Share

Bab 2 Gara-Gara Jamu

Penulis: Iin Romita
last update Terakhir Diperbarui: 2024-05-13 13:41:56

Nyonya Elisa tetap dengan sabarnya menuntun Leona sampai dimeja makan, tepat di hadapannya.

Perasaan Leona campur aduk. Kali ini ia merasa sedang berhadapan dengan patung dengan wajah menyeramkan.

Tampak juga para asisten berdiri sedikit jauh dari meja; memperhatikan Leona.

"Perkenalkan semuanya ... Dia adalah Leona, wanita yang sudah saya ceritakan pada kalian sebelumnya. Jadi harapan saya, kalian dapat memperlakukan wanita ini sama seperti Elisa. Karena ia juga akan menjadi Nyonya Lucas." Penjelasan Elisa tidak mendapatkan perhatian sedikit pun dari Lucas.

"Leona, pria mengenakan kemeja putih di hadapan kamu ini adalah Tuan Lucas, calon suamimu. Ucapkan salam pada calon suamimu!!" titahnya dengan sangat lembut.

Saat Leona menjulurkan tangannya ke arah Lucas, pria itu menampiknya tanpa berkata. Membuat Leona terkejut. Sesuai apa yang dipikirkan, sepertinya hanya Elisa saja yang bersikap baik padanya.

"Mas, apa yang kau lakukan?!"

Lucas gegas berdiri. Merapikan sedikit kemejanya, mendorong kursi ke belakang dengan keras. Bergerak mundur berniat meninggalkan meja makan.

"Wanita seperti seorang pelac*r ini yang akan menjadi madumu?! Apa kau tidak bisa menghargai aku sebagai suamimu, Elisa?!"

"Astaghfirullah. Ucapan Anda menyakiti hati saya, Tuan. Saya wanita baik-baik, tidak seperti yang Anda tuduhkan." Dua netra Leona berkaca-kaca atas penghinaan ini.

"Shitt!!" umpat Lucas.

"Mas cukup!! Aku yang meminta Leona. Kau tidak berhak berbicara kasar padanya—"

"Bibi, tolong ajak Leona ke kamarnya. Siapkan dan penuhi segala kebutuhannya!" titah Elisa, tangannya melempar ujung hijab yang menggangu wajahnya ke belakang pundak.

"Baik Nyonya."

Sementara Elisa mengajak Lucas ke kamar, membicarakan perihal Leona.

"Mas, aku mohon. Menikahlah dengan Leona, sungguh aku mendambakan seorang bayi mungil yang cantik. Turuti keinginanku ini."

Lucas mencebikkan bibirnya. "Kau anggap pernikahan adalah sebuah permainan! Hah!!" sentaknya.

Elisa menundukkan kepala. "Maaf Mas Lucas. Aku hanya ingin kebahagiaan kita sempurna atas kehadiran seorang bayi."

"Cih!! Kita bisa adopsi saja bukan?! Kenapa kau mendatangkan seorang wanita liar ke dalam rumah ini?" cibirnya geram.

"Tapi aku dan keluarga mu menginginkan anak dari darah dagingmu, Mas."

Sudah banyak yang di lakukan keduanya demi mendapatkan keturunan. Namun tidak ada hasil. Elisa dinyatakan mandul.

Elisa mengangkat dagu Lucas, memperhatikan wajahnya dengan seksama. Dua pasang mata itu saling bertemu.

"Please ... Demi aku, menikahlah dengan Leona. Buat dia hamil—"

"Kau adalah wanita yang membuatku kesal. Tidak ada di dunia ini, seorang istri merelakan suaminya di bagi dengan perempuan lain. Tapi kau?!"

Elisa cepat-cepat memeluknya. "Pernikahan kita sudah berjalan tiga tahun lamanya. Orang tua mu selalu menanyakan perihal bayi itu. Aku tidak bisa mengatakan apapun—" jelas Elisa terus memaksa.

Tidak hanya sekali dua kali wanita itu memintanya menikah lagi. Lucas selalu menolaknya. Mengingat kedua orang tuanya sering mencibir Elisa, ia tak tega juga.

"Kulihat Leona bukan wanita baik-baik. Terlihat dari pakaian yang dia pakai saja sudah menunjukkan wajah aslinya. Berbeda denganmu, kau menjaga auratmu, Elisa. Setelah dia melahirkan aku akan menceraikan dia," ucapnya tegas. Ia tidak ingin Elisa membantahnya.

Lucas tahu, jika Elisa menginginkan seorang bayi dari benihnya. Mau tidak mau, ia harus menyetujui usulannya.

"Jika aku jadi menikah dengan Leona, apa kau tidak sakit hati?! Hem?!" Mencoba mengetes jawabannya.

Elisa menggeleng kepala. "Aku tidak akan sakit hati. Karena aku yakin cinta suamiku hanya untuk ku seorang. Aku percaya itu."

Lucas tersenyum, lalu memeluk Elisa erat. "Tetap saja, permintaan ini terasa berat untuk ku jalani, Elisa."

"Demi rumah tangga yang sempurna. Kita harus berkorban bukan?!" Ia mengelus dada bidang Lucas pelan.

....

Malam sebelum hari pernikahan itu ...

Elisa mendatangi kamar Leona, menyerahkan satu lembar kertas putih kosong.

Menatap dengan heran, karena tidak ada ketikan apapun diatas kertas tersebut. "Kertas apa ini, Nyonya?!"

"Suamiku meminta kamu untuk memberikan tanda tanganmu di sini, Leona. Aku sendiri tidak dijelaskan kenapa kertas itu kosong." Elisa memberi sebuah bolpoin padanya.

Sedikit bingung, untuk apa pria itu meminta tanda tangan dirinya?

"Demi pernikahan itu, bukannya harus mengurus banyak surat-surat?! Kemungkinan ini salah satunya, Leona. Jadi percepatlah. Karena masih banyak hal yang harus aku persiapkan, untuk pernikahan kalian." Elisa menjelaskan dengan pelan.

Demi menjaga perasaan wanita yang beberapa hari bersikap baik terhadapnya ini, ia tidak mengulur waktu hanya demi sebuah tanda tangan.

Setelah goresan pena beserta nama lengkapnya menghiasi ujung bawah kertas, diatas sebuah materai ia gegas menyerahkan pada Elisa.

"Nyonya Elisa, di rumah ini hanya kau satuan-satunya wanita yang baik terhadap saya. Terimakasih ya."

"Kamu jangan berlebihan. Oh ya, sebagian hutang ayahmu sudah saya bayar. Sisanya setelah pernikahan kalian berlangsung."

Leona tanpa malu segera memeluk tubuh Elisa erat. "Terimakasih ya Nyonya. Anda sangat baik terhadap keluarga kami."

"Jangan seperti ini, Leona. Kita sama-sama manusia harus saling membantu 'kan?!"

Beberapa hari kemudian pernikahan itu telah resmi disahkan. Tidak banyak yang mengetahui pernikahan antara Lucas dan Leona diadakan, termasuk orang tua Lucas. Di kantor KUA Elisa hanya mendatangkan Ayah Leona sebagai saksi.

Malam harinya ...

Setelah membersihkan tubuhnya, Lucas menjatuhkan tubuhnya di atas ranjang. Elisa yang tadinya rebahan disana segera bangun.

"Loh Mas, kenapa kau tidur di sini!?! Ini adalah malam pertama kamu!" ucap Elisa.

"Lantas?!" Pria itu tidak merespon apa yang menjadi keinginan istrinya.

"Kau harus tidur di kamar Leona."

"Aku tidak mau tidur dengan wanita murahan itu Elisa!!" ucapnya, ia berganti posisi membelakangi tubuh Elisa. "Aku tahu, kenapa kau memilih Leona; yang jelas bukan wanita baik-baik. Kau hanya ingin agar aku tidak tertarik padanya, 'kan?" lanjutnya.

Sementara di kamar Leona...

"Nyonya, ini saya bawakan jamu untuk Anda. Di minum ya, semua ini Nyonya Elisa yang menyuruhnya." Perintah Asisten di jawab anggukan kepala.

"Terimakasih Bibi."

Segera ia meneguknya perlahan. Setelah itu ia membaringkan tubuhnya di atas ranjang.

Seperti yang di duga sebelumnya. Jika Lucas tidak akan mau tidur seranjang dengannya. Nyonya Elisa pasti gagal menyuruhnya untuk tidur di kamar Leona. Pikir Leona.

Melihat penanda waktu yang tergantung di atas dinding telah menunjukkan pukul sebelas malam. Akhirnya terpaksa ia harus tidur sendiri di kamarnya.

Sembari ekor matanya menatap langit-langit kamar yang di hias indah oleh Elisa. Berganti posisi miring, satu tangannya memegang kelopak bunga merah dan putih bertaburan di ranjangnya. Beberapa saat kemudian karena kelelahan ia pun tertidur.

Tubuhnya terasa panas, membuatnya harus terbangun. Melihat jam dinding menunjukkan pukul dua belas malam. Saat akan bangun, terkejut melihat Tuan Lucas berada di sampingnya.

"Sejak kapan Anda di sana!?" tanya Leona pelan. Baru sadar jika ia tidak dapat mengontrol tubuhnya. Bahkan mengeluarkan suara sedikit keras ia tidak mampu.

"Kamu tidak perlu percaya diri!! Tidak akan terjadi apapun malam ini!! Elisa hanya memaksaku tidur di kamarmu. Jika tidak karena suruhannya, aku tidak akan sudi!!" ucapnya kasar.

Ucapan Lucas bahkan tidak berarti apa-apa dalam pendengarannya. Kedua tangannya sibuk melepaskan kancing pakaiannya sendiri. Sampai terbuka semua. Lucas memperhatikannya dengan heran.

"Eh!! Apa yang kau lakukan!!"

Bab terkait

  • Izinkan Aku Mencintai Suamimu    Bab 3 Sakit Teramat Dalam

    Lucas mencoba menghentikan tingkah Leona. Tapi wanita itu seakan tidak dapat mengontrol tubuhnya. "Leona!! Hentikan!! Apa yang akan kau lakukan!!?" "Malam ini adalah malam kita berdua, Tuan. Jadi lakukanlah seperti seharusnya suami istri lakukan!!" "Dasar murahan!" umpatnya mendorong tubuh Leona, berusaha menolak. Yang ada malah Leona makin beringas. Ia membalas dorongan Lucas hingga terjatuh. Ternyata minuman jamu yang di berikan Bibi sudah di campur dengan obat perangsang, hingga Leona tidak dapat mengendalikan dirinya. Leona memberikan sentuhan panas pada Lucas, hingga pria itu tidak akan kuat menahannya. Pria mana yang tahan melihat wanita dalam keadaan seperti ini? Cinta yang seharusnya ia jaga kuat untuk Elisa pun luruh begitu saja malam itu. "Sial!! Apa yang terjadi terhadapmu, Leona?!" Lucas memicingkan sebelah mata. Wanita itu tidak menjawab, ia hanya sibuk dengan gerakan konyolnya. Sementara Lucas mengimbangi. "Kau tidak terlalu mahir, Leona! Tidak seperti aura tu

    Terakhir Diperbarui : 2024-05-13
  • Izinkan Aku Mencintai Suamimu    Bab 4 Yang Baik Hanya Elisa

    Elisa terkejut melihat kondisi Lucas tanpa mengenakan pakaian. Suaminya tidak pernah seperti ini sebelumnya—saat sudah keluar dari kamarnya, terlihat rapi dan bersih.Bukan tentang itu yang saat ini dalam pikirannya. Rasanya pahit, kali ini ia tidak sanggup memperhatikan Lucas, apa lagi membayangkan kegiatan mereka tadi malam."Sayang ... ada apa denganmu? Kau tampak murung dan pendiam sekarang?!" Lucas mencoba ingin menc_ium bibirnya. Namun Elisa menolaknya."Maaf Mas, lebih baik untuk beberapa hari ini kau menjauhiku. Berikan waktu Leona tuk menjadi istri terbaik untukmu—"Lucas tanpa segan menyambar bibir Elisa. Meski berusaha menolak, namun tak dibiarkan oleh Lucas."Cukup, Mas!" Ia mendorong tubuh suaminya."Ada apa denganmu??" Berpikir alasan istrinya bersikap cuek. "Oh, aku tahu pasti kamu cemburu kan? Tadi malam aku tidur di kamar Leona?! Bukankah permainan ini kau sendiri yang buat??" Lucas memegang kedua pipi Elisa agar tetap memperhatikannya bicara."Entahlah ... aku tidak

    Terakhir Diperbarui : 2024-05-13
  • Izinkan Aku Mencintai Suamimu    Bab 5 Leona Hamil

    Dari kejauhan, Elisa berdiri di sudut dinding, menatap mereka dengan menunjukan deretan gigi-giginya yang putih. Ia melihat wajah Leona mendadak sendu. Elisa tahu, ia pasti berpikir akan menjadi seorang ratu di rumah ini. Assisten itu pergi meninggalkan pekerjaan untuk Leona, dan Leona dengan murah hati mengerjakan pekerjaan pembantunya itu. Elisa sangat geli melihat drama yang baru di mulai ini."Kamu harus tahu posisi kamu di rumah ini, Leona." Tanpa sadar, Elisa menangkap pandangan ke arahnya. Buru-buru ia berjalan mendekati Leona. Wajah Elisa yang sebelumnya senang berubah sedih. Ia merampas gagang pel dari tangannya. "Leona! Apa yang kamu lakukan?!" Mencoba untuk iklhas. "Saya hanya membantu pekerjaan mereka, Nyonya. Sini, berikan pada saya, saya akan melanjutkan kembali!"Berupaya agar Leona tetap melihatnya sebagai wanita yang baik, dan memperhatikannya. "Tidak. Kamu disini adalah istri dari Tuan Lucas. Kamu tidak sepantasnya melakukan pekerjaan pembantu.""Jangan berkata

    Terakhir Diperbarui : 2024-05-13
  • Izinkan Aku Mencintai Suamimu    Bab 6 Menghibur Madu Tersayang

    Leona bergeming sejenak, menetralisir tekanan darahnya yang terasa meninggi. Merasa ada yang salah pada pendengarannya.Tidak. Telinganya masih berfungsi dengan baik. Lucas benar-benar mengucapkan kata-kata tersebut.Amarahnya seakan ingin meledak-ledak saat itu juga. Namun kali ini, ia harus menahan diri. Seorang wanita hamil harus menjaga baik-baik kandungannya. Karena apapun bisa terjadi. "Maaf Tuan, sepertinya disini saya adalah korban Anda. Bahkan saat saya menandatangani kertas itu, saya tidak mengetahui isinya.""Mau tidak mau, kau harus menyetujuinya. Kau lihat!!" Lucas menunjuk tanda tangan Leona jelas tergores di sana. "Tidak ada rekayasa. Kau dengan sadar telah menyetujuinya.""Anda adalah pria yang kejam, Tuan!!" umpatnya penuh keberanian."Aku tidak perduli dengan semua ucapanmu Leona. Aku hanya menginginkan bayimu, tidak dirimu!! Dan setelah bayi itu lahir, aku akan menceraikan-mu. Ingatlah itu!!" Pria itu berdiri dengan membusungkan dada. Menatap tajam Leona yang menun

    Terakhir Diperbarui : 2024-05-21
  • Izinkan Aku Mencintai Suamimu    bab 7 Katakan Kau bukan istrinya

    Elisa melirik wajah Lucas yang terlihat akan menunjukkan taringnya. Tak sabar, setelah ini akan ada drama besar yang setiap hari menjadi tontonannya."Elisa!! Aku tidak mau melihat wanita menjijikkan ini merusak mood pagiku, suruh dia pergi!! Sampai kapanpun, tidak akan kubiarkan wanita ini berada dekat denganku!!" bentak Lucas dengan emosi yang meledak-ledak.Gegas Leona bangkit dari kursi, gemetar. Ia berjalan mundur menjauhi kursi besar keluarga mereka. Sembari menunduk ia mengatakan, "Maaf Nyonya Elisa, saya memang tidak pantas duduk di kursi ini. Saya hanya pantas duduk di dapur bersama asisten keluarga Anda.""Mas, apa yang kau katakan? Leona adalah istrimu juga. Kamu tidak sepantasnya memperlakukan dia seperti ini. Leona sedang hamil, kita harus menjaga emosinya—" Penjelasan Elisa di bantah Lucas."Sudah cukup!! Kamu lebih mementingkan wanita hina ini, daripada menurut pada ucapanku, Elisa!!" bentak Lucas. Brak!!Ia yang semula duduk, bangkit dan melempar kursinya ke belakang.

    Terakhir Diperbarui : 2024-05-22
  • Izinkan Aku Mencintai Suamimu    Bab 8 Persekongkolan

    "Masuk!!"Terdengar suara familiar yang setiap hari membentaknya. Kriet ...Pintu terbuka. Manik mata Leona melihat pria berjas tak lain suaminya itu serius dengan pekerjaannya. Setelah Leona perlahan menutup pintu itu, ia mengatakan, "Permisi, Pak! Saya mengantarkan makanan untuk Anda."Mendengar suara wanita yang di bencinya itu terdengar, gegas ia menoleh dengan cepat, wajahnya tidak terlihat senang, dua sudut bibir turun, rasanya tensi darahnya mulai naik."Leona?! Ngapain kamu datang ke sini!!" Berdiri dengan membusungkan dada. Menatap wajah Leona penuh kebencian. Sedikit pun ia tidak berani mengangkat wajahnya menatap Lucas. Memilih menundukkan kepala. Jua menetralisir ketakutannya."M—maaf Tuan. Saya hanya mengantarkan ini." Menunjukkan rantang yang di tentengnya. Ia berjalan maju untuk menyerahkan."Nyonya Elisa yang menyuruh saya, Tuan——"Dengan cepat Lucas merampasnya dari tangan Leona. Tanpa di duga pria itu melemparkan ke dinding hingga menimbulkan suara kegaduhan keras.

    Terakhir Diperbarui : 2024-05-22
  • Izinkan Aku Mencintai Suamimu    Bab 9 Turunkan Wanita itu!

    Annete segera mengambil amplop tebal itu dan memindahkannya ke dalam tas selempangnya.Wajahnya terlihat berseri-seri, karena pekerjaannya telah di bayar mahal oleh wanita mandul itu."Hijab yang aku kenakan, adalah modal utamaku menarik hati suami dan mertuaku.""Kamu lebih buruk dari seorang wanita hina, Elisa!!" Annette melebarkan sudut bibirnya mendengar penjelasan Elisa."Stt!! Pelankan suara mu. Aku tidak ingin ada mata-mata yang akan melaporkan semua pada Mas Lucas. Bisa-bisa, aku dicoret dari daftar kartu keluarga Mas Lucas! Lebih parahnya lagi, aku tidak mendapatkan harta sepeserpun dari pria itu."Elisa memancungkan bibirnya manja, dengan menunduk memainkan ujung pasmina nya. "Haha. Itu lebih bagus lagi." Annete yang gemar meneguk minuman bersoda itu terus meminumnya sampai tetes terakhir."Lebih parahnya kamu. Tante tapi menjerumuskan!!" "Menjerumuskan bagaimana?? Hahaaa ..." gelak tawa antara keduanya membuat cafe yang semula hening itu menjadi gaduh."Stt!! Dasar!! Tema

    Terakhir Diperbarui : 2024-05-23
  • Izinkan Aku Mencintai Suamimu    Bab 10 Dibalik Sifat Elisa

    "Turunkan wanita itu!!" titah Lucas. Wajahnya tampak tidak senang melihat Edo membawanya dalam posisi ini.Dada Leona terasa berdebar-debar. Sudah bisa dipastikan pria itu akan memuntahkan laharnya setelah ini."Kau!! Dasar wanita hina!! Status mu adalah istriku!! Bisa-bisanya kamu—" ucapannya terpotong, melihat Elisa menyeka."Jangan Edo!! Biarkan saja Leona dalam gendongan. Keadaannya tidak baik sekarang!!" Edo masih mempertahankan tubuh Leona dalam tumpuan kedua tangannya. Lagi Elisa melanjutkan. "Biarkan saja Edo membawanya ke kamar. Dia masih lemas. Kau harus lebih perhatikan janin dalam kandungannya. Meski kau tidak perduli terhadap Leona, Mas!!" bantah Elisa."Turunkan dia, atau ..." Manik mata Lucas sudah menunjukkan amarahnya. Edo tidak dapat membantah lagi. Pria yang bekerja menjadi ajudannya ini, dari beberapa bulan lalu tergolong masih muda. Namun Lucas lebih memilihnya, karena pekerjaan di nilai memuaskan olehnya.Edo menurunkan pelan-pelan tubuh Leona, hingga ia dapat

    Terakhir Diperbarui : 2024-05-24

Bab terbaru

  • Izinkan Aku Mencintai Suamimu    Bab 45 Part Terakhir

    Tampak Lucas tersenyum, tanpa ke duanya tahu. 'Leona ... Aku akan segera menikahimu. Kita akan hidup bersama selamanya bersama buah hati kita,' batin Lucas. "Aku minta tinggalkan aku! Kumohon keluarlah, biarkan aku sendiri!!" suruhnya pada mereka berdua."Leona ... Maafkan aku, sungguh bukan ini sebenarnya keinginan ku. Namun, keadaan yang memaksa diriku untuk —""Sudahlah, Mas. Dari pada Tuan Lucas membawamu ke jeruji besi, lebih baik kamu berpisah denganku!"Leona sedih, karena tidak ada dari ke dua pria itu memprioritaskan nya. Sungguh, di dunia ini tidak ada yang benar-benar baik padanya.Sebelum Edo pergi, ia memegang tangan Leona. Sungguh Lucas tak ingin melihat mereka seperti itu. Tapi mungkin ini akan menjadi yang terakhir kali untuk itu. Ia pun membiarkan saja. Terdengar langkah kaki setelah pintu terbuka. Mereka melihat, seorang wanita datang. Ya, dia Leona, menggandeng seorang anak kecil, tak lain buah hati Leona, Vinc. Lucas kesal saja melihat wajah Elisa itu."Untuk apa

  • Izinkan Aku Mencintai Suamimu    Bab 44 Cerai dihari pernikahan

    "Rumah kamu nyaman, Mas. Bersih juga." Manik mata Leona mengedarkan pandangan ke segala sisi ruangan.Tidak ada satupun pakaian tergeletak di kursi atau di gantung. Bug!Terkejut, Edo mendorong tubuh Leona jatuh ke pelukannya. Leona yang belum terlihat siap sedikit menghindari."Kenapa menjauh?" tanya Edo mengernyitkan kening."Tidak apa-apa, Mas." Ia mengangkat sudut bibirnya hambar. Tidak seperti sedang tersenyum. "Boleh kan aku minta sekarang??"Edo menaikkan alisnya ke atas. Meminta jawaban secepatnya. Wajah Leona mendadak panik. Seakan dia lupa jika pria itu suaminya sekarang. "Minta??""Ya? Kamu gak mau ya?" "Ah. T—tidak. Bukan gitu, Mas." Leona tidak siap jika pria itu meminta sekarang. 'Aduh, bagaimana ini? Aku tidak siap. Apa kau menolaknya saja?'"Mau aku buatkan kopi dulu, Mas?" Berniat mengalihkan pembahasan.Edo menggeleng. Dengan cepat ia merangkul dari belakang. Membuat Leona menarik dan menghembuskan napas berulang kali karena gugup."Bagaimana, Mas?" tanya Leona k

  • Izinkan Aku Mencintai Suamimu    Bab 43 Resmi Menjadikan Istri Edo

    Leona menggeleng pelan. "Tidak, Bu. Selama ini Leona bekerja sebagai baby sitter anak ku sendiri.""Maafkan segala kesalahan Ayahmu ya Leona," ucap Nina.Leona mendongak melihat wajah sang ibu. "Ibu tidak perlu merasa bersalah begitu atas kesalahan Ayah. Ini semua sudah takdirku, Bu. Leona menerima dengan ikhlas."Wanita yang sudah tidak muda lagi itu mengelus kening Leona. Ia mengatakan untuk bersabar. "Nak, setelah pernikahan kamu dengan Edo, ibu yakin kau akan menemukan kebahagiaanmu.""Amiin ... Terima kasih doanya, Bu."***Hari yang ditunggu telah tiba, tidak digelar secara besar-besaran. Acaranya berlangsungnya pun sama persis dengan acara pernikahannya dengan Lucas. Di kantor KUA saja.Sungguh ia tidak merasa takut atau hal lain yang dipikirkan. Ia merasa tenang. Didampingi Ibu Nina dan Ben. Meskipun Ben tidak setuju jika Leona menikah dengan Edo. Tidak ada percakapan antara Ibu Nina dan Ben, hati Nina sudah sakit melihat pria itu muncul di depan matanya. Pria berpeci putih,

  • Izinkan Aku Mencintai Suamimu    Bab 42 Edo Melamar Leona

    Leona menunjuk rumah kecil di balik sumur. "Parkir aja motor Tuan di sini," ujarnya.Menurunkan koper dan menariknya menuju pintu yang terlihat usang dan tertutup.Ia menatap Lucas sejenak. Lalu memutuskan untuk mengetuk pintu tersebut.Setelah ketukan ke tiga kalinya. Terlihat handle pintu terbuka. Leona menunggunya dengan hati berdebar. Berharap besar jika orang yang membuka pintu tersebut adalah ibunya. Sungguh selama ini ia membuang waktu dengan mempercayai ucapan sang ayah, jika ibunya telah berkhianat. Bahkan sebenarnya, ayahnya-lah yang membohonginya. Setelah pintu terbuka, barulah mereka dapat melihat wanita ringkih dengan hijab lusuh berwarna hijau. Secepat itu bulir air membanjiri kelopak mata Leona.Terlihat bibir itu bergetar hebat. Seakan ingin mengeluarkan suara namun tercekat di tenggorokan. "Leona?"Leona tidak mampu menggerakkan bibirnya. Hanya tangannya yang lembut lekas merentang dan memeluk tubuhnya. "Ibu ...""Leona anakku. Kau kah ini, Nak?""Iya Bu. Ini Leona

  • Izinkan Aku Mencintai Suamimu    Bab 41 Leona Harus Kembali Padaku

    "Mas! Mas!! Aku bisa jelaskan padamu. Tolong dengarkan aku..." pinta Elisa. Ia memohon dengan menciumi tangannya. Namun Lucas sudah terlanjur murka.Sekali dia memberi kepercayaan pada orang lain, dan orang itu membuat noda hitam di dalamnya. Lucas tidak akan memaafkannya. Sudah beberapa kali Elisa membuat kesalahan, Lucas memberikannya kesempatan. Untuk satu ini, ia tidak akan mempercayainya."Kumohon percayalah, aku akan jelaskan semuanya." Elisa menggenggam erat lengannya meminta Lucas percaya padanya.Namun pria itu sudah menunjukkan taringnya. Hingga Elisa terduduk dan bersimpuh, Lucas tidak menghiraukannya. Saat Elisa memegang erat kakinya yang akan pergi, pria itu menendangnya hingga wanita itu menangis."Mas ... Kau mau ke mana?" Teriakan itu tidak di gubrisnya. Ia pergi saja dengan membawa kemurkaannya.Menunggangi kuda bermesin ya. Dengan cepat melesat dengan kecepatan tinggi. Tangannya menggenggam erat. Ia hantamkan pada dasboard mobilnya, Dengan seruan kata-kata kemurkaan

  • Izinkan Aku Mencintai Suamimu    Bab 40 Obat Tidur??

    "Breng sek kalian!!?" ucapan kotor itu keluar juga dari mulut Leona. Masalahnya sangat berat, di tambah lagi ini."L—Leona??! Kapan kamu datang, Nak? Kenapa kamu gak bilang-bilang dulu mau ke sini?!" tanya Ben dengan terbata-bata, di sertai suara yang bergetar.Terlihat jelas sekali jika pria itu ketakutan. Ia yakin jika putrinya telah mendengar semua pembicaraannya dengan Annette. Apa lagi wajahnya Leona tidak seperti biasanya. Ben harus berhati-hati.Leona masa bodoh sekarang dengan pria itu. Sudah merasa pantas saja dia masuk penjara. Kenapa Lucas harus susah-susah mengeluarkan dari jeruji besi? Jika memang ayahnya bersalah. Ben berjalan menghampiri Leona yang menunjukkan kemarahan. Berusaha memegangi tangannya, namun Leona membuangnya begitu saja. Menolaknya kasar. Membuat hati Ben tersayat."Lepas!! Aku tak sudi melihat kalian!! Kalian berdua kejam!! Kalian yang menyebabkan ibu pergi!!" ucap Leona dengan air mata menggenang."Ayah akan jelaskan, Leona!!" pinta Ben dengan wajah

  • Izinkan Aku Mencintai Suamimu    Bab 39 Diusir

    Tangis Leona pecah. Ia merebahkan tubuhnya, menarik selimut lebih tinggi sampai menutup kepala. Menumpahkan segala jeritan dalam hatinya. Sementara Edo membiarkan saja, turun dari ran jang dan mengenakan pakaiannya kembali.***Saat itu, Leona harus menemui Lucas. Ya harus menjelaskan; jika semua yang dikatakan oleh Edo adalah bohong. Langkah kakinya berat mencari Lucas di segala penjuru rumah. Ia tidak melihatnya di manapun. Sampai langkah kaki Leona, terhenti di ambang pintu belakang yang terhubung dengan taman di belakang kediamannya. Pria itu duduk membelakanginya di atas tanaman rumput yang sengaja di tanam tukang kebun. Dengan wajah yang disembunyikan di antara dua lutut nya. "Apa yang dilakukan Tuan Lucas di sana?" tanya Leona seorang diri. Tanpa menunggu lama Leona berjalan menghampirinya. Entah salah atau benar dengan lancangnya Leona menemui suami orang di tempat itu. "Tuan," sapanya. Pria itu seketika mengangkat kepalanya mendongak melihat Leona berdiri di sebelahnya

  • Izinkan Aku Mencintai Suamimu    Bab 38 Ada Apa Dengan Makanan Itu?

    Leona masuk ke dapur, di sana sudah tersedia beberapa hidangan di atas nampan. "Selamat siang, Leona?""Nyonya? Anda belum makan siang?" "Sudah. Ini makanan untuk kamu dan Edo. Kamu tidak perlu repot masak. Kasian Edo menunggu lama nantinya. "Leona berpikir, tumben wanita itu baik pada Leona. Semenjak beberapa bulan lamanya Elisa menunjukkan taringnya, saat ini ia terlihat berbeda. Mungkin ia sudah berubah, tidak ingin memiliki pikiran negatif Leona menerima saja nampan bundar dari dua tangannya."Terima kasih Nyonya," ucapnya. "Sama-sama, lagian itu juga sisa makanan tadi kok. Tidak perlu berterima kasih." Elisa menarik satu sudut bibirnya lalu keluar.Leona tidak peduli lagi, asal cepat menghidangkan makanan ini untuk Edo. Gegas ia berjalan menuju meja makan. Terlihat ia sabar menunggu, buktinya ia tidak pergi dari kursi itu. Beberapa saat lalu, Lucas mengizinkan mereka duduk di meja yang sama. Jika Lucas dan Elisa selesai, mereka boleh memakainya."Silahkan Tuan."Manik mata pem

  • Izinkan Aku Mencintai Suamimu    Bab 37 Kejutan Dari Elisa

    Hari ini Leona mencoba bicara pada Lucas kembali.Selama di kediaman Lucas, ia tidak di beri izin keluar dari kediamannya. Rasanya ingin menemui ayahnya. Waktu sudah berjalan 2 tahun dan dia belum juga bertemu dengannya.Hari ini Leona mencoba bicara pada Lucas kembali.Terlihat pria itu bersantai di teras dengan meneguk cairan hitam dari sebuah cangkir berbahan dasar porselen.Perlahan ia berjalan mendekati Lucas. Ia menyadari kehadiran Leona. "Tuan, hari ini saya izin bertemu dengan ayah saya."Pria itu menoleh, "Baiklah, aku akan suruh Edo mengantarmu.""Tidak perlu, Tuan. Saya bisa ke sana seorang diri.""Sudahlah, menurut saja!" kata Lucas. Ia pasti terkejut, karena rumah miliknya dahulu telah terjual. Edo akan mengantar Leona ke rumah Beni yang baru, meskipun tidak terlalu besar. Namun Beni sangat berterima kasih padanya. Sudah lebih dari cukup segala bantuan yang di berikan keluarga Lucas."Baiklah. Bersiaplah!!"Hari itu juga Edo mengantarnya. Selama di perjalanan Edo mengaja

DMCA.com Protection Status