan halus wanita di sampingnya, dan membiarkan wanita itu nyaman di sampingnya. Rupanya wanita cantik yang memiliki wajah mirip artis Wulan Guritno itu menyewa salah satu kamar di hotel itu secara khusus. "Ini semacam tempat persembunyiannya Mbak, Dik Jas," ucap Widya, tanpa bermaksud berkelakar, setelah mempersilakan Jasman untuk masuk ke dalam kamar hotelnya. Jasman manggut-manggut. Namun

    Last Updated : 2021-08-16
  • JANDA CANTIK SANG CEO AROGAN   PART 06

    Ningrum sampai menggeleng-geleng pelan jika mengingat peristiwa itu. Romonya seperti telah memaksanya untuk membuang pedang yang terbuat dari baja terbaik dari tangannya lalu menggantinya dengan sebilah pisau yang hanya terlihat bagus sarung dan gagangnya padahal hanya terbuat dari besi yang tak mengadung baja. Ya, Jasman disingkirkan oleh romonya karena dia bukan berasal dari kalangan ekonomi atas dan memilih untuk menerima pinangan dari keluarga Hendri Soma yang merupakan keluarga kaya raya. Ningrum hanyalah seorang anak perempuan, tentu saja tak mampu untuk menentang kehendak romonya itu. Ia tak ingin mengecewakan hati romonya yang telah berjuang untuk membiayai kuliahnya di sebuah fakultas yang membutuhkan biaya yang tak sedikit. Sebuah kenyataan telah membuktikan, bahwa harta terkadang dijadikan tolok ukur untuk sebuah kebaikan dalam segala hal.

    Last Updated : 2021-08-16
  • JANDA CANTIK SANG CEO AROGAN   PART 07

    Saat meninggalkan kapster salon, wajah Widya benar-benar sumringah, karena berjalan dikawal oleh sangbodyguard-nya , yang tampan dan perkasa. Dan Jasman pun merasa, seolah-olah ia tengah mengawal seorang putri raja. Putri yang cantik. Benar. Secaraphysical, Widya adalah sosok wanita muda yang memiliki aura dan pesona yang membuat laki-laki mana pun yang melihatnya akan terpukau. Kulitnya kuning langsat, wajah oval, pipi laksana pauh dilayang, kata orang dulu, bibir agak tebal tapi mungil bak sepasang permata rubi, dan sepasang mata indah dan senantiasa seolah tersenyum. Ketika ia berjalan dengan dikawal oleh seorang pemuda yang ganteng dengan penampilanbodyguardsejati seperti dalam film-film, maka orang-orang langsung berasumsi, bahwa wanita cantik itu pastilah bukan wanita sembarangan.

    Last Updated : 2021-08-17
  • JANDA CANTIK SANG CEO AROGAN   PART 08

    Seminggu kemudian Widya memutuskan untuk keluar dari hotel, dan kembali ke rumahnya yang di kawasan Jakal. Dia ingin kembali ke kehidupan normalnya, dan menjalankan rutinitasnya sebagai manusia yang bersosialisasi dan berkarya. Toh tak ada lagi yang perlu dikhawatirkan. Ia sudah sangat yakin bahwa ia akan aman selama Jasman selalu ada di dekatnya. Rumah Widya berada di sebuah komplek perumahan elit di kawasan Jakal (Jalan Kaliurang). Suasananya sangat tenang dengan udara kiriman dari Gunung Merapi yang sejuk. Rumah itu berlantai dua dengan halaman yang cukup luas. Pada bagian samping selatan rumah induk ada sebuah bangunan tambahan berupa sebuah kamar tidur yang cukup luas berikut kamar mandi di dalamnya, yang disebut paviliun oleh sang pemiliknya, Widya. Di paviliun itu Jasman disuruh tempati.  

    Last Updated : 2021-08-19
  • JANDA CANTIK SANG CEO AROGAN   PART 09

    Entah mengapa, tiba-tiba Ningrum merasa sangat merindukan laki-laki itu. Kenangan-kenangan indah yang pernah ia lalui bersama laki-laki itu sontak mengusik kembali jiwa dan nuraninya. Lalu, tanpa sadar, saat sang mantannya itu masuk ke dalam kantin, ia memutuskan untuk melangkah hendak menyusulnya. Akan tetapi, belum beberapa langkah ia berjalan, ia terpaksa harus segera membalikkan badannya dan berdiri diam di tempatnya. Ternyata laki-laki itu hanya membeli beberapa kaleng minuman ringan dingin, lalu keluar lagi dan berjalan melewati koridor yang ke arah selatan, menuju areal parkir. Ningrum memutuskan untuk mengikuti laki-laki itu secara diam-diam dan hati-hati, setengah mengendap-endap. Pada sebatang pohon palem ia berdiri berlindung, matanya terus mengikuti Jasman. Saat mantan kekasihnya itu membuka pintu sebuah m

    Last Updated : 2021-08-20
  • JANDA CANTIK SANG CEO AROGAN   PART 10

    Jasman senyam-senyum ingat wajah Fadli.Fadel, Fadel, lukadang lucu juga.Sangat suka kalau bahasa wanita cantik, tapi ketika ada cewek cantik mau mendekat eh malah ngacir. “Kok Dik Jas senyam-senyum? Hayo...lagimikirinapa?” Pertanyaan Widyanti membuyarkan lamunan Jasman, dan dengan cepat ia menjawab, “Ah, itu, ada teman kuliah saya. Tadi waktu di kos dia tanya macam-macam ke saya pas saya cerita bahwa saya bekerja sebagai bodyguard-nya seorang wanita, istri seorang CEO.” “Lantas yang membuat Dik Jas senyam-senyum, apa?” “Iya, hal pertama yang dia tanyakan adalah: pasti bos lu itu wanita yang

    Last Updated : 2021-08-20
  • JANDA CANTIK SANG CEO AROGAN   PART 11

    Segala sesuatu terkadang tidak sejalan dengan angan, harapan, dan rencana. Tanpa sebuah argumen yang bisa Jasman pegang, kedua orang tua Ningrum tidak mendukung hubungannya dengan putri tunggal mereka itu. Ortu Ningrum tidak menginginkan putrinya itu untuk berhubungan, apalagi menikah, dengan laki-laki dari pulau seberang. Tetapi menurutfeelingJasman, itu hanyalah alasan yang mengada-ada saja. Kalau alasan penolakan itu hanya karena dia seorang pemuda dari pulau seberang, tentu semuanya bisa dimusyawarahkan. Namun Jasman tak perlu mempertanyakan alasan yang aneh itu kepada ortunya kekasihnya itu. Lagipula, orang tua mana pun bebas milih dan berhak untumenolak atau menerima siapa pun untuk menjadi menantunya. Dia cukup memakluminya saja. Bahwa kekasihnya itu berasal dari keluarga bangsawa dan terpandang, mungkin dari segi ekonomi juga, adalah memang sebuah kenyataan. O

    Last Updated : 2021-08-25
  • JANDA CANTIK SANG CEO AROGAN   PART 12

    Keduanya pun langsung meluncur ke tempat tujuan. Jarak antara Jl. Jend. Sudirman dengan Alun-Alun Selatan agak sedikit jauh. Namun karena kondisi jalan saat itu tidaklah padat, maka tak sampai setengah jam mereka sudah sampai di tempat tujuan. Malam itu suasana kawasan wisata malam itu tidaklah terlalu padat, sehingga areal untuk duduk-duduknya masih sangat luas. Hal pertama yang dilakukan oleh Jasman dan Widya di tempat itu adalah naik odong-odong (mobil gowes yang dihias dengan lampu warna-warni). Widya begitu senang menaiki mobil itu, duduk di jog bagian belakang berdua dengan sang pengawal gantengnya. Ia merasa seperti sepasang pengantin baru. Ia menyandarkan tubuhnya di lengan Jasman. Jasman membiarkannya, dan sekali-kali ia menoleh dan tersenyum kepada Widya. Pada

    Last Updated : 2021-08-26

Latest chapter

  • JANDA CANTIK SANG CEO AROGAN   PART 53

    Agak lama Ningrum terdiam, sebelum berkata, “Menikahlah dengan Mas Jas, Mbak, demi Nak Bima. Saya ikhlas menerima Mbak Wid sebagai madu saya.” Seolah tak percaya, Mbak Widya sesaat melihat kesungguhan di wajah Ningrum, lalu dia mbangkit dan memeluk tubuh Ningrum. “Ya Allah Dik, Mbak tak cukup rasanya kalau hanya membalas keikhlasan hatimu dengan ucapan terima kasih saja. Kau wanita yang sangat baik dan berbudi luhur, pantas kaumendapatkan laki-laki baik dan berbudi luhur juga seperti Dik Jas. Terima kasih tiada terhingga buatmu Dik.” Ningrum pun membalas pelukan erat Mbak Widya. Pelukan yang sudah cukup untuk mewakili jawaban lewat kata-kata. Seperti keinginan bersama, Jasman datang melamar Widya ke kedua orang tuanya di Unga

  • JANDA CANTIK SANG CEO AROGAN   PART 52

    “Hmm. Rumit juga ya, Mas? Tapi menurut Ning, ya jika segala sesuatu dilaksanakan secara baik-baik insha Allah semuanya akan baik-baik saja. Tuhan kan sudah memberi kelebihan bagi kaum pria untuk dapat mencintai wanita lebih dari satu dalam waktu yang bersamaan. Karena itu Allah mempersilakan bagi seorang pria untuk menikahi sampai empat wanita, jika mampu berbuat adil. Jika tidak, ya cukup satu saja. Lalu dengan kasus temannya Mas itu…jika semata-mata demi perkembangan anaknya yang terlanjur jadi itu, ya bagusnya dinikahi. Asal dengan catatan tadi, mampu berbuat adil. Adil dalam berbagi rejeki dan adil dalam berbagi waktu dan kasih sayang.” “Maksud Ning, dia harus menikahi ibu dari anaknya itu tanpa sepengetahuan istrinya?” “Ya harus ijin dulu dong sama istri pertamanya. Jika tidak izin, ber

  • JANDA CANTIK SANG CEO AROGAN   PART 51

    Rencana selanjutnya Jasman akan balik ke Jogja. Akan tetapi baru saja ia akan mengarahkan arah mobilnya menuju Jogja, ponselnya berbunyi. Telepon dari Widya. “Ya, assalamualaikum Mbak. Astagfirullah…Bima sakit apa? Terus dirawat di rumah sakita mana…? Oh, baik, saya akan langsung ke Ungaran. Kebetulan ini saya lagi di Magelang.” Adit langsung mengarahkan mobilnya ke kiri, menuju Ungaran. Tak lupa ia menepon ke Ningrum, bahwa ia akan langsung ke Ungaran, dan kemungkinan akan pulang besok atau lusa. “Ya, baik, yang hati-hati di jalan ya, Mas?” Bima dirawat di sebuah rumah sakit di kota Ungaran. Menurut dokter yang merawatnya, Bima mengalami demam dan muntah-muntah. “Bima hanya mengalami flu perut saja Pak. Besok juga sudah bisa keluar.” J

  • JANDA CANTIK SANG CEO AROGAN   PART 50

    Ningrum memeluk tubuh suaminya dengan penuh rasa sayang. Lalu terakhir Jasman memberikan sebuah kejutan besar kepada Ningrum. Dia membawa istrinya itu dari rumah dengan naik mobil. Sejak dari dari rumah ia menutup mata istrinya dengan sebuah masker mulut. “Ada apa sih, Mas, kok mata Ning ditutup?” protes Ningrum manja. “Nggaklama kok, Sayang. Mas ingin memberikan sebuah kejutan buatmu, Dik,” ucap Jasman seraya mulai menjalankan mobilnya. “Hmm, Ning jadi penasaranbingit, nih!” Tak terlalu jauh dari rumah mereka, Jasman memelankan jalan mobilnya dan berhenti di pinggir jalan di depan halaman sebuah b

  • JANDA CANTIK SANG CEO AROGAN   PART 49

    Dan benar, tak berapa lama kemudian, pemilik ruko sudah datang dan memberi salam. "Maaf ni, Pak, mengganggu kesibukannya?" ucap Zoelva, berbasa-basi, ketika pemilik ruko sudah duduk di sofa. “Kenalkan, nama saya Zoelva.” "Oh, gak apa-apa, Pak Zoelva. Saya Pak Yahya,” sahut pemilik ruko sembari menyalami Zoelva. “Saya ingin melihat melihat dulu tempatnya, Pak Yahya?” "Oh, boleh, Pak " Karena Latifah turut serta, dia pun harus menutup dulu tokonya. Mereka berempat meluncur ke lokasi. Sengaja Zoelva bukakan pintu depan mobil buat Latifah, agar duduk sampingnya.&n

  • JANDA CANTIK SANG CEO AROGAN   PART 48

    Jas duduk di kursi di samping Widya. “Selamat bertemu lagi, Mbak. Dunia ternyata begitu sempit, ya? Atau memang ini rencana Tuhan agak kita bisa bertemu lagi?” ucap Jasman pelan. Anak yang ada dalam pangkuan Widya menoleh dan menatap wajahnya. Jasman menyapanya dengan suara kecil dan melambaikan tangannya. Namun entah mengapa, saat ia bertatapan dengan balita dalam pangkuan Widya itu, ada perasaan aneh yang menjalar dalam nuraninya. Ia merasa sangat menyukai wajah anak itu dan seolah-olah ia telah mengenalnya. “Iya Dik. Mbak juga nggak menyangka kita bisa bertemu lagi,” ucap Widyia seraya melap sisa air matanya lantan menatap wajah Jas. Andaikata sikonnya mendukung, ia ingin memeluk tubuh laki-laki muda di samp

  • JANDA CANTIK SANG CEO AROGAN   PART 47

    Bertempat di sebuah rumah sakit besar di Kota Semarang, Widyanti melahirkan seorang bayinya dalam keadaan sehat. Bayi laki-laki yang berwajah molek dan berhidung mancung. Galih Sugondo begitu berbahagia mendapatkan karunia besar yang selama ini didamba-dambakannya. Seluruh keluarga dan koleganya dikabarinya satu per satu. Tentu ia sama sekali tak mengira bahwa bayi itu bukanlah darah dagingnya. Rasa cintanya yang besar dan tulus terhadap sang istri membuatnya sama sekali tak terbersit sedikit pun untuk memikirkan hal-hal yang aneh seperti itu. Terlebih usia pernikahan mereka dengan kelahiran sang bayi pas di bulan kesembilan pernikahan mereka. Atas kelahiran sang cucu, kedua orang tuanya Galih Sugondo pun demikian berbahagia. Keresahan panjang mereka selama ini akan calon putra mahkota bagi kerajaan bisnisnya, kini telah m

  • JANDA CANTIK SANG CEO AROGAN   PART 46

    Pak Raden Prayogo menatap wajah Jasman sambil manggut-manggut. “Ya biarlah hukum yang menyelesaikannya, Nak Jasman. Tapi apa iya ada orang yang bertindak begitu kejam terhadap Bapak, sementara Bapak tidak pernah merasa memiliki musuh?” “Mas Jas malah berfikir bahwa bengkelnya Romo sengaja dibakar oleh seseorang?” Ningrum yang duduk di samping ramanya ikut bersuara. “Iya,” jawab Jasman. “Sejak awal saya sudah punya feeling begitu, dan ternyata feeling saya itu…benar, Pak.” Sontak Pak Raden Prayogo mengangkat wajahnya, menatap wajah Jasman, kulit dahinya mengerut. “Maksud Nak Jasman?”&nbs

  • JANDA CANTIK SANG CEO AROGAN   PART 45

    Di sebuah apartemen di daerah Jatinegara, Hendri sedang asyik bercengkerama di dunia maya sambil tidur-tiduran di sofa. Tiba-tiba ada pesan di WA-nya masuk. Tetapi nomor baru dan tanpa mencantumkan foto profilnya. “Apa kabar, Bos?” “Baik. Tapi maaf, ini dengan siapa?” balas Hendri. “Biasa Bos, dari Jogja. Kalau ada order lagi, Bos kontak kita lagi ya? Rapi kan Bos, kerjaan kita?” “Order apa ya?” “Ya seperti yang tempo hari itulah Bos.” “Iya. Tapi lo ini siapa?” Hendri Soma masih penasaran. “Nggak usah sebut nama Bos. Ya pokoknya salah satu dari or

DMCA.com Protection Status