Brigita: Tidak! Tapi demi mendukung rencanamu. Aku terpaksa harus membiarkan dia menikmati tubuhmu walaupun aku yakin sekali kamu pasti tersiksa, Sayang. Tapi ini kurasa akan membuat Kakekmu percaya. Atau mungkin kau bisa memberikan dia obat tidur dan tak perlu menyentuhnya.
Reiko: Ehm, sudah jangan bahas itu dulu, Bee.
Brigita: Kenapa? Kamu mau puasin Kakekmu dan membuatnya percaya demi kedudukanmu di perusahaan, kan? Mau bagaimana lagi emang? Kan paling masuk akal melakukan itu dan melukai hatiku. Aku akan coba mengerti, Sayang.
Reiko: Bee--
Brigita: Sudahlah kamu gak usah merasa gak enak, Sayang. Aku cuma mau memba
"Aida, tadi kamu datangnya bareng bukan sama--""Ssst, iya."Aida tahu apa pertanyaan lanjutan dari sepupunya,Inggrid. Dia tidak mau memperpanjang itu makanya langsung menjawab dan menunjuk ke arah depan di mana Kakaktingkat juga sudah siap untuk menjelaskan schedule mereka hari ini.Aida taktahu apa yang harus mereka lakukan sekarang.Tapi mereka juga tetap mendengarkan detail pelaksanaannya dan Inggrid untungnya mengerti dan dia tidak lagi banyak bertanya."Aida, kalau nanti kondisimu kurang enak kamu bisa langsung bilang, ya. Tidak perl
Beberapa jam sebelumnya.Endra: Jadi, kamu sementara waktu akan pindah ke rumah yang letaknya di dekat kampus istrimu itu selama renov, Reiko?Reiko: Iya Papa. Karena itu aku minta tolong Deni untuk memindahkan semua pakaianku yang ada di dalam kamarku dan semua pakaian termasuk barang-barang Ai yang ada di dalam apartemenku ke rumah baru itu. Untuk milik Brigita nanti ke rumah Shandra sedikit-sedikit saja kalau kebanyakan. Aku soalnya tidak mungkin minta tolong pada Seno karena Papa tahu, kan? Dia tidak mungkin masuk ke dalam apartemenku, ke ruang pribadiku. Dan aku tidak mau dia menemukan kalau aku dan Ai pisah kamar.Endra: Reiko, kamu tahu sendiri kan kalau Seno itu adalah anak dari Lesmana? Apa kamu yakin kalau kamu ingin dibantu olehnya? Kenapa tidak minta bantuan Deni saja? Dia sangat loyal sekali padamu.
Aku capek-capek ingin menjemputnya tapi di sana dia sepertinya sedang bicara dengan pria lain!Reiko berkendara lumayan jauh dari kantornya di Cikini sampai ke kampus Aida dan menerobos kemacetan yang memenatkan. Sekarang makin pening kepalanya karena rasa tak enak di hatinya.Pria itu juga tersenyum padanya. Dan sekarang mobilku sudah berhenti di sampingnya dia juga tidak menyadarinya!Mobil itu sebenarnya tidak pas ada di samping Aida. Tapi sekitar setengah meter di belakang Aida berdiri. Reiko tidak menghampiri Aida. Jelas saja Aida yang masih posisinya membelakangi Reiko tidak bisa melihatnya.Tapi memang dua orang laki-laki di hadapannya tentu bisa melihat mobil itu. Tapi mereka tak curiga sama sekali dan sepertinya memang lagi fokus bicara dengan Aida.
"Assalamualaikum, Mas Reiko!"Ehm, tadi rasa kepalaku mau meledak waktu lihat dia bicara dengan mereka. Tapi saat dia masuk mobil sudah mengecup bibirku sebelum dia mengulurkan tangan dan menarik tanganku untuk Salim,api itu ke mana ya? Perasaanku jadi seger kayak habis mandi!Dan inilah yang dilihat oleh Irsyad yang membuat dirinya berpikir tentang drama hati.Aida cepat-cepat masuk ke pintu penumpang di samping driver dan mendekat pada suaminya tanpa malu-malu menunjukkan kemesraan mereka yang menyayat hati Irsyad tapi justru membuat hati seseorang yang ada di kursi driver itu mood-nya jadi bagus lagi."Mas Reiko, aku sudah bebas sama semua permasalahan di kampus. Aku udah lolos masa orientasi sebagai mahasiswa baru dan besok aku udah mulai belajar di kampus seperti biasa. Terus aku
"Udah Mas, ndak usah dibahas lagi.""Ai, aku cuma gak mau kalau nanti sakitmuuuumh.""Aku bilang ndak udah dibahas lagi."Tadi Reiko khawatir kalau Aida akan marah padanya makanya dia ingin menjelaskan alasan kenapa dirinya menolak.Tapi istrinya malah memberanikan diri membuka seatbelt dan mengecupnya padahal mereka sedang di jalan."Untung saja aku masih lihai berkendara. Kalau tidak tadi kita itu bisa kecelakaan. Kamu ini main-main aja.""Hihihi, habis Mas Reiko aku sudah bi
"Laper Mas...""Ssssh."Gemas mendengar jawaban dari istrinya makanya Reiko kembali mencubit hidungnya."Sebentar aku bikinkan makan untukmu."Reiko baru hendak membuka jasnya dan dia berniat keluar kamar untuk melihat apa bahan makanan yang ada di dalam kulkas dan memasaknya."Tadiminta makan tapi sekarang malah memelukku."Ya lah, karena minta makan itu hanya intrik yang kubuat,sebenarnya aku tidak lapar-laper banget dan rasa laparku ini tidak sebesarras
"Ai, aku cuman nggak mau kamu terlalu capek dan aku nggak mau liat kamu sakit. Jangan overthinking, ya! Mmuuuuah!"Reiko menyempatkan diri untuk mengecup dahi wanitanya berusaha menenangkan."Tapi Mas, aku mau ikut. Naik mobilnya Mas Reiko gak akan bikin cape kok. Aku bisa tidur lonjoran, kepalanya dipangku, Mas Reiko." Aida tetap memaksa. "Nanti kalo kakinya Mas Reiko kesemutan aku pijitin."Haduh, punya istri kaya punya anak bocah, bisik hati Reiko tapi mendengar permintaannya dia tak bisa menolak juga dan sudah terpaksa mengangguk."Ya sudah kalau mau begitu. Sekarang duduk sana, biar aku masak dulu!""Yesss! Makasih, Mas Reiko!"Barulah saat Reiko mengikuti keinginan Aida, dia bisa masak dengan tenang. Aida tak mem
"Pak Reiko, luar biasa sekali! Saya tidak menyangka bahwa Anda akan berhasil membuat kota Kudus bukan hanya terkenal sebagai kota santri dengan simbol Sunan Kudus dan tempat lahirnya kretek, tapi rencana Anda yang sudah membuka pabrik kretek untuk masyarakat umum ditambah dengan banyak sekali sarana hiburan berkonsep wisata edukasi sebagai tempat belajar bagi masyarakat terutama bagi generasi muda kita untuk mengenal lebih jauh tentang petanian, budaya, peternakan, sejarah kota dan semua dikemas tak membosankan bahkan sangat menarik sekali, saya rasa ini luar biasa sekali.""Terima kasih Pak Bupati, saya sangat mengapresiasikan pujian Anda dan semoga ini menjadi langkah awal saya bisa membangun kota ini menjadi sesuatu yang lebih dikenal lagi di Indonesia! Membantu warga kota juga selain untuk mendapatkan sarana hiburan yang mendidik untuk anak-anak mereka tapi bisa meningkatkan sumber perekonomian mereka saat Kudus m