Sisian tidak pernah mengkhawatirkan Zira. Meskipun sekarang tingkat kultivasi Zira bukan tiada taranya.Akan tetapi, dia tahu bahwa ada pendekar super di balik Zira, meskipun dia tidak tahu siapa orangnya.Akan tetapi, gurunya pernah mengungkit hal itu, Gurunya berkata bahwa siapa di Kota Kinokou yang merasa bosan dengan hidup, boleh mencari Zira.Dia hendak saja makin banyak orang yang mencari Zira.Rencana awal Zira adalah tidak mengganggu Sekte Satu Pedang dulu, tetapi dia tidak sangka anggota Sekte Satu Pedang sendiri yang mencari masalah ke sini.Sebab itu, Zira hanya bisa mengubah rencana, karena sudah ditindas seperti ini, tidak mungkin bersikap sabar lagi.Ini bukan gayanya dalam melakukan sesuatu. Pokoknya cepat atau lambat dia juga akan mencari Sekte Satu Pedang!Tentu saja dia tahu bahwa di belakangnya ada Rafan yang tidak mungkin membiarkan dia mati.Sebab itu, Zira tidak merasa takut. Dia ingin mengandalkan diri sendiri, tetapi tingkat kultivasinya sekarang terlalu rendah.
Tetua agung dari Sekte Satu Pedang itu berkata dengan marah!Ragnar sama sekali tidak ingin mengalah. Dia melangkah keluar dan memancarkan energi sejati yang mengerikan dari tubuhnya.Ekspresi tetua agung itu berubah saat melihatnya."Ragnar, kelihatannya aku terlalu meremehkanmu. Ternyata kamu sudah menembus dua alam berturut-turut.""Pantas! Wajar saja kamu menghasut putramu untuk memukul anggota Sekte Satu Pedang.""Kamu benar-benar sudah memberikan sebuah kejutan besar kepadaku."Tetua agung itu tidak lagi berani meremehkan Ragnar seperti sebelumnya, karena energi sejati yang terpancar dari tubuh Ragnar ternyata membuat dia merasa agak ketakutan.Dia baru menyadari bahwa Ragnar tidak hanya menembus satu alam seperti rumor yang tersebar sebelumnya.Dia telah menembus dua alam berturut-turut. Hal ini berarti tingkat kultivasi Ragnar sekarang sudah berada di level yang sama dengannya, bahkan sudah melampauinya.Meskipun begitu, dia juga tidak akan takut sama Ragnar, karena kekuatan be
Zira menampar pendekar dari Sekte Satu Pedang itu menjadi segumpal uapan darah.Tetua agung itu, Ragnar dan lainnya tertegun beberapa detik, barulah tersentak.Saat ini, Sisian sudah meletakkan semua makanan di meja. Para karyawan itu sudah ketakutan sejak tadi dan pada berlari meninggalkan restoran.Sisian mengambil tempat duduk dan berkata pada Zira, "Kak Zira, cepat hajar, aku tunggu kamu untuk makan bersama.""Baik!"Sampai saat ini, barulah Zira berdiri dan mengayunkan tangan, lalu tombaknya terbang kemari!Terdengar bunyi tombak berdengung yang mengerikan.Dia mengarahkan tombak ke arah tetua agung dan rekannya, lalu berkata, "Minta maaf sama adikku, lalu pergi dari sini atau mati!"Begitu mendengarnya, Ragnar langsung menggelengkan kepala, lalu menatap Zira seperti sedang menatap orang bodoh.Tingkat kultivasi Zira memang membuatnya sangat terkejut, tetapi bagi Ragnar juga biasa-biasa saja.Ragnar sangat yakin bahwa Zira pasti bukan lawan dari tetua agung itu.Dia yakin bahwa Zi
Leluhur Sekte Satu Pedang itu langsung kencing di celana.Rafan bahkan malas menatapnya, tetapi langsung menusukkan sebatang jarum perak ke tubuhnya.Kemudian, Rafan berkata, "Aku adalah pelindung dua gadis di dalam, sedangkan mereka tertarik sama Sekte Satu Pedang.""Kelak mereka berdua menjadi pemimpin Sekte Satu Pedang.""Apa masih perlu aku yang mengajari kamu untuk melakukan sisa hal lain?"Begitu mendengarnya, leluhur Sekte Satu Pedang menghela napas lega. Dia pikir hari ini dirinya pasti akan mati.Bagaimana mungkin dia berani ragu-ragu, sehingga segera mengangguk dan berkata, "Terima kasih atas pengampunan Senior, terima kasih karena nggak membunuhku.""Anda tenang, aku tahu apa yang harus dilakukan!""Bagus, kamu adalah orang pintar!""Nama Sekte Satu Pedang terlalu kolot, kelak panggil saja Sekte Pedang Ilahi!""Aku tahu ada Klan Dewa yang mendukung kalian, tapi nggak masalah. Di balik kedua gadis itu juga ada Klan Dewa, bahkan lebih kuat dari pendukung kalian."Habis bicara,
Viona tidak tega meninggalkan Dirga dan tidak tahu Dirga ingin ke mana!Dirga mengelus kepalanya dengan ringan dan berkata, "Kamu nggak perlu tahu tentang ini. Kelak kamu jangan mencampur tangan urusan Kak Dirga dan kakakmu lagi.""Saat bertemu sama kakakmu, ingat untuk menyampaikan bahwa aku sangat baik, suruh dia jangan mengkhawatirkan aku!""Selain itu, ingat untuk membantu kakakmu, jangan membuatnya marah!"Begitu Dirga mengatakan hal ini, Viona menangis makin keras.Dirga merasa tidak berdaya, terpaksa menasihatinya beberapa saat lagi, barulah suasana hati Viona menjadi stabil.Setelah itu, Viona menaiki tangga dan memberikan waktu kepada Dirga dan Naomi, serta yang lainnya. Mereka berenam juga sudah menangis terisak-isak sejak pagi tadi.Tentu saja Dirga meluangkan waktu untuk menasihati dan mencium mereka masing-masing."Sudah, sudah, jangan menangis lagi, ini bukan perpisahan hidup dan mati.""Kita hanya berpisah untuk sementara saja. Tiba di sana, kasih tahu Zira kalau nggak m
Viona dan Sisian memiliki topik pembicaraan yang tiada habisnya. Sisian memang orang yang aneh.Dia bahkan tidak menghiraukan Naomi dan lainnya, hanya mengobrol sama Viona.Selain itu, mereka berdua tidak makan di meja, melainkan membawa mangkuk ke dalam dapur. Entah apa yang sedang mereka bicarakan.Setelah makan, Zira pertama-tama memperkenalkan situasinya saat ini di sini.Setelah itu, dia berkata pada mereka, "Sang Penolong meminta sebuah sekte untukku dan memberi nama Sekte Pedang Ilahi. Sekarang aku adalah pemimpin Sekte Pedang Ilahi. Kalau kalian berminat, boleh bergabung. Kalau nggak berminat juga nggak memaksa.""Ada beberapa hal lain aku bakal menceritakan kepada kalian pada kelak. Untuk sekarang kondisi Sekte Pedang Ilahi kurang baik.""Meskipun ada bantuan dari Sang Penolong aku dan dukungan dari Klan Dewa secara diam-diam.""Tapi, ada beberapa hal harus mengandalkan kita sendiri.""Kalian pikirkan dulu, besok baru kabari aku. Kalau mau tinggal di sini juga boleh.""Selain
Dirga agak pusing saat melihat tatapan mata para wanita itu."Mereka sepertinya suka kamu, terserah kamu."Catthy menatap Dirga dengan usil, lalu duduk dan lanjut minum bir."Halo, ada apa kalian menghalangi jalanku?"Dirga bertanya dengan tenang."Lancang! Ini urusan Istana Seribu Bunga, kamu nggak perlu tahu.""Auramu bukan dari dunia ini sehingga kamu terpilih oleh kami. Sekarang, ikut kami ke Istana Seribu Bunga.""Terpilih oleh Istana Seribu Bunga merupakan kehormatan bagimu!"Wanita pemimpin itu berseru dengan sombong dan angkuh."Istana Seribu Bunga? Kenapa kedengarannya seperti rumah bordil?"Beberapa wanita itu marah karena mendengar ucapan Dirga."Kurang ajar! Beraninya kamu menghina Istana Seribu Bunga, cari mati!"Semua wanita itu menghunus pedang untuk menyerang Dirga. Tanpa berbelaskasihan, Dirga melancarkan serangan tapak yang kemudian menjatuhkan mereka semua.Mereka semua kaget dan termangu, termasuk pelanggan lain di restoran."Kamu, kenapa bisa sekuat ini?""Lancang
Jika jatuh ke tangan Istana Seribu Bunga, Melvin yakin dirinya akan mati dengan tragis!Seketika, Melvin bergidik ketakutan.Sekalipun Selly sangat cantik dan seksi, sama sekali tidak ada pikiran cabul dalam benak Melvin.Melvin sangat mengenal Istana Seribu Bunga. Semua muridnya cantik dan menggoda.Akan tetapi, semua orang yang jatuh ke tangan mereka akan mati.Melvin segera mengucapkan terima kasih pada Selly dengan sikap hormat!"Dewi Selly, aku ini nggak berguna, mohon ampuni aku!""Tuan Muda Melvin, aku ini hanya wanita lemah. Apa yang bisa kulakukan padamu? Kenapa kamu begitu ketakutan?""Baru begini saja sudah lemas, payah sekali."Selly adalah senior keenam, memiliki status yang sangat tinggi di antara generasi muda Istana Seribu Bunga.Selly sangat kuat. Dari dulu, dia sudah mengincar Melvin yang tampan dan sesuai dengan tipe pria idaman menurutnya.Sayangnya, Melvin adalah pecundang. Hal itu membuat Selly sangat jengkel.Jika tidak, tidak ada satu pun pria yang tampan dan ga