Dia adalah orang terkuat di antara pendekar dunia luar yang datang kali ini. Bahkan Lina saja tidak bisa menahan satu tatapan darinya.Saat ini, dia dan orang di belakangnya sangat terkejut dan takut. Bukan takut pada kehebatan orang di depan mereka dan juga kultivasinya yang tidak bisa diketahui.Melainkan terkejut karena orang ini ternyata semuda ini. Orang ini sudah pasti bukan monster tua.Meski di tingkat tertentu, para pendekar bisa terlihat lebih muda, orang di depan mereka ini memang benar-benar muda.Lina memperkirakan umur orang ini hanya tiga puluhan tahun, bahkan mungkin tidak sampai tiga puluh.Hal ini benar-benar sangat mengejutkan. Dari awal peperangan sampai sekarang, orang ini baru pertama kali ini menunjukkan wajahnya."Tuan Putri, sudah lama mendengar namamu. Aku perkenalkan diri dulu, namaku Alden Sharma, tahun ini berusia 28 tahun.""Aku juga senior terbesar di Sekte Zakra di dunia luar. Aku berada di peringkat sepuluh di antara pendekar muda di dunia luar!""Aku t
Lina berharap Dirga mengabaikannya dan membawa para wanita pergi dari sini. Meskipun dia tidak yakin Dirga bisa mengalahkan Alden, dia yakin Dirga akan selamat kalau pergi dari sini."Kak Lina, omong kosong apa yang kamu bicarakan? Bukannya biasanya kamu sangat optimis dengan kemampuan kakak iparku?""Sepertinya kamu nggak terlalu memercayai kakak iparku?""Kamu sudah meremehkan kakak iparku, biar kuberi tahu, kakak iparku nggak terkalahkan.""Jangan membuang-buang tenagamu lagi, beristirahatlah. Apa kamu nggak tahu kalau dirimu nyaris mati?"Viona menepuk punggung Lina dengan pelan sambil mengedarkan energi sejatinya. Kemudian, dia mulai menyuntikkan energi sejatinya ke tubuh Lina.Gesa dan Quinza pun tidak bersantai!"Lina, ada Dirga di sini. Nggak usah khawatir.""Istirahatlah yang baik agar cepat sembuh.""Kalian .... haih, sepertinya aku terlalu mengkhawatirkannya." Lina tersenyum masam. Bukannya Lina tidak optimis dengan kemampuan Dirga, tetapi Lina tidak ingin membahayakan Dirga
Selanjutnya, Alden harus mengerahkan seluruh tenaga dan tidak boleh memberikan sedikit pun kesempatan pada Dirga.Keduanya serempak menghunuskan pedang. Energi pedang yang dipancarkan Pedang Asura dan Pedang Vermilion seolah-olah menyelimuti seluruh langit.Dirga harus mengakui bahwa Alden sangat kuat dan Pedang Vermilion di tangannya juga merupakan pedang yang dapat diandalkan.Saat ini, Alden menghunuskan serangan kedua. Energi pedang yang menakutkan langsung membuat Dirga terhempas ke belakang.Namun, energi pedang ini sama sekali tidak melukai Dirga. Dirga pun menghunuskan serangan kedua, keduanya saling menyerang dengan sengit.Setelah ratusan putaran, energi pedang merobek pakaian Dirga.Terdapat belasan luka di tubuhnya, untungnya semuanya adalah luka ringan. Sedangkan Alden terluka parah.Namun, saat ini, dia menjadi makin berani dan terus memberikan tekanan pada Dirga."Pfft!"Energi sejati yang dipancarkan oleh mereka kembali bertabrakan. Terdengar suara keras yang diiringi d
Beberapa menit kemudian, ketiganya sudah tiba di puncak gunung.Menjadikan tanah sebagai kasur dan langit sebagai selimut.Terlihat pemandangan indah di puncak gunung....Beberapa jam kemudian, Dirga membawa Quinza dan Gesa kembali ke rumah. Wanita tua sedang berbaring di kursi pijat sambil menikmati teh.Dia tampak sangat santai. Melihat mereka bertiga pulang, dia langsung menunjuk Dirga sambil mengumpat."Dasar bocah nakal, berapa banyak utangku padamu di kehidupan lampau? Kenapa kamu hobi mengusik wanita?""Biar kuberi tahu, kali ini aku sangat marah. Kamu merusak rencanaku."Dirga melepaskan tangan Quinza dan Gesa, lalu menyuruh mereka pergi makan terlebih dahulu. Sedangkan dia mengambil sebuah kursi dan duduk di hadapan wanita tua."Nek, sepertinya aku nggak mengusikmu, bukan aku yang menyuruhmu datang.""Buk!"Wanita tua menepuk bahu Dirga sambil berkata, "Kamu masih berani bilang? Meskipun bukan kamu yang menyuruhku datang, kedatanganku berhubungan denganmu."Dirga terkekeh sam
Orang tua Dirga sudah menyiapkan berbagai hidangan mewah untuk menyambut kepulangan Zira dan yang lainnya.Saat ini, Zira dan yang lainnya berdiri di depan vila mewah, tetapi Zira tiba-tiba tidak berani masuk.Kabarnya orang-orang yang sudah lama berkelana akan asing dengan kampung halaman. Entah sudah berapa lama dia tidak berjumpa dengan keluarganya, terutama kakeknya, Ayman.Termasuk orang tua Dirga. Seingatnya, dia hanya pernah bertemu dengan orang tua Dirga satu kali dan hal ini sudah lama berlalu.Setelah itu, dia berkelana sampai saat ini.Dirga yang menangani masalah Keluarga Manggala. Terkadang, dia merasa dirinya sangat tidak pantas disebut sebagai anggota Keluarga Manggala.Selain rahasia yang membebaninya, dia merasa dirinya berutang banyak pada anggota keluarganya dan Dirga.Dia sudah lama menantikan momen berkumpul kembali dengan keluarga. Namun, dia tidak menyangka bahwa dirinya akan tiba-tiba pulang. Oleh karena itu, dia tidak tahu cara menghadapi keluarganya dan orang
Zira tidak menyangka masalah di sini akan serumit itu.Berdasarkan penjelasan Arlan, tingkat kultivasi para pendekar misterius yang menyelinap masuk ke Kota Damon tidak dapat diprediksi.Bahkan Arlan pun tidak berani meremehkan mereka.Hal yang lebih sulit ditangani adalah Arlan belum mengetahui identitas mereka, termasuk asal usul mereka.Walaupun demikian, Zira segera menstabilkan emosinya dan menganalisis dengan percaya diri."Paman, terima kasih sudah membantuku. Karena mereka mengincarku, aku akan menangani mereka.""Jangan khawatir, sekarang aku sanggup melawan mereka.""Tapi Paman, bolehkah kamu memberitahuku tingkat kultivasimu yang sebenarnya?""Serta pemahaman Paman terhadap rahasia yang dipikul Dirga?"Menghadapi kemisteriusan Arlan, Zira dan yang lainnya sangat penasaran dengan tingkat kultivasi Arlan.Dirga pernah membicarakan soal ayahnya, tetapi tidak banyak. Jadi, sekarang mereka tidak mengetahui kultivasi dan identitas Arlan.Mereka ingin menyembunyikan rasa penasaran
Beberapa waktu yang lalu, Jeff baru saja menerobos Alam Kontinen. Kali ini, Zira ingin menemukan petunjuk darinya.Sebelum Zira dan yang lainnya sampai di depan pintu, sekelompok satpam kekar sudah bergegas keluar untuk mencegat mereka."Astaga, cewek cantik dari mana ini?""Kalian bukan penduduk Kota Damon, 'kan? Paras kalian agak asing.""Kami adalah staf tempat ini, apa kalian memiliki kartu keanggotaan?"Sekelompok satpam itu terpesona oleh kecantikan Zira dan yang lainnya.Dari segi mana pun, Zira dan yang lainnya sangat menonjol.Terutama Zira, tidak ada wanita yang dapat menandingi auranya."Kami datang untuk menemui Tuan Muda Jeff, kami temannya.""Kami nggak punya kartu keanggotaan."Menghadapi satpam yang mesum seperti ini, Zira dan yang lainnya bahkan tidak memiliki keinginan untuk menyerang mereka.Namun, kalau para satpam ini berani mencegat mereka, mereka tidak akan sungkan untuk memberi pelajaran pada para satpam ini.Mendengar ucapan ini, ekspresi para satpam pun beruba
Rasa sakit yang menjalar membuat Jeff segera tersadar. Dia marah besar."Dasar wanita jalang, sebenarnya siapa kalian?""Beraninya kalian menyerangku?""Kalian nggak tahu siapa diriku? Apa kalian mengetahui status dan identitasku?""Aku adalah Jeff, tuan muda Keluarga Septian, satu-satunya keluarga aristokrat di Kota Damon.""Keluarga Septian sangat berkuasa dan dapat menaklukkan ribuan orang hanya dengan satu kata.""Kalian datang dari mana?""Mati kalian."Jeff berteriak dengan sombong, lalu mengeluarkan ponsel untuk menghubungi orang."Kak, dia mendatangkan orang, aku takut."Vania, Kristin dan Nina berakting ketakutan.Kemudian, ketiganya duduk di sofa dan mulai menyantap makanan di atas meja dengan lahap. Mereka sudah memiliki informasi lengkap Jeff.Mereka berbuat seperti ini untuk memperburuk keadaan dan memancing kepala Keluarga Septian turun tangan.Kemudian, mereka akan memanfaatkan kepala Keluarga Septian untuk memancing orang-orang di balik Keluarga Septian. Meskipun sekara