Share

Bab 188. Serba salah

Penulis: Tifa Nurfa
last update Terakhir Diperbarui: 2024-10-29 19:42:56

Seperti biasa Tante Anita memandangku dengan tatapan tak suka.

"Oh ya nggak, acaranya sih jam sepuluh, tapi kan biasa lah, namanya orang Indonesia pasti ngaret. Eh lha ini Putri masih anteng aja? Gimana? Kok kalah sama Dea yang baru nikah kemarin langsung isi. Kamu kapan? Jangan-jangan kamu KB ya? Karena sibuk ngurusin perusahaan?" tanya Tante Anita di depan para saudara yang tengah berkumpul, tentu membuat pandangan semua orang yang ada di ruangan ini langsung tertuju padaku.

Aku hanya tersenyum tipis, Dea bukannya langsung isi, tapi memang sudah tekdung duluan.

"Oh, Putri ya nggak KB kok, cuma belum waktunya aja belum di kasih, Insya Allah nanti juga di kasih, doain aja ya Nit," ucap Mama Maya membela.

Aku mengangguk tersenyum.

"Kalau nggak KB kenapa belum juga isi? Jangan-jangan kamu mandul." Tante Anita kini menatap serius padaku.

Kata-katanya sungguh menohok. Bagaikan belati tajam yang menghujam hati ini. Sakit.

"Enggaklah Tante, insya Allah kami berdua sama-sama sehat," ucapku.

Bab Terkunci
Membaca bab selanjutnya di APP

Bab terkait

  • Istri yang Kau Selingkuhi Ternyata Anak Pewaris   Bab 189. jalan-jalan

    "Kita pamit sekarang?" bisik Mas Raffi sesaat setelah acara selesai."Tapi aku nggak enak Mas, masih pada kumpul semua orang," sahutku."Nanti aku yang pamit, kamu ngikut aja di belakangku." Aku hanya menurut.Beberapa menit yang lalu ...."Duh, sayang ya, cantik, pinter, tapi ternyata kurang subur," ucap Tante Anita, dan Tante Syakira ikut tertawa. Ya, mentertawakan diriku tentunya."Kayaknya kamu salah pilih mantu deh May, kamu sih nggak tengok dulu bibit, bebet, bobotnya. Jadi gini kan," ucap Tante Anita lagi.Yang kurasakan kini wajahku memanas, mendengar ucapan mereka. Dari sudut mataku aku bisa melihat beberapa kali Mas Raffi melirik ke arahku. Ia pasti sangat mengkhawatirkan aku."Anita, sudah lah jangan seperti itu, bagiku, Putri adalah mantuku yang terbaik." Walaupun Mama Maya membelaku, tapi aku yakin hatinya pasti terusik. Aku takut ia mulai terhasut oleh kompor meleduk seperti Tante Anita."Ya, ya, ya, belain aja terus nanti kalau sudah terbukti tak bisa kasih keturunan, b

  • Istri yang Kau Selingkuhi Ternyata Anak Pewaris   Bab 190. di kejar soal anak

    Minggu sore kami kembali ke Jakarta. Selama dua hari di puncak, aku dan Mas Raffi memang mematikan ponsel. Kami ingin benar-benar menikmati masa kebersamaan kami berdua.Sesampai di rumah, justru kami sudah di sambut Mama dan Papa yang sudah ada di rumah.Ketika mobil kami telah sampai di depan rumah, sudah ada mobil Papa terparkir di sana."Ada Mama sama Papa Mas, di rumah," ucapku pada Mas Raffi."Iya, kok tumben. Coba kamu nyalain hape."Nanti nyalain di rumah Mas, sekarang kita turun dulu, kamu sih nyuruh aku matiin semua hape," sungutku.Mas Raffi memilih mengabaikanku, dan bergegas turun dari mobil, aku pun mengikutinya."Raffi, Putri! Darimana kalian? Hape mati semua dua-duanya," ucap Mama sesaat setelah kami memasuki pintu rumah."Refreshing Ma, ada apa Ma?" tanya Mas Raffi."Ada apa, ada apa, ya jelas Mama khawatir lah! Hape kalian matikan semuanya," ucap Mama terlihat gemas pada kami, aku hanya nyengir, toh itu juga keinginan Mas Raffi, anak mama sendiri, gumamku."Ya matiin

  • Istri yang Kau Selingkuhi Ternyata Anak Pewaris   Bab 191. Vivi telah pergi

    Waktu terus berjalan, tak terasa setahun sudah pernikahanku dengan Mas Raffi tapi belum juga ada tanda-tanda aku hamil, haidku lancar, teratur setiap bulan, cek ke dokter pun sudah, hasilnya kami berdua sama-sama sehat, tak ada masalah yang berarti dalam diriku ataupun Mas Raffi."Kenapa aku belum juga hamil ya Mas? Aku takut Mama sama Papa kecewa sama aku karena belum bisa memberikan cucu pada mereka," ucapku pada Mas Raffi malam ini."Kamu tenang Sayang, baru juga setahun, dulu Mama sama Papa juga menunggu aku hadir di tengah-tengah mereka setelah pernikahan mereka menginjak tiga tahun," sahut Mas Raffi membuatku langsung menoleh ke arahnya."Iyakah Mas?""Iya, dan kamu tahu, perjuangan mereka dari cara tradisional, urut sana sini, minum jamu ini dan itu, sampai ke cara modern, promil ke dokter, semua mereka lakukan."Aku tercengang. "Kita kan baru setahun, ya anggap aja ini adalah bonus untuk kita pacaran dulu, kan kita nggak ada pacaran sebelum nikah, jadi ya pacarannya setelah n

  • Istri yang Kau Selingkuhi Ternyata Anak Pewaris   Bab 192. Selepas kepergian Vivi

    Tante Ranti masih sangat terpukul atas kepergian Vivi, sedangkan Om Edwin lebih banyak diam, tatapannya kosong.Mas Raffi langsung kembali ke kantor usai mengantar jenazah Vivi ke pemakaman, sedangkan aku hari ini memilih untuk tetap di sini menemani Tante Ranti, dan seperti biasa meminta Damar untuk meng-handle semua urusan kantor."Arka, sini Sayang," panggilku pada bocah laki-laki itu. Perawakannya lebih kecil dari anak seusianya. Kulitnya putih, matanya sipit, jika di lihat seksama memang dia begitu mirip dengan Rendi."Kamu mau makan?"Ia menggeleng, terlihat netranya memancarkan kesedihan. Sejak bayi di tinggal oleh Vivi, dan bertemu kembali saat dia berusia lima tahun, membuatnya tidak begitu dekat dengan Vivi–ibunya.Arka lebih pendiam dibandingkan dengan anak sepantaran dengannya, dimana usia segitu akan lebih aktif bertanya tentang banyak hal. Tapi Arka berbeda. Mungkinkah ia merasa terabaikan menjadikan dirinya pribadi yang pendiam?"Tante ambilkan nasi ya, Tante suapin mau

  • Istri yang Kau Selingkuhi Ternyata Anak Pewaris   Bab 193. Keinginan tak biasa

    Selesai acara tahlil, kami pamit untuk pulang ke rumah, lumayan jauh dari rumah Tante Ranti ke rumahku, bisa satu jam lebih kalau keadaan macet."Kamu kenapa Sayang?" tanya Mas Raffi saat kami sudah berada di dalam mobil, aku melihat keluar jendela, menikmati perjalanan malam ini, yang di temani rintik hujan.Titik-titik air membekas di kaca jendela, kemudian meninggalkan embun."Hm, nggak apa-apa Mas. Aku ... Nggak nyangka aja, Vivi pergi secepat itu.""Itu sudah kehendak Allah Sayang. Insya Allah ini yang terbaik untuk dia. Semua yang sudah terjadi biar jadi pembelajaran buat kita." Aku mengangguk."Gimana kerjaan kamu di kantor Mas?""Ya biasa, nggak ada yang spesial, semuanya berjalan sesuai dengan yang seharusnya."Ehm, oh ya, aku penasaran sama Mariana, apa sekarang dia masih sering menggodamu?" tanyaku. Tiba-tiba saja aku teringat pada perempuan itu, sekretarisnya Mas Raffi."Biasa aja. Kenapa memangnya? Tumben kamu nanyain dia?" tanya Mas Raffi yang mungkin heran dengan pertan

  • Istri yang Kau Selingkuhi Ternyata Anak Pewaris   Bab 194. Hamil

    Mobil yang di kendarai Mas Raffi memasuki halaman rumah. Aku sendiri sudah tak tahan ingin cepat masuk ke dalam rumah. "Kamu kenapa Sayang?" Aku hanya menggeleng, dalam hati tak sabar menunggu Mas Raffi membuka pintu mobil yang terkunci.Begitu terdengar klek. Aku langsung membuka pintu mobil, dan berjalan secepatnya masuk ke dalam rumah, tempat pertama yang kutuju adalah kamar mandi. Aku langsung masuk ke kamar mandi dan mengeluarkan isi perutku yang sejak di dalam mobil tadi sudah bergejolak."Sayang, kamu nggak apa-apa kan?" Mas Raffi mengetuk pelan pintu kamar mandi, tapi aku tak mampu menyahutinya. Aku masih terus mengeluarkan makanan yang tadi kumakan dari dalam perutku.Kepalaku pusing, perutku sangat tak nyaman.Setelah dirasa cukup lebih baik setelah muntah, aku berkumur dan mencuci muka. Sejenak aku terdiam menatap diri dari pantulan cermin."Sayang! Kamu nggak kenapa-napa?" Kembali terdengar suara Mas Raffi di luar."Aku nggak apa-apa Mas!" sahutku.Mungkin aku masuk angi

  • Istri yang Kau Selingkuhi Ternyata Anak Pewaris   Bab 195. Menangis Haru

    "Mbak! Mbak Putri! Mbak nggak apa-apa?" seru Bik Jum dari balik pintu kamar mandi, sedangkan aku masih menatap tespek garis dua itu dengan tangan bergetar."Mbak kenapa Mbak? Mbak nangis?" tanyanya lagi, terdengar begitu khawatir padaku."Aku nggak apa-apa Bik," sahutku pelan."Bener Mbak nggak apa-apa?""Ya!""Ya sudah, ini sarapannya Bibik taruh di meja ya?!""Ya Bik! Makasih ya, aku nggak apa-apa kok." Aku menyahut dari dalam, dengan suara parau. Dalam hati aku masih belum percaya kalau ini benar-benar nyata. "Ya Allah akhirnya aku akan jadi seorang ibu," gumamku pelan. Ingin menghubungi Mas Raffi dan memberitahukan kabar bahagia ini, tapi rasanya kurang seru kalau langsung memberitahunya. Tiba-tiba muncul ide di kepalaku. Aku tersenyum membayangkan reaksi Mas Raffi nanti.Aku kembali ke kamar mendapati sarapan pagiku di atas nampan, dengan segelas susu jahe.Meski rasanya perutku masih enek dan kurang nyaman, mengingat ada janin di dalam sini, aku harus makan."Alhamdulillah, y

  • Istri yang Kau Selingkuhi Ternyata Anak Pewaris   Bab 196. Kabar bahagia

    "Ini bukan mimpi kan? Aku akan jadi seorang Ayah?" tanya Mas Raffi aku mengangguk.Mas Raffi tersenyum, dan merebahkan tubuhku di pembaringan, ia sendiri duduk di sisiku. Kembali ia menciumi wajahku, kemudian wajahnya turun ke bawah, menyingkap baju atasan yang kukenakan, lalu mencium lembut perutku, sampai akhirnya aku tertawa karena rasa geli yang menggelitik."Sehat-sehat di dalam sini ya anak Ayah, jangan nakal, kasihan Mama," ucapnya sambil mengelus perutku. Aku tertawa geli melihatnya."Aku maunya dipanggil Bunda, Mas!" rajukku."Kenapa?""Nggak apa-apa, pengin aja." Ia pun mengangguk tersenyum dan kembali berkata di dekat perutku."Jangan nakal di dalam sini ya Nak, kasihan Bunda, kalau muntah-muntah terus, oke!"Kembali aku tergelak mendengar ucapannya, seakan ngomong sendiri."Aku mandi dulu, abis Maghrib kita ke dokter kandungan, untuk cek, biar pasti, oke!"Mas Raffi pun berjalan ke kamar mandi, aku menyiapkan baju gantinya.*"Ini adalah rahim ya Bu, dan ini adalah janinn

Bab terbaru

  • Istri yang Kau Selingkuhi Ternyata Anak Pewaris   Bab 30. End

    Dua bulan sudah terhitung sejak Adrian mulai datang hampir setiap hari ke rumah Yulia untuk membantu segala sesuatu kebutuhan Anita.Merawat orang lumpuh ternyata tidak semudah yang ia bayangkan. Tanpa rasa sungkan Adrian membantu mengangkat tubuh Anita jika hendak ke kamar mandi. Barulah setelah di bawa ke kamar mandi urusan mandi atau buang air akan di bantu oleh Yulia atau Sumi.Adrian duduk termenung di ruang tamu menunggu Anita yang sedang dimandikan oleh Yulia di dalam.Sebenarnya ia tak masalah membantu sampai sejauh ini, Adrian ikhlas. Hanya saja kalau Anita tetap tak merestui hubungan mereka, apa semua yang sudah ia lakukan ini akan sia-sia belaka?"Kenapa? Kok ngelamun? Kamu capek? Bantu Aku dan Mama?" Adrian terkejut tiba-tiba Yulia ada di sebelahnya."Oh, nggak aku lagi menikmati pemandangan bunga-bunga di halaman aja." Adrian berkilah."Oh. Kalau di rasa sudah tak sanggup membantu, katakan saja, aku nggak apa-apa."Adrian terdiam. Baginya cinta yang sudah terlanjur tumbuh

  • Istri yang Kau Selingkuhi Ternyata Anak Pewaris   Bab 29. Mendekati Anita

    "Selamat pagi Tante," sapa Adrian hari Minggu pagi ini ia datang ke rumah Yulia. Kini Yulia sedang membawa ibunya yang duduk di kursi roda, bermaksud untuk menjemurnya di bawah sinar matahari pagi. Sebuah rutinitas yang tak pernah terlewatkan setiap pagi, agar tubuhnya Anita lebih segar.Adrian datang dengan membawa buah dan kue red Velvet kesukaan Anita.Anita diam, dari raut wajahnya masih memperlihatkan ketidaksukaannya pada Adrian, meski ia tahu Adrian adalah orang yang menolong nyawanya ketika waktu ia butuh transfusi darah. Anita tetap keras kepala, sekali tak suka maka sampai kapanpun ia tetap tak suka.Adrian tersenyum, ia paham dirinya masih belum diterima oleh Anita."Mulai sekarang Saya akan sering datang untuk menemui Tante. Jadi kalau ada apa-apa yang dibutuhkan, jangan sungkan untuk menghubungi saya, Tante."Anita mendelik mendengar ucapan Adrian."Memangnya kamu siapa?! Nggak! Nggak perlu kamu datang kemari sering-sering! Bikin mata sepet aja!" sentak Anita.Sedangkan Y

  • Istri yang Kau Selingkuhi Ternyata Anak Pewaris   Bab 28. Cinta Butuh Perjuangan

    Semenjak hari itu Yulia benar-benar sulit ditemui, bahkan di kantornya, Adrian tak dapat menemuinya. Gadis itu benar-benar serius dengan ucapannya, yaitu ingin instrospeksi diri juga berpikir lebih jernih mengenai hubungan mereka ke depan.Jangan tanya bagaimana suasana hati Adrian. Tidak bisa mendengar suara Yulia, tak bisa melihat senyumannya, tentu rasanya sangat menyiksa.Ternyata sesakit diabaikan. Apa kabar dengan hati Yulia yang menunggu selama berbulan-bulan, menyembunyikan perasaannya sampai pada akhirnya Adrian menyambut cinta itu.Adrian tak pernah menyerah, ia kembali mencoba menghubungi Yulia melalui sambungan telepon.Namun tetap sama, tidak diangkat.Hingga lebih dari dua minggu kondisi ini berlalu. Adrian menyerah tak lagi mengubungi gadisnya. Ia sudah pasrah. Jika memang mereka ditakdirkan bersama maka insya Allah nanti mereka akan bersama-sama. Tapi jika memang takdir tak menyatukan mereka maka Adrian akan berusaha ikhlas.Ikhlas adalah titik terdalam sebuah perasaa

  • Istri yang Kau Selingkuhi Ternyata Anak Pewaris   Bab 27. saling introspeksi

    Mendadak wajah Adrian pucat, ia terlihat gugup menatap Yulia yang menatapnya tajam."Ehm, Li, aku akan jelasin ke kamu semuanya, dan kamu jangan dulu salah paham, oke." Yulia masih terdiam menunggu penjelasan seperti apa yang akan Adrian katakan.Setelah keduanya sama-sama diam untuk beberapa saat, Adrian meneguk jus alpukat miliknya."Aku khilaf telah bermain api di belakang Anisa," ucap Adrian jujur. Sebenarnya ia tak tahu lagi dari mana ia harus memulai bercerita, kata-kata seperti apa yang harus ia rangkai dan ia katakan pada Yulia.Ia tak ingin Yulia jadi salah tangkap dan jadi membencinya, Adrian tak sanggup jika harus kehilangan Yulia. Baginya Anisa sudah menjadi masa lalu, dan sekarang ia ingin menggapai masa depan bersama gadis manis yang tengah merajuk ini."Khilaf sampai berselingkuh dengan sepupunya istrimu, Yan?!" Yulia menggeleng tak percaya.Adrian tercekat, ia tak mampu membantah karena memang itu faktanya."Aku nggak nyangka kamu ternyata setega itu Yan. Apa kehadiran

  • Istri yang Kau Selingkuhi Ternyata Anak Pewaris   Bab 26. Masa Lalu

    "Aku pamit pulang ya Kak, kasihan Mama, pasti sudah menungguku pulang." Jari sudah hampir gelap, Yulia pun pamit untuk pulang.Putri mengantar Yulia hingga ke depan pintu gerbang, saat sebuah taksi mobil yang dipesan Yulia tiba di depan rumah Putri, Yulia langsung naik dan berlalu pulang ke rumahnya.Sepanjang perjalanan, perasaan Yulia gampang, antara tetap melanjutkan atau memilih mundur pada hubungannya dengan Adrian. Sesungguhnya jauh di lubuk hatinya, Yulia sangat mencintai laki-laki itu, sejauh ini, walaupun mamanya menentang keras hubungan mereka, selama ini ia tetap berdiri tegak, teguh pada pendiriannya, yaitu memperjuangkan cinta.Tapi menilik akan kisah masa lalunya Adrian, apakah laki-laki itu benar-benar bisa tulus mencintainya sepanjang hidup mereka? Seperti cintanya pada Adrian.Bagaimana kalau tiba-tiba Adrian mengulangi kesalahan yang pernah ia lakukan pada Anisa? Tentu saja hati Yulia akan hancur.Orang bilang sekali saja laki-laki berselingkuh maka tak menutup kemu

  • Istri yang Kau Selingkuhi Ternyata Anak Pewaris   Bab 25. Pertemuan dengan Putri

    Mendadak raut wajah Putri berubah. Ia merasa kurang nyaman membahas lagi tentang masa lalunya."Ehm maaf Kak, maaf banget. Aku bukan bermaksud untuk mengingatkan Kak Putri tentang masa lalu Kakak, tapi aku sangat butuh informasi tentang Adrian." Yulia berkata dengan sungguh-sungguh.Ia tak ada maksud apapun, ia hanya ingin tahu tentang Adrian. Ia tak ingin salah dalam melangkah.Putri menarik napas panjang dan menghembuskannya perlahan. Kemudian ia meraih cangkir teh-nya, menyesapnya pelan, berharap ia bisa merasa lebih rileks sebelum memulai bercerita tentang mantan suaminya."Ehm, memangnya Yulia kenal Adrian dimana?" tanyanya yang merasa heran bagaimana bisa sosok Yulia yang terlahir dari keluarga terhormat, tumbuh menjadi gadis cantik, berpendidikan tinggi, dan kini memiliki karir yang bagus di perusahaan tempatnya bekerja, tiba-tiba saja kenal dengan Adrian yang notabenenya hanya laki-laki biasa.Yulia tersenyum kecil."Mas Adrian ... Dia calon suami Yulia Kak," jawabnya.Seketi

  • Istri yang Kau Selingkuhi Ternyata Anak Pewaris   Bab 24. Tentang Masa lalu

    "Yulia, boleh Tante ngobrol sebentar?" tanya Maya setelah Adrian pamit pulang."Ada apa Tante?" Yulia mendaratkan bobotnya di sebelah Maya.Maya mengulas senyum lembut pada gadis disebelahnya. Yulia memang cantik, dia juga sangat penurut."Gimana kerjaan kamu? Lancar?" tanya Maya sekedar basa-basi."Alhamdulillah lancar Tante." Yulia menatap lekat wajah Maya, ia seakan bisa membaca gurat ekspresi tantenya yang terlihat sepertinya ada yang ingin beliau sampaikan."Ada apa Tante? Ada yang ingin Tante katakan sama Yulia?" tanya Yulia langsung pada intinya. Maya pun kembali mengulas senyum."Iya ada sedikit yang ingin Tante tanyakan." Yulia menegakkan tubuhnya seakan ia telah siap untuk mendengarkan apa yang hendak Maya tanyakan."Kamu serius sama laki-laki itu? Siapa itu tadi namanya, ehm ....""Adrian Tante.""Ah ya, Adrian. Apa kamu benar-benar serius dengan hubungan kalian?" "Iya Tante. Yulia sama dia sih serius, tapi masalahnya ada sama Mama, Mama nggak merestui hubungan kami, padaha

  • Istri yang Kau Selingkuhi Ternyata Anak Pewaris   Bab 23. Bikin pusing

    Semenjak hari itu Anita lebih banyak diam, tak lagi membahas tentang perjodohan pada Yulia.Sampai pada hari ini rumah Anita kedatangan sepupunya, yang tak lain adalah Maya–ibunya Raffi.Beberapa kali Maya datang ke rumah, dan dua kali menjenguk di rumah sakit. Melihat kondisi sepupunya yang kini terbaring di tempat tidur membuat Maya sedih, karena biasanya saat ada acara kumpul keluarga, Anita selalu menyempatkan diri untuk hadir di tengah-tengah mereka. Tapi kini semenjak ia mengalami kecelakaan, Anita seakan tersisih dari keluarga besarnya."Gimana keadaan kamu sekarang Mbak?" tanya Maya. Ia datang sendiri dengan di temani supir."Ya beginilah May, tak ada perubahan apapun, aku cuma wanita tua yang lumpuh, dan merepotkan," ketus Anita.Maya yang memang sudah sangat mengerti karakter Anita pun biasa saja."Sabar Mbak, namanya juga ujian. Alhamdulillah Yulia gadis yang baik, aku lihat dia merawatmu dengan baik."Anita hanya menghela napas. Putrinya memang gadis yang baik, cantik, ta

  • Istri yang Kau Selingkuhi Ternyata Anak Pewaris   Bab 22. kenyataan

    "Makan dulu Ma." Yulia menyuapi bubur untuk Anita. Namun Anita masih diam tak bergeming."Ma, makanlah sedikit," pinta Yulia lagi, pasalnya semenjak sadar dari komanya mamanya lebih banyak diam, tak mau makan.Akibat kecelakaan yang menimpanya dan masalah pada saraf otaknya, menyebabkan kedua kaki Anita tak bisa digerakkan. Lumpuh.Segala sesuatunya harus di bantu. Yulia jadi sering ijin tak masuk kantor, untungnya pihak kantor berbaik hati memberikan dispensasi karena selama mengabdi pada perusahaan kinerja Yulia bagus."Kamu nggak masuk kerja lagi?" tanya Anita.Beruntung meski kakinya lumpuh, dalam berbicara Anita masih lancar, tak ada masalah."Nggak usah pikirkan tentang kerjaanku Ma, yang penting sekarang Mama harus makan biar cepat sembuh," sahut Yulia."Assalamualaikum, selamat pagi." Tiba-tiba pintu ruang rawat Anita terbuka, menampakkan sosok Adrian.Melihat kehadiran Adrian, Anita langsung membuang muka."Ini aku bawakan buah-buahan dan brownies untuk Tante Anita." Adrian m

DMCA.com Protection Status