"Eheheh, bu-bukan Mas, maksudku kan Mas Reiko capek loh."CUP.Karena dia sudah berdiri dan memegang tangan wanitanya mau ke kamar jelas saja Reiko tak tahan untuk mengecupnya."Mas Reiko ni ….""Ssst, iya aku tidur. Tapi entar bangun minta lagi, ya.""Huh? Lagi?"Memerah jelas wajah Aida ketika melihat pria itu mengangguk."Iyalah. Yang kayak gitu kan enak.""Mas Reiko gak cape?""Makanya sekarang kita tidur."Tak mau melihat Aida yang terlihat khawatir karena dirinya memang belum beristirahat, Reiko pun setuju.Selepas mereka menikmati makan malam dan selesai sholat Maghrib akhirnya sudah tak kuat lagi untuk melek. Waktu mereka makan malam memang sebelum sunset. Jadi memang masih kebagian Maghribnya.Dalam dekapan suaminya akhirnya Aida yang merasa hari itu adalah hari kebahagiaan terbesar dalam hidupnya, dia terlelap dalam hitungan menit.Masuk ke dalam zona tidur terdalamnya dengan perasaan yang berbeda.Begitupun dengan Reiko yang hanya manusia biasa dia tak kuat lagi untuk menah
"Heh, Mas Reiko beneran nyuruh aku?" Agak kaget Aida ketika mendapatkan tawaran itu apalagi melihat Reiko yang mengangguk dengan senyum membenarkan tak berniat bercanda."Supaya kamu nggak bingung sama kerjaanku. Tadikan kamu nanya. Kalau aku yang jelasin ya kamu nggak akan ngerti-ngerti nanti, mending coba buat aja sendiri."Mendengar ucapan Reiko tentu saja Aida pun setuju.Ini menarik untuknya karena hal baru. Apalagi Aida juga sempat membaca-baca buku tentang desain interior di rak buku Reiko.Di sini Reiko juga membantunya dan memberitahukan bagaimana cara menggambarnya. Teknik dasarnya.
"Ehm …."Mana tahu Aida harus menjawab apa dari pertanyaan Reiko barusan?CUP.Tapi pria itu tetap sudah menempelkan bibirnya dan menyesap bibir wanitanya. Sangat lembut, membuat ada keinginan lagi dalam hati Aida untuk membalasnya."Sama seperti aku makan macaron. Kelihatannya keras, tapi pasti sesak rasanya dingin manis dengan semua rasa lembut yang menggodaku untuk memakannya lagi!"Macaron itu rasanya kayak gimana ya?Mana Aida tahu. Dia belum perna
Bee aja suka. Berarti dia memang punya bakat. Aku gak salah menilai, bisik hati Reiko.Brigita dan Reiko sudah lama sekali menjalankan bisnis desain interior dan mereka juga mendalami bidang itu sejak kuliah tentu saja Reiko percaya penilaian Brigita tak mungkin salah.Dan kini tangan pria itu mengambil tabletnya, tapi dia tidak mengomentari Aida.Dia membuka di tabletnya untuk mengerjakan satu yang lainnya.Yang tadi sudah selesai berarti dia masih punya hutang banyak desain lagi yang harus dikerjakannya.Reiko memang sudah expert. Dia paham apa y
"Mas Reiko dirombak lagi, bukan?""Gak, aku cuma ngerubah desain warnanya aja yang ini kayaknya nggak sesuai. Harus disesuaikan sedikit lagi supaya nyambung sama yang di sini. Tapi juga ada gradasi warnanya di sini."Aida memperhatikan semua yang ditunjuk oleh Reiko barusan.Reiko yang masih mencoba mengulang-ulang lagi, mengganti-ganti lagi apa yang harus diganti olehnya, tapi tetap dia masih belum bisa mengatakan itu sempurna."Sini Mas, sambil aku pijitin bahunya."Aida yang melihat Reiko seperti ingin memijat bahunya yang kaku dia pun menggerakkan tanga
"Mas Reiko, aku dapat bayaran? Kan aku disini mau ngebantuin Mas Reiko!"Aida tak berani menerima dan mau mengembalikannya lagi pada Reiko."Pegang aja, Ai." Tapi Reiko masih bersikeras."Itu bayaranku sebagai desain interior. Aku mengerjakan enam desain ini dan dari denah layout, 2D dan 3D nya aku bisa dapat seribu dolar per gambar. Karena aku kan nggak ngerjain render sama modelingnya. Itu nanti Brigita dan tim yang akan membuatnya. Dan ini juga dealnya kan sama dia. Jadi kalau dari freelance design-nya aja bayaranku ya cuma seribu. Cuma untuk gambar yang terakhir ini beda, bayarannya lima ribu karena ini project yang beda.""Terus Mas Reiko ngasih aku sepuluh ribu dolar ini?""Hmm. Kamu kan istriku, pegang aja. Itu bayaran kerjaanku."Reiko menepuk kepala Aida dan dia mendekatkan bibirnya pada Aida dan mengecupnya."Jadi Mas Reiko akan dapat bayaran ini dari Mbak Brigita?”"Hmmm." Reiko mengangguk pelan.Ya, aku seharusnya mendapatkan bayaran itu, tapi tidak pernah aku ambil. Semua
Reiko : Listen Bee! Aku mencintaimu dan aku tidak suka kalau ada orang yang memanfaatkanmu. Apa pun bentuknya, sudah kukatakan padamu teman itu hanya teman. Bukan berarti kamu harus mempercayakan semuanya pada temanmu. Yang harus kamu percaya itu aku. Karena kamu akan hidup denganku. Tapi sepertinya kamu lebih percaya pada Shandra.Kenapa rasanya sedikit menyakitkan ya ketika mendengar dia bilang dia mencintainya? Tapi dia juga bilang kalau dia mencintaiku. Dia juga bilang kalau dia menginginkanku. Bukankah aku yang memang menginginkan setengah dari dirinya dan berarti aku harus menerima kalau dia mencintai wanita lain di setengah dirinya?Memang Reiko lagi bicara dengan emosinya pada Brigita. Tapi wanita di sampingnya mendengar dan setengah mati akhirnya Aida berusaha untuk membuat dirinya tidak berpikir macam-macam tentang Reiko.Brigita : Heeh, ke-kenapa kamu bahas ini?Reiko : Karena aku yang repot kalau ada apa-apa. Apa dia repot kalau kamu kenapa-napa? Kalau perusahaan kita kena
Brigita : Iya sayang, aku mengerti apa yang harus kulakukan. Kamu nggak perlu khawatir dan aku akan berhati-hati.Reiko : Ya sudah kalau begitu, baguslah! Setidaknya sekarang aku sedikit lebih tenang. Hati-hati ya, Bee. Karena kalau kita urusannya sama orang, apalagi menyangkut uang yang cukup besar bahayanya sama kita. Teman kita kabur yang mesti tanggung jawab itu kan ya kita.Brigita : Ya sudah aku tutup dulu teleponnya, ya. Aku janji akan hati-hati.Reiko : Hmm. Aku mau tidur dulu. Love you Bee.Brigita : Much love for you too.Sssh, aku sudah mempercayaimu selama beberapa tahun terakhir ini sejak kita lulus, tapi sampai sekarang kamu masih belum berhasil untuk menjadikan aku istrimu! Dan bahkan kamu malah menikahi wanita lain.Brigita mencibir pada handphonenya sendiri dan dia mengungkapkan semua emosinya itu.Lalu sekarang kamu menyuruhku untuk menjauhi temanku? Apa kamu nggak tahu kalau dia itu temanku? Dia yang membuka peluang untukku. Dia yang memberikan banyak sekali kemudah