Share

Bab 40A Sebuah Mimpi

Penulis: D Lista
last update Terakhir Diperbarui: 2023-01-22 07:52:00

Bab 40A Sebuah Mimpi 

Lintang mengetuk pintu dan meneriakkan salam. Terdengar jawaban dari dalam.

Begitu pintu dibuka, menampakkan sosok gadis berjilbab. Ardi berdiri mematung melihatnya.

"Maaf, Bu Anggi ada nggak Mbak?"

"Oh, kamu yang namanya Lintang?" Anak laki-laki yang wajahnya dipenuhi peluh di dahi akibat memboncengkan Ardi pun mengangguk.

"Ayo masuk! Ini siapa?"

"Itu Mas Bintang, Mbak."

"Bintang." Ardi mengulurkan tangan menyalami Hana.

"Farhana, Mas. Biasa dipanggil Hana." Ardi mengangguk disertai seulas senyum.

"Hmm, mari masuk, Mas!"

"Bu Anggi mana, Mbak?"

"Bu Anggi mendadak harus ke kampus ada urusan terkait beasiswa gitu, Lin."

"Wah Bu Anggi pinter ya kuliah dapat beasiswa," seru Lintang dengan ekspresi takjub, sementara Ardi melihatnya hanya mengulum senyum.

"Tentu, Lin. Kamu juga harus belajar rajin biar bisa sekolah tinggi, biar ayah ibumu ban

Bab Terkunci
Membaca bab selanjutnya di APP

Bab terkait

  • Istri yang Kabur di Malam Pertama   Bab 40B Sebuah Mimpi

    Bab 40B Sebuah Mimpi"Ya baju itu milik Laras. Dia benar-benar Laras. Ya Rabb, apa yang harus aku lakukan."Lagi, Ardi segera mengusap matanya yang mengembun."Lin, sudah beres? Ayo kita pulang! Mas lupa ada janji dengan Pakde Arham." Ardi buru-buru mengajak Lintang pulang. Walau sebenarnya itu hanya sebuah alasan untuk menghindari bertemu istrinya. Ardi belum siap dengan kondisi dirinya yang tak sempurna bertemu dengan Gita."Mbak Hana, kami pulang dulu, ya!""Ya, hati-hati, Lin, Mas!"Hana menatap heran dengan perubahan sikap Ardi. Namun dia baru saja bertemu sekali belum bisa mengenali lebih jauh tentang Ardi.*****Gita memilih duduk di selasar gedung pusat kampus setelah berjam-jam mengurus administrasi beasiswanya. Beruntung dia masih bisa mengejar waktu sebelum deadline yang diberikan. Semua berkat info dari sahabatnya Ela dan Toni. Keduanya selalu mengirimkan informasi yang ada di ka

    Terakhir Diperbarui : 2023-01-22
  • Istri yang Kabur di Malam Pertama   Bab 41 A Bertemu Denganmu

    Bab 41A Bertemu Denganmu "Mas, Mas Bintang. Kenapa Mas murung sepulang dari rumah Bu Anggi? Apa karena nggak jadi ketemu Bu Anggi?"Ardi bergeming, tak menghiraukan cerocosan Lintang. Anak laki-laki itu sudah mulai kesal karena ucapannya tidak digubris Ardi. "Lin, Mas mau ke rumah Pakde Arham dulu. Tolong pamitkan Simbok sama Pak Uwo," pinta Ardi pada Lintang yang wajahnya melongo melihat tingkah pria di depannya itu."Aneh, katanya libur ngajinya. Kok sekarang berubah, Mas Bintang mau ke rumah Pakde." Lintang hanya menggaruk kepalanya yang tidak gatal. Memilih pergi ke kamarnya, Lintang mau mengerjakan PR supaya bisa jadi anak pintar dan mendapat beasiswa seperti gurunya."Assalamu'alaikum, Pakde.""Wa'alaikumsalam. Mas Bintang kenapa kemari, hari ini libur, bukan?" tanya Pakde Arham heran. Ardi menghela napas panjang untuk menetralkan hatinya yang sedang dilanda kegundahan."Pakde, saya mohon sarannya. Ternyata istri yang sedang saya cari keberadaannya sudah ketemu.""Benarkah? A

    Terakhir Diperbarui : 2023-01-23
  • Istri yang Kabur di Malam Pertama   Bab 41B

    Bab 41B Bertemu Denganmu"Anggita," pekik Pak Raihan."Mbak Anggi kenapa, Mas." Hana terkejut mendapati kakaknya menggendong Gita yang tak sadarkan diri."Telpon Bu Bidan, Na!" Hana melihat kakaknya sangat panik pun turut gemetar."Baik, Mas."Gegas Hana ambil ponsel di kamarnya dan menelpon bu bidan untuk datang memeriksa."Anggita sakit apa, Bu?" Bu bidan yang ditanya tidak menampakkan wajah kawatir justru memberikan senyum sumringah."Selamat Pak Raihan sudah menjadi calon ayah. Tolong istrinya dijaga kesehatannya. Jangan terlalu capek dan banyak pikiran. Ini saya berikan vitamin untuk satu bulan. Setiap bulan silakan dibawa periksa bidan atau dokter kandungan.Pak Raihan dan Hana hanya melongo dibuatnya."Kalau sudah tidak ada yang ditanyakan lagi, saya permisi.""Dia, kapan sadarnya, Bu?" celetuk Pak Raihan setelah buyar dari lamunannya."Beberapa menit

    Terakhir Diperbarui : 2023-01-24
  • Istri yang Kabur di Malam Pertama   Bab 41C

    Esok harinya, Lintang berlari dari arah memarkir sepeda usangnya bersandar di pagar. "Mas Bintang, Mas. Kamu dimana?" "Ada apa, Lin?" "Mas Bintang mana Mbok?" Bi Irah yang sedang memasak ketela rebus diguncang-guncangkan lengannya. "Itu di kebun sama Pak Uwo." "Mas Bintang." Ardi melihat Lintang berhenti berlari dengan napas ngos-ngosan. Beberapa kali menarik napas panjang. "Kamu kenapa lari kayak dikejar setan gitu, Lin?" seru Ardi. "Bu Anggi, Mas." "Bu Anggi kenapa?" Jantung Ardi berdebar tak karuan, wajah Lintang menyiratkan kondisi istrinya sedang tidak baik-baik saja. "Hari ini bu Anggi nggak masuk ngajar, Mas. Denger-denger Bu Anggi kemarin sore pingsan di rumahnya." "Apa?" Bagai petir menyambar, Ardi tercengang mendengarnya. Pikiran buruk pun menghantuinya. Langit yang mulai menggelap seakan menjadi pertanda hal buruk yang akan dihadapinya. "Ayo, Lin, kita ke rumah Bu Anggi sekarang!" "Tapi, Mas. Ini sudah mendung gelap." "Hujan belum turun, Lin. Tidak ada hala

    Terakhir Diperbarui : 2023-01-24
  • Istri yang Kabur di Malam Pertama   Bab 42A Belajar Ikhlas

    Bab 42A Belajar Ikhlas "Na, Lin, kenalkan ini Tuan Ardi." Lintang dan Hana memandang heran Gita dan Ardi secara bergantian. "Ras," seru Ardi tak terima istrinya menyebutnya tuan. "Mas Bintang ini majikan saya waktu di kota. Jadi, saya kuliah sambil kerja di rumahnya." "Oh," jawab keduanya serentak. "Kalau begitu saya pamit dulu ya Bu Anggi, mau ngerjain tugas di pesantren. Mas Bintang masih mau ngobrol dengan Bu Anggi, kan?" Hana pun tersenyum seakan sudah bersekongkol dengan Lintang untuk memberikan ruang ngobrol bagi dua insan yang membuat mereka menaruh curiga. "Ya, kamu kerjakan tugas dengan baik saja, Lin. Nanti Mas bisa balik sendiri kalau sudah selesai ngobrol dengan gurumu." Lintang memberi kode oke dengan dua jarinya. Gita menjadi salah tingkah saat Lintang pergi disusul Hana yang pamit ke kamar. Tak ingin sesuatu yang diharapkan terjadi di kamar karena mereka hanya berdua, Gita memilih turun dari ranjangnya. "Kamu mau kemana, Ras?" Ardi berusaha mencegah Gita, tet

    Terakhir Diperbarui : 2023-01-25
  • Istri yang Kabur di Malam Pertama   Bab 42B

    Bab 42B Belajar Ikhlas"Maafkan aku, Mas!" Satu kalimat yang membuat Ardi terpaku, detak jantung pun turut berpacu. Seakan ada pertanda tak baik yang akan terjadi. Dadanya bergemuruh saat menatap sosok bergamis marun dengan jilbab instan motif floral itu menunduk seraya merekatkan dua jemari tangan di pangkuan."Maksudmu apa, Ras?""Kita tidak bisa bersama, Mas. Menjaga jarak lebih baik untuk hidup kita kedepannya. Mas kembalilah pada Nona Jessy, dia sangat membutuhkanmu di sisinya."Bagai dihantam palu, pun juga ditusuk ribuan jarum di dadanya. Sakit tak berdarah, Ardi tidak menyangka dibalik perlakuan manis istrinya tersimpan duri-duri halus yang siap ditancapkan didadanya. Nyeri begitu terasa, bola matanya pun kian berembun. Tenggorokan terasa tercekat. Ardi hanya mampu bergeming. Merasa tak tega telah menyakiti orang yang dikasihinya, Gita segera merapikan meja makan."Sebaiknya, Mas segera pulang! Tidak bai

    Terakhir Diperbarui : 2023-01-26
  • Istri yang Kabur di Malam Pertama   Bab 43A Kisah Kita

    Bab 43A Kisah Kita Selepas Magrib, hujan mulai reda. Lintang memberanikan diri pulang membelah jalanan yang lengang pun juga gelap. Hanya sinar lampu temaram yang memancar dari kejauhan rumah milik beberapa warga. Tok,tok. "Bu Anggi, Bu...." Lintang mengetuk beberapa kali rumah yang ditempati gurunya. "Lintang, kamu belum pulang?" seru Hana dari dalam rumah. Dia menoleh keluar sembari membenarkan cardigannya. "Mas Bintang masih di sini,Mbak?" "Hmm, enggak Lin. Mas Bintang sudah pulang," jawab Hana dengan perasaan sedikit bersalah. "Hah, sudah lama? Padahal tadi hujan petir, Mbak. Aku kawatir sampai tak sabar menunggu reda, lalu bergegas kemari." "Iya beberapa waktu yang lalu masih gerimis, coba kamu segera pulang Lin. Kasian Mas Bintang kalau jalan sendiri sampai ke rumah. Hana tak sampai hati mengatakan kalau Ardi pergi sejak tadi sesaat sebelum hujan turun dengan derasnya. "Baik, Mbak." Lintang segera memacu sepedanya untuk mengejar Ardi. Begitu Lintang berlalu, Hana memb

    Terakhir Diperbarui : 2023-01-27
  • Istri yang Kabur di Malam Pertama   Bab 43B

    Bab 43B Kisah Kita*****Esok hari Pak Rahmat sopir Ardi sudah memakirkan mobil di depan halaman rumah Bi Irah. Semalam Ardi sudah berpikir matang menghubungi Pak Rahmat untuk menjemputnya."Bi, saya mau ke kota untuk beberapa hari. Bibi tidak perlu ikut, nikmati saja liburan di sini dulu. Tenang saja gaji Bi Irah tidak akan saya potong," pamit Ardi disertai kelakarnya."Tapi Tuan mau tinggal di mana dan dengan siapa?" tanya Bi Irah kawatir."Bibi tidak perlu kawatir, ada Revan di sana. Saya bisa tinggal di rumahnya."Bi Irah merasa tenang mendapat jawaban dari Ardi."Saya pamit ya, Bi, Pak." Ardi menyalami pasangan suami istri paruh baya itu layaknya orang tuanya."Lin, ayo masuk mobil!" ajak Ardi pada Lintang yang sudah mengenakan pakaian seragam.Mobil melaju ke sekolah Lintang dan tepat berhenti di samping gerbang. Lintang keluar dengan penuh semangat. Dia mera

    Terakhir Diperbarui : 2023-01-27

Bab terbaru

  • Istri yang Kabur di Malam Pertama   Bab 137 Ending

    Bab 137 EndingSakha sudah seperti buka puasa. Sekian purnama tidak menyentuh istrinya, kerinduan pun berada di puncaknya. "Wajah Mas masih sakit, ini. Aku obatin, ya?""Nggak perlu, Rahma. Aku butuh obat rindu.""Mas!"Rahma sudah tidak bisa mengelak, ia pun merasakan rindu yang menggebu. Keduanya melewati malam panjang ditemani rembulan yang sinarnya menyusup dari celah gorden. Sentuhan lembut Sakha menyapa Rahma membuat hati wanita itu mengembang. Seulas senyum terukir di bibir merahnya."Tenang, Nak, Abi mau mengunjungimu."Sakha memperlakukan istrinya dengan lembut walau di dalam sana sudah menahan gair*h yang memuncak. Ia tidak ingin membuat trauma istrinya yang sedang hamil besar.Satu jam berbagi peluh membuat keduanya kelelahan. Sakha memberikan kecupan hangat di kening Rahma. Hingga wanita itu memejamkan mata menikmati ketulusan suaminya."Terima kasih, Sayang.""Terima kasih juga, Mas."Waktu kian berlalu, detik tergerus oleh menit hingga menit berganti menjadi jam. Purnama

  • Istri yang Kabur di Malam Pertama   Bab 136 Rindu

    Bab 136 Rindu "Percuma, Arga. Kakakmu dari dulu sudah begitu," imbuh Pak Ardi ketus."Ya Allah, Pa, Arga. Ini salah paham," lirih Sakha yang merasakan tubuhnya sudah lunglai."Apa?! Astaghfirullah, ini pasti salah paham.""Pa, Arga, tunggu!" teriakan Sakha tidak digubris dua lelaki beda generasi itu. Pak Ardi dan Arga sudah masuk mobil meninggalkan kediaman untuk menemui Rahma yang terbaring di rumah sakit."Astaga, Mas Sakha kenapa?" Dari dalam rumah keluar satpam yang sedari tadi dicari Sakha."Bapak kemana saja? Muka saya sudah babak belur kayak maling, nih," dengkus Sakha sambil menahan nyeri akbitan tamparan papanya dan juga pukulan Sakha."Ayo, Pak. Kita ke dalam dulu. Bi, Bibi. Tolong ambilkan air kompres untuk Pak Sakha!" "Hah, Mas Sakha kenapa?""Jangan banyak omong, cepat ambilkan."Bibi ART pun mengangguk. Gegas ia ke dapur mengambil air kompres."Maaf, Mas. Tadi saya membereskan kamar Mbak Rahma sama bibi." Satpam mengucap dengan sedikit takut membuat Sakha penasaran."Me

  • Istri yang Kabur di Malam Pertama   Bab 135 Pulang

    Bab 135 PulangPenerbangan Padang-Jakarta akhirnya pesawat mendarat di bandara Soekarno Hatta. Sakha memang sengaja belum mengabari orang rumah tepat hari apa pulangnya. Ia harus menyiapkan keperluan Cantika dan neneknya di rumah sakit ternama di Jakarta. Setelahnya, Toni yang akan menemani Cantika untuk proses operasi mata neneknya."Pak Toni tolong Cantika ditemani sampai keperluannya tidak kurang satupun," ucao Sakha sambil menyenderkan punggung di sofa tunggu bandara. Mereka masih menunggu bagasi."Siap, Pak. Oya, Pak Sakha yakin tidak perlu ditemani pulang sampau rumah terlebih dulu?" tanya Toni basa-basi."Ckkk, bukankah Pak Toni senang langsung bisa menemani Cantika?" Sakha justru balik bertanya membuat Toni terkesiap."Nanti kalau Cantika bingung di kota ini, Pak Toni yang repot, kan? Gadis itu nggak ada duanya,"ucap Sakha terkekeh."Dia gadis yang pintar, Pak. Nggak mungkin nyasar di kota ini," balas Toni sambil tersenyum."Pak Toni nggak takut Cantika nyasar, tapi takut dia k

  • Istri yang Kabur di Malam Pertama   Bab 134 Tuntas

    Bab 134 Tuntas"Terima kasih atas kerja samanya, Pak Sakha."Seorang pimpinan petugas kepolisian menjabat tangan serta mengucap terima kasih pada Sakha di ruang kerjanya. Sebab Sakha telah membantu petugas kepolisian untuk menegakkan keadilan. Tuntas sudah tugas Sakha di kota ini."Kalau begitu, saya pamit dulu, Pak. Saya harus menemui warga untuk m3nyampaikan hak-haknya,"ucap Sakha yang diangguki petugas. Sakha kembali menaiki mobilnya yang disopiri Toni menuju kediaman Pak Cokro. Di rumah orang terhormat di kampungnya itu telah berkumpul banyak warga. Ada juga karyawan Sakha yang sudah lebih dulu sampai di sana. Sementara itu, Cantika absen karena harus menemani neneknya melakukan diagnosis oleh dokter di rumah sakit."Kita sudah sampai, Pak." Toni menoleh lalu menggelengkan kepalanya. Ia tahu betul Sakha dangat kelelahan beberapa hari terakhir. Sebab anak bosnya itu kejar target melumpuhkan musuh ayahnya. Beruntung Cantika bisa diajak kerja sama, pun Pak Cokro dengan senang hati mem

  • Istri yang Kabur di Malam Pertama   Bab 133 Tertangkap Tangan

    Bab 133 Tertangkap TanganSenja menampakkan warna jingga yang indah di cakrawala. Cantika segera pulang ke rumahnya karena sang nenek pasti lama menunggu. Seharusnya, ia pulang siang hari, tetapi demi membantu pihak keamanan untuk menggrebek Robert, kepulangannya molor."Nek, nek." Cantika mendapati neneknya tiduran di kamar. Gadis itu mendekat lalu mengusap lembut wajah sang nenek. Setitik bulir bening menetes membasahi pipi mulusnya. wanita ini telah merawatnya sejak kecil. Cantika yatim piatu, entah di mana orang tuanya kini iapun tidak tahu. Kata Sang nenek orang tuanya telah meninggal. Tapi sunggu misterius baginya."Ika. Kamu sudah pulang?""Iya, Nek. Ika mau siapin baju buat kita ke rumah sakit. Nenek akan diobati dokter di sana biar bisa melihat lagi."Ucapan Cantika tersendat karena isakan kecil menyusul."Bukannya tadi siang kamu sudah pulang?""Hah, enggak. Ika barusan pulang dari bekerja."Cantika sedikit heran, apa ada yang datang ke rumah. Kenapa neneknya merasa ia sudah

  • Istri yang Kabur di Malam Pertama   Bab 132 Mencuri Barang

    Bab 132 Mencuri barangSakha merencanakan strategi untuk menangkap Robert beserta anak buahnya. Dia telah mengumpulkan bukti-bukti dibantu oleh Pak Cokro dan Cantika. Bekerja sama dengan pihak berwajib, Sakha ingin pekerjaan di proyek pembangunan jalan tol berjalan lancar. Ia ingin segera pulang sebelum istrinya melahirkan. Janji di awal hanya pergi satu dua bulan. Hingga kini kehamilan Rahma terhitung masuk trimester tiga.Semalam ia menelpon istrinya."Sayang, maafkan aku baru sempat menelpon. Pekerjaan di sini sungguh menyita waktu. Sinyal juga susah karena lokasi di tengah hutan.""Ia Mas. Aku tahu, yang penting kamu sehat dan baik-baik saja di sana. Aku percaya Mas melakukan kerja keras di sana. Ada Pak Toni yang menemani, aku pun lega.""Iya, Sayang. Selesai proyek di sini, aku segera kembali ke Jakarta. Doakan tidak sampai melewatkan kelahiran anak kita, ya.""Iya, Mas.""Jam segini kok belum tidur, Sayang?""Hmm, akhir-akhir ini aku susah tidur, Mas. Nggak tahu, pikiran selalu

  • Istri yang Kabur di Malam Pertama   Bab 131 Tipuan

    Bab 131 TipuanHari berganti hari hingga menjadi minggu, Cantika berperan dengan tipuannya sebagai wanita penggoda Sakha. Dia bersikap manja saat bersama laki-laki itu. Sesekali meluncurkan rayuan saat di depan Robert. Toni sampai harus menahan diri untuk tidak tertawa saat melihat aksi mesra keduanya. Akting Sakha dan Cantika layak diberi apresiasi seperti bintang sinetron"Gimana, Sayang. Kita ambil saja proyek dengan Pak Robert. Track recordnya sudah tidak diragukan lagi. Bagi hasil keuntungannya juga besar. Ayolah, nanti setelah proyek selesai, kita bisa liburan ke pulau yang indah berdua," ungkap Cantika dengan gaya centilnya.Robert yang melihat dari balik meja kerjanya tersenyum menyeringai. Dia memang memerintahkan Cantika untuk merayu Sakha supaya bisa diajak kerja sama. Dengan nama perusahan Sakha, kerja ilegal Robert bisa disamarkan."Baiklah, saya perlu membaca surat kerjasamanya terlebih dulu Pak Robert. Paling lama tiga hari, saya akan memberi kabar hasilnya.""Jangan lam

  • Istri yang Kabur di Malam Pertama   Bab 130 Sepakat

    Bab 130 SepakatSetengah jam, Sakha dan Toni duduk di luar kamar yang dimasuki Cantika dan wanita yang sudah renta tadi. "Pak, gimana? Kenapa gadis itu belum keluar juga?"Sakha hanya mengedikkan bahu. Ia lalu beranjak dari duduk dan mendekati kamar. Berhenti sejenak di depan pintu yang sedikit terbuka. Tampak di sana Cantika sedang membenarkan posisi yang nyaman untuk wanita tua tadi."Nek, istirahat saja. Ika baik-baik saja, kok.""Jadi gadis itu biasa dipanggil Ika. Pantas tidak ada yang kenal Cantika."Sakha mengembuskan napasnya kasar. Ia baru sadar kalau Cantika bekerja untuk menghidupi wanita tua yang pantas jadi neneknya itu.Beberapa menit kemudian, Cantika sudah turun dari ranjang dan berniat keluar. Sakha segera kembali ke kursi duduk bersama Toni."Gimana, Pak?" tanya Toni penasaran.Sakha hanya memajukan dagu ke arah pintu kamar di mana Cantika keluar dari sana."Kenapa kalian masih ada di sini? Sana pergi, jangan ganggu aku!"Cantika melenggang masuk ke sebuah ruangan ke

  • Istri yang Kabur di Malam Pertama   Bab 129B Ancaman

    Bab 129B Ancaman"Berhenti! Atau kalian babak belur keluar dari sini.""Ups, sial. Gadis ini kuat juga, Bos.""Awas!" pekik Sakha saat bogeman Cantika mengenai Rahang kiri Toni.Tidak keras tetapi mampu membuat nyeri di pipi Toni."Astaga, perempuan ini ganas sekali."Sakha jengkel sekaligus menahan tawa. Bisa-bisanya ia dan Toni dikalahkan perempuan."Oke,oke. Kami mundur. Sekarang katakan. Apa tujuanmu berbuat licik padaku, hah?"Sakha mencoba bernegosiasi. Ia tidak ingin salah melangkah dan akhirnya usahanya membela hak warga gagal."Aku jelas butuh uang. Jadi kalian pergi saja. Karena kedatangan kalian ke sini hanya akan membuat masalah bagiku.""Oke, berapa uang yang kamu butuhkan? Aku bisa mencukupi lebih banyak dari yang diberikan Robert. Kamu tahu dia bukan siapa-siapa. Dia mantan napi karena sudah menipu ayahku. Sekarang katakan butuh uang berapa kamu? 100juta, 200juta, setengah milyar?"Cantika terkesiap mendengar uang yang besarnya menggoda."Pak. Jangan gila! Pak Ardi tidak

DMCA.com Protection Status