Begitu mendarat di tanah, Viona langsung melemparkan Pedang Vermilion ke Dirga. Dia berlari menghampiri Quinza dan Gesa untuk menghibur diri.Lina, Milena dan Melina tertawa terbahak-bahak, mereka hampir meneteskan air mata.Mereka sudah menduga akan seperti ini, semuanya langsung memeluk Viona dan menghiburnya."Sudah, sudah, Viona. Jangan marah, sudah kubilang kamu nggak akan bisa mengalahkan kakak iparmu.""Di antara kita, mungkin hanya Kak Zira yang sanggup menangkis salah satu serangannya. Dengan tingkat kultivasimu saat ini, mana mungkin kamu sanggup melawannya?"Setelah dihibur, Viona malah makin marah!"Aku tahu, tapi apa Kak Dirga nggak bisa mengalah?""Sama sekali nggak tahu cara menyenangkan wanita, entah apa yang disukai Kak Zira darinya.""Sebenarnya apa yang kalian sukai darinya? Sudah nggak romantis, lugu lagi.""Hmph hmph, tunggu saja. Suatu hari nanti aku akan menjadi pendekar tiara tara.""Saat itu tiba, aku akan memukulimu sampai ibumu nggak mengenalimu."Setelah ber
Perkataan buyut ketiga Sekte Zakra semua orang termenung. Ekspresi mereka berubah muram.Sebenarnya, sejak awal mereka sudah menghabiskan banyak tenaga dan sumber daya untuk menyelidiki kondisi Dirga, termasuk Zira dan kekasih Dirga yang lainnya.Meskipun hasil yang diperoleh tidak terlalu berharga, mereka cukup memahami orang-orang di balik Dirga!Terutama Rafan dan Krisna, Dua Penatua Gelap Terang yang sudah lama terkenal di dunia luar.Namun, pemahaman mereka terbatas. Jadi, mereka sangat meremehkan Dirga, Zira dan yang lainnya.Kalau buyut ketiga Sekte Zakra tidak mengungkit hal ini, mereka sudah melupakan Dua Penatua Gelap Terang.Melihat semuanya terdiam, buyut keenam Sekte Zakra pun berkata, "Sejak awal kita sudah nggak berhak meremehkan Dirga dan kekasihnya, terutama Dirga.""Pengakuan Pedang Asura dan Pagoda Asura terhadapnya cukup untuk membuktikan kemampuannya. Kalian nggak hidup di masa Dua Penatua Gelap Terang, berbeda dengan kita.""Begitu pula dengan buyut keluarga kalia
Kuat sekali!Saat ini, Dirga merasakan aura menakutkan yang dipancarkan oleh kedua monster tua di hadapannya. Meskipun sejak awal dia sudah tahu bahwa kedua orang di hadapannya ini sangat kuat, dia tetap agak kaget ketika merasakan secara langsung. Dia tidak berani gegabah dan langsung mengeluarkan Pedang Asura.Saat Pedang Asura dikeluarkan, keheningan melanda, seolah-olah semua makhluk di dunia ini sedang memuja Pedang Asura.Bahkan udara pun berhenti berfluktuasi.Melihat Pedang Asura, ekspresi buyut ketiga dan buyut keenam Sekte Zakra menjadi sangat rumit. Selain kaget, mereka juga merasa takut dan ngeri."Serang!"Dirga menggenggam Pedang Asura sambil melompat ke udara. Di tengah langit, Pedang Asura meraung pelan.Energi pedang yang menakutkan terpancar.Kedua buyut itu serempak melancarkan serangan. Begitu mereka menyerang, Lina dan yang lainnya merasa langit seolah-olah akan runtuh.Bukan hanya udara yang berfluktuasi, tetapi langit pun ikut berfluktuasi.Di tengah suasana yang
Sebuah pikiran melintas di benak Julian.Gawat!Sekarang hanya tersisa satu buyut di Sekte Zakra, yaitu Karso yang merupakan buyut ketiga dan Sekte Zakra sudah kehilangan Alden.Apa Sekte Zakra masih memiliki masa depan?Dia pupus harapan.Saat ini, belasan sosok turun dari langit. Orang-orang ini adalah para buyut dari berbagai sekte dan pihak berkuasa.Para buyut ini pernah berperang dengan orang itu, sebagian luka mereka masih belum pulih.Namun, ketika merasakan kematian buyut keenam Sekte Zakra, mereka mengira orang itu datang.Sesampai di sini, mereka baru tahu bahwa Dirga membunuh buyut keenam Sekte Zakra dengan satu tebasan.Seketika, semuanya tidak berani memercayai kenyataan ini."Bagaimana mungkin?""Sebenarnya setinggi apa tingkat kultivasi Dirga? Sudah melampaui Jatara?""Sekalipun dia memiliki Pedang Asura, dia nggak mungkin bisa membunuh Guntur dengan satu tebasan, 'kan?""Karso, sebenarnya apa yang terjadi?"Semua orang menatap buyut ketiga Sekte Zakra. Karso mengabaika
Lina lanjut berkata, "Kita nggak boleh membiarkan mereka menemukan Dirga. Viona, ambillah salah satu cincin ini, tanpa perlu kujelaskan pun, kamu sudah tahu isinya, 'kan?"Tanpa basa-basi, Viona langsung mengambil salah satu cincin itu sambil menjawab, "Aku tahu, jangan khawatir. Aku nggak akan asal menggunakannya. Energi pedang di dalamnya hanya boleh digunakan di saat-saat kritis.""Kak Lina, kamu yang paling senior di antara kita semua, kamu harus beraksi sendiri. Kak Milena, Kak Melina, ayo pergi."Viona tidak mengulur waktu, dia langsung pergi bersama Milena dan Melina.Lina menatap ke arah mereka pergi sambil berkata dengan tenang, "Jangan menganggap remeh, utamakan keselamatan kalian, jangan sampai dibunuh oleh mereka."Beberapa detik kemudian, Viona pun memahami maksud Lina."Kamu juga, kalau kamu dibunuh oleh mereka, aku akan menggali kuburanmu.""Dasar gadis nakal, makin nggak sopan saja," jawab Lina sambil menatap ke arah Viona dan yang lainnya pergi. Tak lama kemudian, seny
Dalam waktu beberapa detik, Lina memikirkan banyak cara, tetapi tidak ada yang bisa diandalkan.Tepat pada saat ini, jarak Karso dengannya kurang dari seratus meter. Kalau terus dibiarkan, mereka pasti akan menemukannya.'Sialan.'Lina mengumpat dalam hati dan langsung melancarkan serangan."Pfft!"Dia mengayunkan tombak di tangannya. Energi sejati berwarna kuning keemasan berubah menjadi energi tombak dan langsung mengaparkan Karso beserta para buyut lainnya.Tepat pada saat dia melancarkan serangan, sekujur tubuhnya menerjang ke langit malam!Karso dan yang lainnya mengerahkan seluruh tenaga untuk melenyapkan energi tombak Lina. Pada saat yang sama, mereka menerjang ke arah perginya Lina."Bum!"Beberapa orang itu serempak melancarkan serangan. Energi sejati yang menakutkan seperti angin badai yang mengguncang tanah. Dalam sekejap, semuanya rata!"Aku mendeteksi auranya."Salah satu di antara mereka berteriak kegirangan, lalu mengulurkan tangan untuk meresap kadar air di udara. Dalam
Orang itu berasal dari dunia yang seni bela dirinya lebih maju dari Dunia Suci.Orang itulah yang menaklukkan semua sekte di dunia luar. Sebelum pergi, orang itu juga memberikan sebuah misi kepada Sekte Taranda, yaitu membantu dunia luar membunuh Dirga kalau diperlukan. Kemudian, merampas Pedang Asura, Pagoda Asura dan telur Phoenix Abadi Pelangi.Sejak saat itu, Sekte Taranda terus mengawasi keadaan dunia luar.Sekarang mereka sudah menerima kabar terbaru mengenai dunia luar. Situasi ini sangat tidak menguntungkan sekte dunia luar, termasuk Sekte Taranda.Tentu saja ini bukanlah hal yang paling dikhawatirkan oleh Sekte Taranda. Hal yang paling dikhawatirkan oleh mereka adalah kehilangan kontak dengan wakil ketua sekte mereka, Jhony.Saat ini, di sebuah aula Sekte Taranda. Ketua sekte, Draco memimpin para petinggi Sekte Taranda untuk mengamati lampu kehidupan wakil ketua sekte, Jhony.Meskipun lampu kehidupannya masih menyala, jiwanya sangat lemah dan redup.Artinya sekarang dia terjeb
Viona terus mengoceh. "Kak Dirga akan jadi hantu yang punya banyak kekasih, dia pasti sangat senang.""Huhu ... Kak Zira, kami sudah mau mati.""Kamu harus hidup dengan baik, pergilah ke alam baka untuk menghidupkan kembali Kak Dirga.""Jangan menyalahkanku.""Ayo ayo, para kakak-kakak, mari berpegangan tangan dan mati bersama."Viona tampak seperti orang yang memiliki gangguan jiwa. Sesaat setelah menangis, dia akan tertawa dan sebaliknya, tetapi tidak ada yang menanggapinya.Tak lama kemudian, dia merasa dirinya sudah tidak sanggup bertahan. Dia sepenuhnya menguasai tubuh Dirga dan membenamkan kepalanya ke pelukan Dirga.