Seorang tetua berjubah mendarat. Dia adalah penatua dari Sekte Satu Pedang yang dipanggil Penatua Hank, dengan tingkat kultivasi berada di Alam Reruntuhan Tingkat Puncak."Wali Kota Harima, kamu agung banget.""Kalau orang nggak tahu bakal merasa kamu yang berkuasa di Kota Harima!""Kakekmu saja kalau bertemu aku juga nggak berani bersikap sombong."Dalam sekedip mata, Penatua Hank mendarat di depan Sendo dan rekannya, lalu memarahi mereka.Kemudian, dia segera mengobati luka mereka.Saat ini Zira juga keluar dari restoran untuk memapah Harry.Selanjutnya, dia memberikan sebuah pil obat kepadanya."Terima kasih, Nona Zira!"Tamparan Penatua Hank barusan tadi tanpa belas kasih. Harry hanya mengalami cedera ringan, tidak mengalami luka dalam.Dia menyambut pil obat dari Zira, lalu melangkah ke arah Penatua Hank di depan dan berkata dengan geram, "Penatua Hank, anggota dari Sekte Satu Pedang memang sangat nggak tahu malu!""Kamu sebagai orang tua, ternyata bertindak pada aku yang sebagai
Sisian tidak pernah mengkhawatirkan Zira. Meskipun sekarang tingkat kultivasi Zira bukan tiada taranya.Akan tetapi, dia tahu bahwa ada pendekar super di balik Zira, meskipun dia tidak tahu siapa orangnya.Akan tetapi, gurunya pernah mengungkit hal itu, Gurunya berkata bahwa siapa di Kota Kinokou yang merasa bosan dengan hidup, boleh mencari Zira.Dia hendak saja makin banyak orang yang mencari Zira.Rencana awal Zira adalah tidak mengganggu Sekte Satu Pedang dulu, tetapi dia tidak sangka anggota Sekte Satu Pedang sendiri yang mencari masalah ke sini.Sebab itu, Zira hanya bisa mengubah rencana, karena sudah ditindas seperti ini, tidak mungkin bersikap sabar lagi.Ini bukan gayanya dalam melakukan sesuatu. Pokoknya cepat atau lambat dia juga akan mencari Sekte Satu Pedang!Tentu saja dia tahu bahwa di belakangnya ada Rafan yang tidak mungkin membiarkan dia mati.Sebab itu, Zira tidak merasa takut. Dia ingin mengandalkan diri sendiri, tetapi tingkat kultivasinya sekarang terlalu rendah.
Tetua agung dari Sekte Satu Pedang itu berkata dengan marah!Ragnar sama sekali tidak ingin mengalah. Dia melangkah keluar dan memancarkan energi sejati yang mengerikan dari tubuhnya.Ekspresi tetua agung itu berubah saat melihatnya."Ragnar, kelihatannya aku terlalu meremehkanmu. Ternyata kamu sudah menembus dua alam berturut-turut.""Pantas! Wajar saja kamu menghasut putramu untuk memukul anggota Sekte Satu Pedang.""Kamu benar-benar sudah memberikan sebuah kejutan besar kepadaku."Tetua agung itu tidak lagi berani meremehkan Ragnar seperti sebelumnya, karena energi sejati yang terpancar dari tubuh Ragnar ternyata membuat dia merasa agak ketakutan.Dia baru menyadari bahwa Ragnar tidak hanya menembus satu alam seperti rumor yang tersebar sebelumnya.Dia telah menembus dua alam berturut-turut. Hal ini berarti tingkat kultivasi Ragnar sekarang sudah berada di level yang sama dengannya, bahkan sudah melampauinya.Meskipun begitu, dia juga tidak akan takut sama Ragnar, karena kekuatan be
Zira menampar pendekar dari Sekte Satu Pedang itu menjadi segumpal uapan darah.Tetua agung itu, Ragnar dan lainnya tertegun beberapa detik, barulah tersentak.Saat ini, Sisian sudah meletakkan semua makanan di meja. Para karyawan itu sudah ketakutan sejak tadi dan pada berlari meninggalkan restoran.Sisian mengambil tempat duduk dan berkata pada Zira, "Kak Zira, cepat hajar, aku tunggu kamu untuk makan bersama.""Baik!"Sampai saat ini, barulah Zira berdiri dan mengayunkan tangan, lalu tombaknya terbang kemari!Terdengar bunyi tombak berdengung yang mengerikan.Dia mengarahkan tombak ke arah tetua agung dan rekannya, lalu berkata, "Minta maaf sama adikku, lalu pergi dari sini atau mati!"Begitu mendengarnya, Ragnar langsung menggelengkan kepala, lalu menatap Zira seperti sedang menatap orang bodoh.Tingkat kultivasi Zira memang membuatnya sangat terkejut, tetapi bagi Ragnar juga biasa-biasa saja.Ragnar sangat yakin bahwa Zira pasti bukan lawan dari tetua agung itu.Dia yakin bahwa Zi
Leluhur Sekte Satu Pedang itu langsung kencing di celana.Rafan bahkan malas menatapnya, tetapi langsung menusukkan sebatang jarum perak ke tubuhnya.Kemudian, Rafan berkata, "Aku adalah pelindung dua gadis di dalam, sedangkan mereka tertarik sama Sekte Satu Pedang.""Kelak mereka berdua menjadi pemimpin Sekte Satu Pedang.""Apa masih perlu aku yang mengajari kamu untuk melakukan sisa hal lain?"Begitu mendengarnya, leluhur Sekte Satu Pedang menghela napas lega. Dia pikir hari ini dirinya pasti akan mati.Bagaimana mungkin dia berani ragu-ragu, sehingga segera mengangguk dan berkata, "Terima kasih atas pengampunan Senior, terima kasih karena nggak membunuhku.""Anda tenang, aku tahu apa yang harus dilakukan!""Bagus, kamu adalah orang pintar!""Nama Sekte Satu Pedang terlalu kolot, kelak panggil saja Sekte Pedang Ilahi!""Aku tahu ada Klan Dewa yang mendukung kalian, tapi nggak masalah. Di balik kedua gadis itu juga ada Klan Dewa, bahkan lebih kuat dari pendukung kalian."Habis bicara,
Viona tidak tega meninggalkan Dirga dan tidak tahu Dirga ingin ke mana!Dirga mengelus kepalanya dengan ringan dan berkata, "Kamu nggak perlu tahu tentang ini. Kelak kamu jangan mencampur tangan urusan Kak Dirga dan kakakmu lagi.""Saat bertemu sama kakakmu, ingat untuk menyampaikan bahwa aku sangat baik, suruh dia jangan mengkhawatirkan aku!""Selain itu, ingat untuk membantu kakakmu, jangan membuatnya marah!"Begitu Dirga mengatakan hal ini, Viona menangis makin keras.Dirga merasa tidak berdaya, terpaksa menasihatinya beberapa saat lagi, barulah suasana hati Viona menjadi stabil.Setelah itu, Viona menaiki tangga dan memberikan waktu kepada Dirga dan Naomi, serta yang lainnya. Mereka berenam juga sudah menangis terisak-isak sejak pagi tadi.Tentu saja Dirga meluangkan waktu untuk menasihati dan mencium mereka masing-masing."Sudah, sudah, jangan menangis lagi, ini bukan perpisahan hidup dan mati.""Kita hanya berpisah untuk sementara saja. Tiba di sana, kasih tahu Zira kalau nggak m
Viona dan Sisian memiliki topik pembicaraan yang tiada habisnya. Sisian memang orang yang aneh.Dia bahkan tidak menghiraukan Naomi dan lainnya, hanya mengobrol sama Viona.Selain itu, mereka berdua tidak makan di meja, melainkan membawa mangkuk ke dalam dapur. Entah apa yang sedang mereka bicarakan.Setelah makan, Zira pertama-tama memperkenalkan situasinya saat ini di sini.Setelah itu, dia berkata pada mereka, "Sang Penolong meminta sebuah sekte untukku dan memberi nama Sekte Pedang Ilahi. Sekarang aku adalah pemimpin Sekte Pedang Ilahi. Kalau kalian berminat, boleh bergabung. Kalau nggak berminat juga nggak memaksa.""Ada beberapa hal lain aku bakal menceritakan kepada kalian pada kelak. Untuk sekarang kondisi Sekte Pedang Ilahi kurang baik.""Meskipun ada bantuan dari Sang Penolong aku dan dukungan dari Klan Dewa secara diam-diam.""Tapi, ada beberapa hal harus mengandalkan kita sendiri.""Kalian pikirkan dulu, besok baru kabari aku. Kalau mau tinggal di sini juga boleh.""Selain
Dirga agak pusing saat melihat tatapan mata para wanita itu."Mereka sepertinya suka kamu, terserah kamu."Catthy menatap Dirga dengan usil, lalu duduk dan lanjut minum bir."Halo, ada apa kalian menghalangi jalanku?"Dirga bertanya dengan tenang."Lancang! Ini urusan Istana Seribu Bunga, kamu nggak perlu tahu.""Auramu bukan dari dunia ini sehingga kamu terpilih oleh kami. Sekarang, ikut kami ke Istana Seribu Bunga.""Terpilih oleh Istana Seribu Bunga merupakan kehormatan bagimu!"Wanita pemimpin itu berseru dengan sombong dan angkuh."Istana Seribu Bunga? Kenapa kedengarannya seperti rumah bordil?"Beberapa wanita itu marah karena mendengar ucapan Dirga."Kurang ajar! Beraninya kamu menghina Istana Seribu Bunga, cari mati!"Semua wanita itu menghunus pedang untuk menyerang Dirga. Tanpa berbelaskasihan, Dirga melancarkan serangan tapak yang kemudian menjatuhkan mereka semua.Mereka semua kaget dan termangu, termasuk pelanggan lain di restoran."Kamu, kenapa bisa sekuat ini?""Lancang
Seiring dengan teknik jitu yang terus dilancarkan oleh Dirga, aura di tubuhnya mencapai puncak dan niat pedangnya menjadi makin kuat!Aura di tubuhnya segera mencapai tahap yang menakutkan, lelaki tua dapat merasakan semua ini.Ekspresinya berubah drastis. Meskipun sosok aslinya berada di Kota Bintang, bagi pendekar super sepertinya, jarak bukanlah halangan.Dirga seolah-olah berada di hadapannya."Nak, aku memang sudah salah menilai dan terlalu meremehkanmu.""Aku nggak menyangka pemahamanmu terhadap Teknik Pantang Menyerah sudah sedalam ini, perlu diakui kamu adalah anak muda kedua paling berbakat yang pernah kutemui.""Teknik Pantang Menyerah sangat menarik, semoga kamu nggak mengecewakanku."Setelah berkata demikian, lelaki tua melompat ke udara. Dia sudah tidak sabar ingin bertemu dengan Dirga. Pemuda berbakat seperti ini hanya punya dua pilihan, yaitu diperalat olehnya atau mati di tangannya.Awalnya dia pun ingin menerapkan prinsip ini pada Zira, tetapi akhirnya dia dikalahkan o
Kali ini, Dirga memilih untuk menyerang duluan!"Tsing!"Pedang Asura di tangannya berdenting pelan. Di bawah dukungan Niat Pedang Pantang Menyerah dan Teknik Pantang Menyerah, dia menyesuaikan sudut Pedang Asura, lalu menghunuskan Pedang Asura ke arah tangan raksasa itu.Terdengar suara hantaman.Dirga tidak berhasil memotong tangan raksasa itu menjadi beberapa bagian, tetapi sekarang tangan raksasa itu berubah menjadi ilusi.Dirga memanfaatkan kesempatan ini untuk melancarkan serangan!"Shiu shiu shiu ...."Pada akhirnya, tangan raksasa itu hancur berkeping-keping dan menghilang dari pandangan semua orang.Melihat adegan ini, Dirga dan yang lainnya mengembuskan napas lega. Namun, tak lama kemudian, muncul tangan raksasa lainnya.Tangan raksasa ini lebih besar dan padat dari yang sebelumnya. Dirga sudah mempersiapkan diri untuk menyerang.Namun, ketika tangan raksasa itu melesat ke arahnya, dia sama sekali tidak bisa bergerak. Karena kakinya seolah-olah melekat di tanah.Dalam sekejap
Biksu muda dan yang lainnya langsung terhempas sejauh puluhan ribu meter. Untungnya Dirga tanggap dan langsung melepaskan energi pedang untuk menarik mereka kembali, kalau tidak, entah ke mana mereka akan terdampar."Menakutkan sekali, momentum dan aura ini sungguh mengerikan.""Momentum ini jauh lebih kuat dari dugaan kita, orang di dalam mungkin sudah menerobos tingkat Yang Bebas dan menapaki Alam Gamasesa."Saat ini, biksu muda dan yang lainnya ketakutan. Hati mereka dipenuhi dengan keterkejutan!Sebenarnya orang itu memang jauh lebih kuat dari dugaan mereka. Suaranya dapat menimbulkan gejolak yang begitu menggemparkan.Saat ini, mereka berdiri di belakang Dirga dan bernapas dengan hati-hati. Kalau tadi Dirga tidak menyelamatkan mereka, mereka mungkin sudah hancur berkeping-keping.Saat ini, mereka menaruh semua harapan pada Dirga. Mereka sangat mengagumi Dirga.Sedangkan ekspresi Dirga pun berubah muram, kekuatan orang di dalam melampaui dugaannya. Meskipun dia sudah mempersiapkan
Setelah selesai berbicara, roh pedang berubah menjadi energi pedang dan masuk ke dalam Pedang Asura.Dirga tertegun di tempat. Setelah belasan detik kemudian, dia baru tersadar. Sebenarnya sekarang dia sangat terluka dan terpukul.Karena ucapan roh pedang membuatnya menyadari betapa lemah dan tidak berharga dirinya. Roh pedang tidak mungkin membohonginya, sekarang dia merasa sangat tidak berdaya.Selama ini, dia tidak merasa bahwa bakatnya yang paling menonjol. Karena jika dibandingkan dengan Zira dan Vania, bakatnya bukanlah apa-apa.Namun, dia melalui semua tahap yang harus dia lalui. Meskipun dia dibimbing oleh Rafan, semua pencapaiannya hari ini diraih dengan kerja kerasnya sendiri.Terlebih lagi, di alam agung seperti Yang Bebas, dia bukan hanya menciptakan teknik jitu, tetapi juga berhasil memahami cara kerja Teknik Pantang Menyerah.Hanya dinilai dari dua poin ini, dia pantas disebut genius di antara para genius. Namun, setelah mendengar ucapan roh pedang, dia baru menyadari ada
Keadaan mereka tidak diketahui!Dirga mencari di sekeliling, tetapi tidak menemukan jejak mereka."Jangan-jangan semuanya terbunuh?""Mana mungkin?"Dirga kebingungan. Tiba-tiba dia teringat akan sesuatu yang membuatnya gelisah."Nggak, nggak, jangan-jangan mereka terbunuh oleh tebasanku tadi?""Nggak mungkin, ini nggak mungkin?"Dirga membantah pikirannya, dia terus mencari biksu muda dan yang lainnya.Akhirnya, dia menemukan mereka di sebuah ruangan yang sudah hancur. Ketika melihat mereka, Dirga tidak bisa berkata-kata.Karena keadaan biksu muda dan yang lainnya sangat mengenaskan, setiap orang terluka parah, bahkan beberapa di antara mereka sekarat.Lokasi kejadian sangat tragis.Tanpa ragu-ragu, Dirga langsung menerjang ke hadapan biksu muda, dia memasukkan beberapa butir pil obat ke dalam mulut biksu muda.Dirga menyuntikkan energi sejati ke tubuh biksu muda, lalu pergi memeriksa keadaan yang lainnya.Setelah memulihkan diri selama dua jam, akhirnya nyawa semua orang aman. Namun,
Saat ini, ketiganya memiliki keinginan untuk membunuh Dirga.Karena kekuatan Dirga jauh di atas dugaan mereka, Dirga membuat mereka merasa sangat terancam!"Kalau begitu, mari lihat apa kalian sanggup. Jangan basa-basi, ayo bertarung!" Semangat tempur Dirga membara. Dia haus akan pertarungan dan akan bertarung dengan sekuat tenaga.Meskipun ketiga orang di hadapannya belum bisa memuaskan keinginannya, mereka cukup bermanfaat.Sekarang, dia makin bersemangat untuk bertarung, terutama dengan musuh yang kuat.Karena musuh yang kuat dapat menutupi kekurangannya dan membuatnya lebih cepat berkembang."Nak, mati kamu."Ketiganya menerjang ke arah Dirga sambil melancarkan serangan, tidak ada yang menyembunyikan kekuatan mereka."Bum bum bum!"Terpancar aura yang menakutkan dari tubuh ketiga orang itu sehingga ruangan yang baru saja diciptakan pun hancur.Perlu diakui kekuatan yang mereka tunjukkan sangat menakutkan.Namun, inilah hal yang diinginkan oleh Dirga."Serang!"Dirga menghilang bers
Setelah selesai berbicara, Dirga duduk bersila untuk memulihkan kekuatannya.Dua jam kemudian, kekuatan fisik Dirga sudah sepenuhnya pulih, tetapi energi sejati di dalam tubuhnya masih belum sepenuhnya pulih.Oleh karena itu, kekuatan tempurnya pun tidak kembali ke puncak, hanya pulih 90%.Meskipun kekuatan tempurnya baru pulih 90%, sekarang kultivasinya sudah jauh lebih tinggi dari sebelumnya.Karena selama masa pemulihan ini, dia mendapatkan wawasan baru soal ilmu pedang.Sekarang, dia menyadari setiap pemahamannya terhadap ilmu pedang diperbarui, kultivasinya akan meningkat.Seiring dengan peningkatan kultivasinya, rentang perkembangan kultivasinya menjadi makin besar.Hal ini bukan hanya membuat Dirga kaget dan bersemangat, tetapi juga membuatnya makin bertekad untuk mempelajari ilmu pedang!Saat ini, aura yang terpancar dari tubuhnya lebih berlimpah dari sebelumnya. Semua orang menyadari hal ini.Mereka pun sangat kaget, terutama biksu muda. Meskipun dia baru berinteraksi dengan D
Kemudian, seorang pria paruh baya berjubah hijau keluar dari gerbang besar. Dia langsung mengangkat tangannya untuk meninju Dirga.Seiring dengan suara hantaman, Dirga terhempas mundur. Ketika berhenti, seberkas darah mengalir dari sudut mulutnya.Saat ini, ekspresi Dirga berubah muram.Pria itu bukan hanya kuat, keterampilan dan tekniknya juga sangat unik.Seketika, Dirga tidak menemukan celah dan petunjuk, hal ini membuatnya makin gelisah.Pria berjubah hijau itu memandang Dirga dengan tatapan merendahkan. "Hanya segitu kemampuanmu, kukira kamu sangat hebat.""Ayo bertarung, aku akan memenggal kepalamu dalam tiga serangan."Setelah berkata demikian, pria berjubah hijau itu mengabaikan Dirga dan meletakkan tangannya di bahu Haruwi. Dia menyuntikkan energi sejati ke dalam tubuh Haruwi."Sudah kubilang jangan gunakan teknik memikat seperti ini untuk melawan musuh, sekarang kamu sudah tahu betapa lemahnya dirimu, 'kan?"Haruwi membantah, "Aku ini siluman rubah, apa lagi yang bisa kuandal
Dia kembali menghunuskan sebuah tebasan, Haruwi sudah kehilangan dua ekor!Setelah kehilangan dua ekor, pesona yang terpancar dari tubuh Haruwi melemah. Selain itu, dia berteriak dan terus melangkah mundur.Dia mundur sampai ke depan gerbang besar. Ketujuh ekornya yang tersisa terbentang ke depan.Melihat kedua ekornya sudah dipotong oleh Dirga, Haruwi sangat marah. Dia menggertakkan giginya sambil memelototi Dirga."Manusia Sialan, beraninya kamu memotong dua ekorku, kamu harus mati.""Apa kamu tahu berapa banyak usaha yang kukerahkan untuk berevolusi menjadi rubah berekor sembilan? Apa kamu tahu betapa pentingnya setiap ekor ini bagiku?""Dasar lelaki sialan, aku akan membunuhmu."Sebelumnya, Haruwi terus menyembunyikan kekuatannya. Karena dia merasa Dirga tidak sekuat yang dia pikirkan.Bagi rubah, berevolusi menjadi rubah berekor sembilan adalah batas maksimum. Sekalipun dia ingin lanjut berevolusi dan meningkatkan kekuatannya, kedua hal ini sangat tidak memungkinan.Namun, selama