Dua detik kemudian, pria bertopeng perunggu itu tiba di hadapan Zira dan yang lainnya."Kalian adalah anak muda paling berbakat yang pernah kutemui. Baik dari segi niat tempur, kekuatan tempur maupun ketangguhan, kalian sangat menakutkan.""Sekalipun ditempatkan di dunia luar atau dunia yang seni bela dirinya jauh lebih berkembang, kalian adalah genius di antara para genius.""Sayangnya hari ini kalian harus mati di sini.""Kalian mau menyerahkan telur Phoenix Abadi Pelangi dan Pagoda Asura atau aku yang mengambilnya sendiri?"Pria bertopeng perunggu itu berbicara dengan tenang. Tepat ketika dia merasa dirinya sudah menang telak, lima energi pedang tiba-tiba meledak dari tanah dan bersatu. Seberkas energi pedang menghantamnya.Kejadian ini sangat mendadak, tidak ada yang sempat bereaksi. Tubuhnya terhempas ke belakang.Namun, peristiwa ini hanya melayangkannya dan sama sekali tidak melukainya, tetapi cukup mengejutkan!"Aku nggak menyangka ada energi pedang yang begitu menakutkan di du
Zira dan yang lainnya tidak menyangka kekuatan Pagoda Asura akan begitu menakutkan dan membuat pria bertopeng perunggu itu kewalahan.Dia bahkan tidak memiliki kesempatan untuk membalas serangan Pagoda Asura.Zira dan yang lainnya tidak mengetahui dari mana datangnya keberanian Alden dan Agnes. Bisa-bisanya menyuruh mereka menyerahkan Pagoda Asura.Pria bertopeng perunggu itu terjatuh ke tanah, topeng perunggu di wajahnya pun hancur.Zira dan yang lainnya dapat melihat wajah aslinya dengan jelas. Wajahnya sangat tampan, tidak terlihat seperti pria berusia 50-an tahun.Namun, Zira dan yang lainnya tidak tahu bahwa sesungguhnya pria itu sudah berusia lebih dari 200 tahun. Alden dan Agnes sudah tiba di hadapan pria itu.Meskipun dua serangan Pagoda Asura membuat pria itu terluka parah, dia masih sanggup bertempur.Selain itu, juga membuatnya makin bersemangat."Hahaha, nggak kusangka akan terjadi hal seperti ini. Aku Jhony Goreo bertekad untuk mendapatkan Pagoda Asura.""Kalian berlima ng
Zira tidak terburu-buru untuk menginterogasi Jhony. Selanjutnya, tugasnya adalah menemani kakeknya dan orang tua Dirga.Dia, Vania dan yang lainnya merasa sangat bersalah, sekarang akhirnya satu masalah teratasi.Dia ingin memanfaatkan kesempatan ini untuk menemani kakeknya dan orang tua Dirga!"Rasanya sangat senang bisa selamat dari bencana. Kak Zira, sekarang kultivasimu sudah mendekati Jatara. Pertarungan sebelumnya banyak membantu pertumbuhan kita."Dalam perjalanan pulang, semuanya sangat gembira. Setelah memulihkan luka, kultivasi Zira dan yang lainnya meningkat pesat.Terutama Zira, sekarang dia sudah hampir menapaki alam Jatara. Selain itu, niat gandanya juga mulai bergerak ke alam baru.Bisa dibilang dalam pertarungan sebelumnya, dialah yang paling diuntungkan. Selain dia, kultivasi Vania dan yang lainnya pun meningkat drastis, mereka juga mendapatkan banyak pencapaian.Sekarang Vania juga dalam perjalanan menuju alam Jatara, tetapi dari segi kekuatan, dia masih sedikit lebih
Dirga menjelaskan dengan sabar. "Viona, masalah Sisian nggak sesederhana yang kalian pikirkan. Jiwa di dalam tubuhnya sangat rumit dan melibatkan banyak hal.""Kita nggak boleh ikut campur dalam sebagian hal dan dia harus mengandalkan dirinya sendiri. Jadi kamu nggak usah khawatir. Kalau kamu ingin membantu, berlatihlah baik-baik dan tingkatkan kultivasimu.""Dengan membuat dirimu menjadi lebih kuat, kamu baru bisa membantunya!""Oke, oke, aku sudah mengerti Kak Dirga, aku akan giat berlatih.""Aku ingin membantu Sisian. Kak Dirga, aku nggak akan mengecewakanmu."Di antara semua orang, Viona yang paling dekat dan kompak dengan Sisian. Selama beberapa waktu ini, dia terus mengkhawatirkan Dirga dan kakaknya, suasana hatinya sangat kacau.Tentu saja, dia tidak bisa berlatih dalam keadaan seperti itu. Sekalipun dia memaksakan diri untuk berlatih, hasilnya mungkin akan merugikannya.Sekarang Dirga dan kakaknya sudah baik-baik saja, dia otomatis mengkhawatirkan Sisian.Demi membantu Sisian d
Begitu mendarat di tanah, Viona langsung melemparkan Pedang Vermilion ke Dirga. Dia berlari menghampiri Quinza dan Gesa untuk menghibur diri.Lina, Milena dan Melina tertawa terbahak-bahak, mereka hampir meneteskan air mata.Mereka sudah menduga akan seperti ini, semuanya langsung memeluk Viona dan menghiburnya."Sudah, sudah, Viona. Jangan marah, sudah kubilang kamu nggak akan bisa mengalahkan kakak iparmu.""Di antara kita, mungkin hanya Kak Zira yang sanggup menangkis salah satu serangannya. Dengan tingkat kultivasimu saat ini, mana mungkin kamu sanggup melawannya?"Setelah dihibur, Viona malah makin marah!"Aku tahu, tapi apa Kak Dirga nggak bisa mengalah?""Sama sekali nggak tahu cara menyenangkan wanita, entah apa yang disukai Kak Zira darinya.""Sebenarnya apa yang kalian sukai darinya? Sudah nggak romantis, lugu lagi.""Hmph hmph, tunggu saja. Suatu hari nanti aku akan menjadi pendekar tiara tara.""Saat itu tiba, aku akan memukulimu sampai ibumu nggak mengenalimu."Setelah ber
Perkataan buyut ketiga Sekte Zakra semua orang termenung. Ekspresi mereka berubah muram.Sebenarnya, sejak awal mereka sudah menghabiskan banyak tenaga dan sumber daya untuk menyelidiki kondisi Dirga, termasuk Zira dan kekasih Dirga yang lainnya.Meskipun hasil yang diperoleh tidak terlalu berharga, mereka cukup memahami orang-orang di balik Dirga!Terutama Rafan dan Krisna, Dua Penatua Gelap Terang yang sudah lama terkenal di dunia luar.Namun, pemahaman mereka terbatas. Jadi, mereka sangat meremehkan Dirga, Zira dan yang lainnya.Kalau buyut ketiga Sekte Zakra tidak mengungkit hal ini, mereka sudah melupakan Dua Penatua Gelap Terang.Melihat semuanya terdiam, buyut keenam Sekte Zakra pun berkata, "Sejak awal kita sudah nggak berhak meremehkan Dirga dan kekasihnya, terutama Dirga.""Pengakuan Pedang Asura dan Pagoda Asura terhadapnya cukup untuk membuktikan kemampuannya. Kalian nggak hidup di masa Dua Penatua Gelap Terang, berbeda dengan kita.""Begitu pula dengan buyut keluarga kalia
Kuat sekali!Saat ini, Dirga merasakan aura menakutkan yang dipancarkan oleh kedua monster tua di hadapannya. Meskipun sejak awal dia sudah tahu bahwa kedua orang di hadapannya ini sangat kuat, dia tetap agak kaget ketika merasakan secara langsung. Dia tidak berani gegabah dan langsung mengeluarkan Pedang Asura.Saat Pedang Asura dikeluarkan, keheningan melanda, seolah-olah semua makhluk di dunia ini sedang memuja Pedang Asura.Bahkan udara pun berhenti berfluktuasi.Melihat Pedang Asura, ekspresi buyut ketiga dan buyut keenam Sekte Zakra menjadi sangat rumit. Selain kaget, mereka juga merasa takut dan ngeri."Serang!"Dirga menggenggam Pedang Asura sambil melompat ke udara. Di tengah langit, Pedang Asura meraung pelan.Energi pedang yang menakutkan terpancar.Kedua buyut itu serempak melancarkan serangan. Begitu mereka menyerang, Lina dan yang lainnya merasa langit seolah-olah akan runtuh.Bukan hanya udara yang berfluktuasi, tetapi langit pun ikut berfluktuasi.Di tengah suasana yang
Sebuah pikiran melintas di benak Julian.Gawat!Sekarang hanya tersisa satu buyut di Sekte Zakra, yaitu Karso yang merupakan buyut ketiga dan Sekte Zakra sudah kehilangan Alden.Apa Sekte Zakra masih memiliki masa depan?Dia pupus harapan.Saat ini, belasan sosok turun dari langit. Orang-orang ini adalah para buyut dari berbagai sekte dan pihak berkuasa.Para buyut ini pernah berperang dengan orang itu, sebagian luka mereka masih belum pulih.Namun, ketika merasakan kematian buyut keenam Sekte Zakra, mereka mengira orang itu datang.Sesampai di sini, mereka baru tahu bahwa Dirga membunuh buyut keenam Sekte Zakra dengan satu tebasan.Seketika, semuanya tidak berani memercayai kenyataan ini."Bagaimana mungkin?""Sebenarnya setinggi apa tingkat kultivasi Dirga? Sudah melampaui Jatara?""Sekalipun dia memiliki Pedang Asura, dia nggak mungkin bisa membunuh Guntur dengan satu tebasan, 'kan?""Karso, sebenarnya apa yang terjadi?"Semua orang menatap buyut ketiga Sekte Zakra. Karso mengabaika