Semua orang duduk mengelilingi kasur, menunggu Celine bangun.Setelah setengah jam, Celine akhirnya membuka matanya dan bangun. Awalnya dia mengamati Zira dan yang lain satu per satu.Lalu akhirnya dia berhenti di Zira dan berkata sambil tersenyum, "Kamu pasti Zira Manggala, 'kan? Memang sangat cantik, sangat unik.""Meski kalian dari dulu sudah tahu aku, kali ini juga datang untuk mencariku, aku tetap mau memperkenalkan diri.""Namaku Celine Saras, tahun ini dua ratusan tahun, spesifiknya berapa aku juga sudah nggak ingat."Celine terluka parah, wajahnya juga pucat, tapi orangnya terlihat sangat bertenaga.Dia berbicara sambil berusaha berdiri, lalu Zira dan yang lain pun memperkenalkan diri secara bergantian.Setelah itu, Celine berkata, "Aku ingin sekali segera bertemu dengan suami kalian, Dirga Maharaja. Aku mau lihat wajahnya dan juga kemampuannya!""Bisa-bisanya membuat kalian bertujuh cinta mati padanya!""Senior, nanti waktu bertemu Dirga, kamu pasti nggak akan bingung lagi.""
Celine bertanya.Zira berkata, "Benar, Senior. Dari awal Dirga sudah memberikan Pagoda Asura ke aku. Senior, sekarang kami mau tahu, di Pulau Phoenix dan dunia luar, ada berapa orang dan organisasi yang bertekad keras mau mendapatkan Phoenix Abadi?""Apakah ada kemungkinan ada beberapa organisasi yang sudah tahu kalau Phoenix Abadi Pelangi ada di wilayah tak berpenghuni?"Celine menjawab langsung, "Ada kemungkinan ini, tapi kemungkinannya sangat kecil. Kalaupun tebakanmu benar, sudah nggak penting buat kita.""Karena waktu yang kita punya sudah nggak banyak. Kalau kamu mau mengetahui rahasia yang ada di kamu dan Dirga, kamu hanya bisa mengandalkan Phoenix Abadi Pelangi serta Pedang Asura dan Pagoda Asura.""Harus ada tiga-tiganya, nggak boleh kurang satu pun.""Jadi, kalaupun harus melewati lautan api, kita harus pergi. Selain itu, harus mendapatkan telur Phoenix Abadi mendahului semua orang.""Setelah itu, kita pakai Pagoda Asura untuk membantu telur itu menetas, lalu harus memelihara
Begitu mereka selesai bicara, Petra datang melapor kalau Zira dan yang lain sudah datang."Hahahaha! Saudara-saudara, bagaimana? Sudah kubilang mereka bakal datang, 'kan?""Ayo, kita pergi temui mereka."Tak lama kemudian, Willy dan yang lainnya mengikuti Petra keluar. Sementara saat ini, Zira dan yang lain sudah masuk ke dalam kediaman."Mereka ternyata menganggap tinggi kita juga, sampai-sampai mengumpulkan pendekar sebanyak ini.""Untungnya kultivasi suami kita sudah meningkat banyak, kalau nggak hari ini kita pasti mati di sini."Tadi sebelum mendekati kediaman ketua pulau, Zira dan yang lain sudah merasakan beberapa energi kuat yang bersembunyi di kegelapan.Tidak perlu ditanyakan lagi, Willy dan yang lain pasti sudah menaruh banyak pendekar di kegelapan. Kultivasi orang-orang ini takutnya hampir setara dengan Willy."Nggak usah takut, kita punya energi pedang suami kita. Situasi kita sekarang sangat nggak menguntungkan, jadi nanti kalian semua jangan turun tangan.""Kita langsung
Kalau dihitung secara kasar, setidaknya ada sepuluh ribu korban.Pemandangan ini benar-benar sangat mengagetkan dan di luar akal sehat."Kemungkinan Celine yang melakukannya agak kecil. Akhir-akhir ini kita terus memburunya, apalagi dia terluka parah, daya tempurnya nggak sampai 50%.""Dengan daya tempurnya ini, dia memang bisa saja membunuh Willy dan yang lain, tapi dia nggak mungkin berani menyerang karena dia tahu kita terus mengawasinya.""Jadi, kematian Willy dan yang lain pasti bukan perbuatan Celine, pasti ada orang lain.""Kelihatannya kali ini keputusan kita datang ke sini benar, perkembangannya jadi semakin menarik." Orang-orang ini tidak tahu keberadaan Zira dan yang lain, jadi mereka langsung mengecualikan Celine.Di saat yang sama, mereka tetap penasaran dengan organisasi atau orang yang membunuh Willy dan yang lain.Tak lama kemudian, mereka semua membuat keputusan untuk membawa para generasi muda yang pingsan itu ke dunia luar.Di saat yang sama, mereka meminta keluarga
Lina sangat gelisah, sebuah firasat yang buruk memenuhi hatinya.Meski dia mengundang Dirga dan yang lain ke Kota Suwo secara pribadi untuk menginap di Kuil Putri, selama perjalanan ke sini, pihak istana sudah mengirim orang untuk mengawasi mereka.Selain orang dari pihak istana, bawahan keponakannya, Adelio, juga diam-diam mengawasi mereka.Lina tidak terlalu mengkhawatirkan Adelio, dia lebih mengkhawatirkan orang di istana, terutama raja Dinasti Tuyam.Menurut senioritas, Lina harus memanggil raja itu kakek buyut!Kakek buyutnya itu sudah menutup diri sejak lima puluhan tahun yang lalu dan belum keluar sampai sekarang. Semua permasalahan Dinasti Tuyam diserahkan kepada orang lain.Meski dia menutup diri selama ini, semua hal yang terjadi di kota ini tetap tidak bisa kabur dari penglihatannya.Hanya lihat sekilas saja, Lina tahu kalau orang-orang yang dikirim dari istana itu pasti adalah orang-orang kepercayaan kakek buyutnya itu.Dari satu hal ini, bisa dilihat kalau kakek buyutnya i
Dirga mana mungkin bisa makan lagi, dia langsung pergi mencari Viona. Namun, gadis ini juga hilang entah ke mana.Melihat ekspresi Dirga yang suram, Lina langsung bertanya, "Dirga, kamu kenapa? Ekspresimu agak aneh?""Aku nggak apa-apa, mana dua gadis itu?" Selama ini, Dirga mengira Sisian sama sekali tidak tahu tentang segel di tubuhnya, juga tidak tahu kalau di tubuhnya ada roh yang lain.Sekarang, Sisian langsung menyatakannya di depan dia, apalagi mau menggunakan alasan ini untuk menjadi kekasihnya.Hal ini tentu saja membuatnya terkejut, dia harus mencari Sisian untuk menanyakan hal ini."Aku nggak tahu, dua gadis itu sangat cerdik. Kalau sembunyi, nggak akan ada yang bisa menemukan mereka.""Dirga, kebetulan aku ada urusan mau mencarimu, bagaimana kalau kita jalan-jalan sebentar?"Setelah berinteraksi selama ini, Lina sudah menganggap Dirga sebagai orang terdekatnya. Jadi, entah sejak kapan dia langsung memanggil nama Dirga.Mereka jadi terasa lebih akrab, sedangkan Dirga juga me
Namun, tidak ada yang tahu berapa banyak persiapan yang ada di tangan Adelio. Menurut yang Lina tahu, Adelio sudah mengembangkan organisasinya sendiri di dunia luar.Selain itu, dia juga tahu kalau Adelio punya hubungan dengan Dua Penatua Gelap Terang, walau kedua orang tua ini pasti akan berpihak pada Dirga.Dilihat dari sini, kakek buyut Lina sudah tidak mungkin menang. Dengan beberapa kartu yang ada di tangan Adelio sekarang, Adelio sudah bisa dibilang tidak akan kalah.Tentu saja, ini hanya berlaku untuk musuh lainnya. Kalau menghadapi Dirga, Adelio tetap tidak mungkin menang.Hanya saja, begitu badai berdarah ini dimulai, entah berapa banyak orang yang akan mati, entah berapa banyak organisasi yang akan terlibat dalam pertarungan ini.Dinasti Tuyam terlihat sangat kuat, tapi sebenarnya di dalamnya sudah penuh dengan lubang. Pertarungan kali ini pasti akan menjadi sebuah ajang seleksi untuk organisasi-organisasi di Benua Hilimun.Sebagai salah satu anggota keluarga kerajaan Dinasti
Sesampainya di rumah, Sisian mengajak Viona pergi menanam sayuran di ladang. Sisian selalu menangani hal-hal ini secara pribadi karena tidak ingin merepotkan orang lain.Menurutnya, bahan makanan harus ditanam sendiri. Beberapa hari ini, dia tidak pergi mengusik Dirga dan Dirga pun mengabaikannya, jadi dia bisa beraktivitas dengan bebas.Namun, Viona tidak boleh dibiarkan seperti ini. Sisian sudah membawakan pengaruh buruk pada Viona, sepanjang hari mereka hanya sibuk menanam sayuran dan memasak.Selain itu, Viona juga terus bersenang-senang dan mengabaikan soal latihan.Meskipun Dirga tidak akan membiarkan Viona terluka dan ditindas oleh orang lain, Dirga tidak ingin Viona hidup di bawah perlindungannya seumur hidup. Meskipun sekarang dia sudah menapaki Alam Cerminan, tekanan yang dia rasakan lebih besar dari sebelumnya.Bagaimanapun, para pendekar super dari dunia luar dikenal sebagai makhluk abadi.Seiring berjalannya waktu, Dirga merasa misteri yang dipikul olehnya akan segera teru