Ucapan Arlan ini telah membuat Dirga terkejut bukan main!Arlan lanjut bicara, "Aku nggak punya cita-cita yang besar, aku hanya tahu kalau Negara Naga ini adalah tempat di mana aku dilahirkan dan tumbuh besar.""Aku nggak akan ikut campur dalam masalah sepele kalian, tapi begitu ada orang yang mengancam keselamatan Negara Naga, aku pasti akan turun tangan untuk menyelesaikannya.""Hanya saja begitu aku turun tangan, korban jiwa bukan hanya ratusan ribu orang saja.""Semua yang kita ketahui tentang dunia ini terlalu dangkal, Dirga, jalanmu masih sangat panjang.""Semua yang telah kamu lewati sampai saat ini dan jalan yang akan kamu lewati nantinya seperti tamu yang datang dan pergi begitu saja dalam hidupmu.""Perjalanan bela diri tak berujung, semua hal yang telah kamu lakukan demi Negara Naga sudah cukup banyak.""Gunakan waktu yang tersisa untuk menjalani kehidupanmu sendiri. Ingat, jalan bela diri yang dilalui adalah sebuah jalan. Kamu beranggapan jalan yang saat ini kamu lalui adal
Vania menjadi sedikit gugup saat mendengar ucapan Aisa.Beberapa waktu ini, Vania terus berlatih sejak dia turun dari puncak Gunung Merita. Sehingga, hal yang Vania ketahui tentang dunia luar tidak banyak.Di dalam hatinya memang selalu ada Dirga. Vania pun menjadi panik saat mengetahui Dirga akan datang ke wilayah Mutara."Guruku sudah di perjalanan menuju wilayah Mutara?""Kamu nggak membohongiku, 'kan?"Aisa langsung memeluk Vania dari belakang, kemudian mencium pipinya."Kita berdua sudah bersama begitu lama, apa untungnya membohongimu? Sebenarnya di dalam lubuk hatimu, kamu juga tahu kalau kamu nggak pernah melupakan Dirga.""Barusan pas aku membahas Dirga, jantungmu langsung berdebar-debar dan kamu sudah panik.""Aku bisa memastikan kalau di dalam hatimu tak ada tunangan yang selama ini kamu cari-cari, Dirga selalu ada di hatimu!""Sebenarnya pesona apa yang dimiliki si Dirga itu sih? Kok bisa dia membuat Jenderal dan kalian terpikat olehnya.""Vania, dengarkan saran dariku. Ikut
Selesai Dirga bicara, Vania langsung berlari dan memeluk Dirga, lalu menangis dengan keras.Hingga saat ini, Vania baru menyadari betapa pentingnya Dirga di dalam hatinya.Dirga juga terharu, Dirga menganggap Vania hanya sebatas muridnya saja.Kedua tangan Dirga berhenti di tengah udara, tetapi pada akhirnya dia meletakkan tangannya ke bawah dan menepuk punggung Vania dengan pelan."Sudah, sudah. Sudah besar masih saja cengeng, lihat wajahmu jadi jelek begitu."Dirga bicara sambil mendorong Vania, dia menjulurkan kedua tangannya dan menyeka air mata Vania."Sekarang kamu sudah bisa memberitahuku tujuan kamu dan Bibi datang ke tempat ini, 'kan?"Selama satu tahun ini, Dirga tahu kalau Vania dan ibunya ada di sini, tetapi Dirga tidak tahu alasan kenapa Vania dan ibunya pergi hingga saat ini.Vania baru saja ingin berbicara, tetapi ibunya berjalan ke luar dari dalam bar."Pak Dirga, lama tak berjumpa. Mari masuk.""Kami sudah menyiapkan makanan untuk kalian."Saat bertemu kembali dengan d
Vania melesat ke udara, tangannya memegang pedang, kemudian dia memperlihatkan kultivasinya kepada Dirga.Dirga sangat puas terhadap pencapaian kultivasi Vania hingga saat ini, bahkan Dirga merasa sedikit terkejut."Bagus, bagus! Kekasihku memang hebat!""Kecepatan perkembanganmu sangat pesat, kekuatan tempurmu saat ini bisa menyeimbangi Zizi."Dirga bicara sambil melesat ke tengah udara."Aku bukan kekasihmu, tapi muridmu.""Apa kamu berani menerima serangan dariku?"Vania berbicara dengan wajah yang kemerahan."Bukannya cinta di antara guru dan muridnya adalah hal yang wajar?""Selain itu, bukankah hal semacam ini sangat mendebarkan.""Ayo, serang aku dengan serangan terkuatmu."Ucapan Dirga membuat Vania malu bukan main. Vania juga tidak tahu kenapa dirinya bisa seperti ini.Dulu Vania hanya diam-diam menyukai Dirga, mengubur perasaannya terhadap Dirga di dalam hatinya. Akan tetapi, sekarang semuanya sudah diungkapkan dan Vania malah merasa kalau sekujur tubuhnya tidak nyaman.Vania
Krisna lanjut bicara."Selain itu, partisipan dan sekte partisipan berada akan mendapatkan sumber daya yang banyak. Kalau mampu masuk ke urutan 10 teratas, partisipan akan bisa masuk ke Mirado.""Setelah kami berdiskusi, kami memutuskan kamu akan memimpin empat anggota Sekte Taichi lainnya untuk mewakili Sekte Taichi dalam turnamen wilayah selatan tahun ini."Di dalam aula Sekte Taichi, Krisna, Satya dan petinggi Sekte Taichi sedang duduk bersama.Di hadapan mereka ada Zira dan juga empat anggota Sekte Taichi yang masih muda.Mereka berlima adalah lima anak muda dengan kekuatan tempur terhebat di Sekte Taichi saat ini, terutama Zira.Krisna memberitahukan peraturan turnamen kepada Zira. Cara untuk berpartisipasi dalam turnamen sangatlah sederhana, dengan hanya mendaftarkan diri saja.Seluruh petarung yang berpartisipasi dalam turnamen bisa memilih lawan masing-masing dengan bebas, baik itu adalah petarung di luar daftar peringkat petarung maupun yang berada di daftar peringkat, semuany
Ryan tidak percaya Satya dan Krisna akan mempertaruhkan seluruh sekte hanya demi seorang Zira.Satu jam lebih kemudian, Ryan tiba di sebuah ruang naratama sebuah restoran mewah.Saat ini sudah ada empat pemuda yang sebaya dengan Ryan duduk di dalam ruangan tersebut, di kedua sisi keempat pemuda itu masing-masing terdapat dua perempuan."Ryan, akhirnya kamu datang juga.""Cepat duduk dan minum tiga gelas untuk menghukum dirimu sendiri."Pemuda yang berbicara bernama Bram Surendra, dia adalah murid Gerbang Langit Selatan. Tingkatan alam kultivasi Bram lebih rendah satu tingkat dari Ryan.Ketiga pemuda lainnya merupakan putra keluarga kaya di wilayah selatan Pasar Kuolun, masing-masing berasal dari keluarga yang bukan sembarangan.Rencana Ryan adalah memanfaatkan mulut orang-orang yang hadir malam ini untuk membocorkan informasi mengenai kemusnahan Sekte Yin-Yang beserta sumber daya mereka.Musnahnya Sekte Yin-Yang berhubungan mengenai nasib Sekte Taichi, oleh karena itu Ryan harus sangat
Ketiga teman Ryan begitu kompak hingga membuat Ryan merasa sangat puas.Bram baru berbicara kembali setelah teman-temannya selesai bicara, "Awalnya aku juga nggak percaya, tapi ketua sekte kami dan para tetua sudah memeriksa ke Sekte Yin-Yang langsung.""Mereka bilang di sana masih ada sedikit sisa dari energi pedang, jadi mereka membuat suatu kesimpulan bahwa seorang pendekar super menggunakan energi pedang dari jarak jauh untuk memusnahkan Sekte Yin-Yang.""Kalian belum lupa bagaimana putra suci, putra ketua Sekte Yin-Yang, bisa tewas, 'kan?""Ini adalah suatu fakta yang masih belum diketahui oleh orang-orang hingga sampai saat ini!""Putra suci Sekte Yin-Yang itu playboy, aku menduga kalau dia kemungkinan telah mencari masalah dengan seorang kekasih atau putri seorang pendekar super!""Jadi, makanya dia bisa dibunuh. Lalu, kematiannya menyebabkan Sekte Yin-Yang musnah!"Bram berhenti bicara sampai di situ, kemudian setelah menghabiskan segelas bir, dai menatap Ryan dan yang lainnya.
Satya dan yang lainnya sudah mengetahui semua yang tengah terjadi di luar sana."Kita gagal menyembunyikan kejadian itu, siapa yang sebenarnya sudah membocorkan masalah mengenai musnahnya Sekte Yin-Yang?""Siapa orang yang sudah membocorkannya?""Kalau aku tahu siapa pelakunya, aku akan mengupasi kulitnya.""Tetua, sekarang jangan bicarakan hal yang nggak penting. Sekte Taichi memiliki puluhan ribu anggota.""Mana mungkin kita bisa membungkam mulut semua orang?""Hal yang perlu kita khawatirkan saat ini bukanlah siapa yang telah membocorkan informasi, melainkan mencari cara untuk menghadapi orang-orang di luar sana.""Mereka bukan datang untuk membalaskan dendam Sekte Yin-Yang, melainkan untuk sumber daya Sekte Yin-Yang."Krisna bangkit berdiri, kemudian dia menggebrak meja yang ada di depannya. Sekujur tubuh Krisna mengeluarkan aura yang mengerikan."Apa lagi yang perlu dibicarakan? Sumber daya Sekte Yin-Yang sudah dihancurkan oleh Zira.""Mereka berani meminta sumber daya itu? Kalau