Setelah itu, Dirga duduk di kursi orang yang baru saja dia dorong."Jangan melihatku seperti itu, mau kalian menyambutku atau nggak, aku sudah datang ke sini."Setelah Dirga duduk, dia mulai menyantap hidangan.Saat tokoh penting setempat melihat tingkah laku Dirga, mereka sontak mulai memakinya."Dirga, kamu belagu sekali! Kamu pikir sekarang kamu adalah raja di wilayah Timura?""Sekarang posisimu sedang dalam bahaya, beraninya kamu masih sombong kayak gitu!""Dasar hantu kelaparan! Memangnya kamu sudah nggak makan berapa hari?""Apa kamu tahu ini acara apa?""Dasar menjijikkan.""Aku dan yang lainnya nggak mau duduk satu meja denganmu, itu hanya akan menurunkan derajat kami!"Orang-orang yang duduk satu meja dengan Dirga, satu per satu berdiri dan menjauhinya, kemudian mencari tempat duduk yang lain.Dirga mengabaikan mereka, dia juga tidak marah dan terus menyantap makanan yang ada di meja dengan lahap. Dirga dan Maya sudah sepakat untuk pura-pura tidak saling kenal satu sama lain.
Ucapan Maya berikutnya akan lebih menggegerkan lagi!"Barusan pas aku pergi ke toilet bersama Dirga, kami sudah mencapai kesepakatan bahwa Grup Samsan akan memegang saham sebesar lima puluh satu persen.""Selain itu, sepuluh ribu tentara keluarga kami akan dipimpin oleh komando dari Dirga. Kerugian Perusahaan Kencana saat ini akan ditanggung oleh Keluarga Panjaitan.""Aku akan menyelidiki pihak-pihak jahat yang menekan Perusahaan Kencana, aku akan membuatnya membayar atas apa yang telah dia perbuat.""Keluarga Panjaitan memang seperti ini, kami nggak tega melihat rekan kerja sama keluarga kami ditindas oleh orang lain.""Aku akan senang bila ada yang mau bekerja dengan Grup Samsan, tapi kalau ada yang berniat menantang Grup Samsan dan menindas rekan kerja samaku, aku nggak akan pernah menyetujuinya.""Sudahlah, aku akan menyerahkan perihal persiapan pembangunan Grup Samsan kepada Paman Septo. Paman Septo akan bertanggung jawab dalam seluruh proses pembangunan.""Tolong kalian sampaikan
Raja Silon dan yang lainnya percaya kalau Dirga pasti tidak ingin melihat hal itu terjadi."Raja Silon nggak perlu khawatir, kali ini Dirga pasti kalah. Dirga pasti akan berlutut meminta ampun padamu."Semua orang segera pergi melaksanakan perintah.Keesokan harinya di siang hari, orang-orang yang diutus oleh Raja Silon akhirnya kembali sambil membawa kabar, tetapi itu bukanlah kabar yang baik baginya."Apa kalian bilang? Orang-orang yang telah kita kirim semuanya menghilang?""Katakan padaku dengan jelas, mereka mati atau menghilang?"Raja Silon marah besar, orang-orang yang ditugaskan adalah pendekar super, bahkan ada dua pendekar Kaisar Master.Di sisi Dirga sudah tidak ada pendekar lagi, bagaimana mereka bisa menghilang?Apa mungkin informasi yang dia dapatkan palsu?Di sisi Dirga sebenarnya masih ada pendekar super?Raja Silon tiba-tiba merasakan firasat buruk.Saat ini, salah satu anak buahnya melaporkan dengan gemetaran."Raja Silon, kita semua sudah ditipu. Selain pengawal yang
Dirga sontak merasa sangat gembira!Bukankah kebahagiaan ini datang secara tiba-tiba!Tingkat kultivasi Raja Silon tidak tinggi, selain itu kultivasinya barusan juga telah disegel. Sekarang, Raja Silon seperti daging di atas talenan yang siap untuk dipotong.Namun, Raja Silon segera menenangkan dirinya kembali dan berkata dengan raut wajah tak bersalah, "Raja Silon? Siapa itu? Aku nggak kenal.""Apa yang sebenarnya sedang kalian lakukan? Cepat lepaskan aku, aku hanya seorang warga biasa. Kalian nggak boleh memperlakukan orang lain seperti ini!"Harus diakui bahwa kemampuan akting Raja Silon cukup hebat, dia berbicara sambil menangis.Raja Silon begitu mendalami perannya hingga terlihat sangat nyata.Dirga menyaksikan pertunjukan Raja Silon dengan tenang, wajahnya menampakkan senyum penuh makna."Raja Silon, kita sama-sama orang pintar, nggak usah berpura-pura lagi di hadapanku. Keluarga Tjohara dan Keluarga Tanjaya yang selama ini mendukungmu begitu kuat, kenapa kamu malah dibuang begi
Setelah itu, Raja Silon memprediksi hubungan antara Dirga dengan Maya pasti istimewa.Raja Silon bahkan memiliki satu pikiran yang mengerikan, yaitu Keluarga Panjaitan atau bahkan seluruh Negara Malaika kemungkinan adalah milik Dirga.Kalau tidak, mana mungkin Maya tetap menyuruh pendekarnya tetap bertarung walau mengetahui kalau dia akan bertentangan dengan Keluarga Tjohara dan Keluarga Tanjaya.Keluarga Panjaitan memang sangat, sangat kuat, tetapi berurusan dengan Keluarga Tjohara dan Keluarga Tanjaya di saat yang bersamaan adalah sebuah hal yang tidak mungkin. Keluarga Panjaitan harus menghadapi dua keluarga yang bekerja sama, Keluarga Panjaitan pasti akan mengalami kerugian yang sangat parah.Akan tetapi, sekarang fakta membuktikan bahwa pendekar Maya mampu mengalahkan pembunuh yang diutus oleh kedua keluarga lawan."Dirga, sebenarnya seberapa banyak kemampuan yang sudah kamu sembunyikan? Apa identitasmu yang sebenarnya?"Raja Silon bergumam, dia tiba-tiba merasa kalau saat ini dir
Naomi dan yang lainnya baru pertama kali datang ke wilayah Barata, sehingga mereka sangat penasaran terhadap semua hal di sini, terutama kuliner di kota ini."Dirga, kita mau pergi ke mana? Siapa orang yang barusan meminjamkan mobil ini untuk kita?""Kamu sepertinya sangat akrab dengan orang itu, dia sepertinya juga sangat menghormatimu."Naomi bertanya dengan penasaran."Dia adalah Roland Laurensius, dia itu Wali Kota Gallant!""Dia adalah temanku selama di penjara dulu, aku pernah menyelamatkan dia pas di dalam penjara."Naomi dan yang lainnya langsung terkejut ketika mendengar ucapan Dirga.Mereka memang baru pertama kali datang ke wilayah Barata, tetapi mereka cukup memahami sedikit kondisi di sini.Wali Kota Gallant berbeda dari Wali Kota lainnya. Status dan posisi Wali Kota Gallant cukup istimewa, dia bisa dibilang adalah seorang raja. Selama ini posisinya berada di bawah setelah posisi Raja Asan.Selain itu, Wali Kota Gallant memiliki pasukan berjumlah lima puluh ribu prajurit!
Ketika melihat tampang Dirga yang canggung, Naomi tak kuasa untuk tertawa terbahak-bahak.Kristin dan Quinza yang ada di samping juga demikian, mereka berdua baru pertama kali melihat Dirga secanggung itu."Kak Naomi, apa Dirga benar-benar nggak bisa 'bangun'?""Apa dulu dia juga seperti ini sama Kak Naomi?""Ngelantur, mana mungkin dia nggak bisa? Dia begitu karena di dalam hatinya selalu teringat dengan Zira.""Biar aku ceritakan pada kalian berdua, posisi Zira di hati Dirga itu sangat penting. Kita semua nggak akan bisa menggantikan posisi Zira di hati Dirga.""Tapi, kalian berdua juga nggak perlu cemas. Aku akan beri tahu kalian berdua satu hal yang pasti, di hati Dirga juga ada kalian berdua.""Kelak kita harus bersaing dengan adil, siapa pun yang dipilih oleh Dirga nanti, sisanya nggak boleh memendam rasa benci, ya."Kristin dan Quinza menganggukkan kepala mereka. Kristin seperti sedang memikirkan sesuatu, dia pun bertanya, "Kak Naomi, bagaimana kalau nanti Dirga memilih kita sem
Vincent sangatlah sombong. Kalau dia tak suka orang itu, dia akan membunuhnya.Bisa dibilang semua orang di Kota Gallant kenal dengannya, juga tak ada yang berani menyinggungnya dan memilih untuk menjauh ketika bertemu dengannya.Setelah para tamu yang inap mendengar perkataan anak buah Vincent, mereka langsung kabur dengan takut, mana berani menginap di sana lagi."Entah orang sial mana yang berani menyinggung Vincent si tukang pembunuh itu?!""Benar-benar sudah bosan hidup.""Cepat pergi, cepat pergi! Kalau Tuan Muda Vincent marah sampai asal membunuh orang, kita yang akan sial."Para tamu yang inap segera melarikan diri dari hotel ini dengan tatapan takut. Saat ini, Vincent membawa Hadi, serta anak buahnya naik lift.Tak lama kemudian, mereka tiba di kamar Presidensial tempat tinggal Dirga dan tiga orang lainnya.Hadi tidak banyak bicara lagi, dia langsung menghancurkan pintu itu dengan tapak tangannya, lalu masuk ke dalam kamar Dirga.Mata Dirga hanya berbinar ketika melihat Vincen