"Ehm--" Aida tak bisa menjawab.
Tapi lagi-lagi jawaban yang membuat hati Reiko memanas padahal di sana udara cukup dingin karena ini menjelang musim dingin.
Tau begini, aku tidak menyuruhnya untuk menghapus make up! kesal Reiko dan merasa menyesal setengah mati.
Terbayanglah dia kisah Dewi Athena yang membuatnya makin mangkel.
Tak tahulah bagaimana hatinya. Tapi untuk merespon Richard, Reiko juga tidak tahu bagaimana harus menjawabnya di saat Richard menatapnya dan tersenyum setelah tadi memuji Aida.
Dan bukan hanya Reiko yang merasa tak enak. Jujur hati Aida juga deg-degan ngeri sangat.
Haduh, dia kenapa memujiku? Bisa-bisa Mas Reiko nanti akan mengomel padaku lagi! Padahal aku kan sudah gak pake make up!
"Ish, Richard. Apa kau tidak tahu jika aku tidak memakan itu maka anakmu ini akan ileran nanti saat lahir?""Tasya--""Ssst, Richard sudah jangan berisik."Wah, andai aku bisa menyuruh Mas Reiko diam seperti dia meminta suaminya pasti sangat menyenangkan sekali. Cuma melihat wajah Mas Reiko kalau sudah mau marah rasanya aku jadi takut.Tak peduli dengan drama rumah tangga itu tapi yang ditekankan dalam hati Aida adalah sesuatu yang lain.Sebuah hubungan sehat antara seorang pria dan wanita yang sudah menikah yang dirindukan olehnya.Hubungan tanpa ada wanita lain yang menjadi pengganjal di antara mereka dan keduanya memang saling mencintai sehingga bisa memiliki satu sama lain dan bahkan tidak masalah jika mereka memulai sediki
"Tasya kurasa suamimu pasti akan sangat marah sekali kalau kita mau masak seblak. Bagaimana kalau aku menggantinya dengan mie goreng? Atau nasi goreng?""Aish, biarlah. Aku sudah lama meninggalkan indonesia dan aku liat di tiktok dan ramai beberapa bulan lalu orang-orang buat seblak Rafael. Kita coba buat yuk!" Tasya tak gentar."Tapi--""Aish. Tak apa sekali-kali Richard marah padaku. Tak apa juga kalau dia marah padaku lalu lebih bagus kalau dia menyuruhku untuk pergi dari sisinya. Memang itu yang kuinginkan!""Hah?"Aida tak paham apakah Tasya memang salah bicara atau tidak, tapi memang kata-kata itulah yang terlontar dari bibir wanita yang kini menggandeng tangannya."Kau tahu? Menikah dengan orang kaya itu berarti kau berada di dal
"Hmm. Kau pasti juga dari Indonesia dan ingin mencoba makan seblak juga? Kami ingin membuat seblak yang lagi viral itu loh. Seblak Rafael! Kau tahu?""Wah, iya aku tahu. Nama suamiku ini juga Rafael!" wanita itu merangkul tangan pria yang kini melirik padanya tak suka.Siapa yang menjadikan namaku viral dengan sebutan seblak Rafael? Orang itu cari mati dan ingin ku gantung?Sejujurnya Rafael kesal dan marah mendengar ucapan dari Tasya. Harga dirinya rasa diinjak-injak ketika namanya menjadi nama makanan.Tapi saat ini banyak orang dan tentu saja dia tidak bisa memaki wanita yang tak bersalah dan tak tahu apa-apa tentang harga dirinya itu."Adikku Sabrina juga pernah menunjukkannya di tik tok soal seblak Rafael itu. Boleh aku cicipi? Satu suap saja. Aku ingin sekal
"Ahahaha, anakmu lucu sekali. Dan bahasa Indonesianya cukup lancar untuk ukuran bule."Tak tahu lagi bagaimana cara meresponnya akhirnya Aida menjawab garing macam itu."Hey Rafael, aku sepertinya pernah melihat gadis itu. Di mana ya aku pernah melihatnya? Sssh."Bisik-bisik Rafael mendengar suara Alan yang ada di sampingnya menyikut lengannya sambil memperhatikanAida.Saat ini Clarissa sedang mencoba menjelaskan pada putranya bahwa pemikirannya salah. Sebuah penjelasan yang juga malas didengar oleh Rafael makanya dia melirik Alan."Kau pernah tinggal
"Tidak, supirku bahkan sudah mengakui kalau kami yang menabrak rumah. Maaf kami ada di blind spot dan kami tidak melihatmu!"Beberapa saat sebelumnya saat Richard masih bicara dengan Felix Garcia dengan Conor dan Reiko berada bersamanya juga."Ada yang ingin kubicarakan dulu dengannya kalau kalian tidak keberatan menunggu di ruang kerjaku dan Brice akan mengantar kalian dulu.""Baiklah, tak masalah Tuan Peterson!" Connor Meyer yang menjawab lalu dia dan Reiko bersama Brice pergi meninggalkan Richard yang kini hanya tinggal bertiga bersama dengan Felix dan Excel."Tuan Peterson sebenarnya tidak perlu merasa khawatir dengan kondisi saya. Saya baik-baik saja. Anda sudah memperhatikan saya dengan sangat baik. Tak perlu lagi merasa bersalah.""Philippe Garcia, dia adalah ayahmu. Dan aku
"Waaaaah, enak banget rasanya!""Iya bener Clarissa. Ini beneran sumpah enak banget. Ya ampun aku rasa ini udah kayak rasa masakan yang ada di Indonesia. Kangen banget loh aku. Kita kapan sih Clarissa bisa pulang ke Indonesia?""Taulah Sabrina, pokoknya, yang penting seblaknya enaaaaaak. Bagaimana menurutmu Tasya? Apa enak juga?""Hmmm!" Tasya manggut sambil agak kesulitan menjawab karena dia harus menelan makanannya yang membuat pipinya menggembung dan kini, rasa pedas itu sudah menjalar ke tenggorokan yang membuat dirinya sebetulnya lumayan terganggu."Enaaaaak! Sumpah enaknya pol banget. Ni beneran deh, sssh. Mantul. Cobain Aida, enak banget!"'Yah, enaklah, kalian semua tinggal makan. Yang capek-capek ngulek dan yang capek-capek ngurusin semuanya itu aku send
Alan: Hey, apa kau sudah mengecek di mana istrimu berada?Sesaat sebelumnya, suara ini mengganggu seseorang yang kini menatap ke arah Excel yang menggelengkan kepalanya pelan dengan wajah cemas.Richard: Apa dia bersama Dimitri dan Aida?Tapi Richard memastikan dulu yang satu ini meski sebenarnya dia juga ingin tahu siapa Alan.Keberadaan Tasya dengan Dimitri lebih penting. Richard yakin dengan loyalitas Dimitri yang akan menjaga istrinya.Alan: Yep. Bersama dengan kedua orang itu dan juga bersama dengan istriku juga, dengan kakak dari istriku. Mereka sedang bikin seblak.Belum berkomentar tapi Richard sudah memijat dahinya dan membuat Reiko juga ikut khawatir, sehingga dia memperhatikan betul apa yang dikatakan Richard selanjutnya:
"Tasya!"Suara itu juga terdengar oleh Reiko yang kini berjalan menjauh menuju ke halaman belakang namun dia tidak melangkah mendekat ke arah suara tapi ke arah berlawanan ke dekat kompor setelah melepaskan tangan Alan."Ai, Ayo kita pulang," inginnya Reiko langsung membawa wanitanya pergi karena dia juga sudah membawa mobilnya sendiri jadi tidak harus menumpang mobil Richard."Dia adalah calon istriku."Tapi satu suara membuat ekor matanya nampak tak suka apalagi tangan anak kecil itu sangat berani sekali ingin bergerak memisahkan tangan Reiko dengan Aida."Kau tak bisa membawanya pulang!"Tak main-main, Danny yang menjawab seperti ini memang sudah menggerakkan tangannya sangat kuat untuk menjauhkan tangan Reiko dari Aida.