"Me-mengambil kesempatan kau bilang?"
"Hmm. Memangnya apa kalau bukan mengambil kesempatan?" tanya Aida gemas.
"Tuh lihat handuk yang jatuh. Aku tadi yang pakaikan handuk itu di kepalamu. Tubuhmu panas dan aku lihat kamu tuh menggigil tadi malam. Makanya aku pakaikan itu dan aku ketiduran. Mana kutahu selanjutnya apa. Kan aku tidur pules."
Jadi tadi malam dia menjagaku dan mengompresku? tanya hati Aida yang juga baru sadar tentang handuk itu. Tadi Aida tidak terasa apapun dan dia juga tidak mengingat apa yang terjadi tadi malam.
"Sudah kubilang. Aku bukan pria mesum jadi kamu tidak perlu melihatku begitu!"
"Tapi kan Mas Reiko harus pergi ke kantor. Aku tidak apa-apa kok sendirian.""Maksudmu sendirian itu berdua dengan sopir?""Mohon maaf saya memotong."Reiko dan Aida tidak pernah biasanya ribut di hadapan orang lain apalagi di depan Dimitri. Pria itu biasanya menjaga sikap. Tapi saat ini mendengar Aida ingin pergi bersama dengan seorang sopir rasanya dia panas sendiri hatinya. Makanya tak bisa menjaga sikap lagi."Sudah disiapkan sopir wanita yang bisa mengantarkan Nyonya A
Beberapa saat setelah Aida meninggalkan tempat peristirahatan keluarga Peterson.Sebenarnyaaku kesel karena dia pergi begitu saja. Tapi itu lebih baik daripada dia ada di sini dan lebih baik juga karena yang menyetirkan untuknya adalah perempuan!seru hati Reiko selepas dia pamitan pada Dimitri, di dalam mobil dia berpikir seperti itu.Tapi ada apa denganku?Aku yakin sekali ini bukan sebuah kecemburuan! Aku tidak pernah cemburu padanya dan aku tidak pernah merasaaku menginginkan dirinya. Jadi kurasa ini bukan masalah cinta.Hanya menjaga saja supaya tidak terjadi sesuatu pada dirinya dan nantinya akan merepotkan aku!Sambil tersenyum memandang ke arah luar jendela, Reiko yang
"Oh, iya. Terima kasih Deni. Aku hampir lupa."Reiko menerima obat yang diberikan oleh asistennya itu dan dia langsung meminumnya tanpa ada perasaan curiga apapun."Berikan laporan yang ingin kau sampaikan padaku."Dan kembalidia sudah fokus pada pekerjaannyalagi selepas Deni juga menyerahkan semua yang harus diperiksa oleh Reiko.Detik demi detik berlalu, menit demi menit sudah dilewatinya dan jam demi jam juga bergulir seiring dengan pekerjaan yang juga sedikit demi sedikit mulai diselesaikan.Sssh, dia belum melaksanakan niatnya untuk men
Alina: Brigita aku sudah bilang padamu pekerjaanku sangat banyak dan sekarang adalah waktu yang kritis. Tolong jangan ganggu aku dulu!Brigita: Tapi sekarang aku sudah ada di London. Kau harus membantuku. Ibu macam apa kau membiarkanku kesulitan?Alina: Terserah kau ingin berpikir apa sekarang. Tapi saat ini pekerjaanku tak bisa di-skip dan aku tidak bisa membantumu dulu sekarang. Aku akan menghubungimu lagi dalam dua sampai tiga bulan ke depan. Tolong jangan ganggu aku dulu!Brigita: Alina! Aku sudah sampai di London kan aku bilang! Dan sekarang ini waktu yang tepat untuk dekat-dekat dengan Richard. Apa sulitnya kasih obat itu doang?A
"Terima kasih sudah menungguku disini!"Reiko tadinya ingin menggunakan mobil dari kantornya untuk ke apartemen dan mengambil mobilnya sendiri tapi memang tadi sudah ada pesan dari Dimitri kalau sopir yang tadi mengantarkan Reiko tidak kemana-mana dan hanya menunggunya.Karena itu untuk menghemat waktu Reiko kembali lagi ke mansion Richard Peterson dengan menggunakan mobil yang sama."Dimitri mungkin besok aku cukup diantar ke apartemenku saja dan aku akan mengambil mobilku sendiri."Sesampainya di mansion saat pintu utama dibuka, Reiko langsung mengingatkan ini pada Dimitri sebelum pria itu menyapanya. Karena Reiko merasa kurang nyaman
Beraninya dia! Awas aja nanti kalau sudah berdua dengank, aku akan memakinya habis-habisan! Sembarangan sekali dia mengecup dahiku!Aida sungguh tak menyangka dengan apa yang dilakukan oleh Reiko. Apalagi dia menunjukkan seakan-akan itu bukan sebuah masalah dan sangat ringan sekali.Ingin sekali dirinya protes, tapi sayang, ada Anna dan Tasya di hadapannya yang tidak mungkin melihat Aida marah-marah.Dan ada apa dengannya? Kenapa sepanjang sore ini dia mepet-mepet terus ke aku, sih? Ya ampun, kalau mereka sudah tidur, aku harus protes padanya!Aida sungguh tak nyaman dan dia tak sangka dengan tingkah Reiko yang memang berbeda. Sebentar-sebentar merangkul pinggangnya, menariknya dan membuat kepala Aida menempel ke bahunya, mengecup dahinya, belum lagi dia juga kadang dari arah belakang, memel
"Bisa tidak sih, tidak dekat-dekat denganku terus, kalau lagi sama anak-anak? Risih tahu nggak, sih!"Aida langsung protes setelah sampai ke dalam kamarnya bersama dengan Reiko."Loh, kenapa tanya aku? Kan itu salahmu sendiri!""Salahku? Dari mana bisa ini semua salahku? Sudah jelas dari tadi kau yang terus-terusan mendekat padaku! Kenapa jadi aku yang disalahkan lagi?" Aida tak terima."Lagian ya, sudah lima hari ini Bapak terus-terusan saja mendekat padaku! Merangkulku, mengecupku, tak henti-hentinya terus saja menggangguku! Bapak menyukaiku, kah?""Kamu yang menebar rasa dan sekarang kamu sendiri yang menyalahkanku?""Eh ... apa sih, maksudnya Bapak, nih?"Aida kehabisan akal, dia tidak tahu apa y
"Sudahlah, kamu tidur aja! Kita lanjut ngobrolnya nanti aja. Lagian biasa kamu bangun juga jam tiga, kan?"Reiko tak ingin membebani Aida, tapi senyum yang disuguhkan di bibirnya malah membuat Aida jadi tidak tega."Aku sudah lihat berita. Ada perombakan besar-besaran di mall, kan? Nature Space dihilangkan dan bagian yang harusnya bisa menarik pengunjung, karena di sana mereka bisa menikmati hiburan bersama dengan teman, keluarga ataupun orang terkasih mereka juga sudah dihilangkan. Mall itu berubah dan bentuknya sama seperti pasar sekarang. Terlalu banyak toko dan kesannya setiap orang yang datang hanya disuguhkan tempat untuk berbelanja tanpa ada tempat rileks kecuali di foodcourt! Tapi yang duduk di foodcourt juga tidak boleh duduk tanpa memesan apa pun. Semuanya untuk komersial."Aida sebenarnya tidak mau mencari tahu tentang pekerjaan Reiko