Share

Tiga Puluh Tujuh

Author: Rositi
last update Last Updated: 2025-01-29 15:23:12

“Aku lupa nama buahnya—” Melati menatap putus asa wajah suaminya. Bibirnya mengerucut manja atas kesedihan yang tengah ia rasa.

Kepada Dimas, Melati memang sangat bebas. Marah, manja, cemburu, bersedih, Melati tuangkan tanpa ada yang ditutup-tutupi. Di hadapannya, Dimas yang berlutut jadi tertawa pasrah.

“Aduh Sayang, ... suamimu enggak bisa baca pikiran kamu. Buah apa, ya? Sayang pengin buah apa? Coba dikatakan ciri-cirinya, nanti aku usahakan. Mana tahu, setelah makan buah itu, si Adik lahir,” lembut Dimas masih menyikapi istrinya penuh senyuman.

Dimas sama sekali tidak marah pada serangkaian drama mengidam dari Melati. Di pangkuan Melati, kedua tangan mereka masih saling genggam. Sementara tatapan Dimas kepada Melati, amat sengat perhatian. Tatapan sekaligus perlakuan yang amat sangat membuat Melati nyaman. Hingga bersama Dimas, Melati juga merasa sangat bebas dalam berekspresi.

Kebersamaan Dimas dan Melati berlangsung di halaman rumah Dimas. Keduanya sedang berjemur, memanfaatkan
Continue to read this book for free
Scan code to download App
Locked Chapter

Related chapters

  • Istri yang Kutolak Ternyata Wanita yang Diam-Diam Aku Cintai   Tiga Puluh Delapan

    Sebelum dikonsumsi, semua buah gowok sudah langsung Dimas cuci bersih. Bagi Dimas yang belum mencicipinya, dari aroma buah berwarna ungu cenderung gelap tersebut, tak hanya terbilang wangi. Sebab rasa kecut juga terbilang kuat. Alasan tersebut pula yang membuat Dimas tak berani memakannya bahkan untuk sekadar sedikit mencicipi. Sebab hanya menghirup aroma sekaligus menyaksikan istrinya makan saja, ia sudah sibuk menelan air liurnya sendiri.“Sayang, ... wajahnya mundur dulu. Aku mau ngulek sambel,” lembut Dimas kepada Melati yang memeluknya manja dari samping kiri.Di sebelah wastafel, Dimas siap mengulek bumbu rujak. Tadi, semua porsi di cobek, merupakan hasil arahan dari Melati. Sementara itu, sampai detik ini Melati masih sibuk memakan buah gowok. Melati mengambilnya dari wadah di wastafel. Melati tetap bertahan mendekap suaminya. Setelah arahan dari suaminya beberapa saat lalu, ia sengaja membenamkan wajahnya di punggung suaminya. Agar tidak terkena bumbu rujak yang akan suaminya

    Last Updated : 2025-01-30
  • Istri yang Kutolak Ternyata Wanita yang Diam-Diam Aku Cintai   Tiga Puluh Sembilan

    Dering telepon masuk di ponselnya, dan itu dari Dimas, membuat Ravael buru-buru menjawabnya.“Iya, Dim ... gimana—”Mendengar Ravael sedang teleponan dengan Dimas, Amira tak segan mengambil foto Melati berikut bingkainya. Keduanya sengaja Amira taruh ke dalam tas yang menghiasi pundak kanannya. Wajah Amira tampak menahan kesal, sementara lirikannya teramat tajam.“Melati sudah pembukaan tiga? Oh oke ... iya, iya. Biar Chiki sama aju saja. Aku jemput Chiki sekarang. Enggak ... aku enggak sibuk, kok! Sekarang juga aku ke rumah kamu.” Sambil terus berbicara mmebalas Dimas, Ravael buru-buru mematikan laptopnya menggunakan tangan kiri yang tidak memegang ponsel.“Chiki sudah sama sus-nya,” ucap Dimas dari seberang terdengar agak panik.“Oke, Dim. Oke. Ini aku langsung ke rumah kamu!” balas Ravael.Padahal selama setengah hari, Amira saja hanya Ravael cueki dengan dalih, bahwa pria itu sedang sangat sibuk. Namun giliran yang berkaitan dengan Melati, Ravael langsung sanggup.“Jangan-jangan,

    Last Updated : 2025-01-30
  • Istri yang Kutolak Ternyata Wanita yang Diam-Diam Aku Cintai   Empat Puluh

    “Persalinan pertama tak sampai ada jahitan, berkat sederet pelatihan yang aku ikuti. Namun semua itu saran sekaligus fasilitas yang suamiku berikan kepadaku,” batin Melati.Terlalu bahagia membuat Melati jadi tidak bisa tidur. Ia memandangi wajah bayinya yang ada di ranjang bayi sebelahnya. Sementara suaminya sudah tidur di sofa tunggal dan keberadaannya persis di sebelah mereka.“Bentar deh, ... ternyata ekspresi mereka kalau pas tidur gini, sama! Ini maksudnya, aku melahirkan sasetan papanya?” Melati yang berbicara dalam hati, heboh. Ia berakhir menahan tawa memandangi pemandangan sangat menarik di sebelahnya. Kemudian, ia sengaja meraih ponselnya dari meja sebelahnya. Meja kecil dan di sana juga berisi beberapa aneka buah dilengkapi dengan pisau. Itu sengaja disiapkan untuknya, sebagai camilan sehat.Menggunakan ponselnya, Melati mengabadikan kemiripan anak dan suaminya. Sepanjang ia melakukannya dan itu lebih dari dua menit, ia juga sibuk menahan tawa. Terakhir, ia mengecup pipi p

    Last Updated : 2025-01-31
  • Istri yang Kutolak Ternyata Wanita yang Diam-Diam Aku Cintai   Empat Puluh Satu

    Dimas yang sedang makan sendirian di dapur, dikejutkan oleh sebuah foto Melati yang mendadak ditaruh di hadapannya. Pelakunya melakukannya dari belakang samping kanannya. Yang membuat Dimas merasa terganggu, pelakunya bukan anggota keluarganya apalagi Melati sendiri. Cara yang tiba-tiba, sekaligus sangat kasar, dirasa Dimas jauh dari sopan. Ditambah lagi, yang ditaruh dengan terbilang membanting, justru foto Melati, istrinya. Tentu Dimas tidak terima. Bahkan walau pelakunya itu Amira, anak dari sahabat baik mama Dimas. Dimas yang langsung kehilangan selera makannya, berangsur berdiri.“Apa maksudmu banting-banting foto istriku di depanku? Kamu pikir, hal semacam itu bisa disebut bercanda? Aku enggak suka ya, dengan cara kamu banting-banting foto istriku!” tegas Dimas tidak bisa untuk tidak marah. Terlebih sejak Dimas menikahi Melati, tahta tertinggi pria itu ada di kebahagiaan istrinya. Dimas tak segan memberi pelajaran siapa pun yang berani apalagi dengan sengaja mengusik istrinya

    Last Updated : 2025-02-01
  • Istri yang Kutolak Ternyata Wanita yang Diam-Diam Aku Cintai   Empat Puluh Dua

    “Dalam waktu dekat, aku akan menikah. Namun bukan berarti kamu berhak mengatur-ngatur aku, dengan dalil perlu bukti. Seperti halnya yang baru saja kamu lakukan kepada Dimas!” ucap Ravael. “Aku tetap butuh bukti. Karena alasanmu menikah bisa jadi hanya untuk menghindari aku, atau malah kamu hanya tengah berusaha melindungi Melati!” kali ini Amira sampai teriak. Hingga Dimas membentaknya.Melati merangkul pinggang suaminya, dan memang berusaha meredam emosi suaminya.“Onty Amila belisik, malah-malah di lumah olang, ndak syopan!” ucap Chiki sambil menatap kes Amira.Ucapan Chiki kepada Amira barusan, benar-benar menampar Amira dengan kenyataan. Selanjutnya, nyonya Filma yang menegur Amira. Nyonya Amira sampai berdiri lantaran Abimana, terbangun dan menangis.Pak Ismail yang awalnya baru keluar dari kamar, bergegas mengamankan Abimana. Ia masih memakai sarung, dan peci hitam saja masih menghiasi kepalanya karena ia memang baru beres shalat isya.“Sudah kalian makan saja. Bapak sudah bere

    Last Updated : 2025-02-01
  • Istri yang Kutolak Ternyata Wanita yang Diam-Diam Aku Cintai   43. Cinta Dan Bahagia yang Telanjur Habis

    “Menikahlah dengan saya, dan saya akan melunasi semua hutang keluarga kamu!” ucap Ravael, tenang tanpa benar-benar menekan.Di hadapan Ravael, Salwa langsung kebingungan. Shalwa berangsur mendekat karena kedua tangannya butuh pegangan. Kedua tangan Salwa berpegangan kepada pinggir meja kerja Ravael yang kokoh. Napasnya menjadi tak karuan dan jantungnya pun deg-degan parah. Sempat mendadak tak berani menatap kedua mata Ravael sang bos. Kali ini, Salwa berangsur melakukannya. “P—pak?” Suaranya tercekat. Ia menatap tak percaya kedua mata tajam bosnya yang memang memiliki wajah sangat tampan.“Kamu jangan berharap saya bisa mencintai kamu. Pernikahan kita, tak lebih agar Amira berhenti mengganggu saya. Saya hanya butuh teman hidup!” ucap Ravael mematahkan kegugupan Salwa.“Jadi, kamu lebih memilih menikah dengan anak rentenir itu. Daripada kamu menerima tawaran saya, dan menjadi teman hidup saya?” sergah Ravael lantaran Salwa malah seolah melupakan tawarannya.“Tentu saya pilih tawaran P

    Last Updated : 2025-02-02
  • Istri yang Kutolak Ternyata Wanita yang Diam-Diam Aku Cintai   44. Kabar Kecelakaan

    Demi menjaga perasaan Ravael dan orang tuanya, Melati baru menempel manja kepada suaminya, ketika mereka keluar dari ruang VIP.Setelah agak jauh dari ruang VIP, Melati sengaja mendekap pinggang suaminya menggunakan kedua tangan. Ia bersiap minta difoto kepada mama mertuanya. Nyonya Filma sudah langsung menertawakannya karena permintaannya.Posisinya, Dimas masih menggendong Abimana di depan dadanya. Sementara pak Sulaiman masih menemani Chiki menghabiskan makanan di dalam ruang VIP.“Ma, kalau gambarnya kurang cerah, tolong jangan sungkan minta kami buat pindah posisi,” ucap Melati tak segan merengek.Sikap Melati yang jadi menggemaskan sekali, membuat Dimas terpesona. Dimas tak hentinya tersipu dan berakhir menekan sakelar lampu di sebelahnya. Hingga suasana di sana jadi lebih terang benderang.“Nah ... gini!” ucap nyonya Filma langsung menemukan angel yang tepat. Namun, kali ini justru giliran dirinya yang tersipu. Sebab untuk kali pertama dalam kebersamaan mereka, menantunya tak s

    Last Updated : 2025-02-03
  • Istri yang Kutolak Ternyata Wanita yang Diam-Diam Aku Cintai   45. Duka yang Begitu Tiba-Tiba

    “Saya benar-benar minta maaf!” sergah Ravael yang menghampiri Salwa berikut orang tuanya.Ravael sudah mengakhiri sambungan teleponnya. Ponselnya pun sudah ia kantongi di saku sisi celana sebelah kanan. Namun, Ravael yang kali ini berpenampilan kasual, tetap tidak bisa tenang, apalagi baik-baik saja.Dalam diamnya, Salwa yang memakai pakaian santun sekaligus merias wajah, jadi tidak bisa berpikir jernih. Kondisi Ravael, juga alasan pria itu mendadak kacau, dirasa Salwa menjadi pertanda tidak baik untuk hubungannya dengan atasannya itu.Tentu Salwa tidak lupa, siapa Melati, yang menjadi alasan Ravael berikut orang tuanya, sangat kacau layaknya kini. Melati, wanita yang sangat Ravael cintai. Mantan istri Ravael yang justru telah dinikahi sahabat baik Ravael sendiri. Namun kendati demikian, cinta Ravael kepada Melati, tak pernah luntur. Buktinya, foto-foto Melati masih Ravael simpan baik-baik di setiap laci meja maupun lemari kerja. Salwa mengetahui semua itu. Karena sebagai sekretaris R

    Last Updated : 2025-02-04

Latest chapter

  • Istri yang Kutolak Ternyata Wanita yang Diam-Diam Aku Cintai   Bonus Bab 2 (Cinta Habis Di Orang Lama)

    “Cintaku habis di Melati. Maaf kalau aku ... mengatakan ini kepadamu, Dim.” Susah payah Ravael menahan tangis sekaligus kesedihannya. Namun pada akhirnya, air matanya tetap mengurai cerita.“Aku tidak bermaksud buat jadi duri dalam rumah tangga kalian. Apalagi kamu begitu memuliakan Melati. Hubungan kalian pun makin hari makin–”Dimas yang berdiri di sebelah Melati sengaja berkata, “Melati lagi hamil lagi. Kami kebobolan.”Seperti yang Dimas yakini, pengakuanya barusan sukses membungkam Ravael. Sahabatnya itu tampak sangat terkejut, tak percaya, sedih, tapi juga bahagia. Senyum bercampur dengan air mata, buyar di wajahnya.Dimas tahu, cinta Ravael habis di Melati selaku mantan istri yang ternyata telah mencuri hati sahabatnya itu. “Aku tahu, cinta kamu sudah habis di istriku. Aku beneran tahu, Rav.” Bukan hanya Ravael yang menangis karena ucapan Dimas barusan. Karena Dimas yang mengatakannya juga berderai air mata hanya karena mengatakannya.“Entah sampai kapan penyesalan itu akan te

  • Istri yang Kutolak Ternyata Wanita yang Diam-Diam Aku Cintai   Bonus Bab

    Suasana nyaris terbilang hening, jika suara anak-anak tak sesekali terdengar. Langkah Melati tertuju ke ruang keluarga, suami dan anak-anak mereka berada. Di sana, Dimas dan kedua anak mereka tengah fokus memasang puzzle milik Chiki.“Serius banget? Kirain mama ditinggal, soalnya kedengerannya sepi banget," ucap Melati sembari membawa nampan berisi potongan buah semangka dan juga melon.Hanya Abimana yang tidak begitu merespons Melati. Bocah yang mulutnya disumpal empeng warna biru muda itu tampak sangat tertarik ke puzzle di meja. Lain halnya dengan Dimas yang langsung menyambut kedatangan istrinya dengan senyum hangat. Senyum Dimas terus terukir sempurna, meski Abimana yang bertubuh gemoy dan tengah ia pangku, benar-benar tak mau diam.“Aku mau semangka!” ucap Chiki sangat antusias. Ia sampai menghampiri mama sambungnya, kemudian mengambil sebuah garpu untuk memakan potongan buah.“Dek Abi serius banget sih?” Melati tidak bisa untuk tidak menertawakan kehebohan putranya. “Pa, lihat

  • Istri yang Kutolak Ternyata Wanita yang Diam-Diam Aku Cintai   49. Berdamai Dengan Kenyataan (TAMAT)

    Air mata Dimas berjatuhan membasahi pipi, mengiringi langkahnya yang kali ini terasa sangat berat. Andai tidak dikuatkan oleh Melati sang istri, mungkin Dimas sudah berakhir meraung-raung sesuka hati. Sebab meski kabar kematian nyonya Filma, sudah Dimas dengar tiga hari setelah dirinya siuman. Mengunjungi peristirahatan terakhir mamanya, teramat membuat Dimas tak berdaya.Ketika Dimas tak kuasa menahan air matanya sambil mendekap nisan mamanya. Di sebelah kirinya, pemandangan berbeda dilakukan oleh istrinya. Di sana, istrinya mendekap nisan pak Sulaiman penuh ketenangan. Air mata Melati memang berlinang, tetapi Melati tampak sangat tegar. Meski dari ketegaran Melati, Dimas merasa bahwa apa yang istrinya lakukan, justru teramat menyakitkan.Meski harus sempat membuatnya merangkak, Dimas berhasil mendekat kemudian mendekap Melati. Tanpa kata, ia melanjutkan tangisnya kemudian membenamkan wajah di punggung istrinya.“Roda kehidupan terus berjalan. Anak-anak butuh kita. Aku butuh Sayang,

  • Istri yang Kutolak Ternyata Wanita yang Diam-Diam Aku Cintai   48. I LOVE YOU!

    Hari ke tujuh Dimas koma. Sekitar hampir pukul dua belas malam. Melati masih terduduk di ruang tunggu. Ia memakai kain khusus untuk menutupi tubuhnya karena tengah memompa ASI.Kini, di sana Melati tidak sendiri. Ia bersama enam orang selaku keluarga pasien ICU yang baru datang. Selain itu, Melati juga ditemani oleh ibu Irma. Di kasur lantai sebelah, wanita itu sudah lelap, memakai bantal dan juga selimut milik Melati.Keluarga Ravael masih menjadi satu-satunya pihak yang membantu Melati secara langsung. Sekarang saja, Chiki dan Abimana, dijaga oleh Ravael maupun pak Bagyo. Keduanya menginap di rumah Dimas, untuk merawatnya. Sementara ibu Irma sengaja keduanya tugaskan untuk menemani Melati, agar Melati tak merasa canggung, layak ya setiap ditemani Ravael.Sebenarnya beberapa sahabat nyonya Filma maupun Dimas, banyak yang mendekat. Banyak dari mereka yang mengirim ini itu, dan ada juga yang sampai berkunjung ke rumah sakit. Namun karena Melati tidak begitu paham apalagi kenal, Melati

  • Istri yang Kutolak Ternyata Wanita yang Diam-Diam Aku Cintai   47. Surat Wasiat Suamiku

    Di tengah kerapuhan yang Melati rasakan, kedatangan pengacara keluarga suaminya ke rumah sakit, malah memupus harapan yang susah payah Melati susun.Surat wasiat, seolah sudah tahu bahwa cepat atau lambat, kepergiannya untuk selama-lamanya akan tiba, seorang Dimas sungguh meninggalkan surat wasiat untuk Melati.Semua aset milik Dimas, sudah dipindah nama menjadi milik Melati. Semua itu sudah disetujui oleh nyonya Filma. Sungguh mulianya mama dan anak itu. Melati yang mendengarnya nyaris pingsan karena dari cara suaminya menyiapkan semua kemudahan untuknya, justru menegaskan bahwa niat pria itu meninggalkannya, sudah sangat matang.“Biaya pendidikan untuk anak-anak juga sudah disiapkan—” Pak Hakim, selaku pengacara keluarga Dimas masih menjelaskan.Di bangku tunggu, Melati yang terduduk loyo, makin kesulitan mengendalikan tangisnya. Surat wasiat itu sengaja dikabarkan ke Melati karena berlangsungnya koma yang Dimas alami, sudah hampir empat hari.“Suamiku, di saat hatiku bahkan kehidup

  • Istri yang Kutolak Ternyata Wanita yang Diam-Diam Aku Cintai   46. Ucapan Adalah Doa

    “Aku mau suamiku. Berilah beliau jalan, biarkan kali ini aku yang mengabdi sekaligus membahagiakannya. Andai—” Melati tak kuasa melanjutkan ucapannya yang bahkan ia lakukan dalam hati.“Kamu istri terbaikku, ... sampai kapan pun, kamu wanita yang selalu membuatku bahagia. Walau sebelumnya aku pernah bersama mamanya Chika, tetap saja semuanya terasa berbeda.” Mendadak, Melati teringat ucapan dari suaminya.“Walau kamu bukan wanita pertama dalam hidupku, percayalah ... kamu tetap menjadi yang utama. Bahkan aku selalu berdoa.”“Bahwa jika memang setelah ini masih ada kehidupan untuk aku jalani. Aku maunya dipertemukan sekaligus berjodoh denganmu sejak awal!”“Aku melakukan semua cara untuk bisa mendapatkan kesempatan kemudian mewujudkan harapan itu. Salah satunya, ... aku yang menjadi orang yang lebih baik lagi, dari sebelum-sebelumnya. Selain, ... aku yang akan selalu mencintaimu. Bahkan itu ketika aku sedang berada di titik paling rendah.”Teringat semua ucapan sekaligus petuah dari su

  • Istri yang Kutolak Ternyata Wanita yang Diam-Diam Aku Cintai   45. Duka yang Begitu Tiba-Tiba

    “Saya benar-benar minta maaf!” sergah Ravael yang menghampiri Salwa berikut orang tuanya.Ravael sudah mengakhiri sambungan teleponnya. Ponselnya pun sudah ia kantongi di saku sisi celana sebelah kanan. Namun, Ravael yang kali ini berpenampilan kasual, tetap tidak bisa tenang, apalagi baik-baik saja.Dalam diamnya, Salwa yang memakai pakaian santun sekaligus merias wajah, jadi tidak bisa berpikir jernih. Kondisi Ravael, juga alasan pria itu mendadak kacau, dirasa Salwa menjadi pertanda tidak baik untuk hubungannya dengan atasannya itu.Tentu Salwa tidak lupa, siapa Melati, yang menjadi alasan Ravael berikut orang tuanya, sangat kacau layaknya kini. Melati, wanita yang sangat Ravael cintai. Mantan istri Ravael yang justru telah dinikahi sahabat baik Ravael sendiri. Namun kendati demikian, cinta Ravael kepada Melati, tak pernah luntur. Buktinya, foto-foto Melati masih Ravael simpan baik-baik di setiap laci meja maupun lemari kerja. Salwa mengetahui semua itu. Karena sebagai sekretaris R

  • Istri yang Kutolak Ternyata Wanita yang Diam-Diam Aku Cintai   44. Kabar Kecelakaan

    Demi menjaga perasaan Ravael dan orang tuanya, Melati baru menempel manja kepada suaminya, ketika mereka keluar dari ruang VIP.Setelah agak jauh dari ruang VIP, Melati sengaja mendekap pinggang suaminya menggunakan kedua tangan. Ia bersiap minta difoto kepada mama mertuanya. Nyonya Filma sudah langsung menertawakannya karena permintaannya.Posisinya, Dimas masih menggendong Abimana di depan dadanya. Sementara pak Sulaiman masih menemani Chiki menghabiskan makanan di dalam ruang VIP.“Ma, kalau gambarnya kurang cerah, tolong jangan sungkan minta kami buat pindah posisi,” ucap Melati tak segan merengek.Sikap Melati yang jadi menggemaskan sekali, membuat Dimas terpesona. Dimas tak hentinya tersipu dan berakhir menekan sakelar lampu di sebelahnya. Hingga suasana di sana jadi lebih terang benderang.“Nah ... gini!” ucap nyonya Filma langsung menemukan angel yang tepat. Namun, kali ini justru giliran dirinya yang tersipu. Sebab untuk kali pertama dalam kebersamaan mereka, menantunya tak s

  • Istri yang Kutolak Ternyata Wanita yang Diam-Diam Aku Cintai   43. Cinta Dan Bahagia yang Telanjur Habis

    “Menikahlah dengan saya, dan saya akan melunasi semua hutang keluarga kamu!” ucap Ravael, tenang tanpa benar-benar menekan.Di hadapan Ravael, Salwa langsung kebingungan. Shalwa berangsur mendekat karena kedua tangannya butuh pegangan. Kedua tangan Salwa berpegangan kepada pinggir meja kerja Ravael yang kokoh. Napasnya menjadi tak karuan dan jantungnya pun deg-degan parah. Sempat mendadak tak berani menatap kedua mata Ravael sang bos. Kali ini, Salwa berangsur melakukannya. “P—pak?” Suaranya tercekat. Ia menatap tak percaya kedua mata tajam bosnya yang memang memiliki wajah sangat tampan.“Kamu jangan berharap saya bisa mencintai kamu. Pernikahan kita, tak lebih agar Amira berhenti mengganggu saya. Saya hanya butuh teman hidup!” ucap Ravael mematahkan kegugupan Salwa.“Jadi, kamu lebih memilih menikah dengan anak rentenir itu. Daripada kamu menerima tawaran saya, dan menjadi teman hidup saya?” sergah Ravael lantaran Salwa malah seolah melupakan tawarannya.“Tentu saya pilih tawaran P

Explore and read good novels for free
Free access to a vast number of good novels on GoodNovel app. Download the books you like and read anywhere & anytime.
Read books for free on the app
SCAN CODE TO READ ON APP
DMCA.com Protection Status