Kalau begitu, apakah buyut mereka juga sama?"Senior, apakah luka kalian benar-benar sudah sembuh total? Kultivasi dan daya tempur kalian juga sudah kembali optimal?""Ya, kalau kalian nggak percaya, kalian boleh pulang dan tanya buyut kalian masing-masing sekarang.""Kalian sangat nggak percaya diri dengan kekayaan organisasi-organisasi di dunia luar?""Sudah, kalian semua pulanglah.""Sekarang krisis di dunia luar masih belum selesai, aku nggak mau di saat seperti ini ada konflik di antara organisasi!""Pulanglah kalian semua."Tak lama kemudian, Julian dan yang lain pulang ke rumah masing-masing. Theron langsung menceritakan semua yang terjadi akhir-akhir ini kepada dua buyutnya.Terutama tentang pemburuan Dirga tadi.Setelah mendengar semuanya, dua buyut itu langsung marah-marah."Kalian anak muda memang nggak berguna, kalian pantas mati.""Sebenarnya apa isi otak kalian? Si Dirga itu punya Pedang Asura, apa artinya itu memangnya kalian nggak tahu?""Siapa yang memberi kalian nyali
Begitu mereka pergi, Zira dan yang lain mulai beraksi. Dengan adanya Arlan, mereka tidak perlu mengkhawatirkan keselamatan Shofia, Tika dan Ayman."Kak Zira, utang kita kepada Paman, Bibi dan Kakek benar-benar sangat banyak.""Kali ini, setelah kita bunuh segerombolan bajingan itu, kita harus menemani mereka di sini!""Benar, di sini baru rumah kita. Keluarga kita semua ada di sini. Kali ini, apa pun yang terjadi, kita harus tinggal lebih lama di sini.""Kita harus menemani Paman, Bibi dan Kakek.""Haih .... Aku juga inginnya begitu, sayangnya semua ini nggak bisa sesuai dengan harapan kita.""Tadi aku sudah membuka segel di cincin dan merasa energi Dirga sangat lemah.""Mungkin terjadi sesuatu padanya."Zira berkata sambil menangis tersedu-sedu. Begitu mendengar ini, Vania dan yang lain merasa hati mereka seakan-akan diremas."Kak Zira, kamu yakin?""Kenapa bisa begitu? Dirga dan yang lain sekarang pasti sudah tiba di dunia luar.""Siapa yang melukainya?"Vania, Naomi, Kristin dan Nin
Setelah mencari satu putaran, semuanya kembali ke sisi Alden dan Agnes. Namun, mereka tidak menemukan apa pun, bahkan bayangan pun tak terlihat.Mereka juga tidak merasakan adanya aura pendekar yang kuat di tengah udara. Selain mereka, tidak ada makhluk lain yang hidup di tempat ini.Saat ini, Alden dan Agnes mengerutkan kening, keduanya berpikiran bahwa telah terjadi pertempuran sengit di sini.Selain itu, pasti ada pendekar dengan tingkat kultivasi Deus yang baru meninggalkan tempat ini.Jadi, mereka yakin orang yang mereka cari sempat muncul di sini atau bahkan sedang mengawasi mereka di tengah kegelapan."Karena dia nggak mau keluar untuk menemui kita, kita juga nggak perlu mencarinya lagi.""Ayo temui Zira dan yang lainnya. Setelah membunuh mereka dan mengambil kembali Pagoda Asura serta telur Phoenix Abadi Pelangi, aku yakin orang itu akan muncul untuk menemui kita."Agnes memandang Alden dengan penuh kasih sambil bertanya, "Kak Alden, bagaimana menurutmu?" Setelah berpikir untuk
Kalau mereka tidak segera membunuh Zira dan keempat wanita lainnya, mereka yang akan dibunuh. Inilah hasil yang tidak dihindari oleh mereka.Situasi saat ini sangat tidak menguntungkan mereka. Mereka harus segera memikirkan cara untuk mengakhiri pertarungan dan membunuh musuh secepatnya.Kalau terus dibiarkan seperti ini, nyawa mereka makin terancam.Saat ini, Alden, Agnes dan orang-orang yang masih hidup di belakangnya memancarkan niat membunuh yang mengerikan!Tujuan awal mereka sangat jelas, yaitu membunuh Zira dan yang lainnya, merampas Pagoda Asura daan telur Phoenix Abadi Pelangi.Hanya saja, mereka tidak menyangka bahwa kemampuan tempur Zira dan yang lainnya akan begitu mengerikan.Awalnya jumlah mereka mencapai ratusan orang, tetapi sekarang hanya tersisa 20-an orang yang masih sanggup bertarung.Meskipun Zira dan yang lainnya terluka, aura yang terpancar dari tubuh mereka masih sangat kuat.Tidak mudah untuk membunuh mereka di sini.Kini, kedua belah pihak tidak memiliki jalan
Saat ini, wajah Zira memucat dan gelembung darah terus bermunculan dari mulutnya.Bagaimanapun, tingkat kultivasi Agnes dan Alden setara dengannya. Bahkan dia sendiri pun tidak menyangka bahwa dirinya dapat melukai mereka.Meskipun Zira dan yang lainnya terluka parah, mereka cukup unggul.Karena Vania dan yang lainnya sudah membunuh semua pasukan Alden.Sekarang, hanya tersisa dua orang lawan, yaitu Alden dan Agnes. Keduanya terluka parah, bisa dibilang nyaris sekarat.Kini saatnya mereka menyerang secara berkelompok."Aku baik-baik saja, nggak usah khawatir. Cepat bunuh mereka.""Susun formasi!"Zira mengambil segenggam pil obat dan memasukkannya ke dalam mulut, lalu bangkit untuk menyusun formasi.Vania dan yang lainnya berlinang air mata. Mereka semua terluka, tetapi tidak separah Zira.Saat ini, kekuatan tempur Zira kurang dari 30%, semuanya bergantung pada kemauannya.Vania dan yang lainnya tidak berani mengabaikan perintahnya, mereka segera membentuk formasi. Dalam sekejap, Alden
Dua detik kemudian, pria bertopeng perunggu itu tiba di hadapan Zira dan yang lainnya."Kalian adalah anak muda paling berbakat yang pernah kutemui. Baik dari segi niat tempur, kekuatan tempur maupun ketangguhan, kalian sangat menakutkan.""Sekalipun ditempatkan di dunia luar atau dunia yang seni bela dirinya jauh lebih berkembang, kalian adalah genius di antara para genius.""Sayangnya hari ini kalian harus mati di sini.""Kalian mau menyerahkan telur Phoenix Abadi Pelangi dan Pagoda Asura atau aku yang mengambilnya sendiri?"Pria bertopeng perunggu itu berbicara dengan tenang. Tepat ketika dia merasa dirinya sudah menang telak, lima energi pedang tiba-tiba meledak dari tanah dan bersatu. Seberkas energi pedang menghantamnya.Kejadian ini sangat mendadak, tidak ada yang sempat bereaksi. Tubuhnya terhempas ke belakang.Namun, peristiwa ini hanya melayangkannya dan sama sekali tidak melukainya, tetapi cukup mengejutkan!"Aku nggak menyangka ada energi pedang yang begitu menakutkan di du
Zira dan yang lainnya tidak menyangka kekuatan Pagoda Asura akan begitu menakutkan dan membuat pria bertopeng perunggu itu kewalahan.Dia bahkan tidak memiliki kesempatan untuk membalas serangan Pagoda Asura.Zira dan yang lainnya tidak mengetahui dari mana datangnya keberanian Alden dan Agnes. Bisa-bisanya menyuruh mereka menyerahkan Pagoda Asura.Pria bertopeng perunggu itu terjatuh ke tanah, topeng perunggu di wajahnya pun hancur.Zira dan yang lainnya dapat melihat wajah aslinya dengan jelas. Wajahnya sangat tampan, tidak terlihat seperti pria berusia 50-an tahun.Namun, Zira dan yang lainnya tidak tahu bahwa sesungguhnya pria itu sudah berusia lebih dari 200 tahun. Alden dan Agnes sudah tiba di hadapan pria itu.Meskipun dua serangan Pagoda Asura membuat pria itu terluka parah, dia masih sanggup bertempur.Selain itu, juga membuatnya makin bersemangat."Hahaha, nggak kusangka akan terjadi hal seperti ini. Aku Jhony Goreo bertekad untuk mendapatkan Pagoda Asura.""Kalian berlima ng
Zira tidak terburu-buru untuk menginterogasi Jhony. Selanjutnya, tugasnya adalah menemani kakeknya dan orang tua Dirga.Dia, Vania dan yang lainnya merasa sangat bersalah, sekarang akhirnya satu masalah teratasi.Dia ingin memanfaatkan kesempatan ini untuk menemani kakeknya dan orang tua Dirga!"Rasanya sangat senang bisa selamat dari bencana. Kak Zira, sekarang kultivasimu sudah mendekati Jatara. Pertarungan sebelumnya banyak membantu pertumbuhan kita."Dalam perjalanan pulang, semuanya sangat gembira. Setelah memulihkan luka, kultivasi Zira dan yang lainnya meningkat pesat.Terutama Zira, sekarang dia sudah hampir menapaki alam Jatara. Selain itu, niat gandanya juga mulai bergerak ke alam baru.Bisa dibilang dalam pertarungan sebelumnya, dialah yang paling diuntungkan. Selain dia, kultivasi Vania dan yang lainnya pun meningkat drastis, mereka juga mendapatkan banyak pencapaian.Sekarang Vania juga dalam perjalanan menuju alam Jatara, tetapi dari segi kekuatan, dia masih sedikit lebih