Selanjutnya, Alden harus mengerahkan seluruh tenaga dan tidak boleh memberikan sedikit pun kesempatan pada Dirga.Keduanya serempak menghunuskan pedang. Energi pedang yang dipancarkan Pedang Asura dan Pedang Vermilion seolah-olah menyelimuti seluruh langit.Dirga harus mengakui bahwa Alden sangat kuat dan Pedang Vermilion di tangannya juga merupakan pedang yang dapat diandalkan.Saat ini, Alden menghunuskan serangan kedua. Energi pedang yang menakutkan langsung membuat Dirga terhempas ke belakang.Namun, energi pedang ini sama sekali tidak melukai Dirga. Dirga pun menghunuskan serangan kedua, keduanya saling menyerang dengan sengit.Setelah ratusan putaran, energi pedang merobek pakaian Dirga.Terdapat belasan luka di tubuhnya, untungnya semuanya adalah luka ringan. Sedangkan Alden terluka parah.Namun, saat ini, dia menjadi makin berani dan terus memberikan tekanan pada Dirga."Pfft!"Energi sejati yang dipancarkan oleh mereka kembali bertabrakan. Terdengar suara keras yang diiringi d
Beberapa menit kemudian, ketiganya sudah tiba di puncak gunung.Menjadikan tanah sebagai kasur dan langit sebagai selimut.Terlihat pemandangan indah di puncak gunung....Beberapa jam kemudian, Dirga membawa Quinza dan Gesa kembali ke rumah. Wanita tua sedang berbaring di kursi pijat sambil menikmati teh.Dia tampak sangat santai. Melihat mereka bertiga pulang, dia langsung menunjuk Dirga sambil mengumpat."Dasar bocah nakal, berapa banyak utangku padamu di kehidupan lampau? Kenapa kamu hobi mengusik wanita?""Biar kuberi tahu, kali ini aku sangat marah. Kamu merusak rencanaku."Dirga melepaskan tangan Quinza dan Gesa, lalu menyuruh mereka pergi makan terlebih dahulu. Sedangkan dia mengambil sebuah kursi dan duduk di hadapan wanita tua."Nek, sepertinya aku nggak mengusikmu, bukan aku yang menyuruhmu datang.""Buk!"Wanita tua menepuk bahu Dirga sambil berkata, "Kamu masih berani bilang? Meskipun bukan kamu yang menyuruhku datang, kedatanganku berhubungan denganmu."Dirga terkekeh sam
Orang tua Dirga sudah menyiapkan berbagai hidangan mewah untuk menyambut kepulangan Zira dan yang lainnya.Saat ini, Zira dan yang lainnya berdiri di depan vila mewah, tetapi Zira tiba-tiba tidak berani masuk.Kabarnya orang-orang yang sudah lama berkelana akan asing dengan kampung halaman. Entah sudah berapa lama dia tidak berjumpa dengan keluarganya, terutama kakeknya, Ayman.Termasuk orang tua Dirga. Seingatnya, dia hanya pernah bertemu dengan orang tua Dirga satu kali dan hal ini sudah lama berlalu.Setelah itu, dia berkelana sampai saat ini.Dirga yang menangani masalah Keluarga Manggala. Terkadang, dia merasa dirinya sangat tidak pantas disebut sebagai anggota Keluarga Manggala.Selain rahasia yang membebaninya, dia merasa dirinya berutang banyak pada anggota keluarganya dan Dirga.Dia sudah lama menantikan momen berkumpul kembali dengan keluarga. Namun, dia tidak menyangka bahwa dirinya akan tiba-tiba pulang. Oleh karena itu, dia tidak tahu cara menghadapi keluarganya dan orang
Zira tidak menyangka masalah di sini akan serumit itu.Berdasarkan penjelasan Arlan, tingkat kultivasi para pendekar misterius yang menyelinap masuk ke Kota Damon tidak dapat diprediksi.Bahkan Arlan pun tidak berani meremehkan mereka.Hal yang lebih sulit ditangani adalah Arlan belum mengetahui identitas mereka, termasuk asal usul mereka.Walaupun demikian, Zira segera menstabilkan emosinya dan menganalisis dengan percaya diri."Paman, terima kasih sudah membantuku. Karena mereka mengincarku, aku akan menangani mereka.""Jangan khawatir, sekarang aku sanggup melawan mereka.""Tapi Paman, bolehkah kamu memberitahuku tingkat kultivasimu yang sebenarnya?""Serta pemahaman Paman terhadap rahasia yang dipikul Dirga?"Menghadapi kemisteriusan Arlan, Zira dan yang lainnya sangat penasaran dengan tingkat kultivasi Arlan.Dirga pernah membicarakan soal ayahnya, tetapi tidak banyak. Jadi, sekarang mereka tidak mengetahui kultivasi dan identitas Arlan.Mereka ingin menyembunyikan rasa penasaran
Beberapa waktu yang lalu, Jeff baru saja menerobos Alam Kontinen. Kali ini, Zira ingin menemukan petunjuk darinya.Sebelum Zira dan yang lainnya sampai di depan pintu, sekelompok satpam kekar sudah bergegas keluar untuk mencegat mereka."Astaga, cewek cantik dari mana ini?""Kalian bukan penduduk Kota Damon, 'kan? Paras kalian agak asing.""Kami adalah staf tempat ini, apa kalian memiliki kartu keanggotaan?"Sekelompok satpam itu terpesona oleh kecantikan Zira dan yang lainnya.Dari segi mana pun, Zira dan yang lainnya sangat menonjol.Terutama Zira, tidak ada wanita yang dapat menandingi auranya."Kami datang untuk menemui Tuan Muda Jeff, kami temannya.""Kami nggak punya kartu keanggotaan."Menghadapi satpam yang mesum seperti ini, Zira dan yang lainnya bahkan tidak memiliki keinginan untuk menyerang mereka.Namun, kalau para satpam ini berani mencegat mereka, mereka tidak akan sungkan untuk memberi pelajaran pada para satpam ini.Mendengar ucapan ini, ekspresi para satpam pun beruba
Rasa sakit yang menjalar membuat Jeff segera tersadar. Dia marah besar."Dasar wanita jalang, sebenarnya siapa kalian?""Beraninya kalian menyerangku?""Kalian nggak tahu siapa diriku? Apa kalian mengetahui status dan identitasku?""Aku adalah Jeff, tuan muda Keluarga Septian, satu-satunya keluarga aristokrat di Kota Damon.""Keluarga Septian sangat berkuasa dan dapat menaklukkan ribuan orang hanya dengan satu kata.""Kalian datang dari mana?""Mati kalian."Jeff berteriak dengan sombong, lalu mengeluarkan ponsel untuk menghubungi orang."Kak, dia mendatangkan orang, aku takut."Vania, Kristin dan Nina berakting ketakutan.Kemudian, ketiganya duduk di sofa dan mulai menyantap makanan di atas meja dengan lahap. Mereka sudah memiliki informasi lengkap Jeff.Mereka berbuat seperti ini untuk memperburuk keadaan dan memancing kepala Keluarga Septian turun tangan.Kemudian, mereka akan memanfaatkan kepala Keluarga Septian untuk memancing orang-orang di balik Keluarga Septian. Meskipun sekara
Umar menyadari ada yang aneh. Karena tidak semua orang sanggup bertahan di bawah momentum yang dipancarkan oleh energi sejati begitu banyak orang.Namun, Zira dan keempat wanita yang berada di hadapannya seolah-olah tidak merasakan apa pun. Situasi ini membuatnya dan para pendekar Alam Kontinen di belakangnya kaget.Melihat ekspresi kaget mereka, Zira pun merasa konyol. Dia bangkit sambil berkata, "Namaku Zira, julukanku Angsa Putih.""Seharusnya kalian pernah mendengar julukan ini.""Apa? Zira? Angsa Putih?""Kamu, kamu, kamu adalah Zira?""Kenapa kamu berada di sini? Kapan kamu kembali?"Tentu saja, Umar pernah mendengar julukan Zira. Perkenalan diri Zira membuatnya tercengang.Hampir tidak ada orang di Negara Naga yang sanggup menyinggung Zira. Di mata mereka, dengan status, identitas dan kekuatan yang dimiliki Zira, Zira dapat menghancurkan Negara Naga dengan mudah!Apalagi Keluarga Septian, dia mungkin bisa memusnahkan Keluarga Septian dengan satu tatapan. Umar tidak menyangka Zir
Kristin menampar belasan pendekar di belakang Umar dan semuanya langsung berubah menjadi kabut darah!Proses ini berlangsung secepat kilat.Belasan pendekar Alam Kontinen bahkan tidak sempat bereaksi, termasuk Umar.Saat ini, dia bingung dan ketakutan. Sepasang kakinya melemas dan tubuhnya langsung merosot ke lantai! Wajahnya memucat, niat membunuh yang menyelimuti udara membuatnya sesak napas.Dia tidak menyangka teman Zira akan tiba-tiba melancarkan serangan.Dia berbaring di atas lantai dengan terengah-engah, jantungnya hampir meledak. Belasan detik kemudian, dia baru berhasil menenangkan diri."Dewi Perang, apa maksudmu?""Cucuku yang menyinggungmu. Meskipun aku juga harus bertanggung jawab, kamu nggak seharusnya membunuh begitu banyak pendekar Keluarga Septian!""Bukannya tadi kamu sudah mengampuni cucuku yang nggak berguna itu? Keluarga Septian nggak didukung oleh siapa pun. Dewi Perang, statusmu mulia dan kemampuan tempurmu luar biasa!""Bagimu, Keluarga Septian hanyalah seekor