Terdengar suara yang sangat keras diiringi dengan energi menakutkan yang seketika menenggelamkan serangan Celine."Serahkan si tua ini ke aku! Serang!"Celine menerjang ke arah monster tua itu, sementara pendekar yang lainnya juga menyerang.Begitu mereka menyerang, tekanan yang menekan Naomi dan yang lain langsung hilang. Mereka semua sudah bisa berdiri."Pasang formasi!"Zira dan Vania langsung menerjang ke kerumunan musuh dan mulai menyerang secara besar-besaran. Segera, Naomi dan yang lain juga bergabung.Seiring dengan mereka semua bekerja sama membuat formasi mematikan mereka, situasi mereka langsung jadi lebih unggul.Setelah bertarung beberapa saat, belasan pendekar dunia luar sudah mati."Formasi apa ini? Kenapa bisa sekuat ini?"Para pendekar dunia luar yang masih hidup tidak berani sembarangan menyerang lagi. Mereka langsung membuat formasi yang tidak terlalu kuat.Semua orang melihat Zira dan yang lain dengan ekspresi gusar sambil mengepung mereka."Orang mati nggak usah ba
Saat ini, Lina sedang memimpin pasukannya melawan pasukan pendekar dari dunia luar. Kota Suwo sudah mengaktifkan formasi pelindung raksasa. Saat ini, pasukan dunia luar sedang berusaha merusak formasi itu!Situasi Kota Suwo sangat berbahaya!Kali ini, Lina akan menghadapi musuh besar yang tidak pernah dia hadapi sebelumnya. Meski Dinasti Tuyam disebut-sebut mempunyai dua juta prajurit yang sangat kuat, sebanyak apa pun jumlah mereka, tidak ada gunanya saat menghadapi pasukan yang terdiri dari pendekar super dunia luar.Karena sangat sedikit pendekar di antara pasukan militer Dinasti Tuyam, apalagi alam mereka juga sangat rendah.Saat menghadapi para pendekar super dunia luar, jumlah mereka sama sekali tidak berguna.Situasi sekarang adalah mereka baru saja bertarung dengan seorang pendekar super dunia luar, satu tebasan pedang dari pendekar super itu saja sudah membunuh seratus ribu prajurit Lina.Sekarang satu-satunya cara adalah semua pendekar di Dinasti Tuyam bersatu untuk melawan p
Gesa dan Quinza juga tidak tahu apa yang dicari Dirga di istana. Meski mereka berdua punya tebakan, mereka berdua tetap tidak akan bertanya kalau Dirga tidak mau bercerita."Sudah, sudah, jangan khawatir. Kak Lina nggak mungkin kalah semudah itu.""Lagian, Pedang Asura dan Energi Leluhur Naga sudah ke sana. Kalaupun kita nggak pergi bantu, dia dan pasukannya seharusnya masih bisa bertahan satu, dua hari.""Sekarang kita pergi makan dulu baru berangkat."Tak lama kemudian, mereka berempat menemukan sebuah restoran milik Keluarga Tomson lalu memesan makanan memenuhi satu meja.Saat makan, Dirga berkata pada Gesa dan yang lain, "Zira dan yang lain sudah menemukan telur Phoenix Abadi Pelangi. Mereka sekarang sudah meninggalkan wilayah tak berpenghuni.""Kali ini, mereka membunuh banyak pendekar super dunia luar, jadi kita juga harus berusaha. Semakin banyak pendekar dunia luar yang datang mencari kita, semakin sedikit yang akan mencari Zira dan yang lain.""Misi mereka lebih penting dari m
Dia adalah orang terkuat di antara pendekar dunia luar yang datang kali ini. Bahkan Lina saja tidak bisa menahan satu tatapan darinya.Saat ini, dia dan orang di belakangnya sangat terkejut dan takut. Bukan takut pada kehebatan orang di depan mereka dan juga kultivasinya yang tidak bisa diketahui.Melainkan terkejut karena orang ini ternyata semuda ini. Orang ini sudah pasti bukan monster tua.Meski di tingkat tertentu, para pendekar bisa terlihat lebih muda, orang di depan mereka ini memang benar-benar muda.Lina memperkirakan umur orang ini hanya tiga puluhan tahun, bahkan mungkin tidak sampai tiga puluh.Hal ini benar-benar sangat mengejutkan. Dari awal peperangan sampai sekarang, orang ini baru pertama kali ini menunjukkan wajahnya."Tuan Putri, sudah lama mendengar namamu. Aku perkenalkan diri dulu, namaku Alden Sharma, tahun ini berusia 28 tahun.""Aku juga senior terbesar di Sekte Zakra di dunia luar. Aku berada di peringkat sepuluh di antara pendekar muda di dunia luar!""Aku t
Lina berharap Dirga mengabaikannya dan membawa para wanita pergi dari sini. Meskipun dia tidak yakin Dirga bisa mengalahkan Alden, dia yakin Dirga akan selamat kalau pergi dari sini."Kak Lina, omong kosong apa yang kamu bicarakan? Bukannya biasanya kamu sangat optimis dengan kemampuan kakak iparku?""Sepertinya kamu nggak terlalu memercayai kakak iparku?""Kamu sudah meremehkan kakak iparku, biar kuberi tahu, kakak iparku nggak terkalahkan.""Jangan membuang-buang tenagamu lagi, beristirahatlah. Apa kamu nggak tahu kalau dirimu nyaris mati?"Viona menepuk punggung Lina dengan pelan sambil mengedarkan energi sejatinya. Kemudian, dia mulai menyuntikkan energi sejatinya ke tubuh Lina.Gesa dan Quinza pun tidak bersantai!"Lina, ada Dirga di sini. Nggak usah khawatir.""Istirahatlah yang baik agar cepat sembuh.""Kalian .... haih, sepertinya aku terlalu mengkhawatirkannya." Lina tersenyum masam. Bukannya Lina tidak optimis dengan kemampuan Dirga, tetapi Lina tidak ingin membahayakan Dirga
Selanjutnya, Alden harus mengerahkan seluruh tenaga dan tidak boleh memberikan sedikit pun kesempatan pada Dirga.Keduanya serempak menghunuskan pedang. Energi pedang yang dipancarkan Pedang Asura dan Pedang Vermilion seolah-olah menyelimuti seluruh langit.Dirga harus mengakui bahwa Alden sangat kuat dan Pedang Vermilion di tangannya juga merupakan pedang yang dapat diandalkan.Saat ini, Alden menghunuskan serangan kedua. Energi pedang yang menakutkan langsung membuat Dirga terhempas ke belakang.Namun, energi pedang ini sama sekali tidak melukai Dirga. Dirga pun menghunuskan serangan kedua, keduanya saling menyerang dengan sengit.Setelah ratusan putaran, energi pedang merobek pakaian Dirga.Terdapat belasan luka di tubuhnya, untungnya semuanya adalah luka ringan. Sedangkan Alden terluka parah.Namun, saat ini, dia menjadi makin berani dan terus memberikan tekanan pada Dirga."Pfft!"Energi sejati yang dipancarkan oleh mereka kembali bertabrakan. Terdengar suara keras yang diiringi d
Beberapa menit kemudian, ketiganya sudah tiba di puncak gunung.Menjadikan tanah sebagai kasur dan langit sebagai selimut.Terlihat pemandangan indah di puncak gunung....Beberapa jam kemudian, Dirga membawa Quinza dan Gesa kembali ke rumah. Wanita tua sedang berbaring di kursi pijat sambil menikmati teh.Dia tampak sangat santai. Melihat mereka bertiga pulang, dia langsung menunjuk Dirga sambil mengumpat."Dasar bocah nakal, berapa banyak utangku padamu di kehidupan lampau? Kenapa kamu hobi mengusik wanita?""Biar kuberi tahu, kali ini aku sangat marah. Kamu merusak rencanaku."Dirga melepaskan tangan Quinza dan Gesa, lalu menyuruh mereka pergi makan terlebih dahulu. Sedangkan dia mengambil sebuah kursi dan duduk di hadapan wanita tua."Nek, sepertinya aku nggak mengusikmu, bukan aku yang menyuruhmu datang.""Buk!"Wanita tua menepuk bahu Dirga sambil berkata, "Kamu masih berani bilang? Meskipun bukan kamu yang menyuruhku datang, kedatanganku berhubungan denganmu."Dirga terkekeh sam
Orang tua Dirga sudah menyiapkan berbagai hidangan mewah untuk menyambut kepulangan Zira dan yang lainnya.Saat ini, Zira dan yang lainnya berdiri di depan vila mewah, tetapi Zira tiba-tiba tidak berani masuk.Kabarnya orang-orang yang sudah lama berkelana akan asing dengan kampung halaman. Entah sudah berapa lama dia tidak berjumpa dengan keluarganya, terutama kakeknya, Ayman.Termasuk orang tua Dirga. Seingatnya, dia hanya pernah bertemu dengan orang tua Dirga satu kali dan hal ini sudah lama berlalu.Setelah itu, dia berkelana sampai saat ini.Dirga yang menangani masalah Keluarga Manggala. Terkadang, dia merasa dirinya sangat tidak pantas disebut sebagai anggota Keluarga Manggala.Selain rahasia yang membebaninya, dia merasa dirinya berutang banyak pada anggota keluarganya dan Dirga.Dia sudah lama menantikan momen berkumpul kembali dengan keluarga. Namun, dia tidak menyangka bahwa dirinya akan tiba-tiba pulang. Oleh karena itu, dia tidak tahu cara menghadapi keluarganya dan orang