Pak Alam pengacara yang ditunjuk oleh Baskoro untuk menangani proses perceraian sang adik, pagi ini mendatangi kantor Beni. Pengacara kondang karena sudah berhasil menangani kasus-kasus ternama bahkan menjadi incaran para pembisnis lalu mempercayakan kasusnya kepada lelaki itu, dengan langkah percaya diri mulai memasuki kantor."Di mana ruangannya Pak Beni?" tanya Pak Alam kepada resepsionisnya. setelah diberitahu dan diarahkan, lelaki itu segera melangkah ke tempat yang dirinya tujukarena ia mendapatkan perintah untuk tidak berlama-lama dengan kasus perceraian dari sang kliennya.Di tangan lelaki itu sudah membawa map yang berisi berkas-berkas perceraian karena beberapa hari lalu dirinya diminta oleh Baskoro untuk mengajukan cerai kepada pengadilan agama. Setelah berkas-berkasnya keluar dirinya diminta untuk langsung mendatangi Beni.Lelaki itu segera mengetuk pintu ruangan dari Beni, setelah terdengar laki itu mempersilahkan yang masuk ia segera masuk ke ruangan tersebut.Beni terke
"Kamu jangan terlalu senang dulu saat kak Baskoro mengurus perceraiannya dengan Beni begitu cepat, memang tidak curiga jika dia memiliki rencana lain," ungkap Andre yang langsung saja membuat senyuman di bibir Anggita sirna seketika. "Atau mungkin saja ka Baskoro sedang ada persiapan untuk adiknya yang tercinta ini," ujar Andre kembali.Anggita terdiam dengan apa yang diucapkan oleh kakaknya tersebut memang benar-benar sangat menakutkan. Dia menatap Andre dengan sangat serius dan lama, lalu tertawa tak mungkin kakaknya akan melakukan hal itu lagi pula rencana apa yang sedang disusun lagian tak mungkin ada seorang kakak yang mau menjebloskan adiknya sendiri dalam jurang kesulitan begitu juga dengan kakaknya tidak mungkin akan melakukan itu.Anggita tak mau mengambil pusing, dirinya kembali fokus lagi kepada laptopnya ia menanyakan beberapa hal kepada kakaknya itu tak mau memikirkan apa yang diucapkan oleh Andre barusan karena menurutnya Baskoro tidak akan menjerumuskannya ke dalam hal-
Anggita merasa iba, dirinya sangat tahu bagaimana rasanya tidak diperhatikan apalagi menurutnya usia Sasy masih sangat kecil, ia masih memerlukan sosok seorang ibu yang bisa mengurusnya menemaninya bermain, maka dari itu dirinya sangat membenci perpisahan untuk saja saat dirinya dan Beni berpisah ia belum memiliki anak jadi tidak ada korban di rumah tangganya itu.Sasy tiba-tiba melangkah ke arah Anggita, anak itu tahu jika Anggita tengah memperhatikannya maka dari itu dirinya pun langsung menghampirinya saja. "Tante Anggita, aku minta maaf ya karena sudah mengira jika Tante itu adalah susternya Bunga. Aku benar tidak tahu," ungkap Sasy. Wajah anak itu begitu polos bahkan terlihat jika dirinya sangat menyesal karena sudah salah paham kepada Anggita dan mengira jika wanita itu adalah suster dari temannya.Anggita tersenyum, aura keibuannya sangat terlihat saat wanita itu mengelus puncak kepala dari Sasy. "Tidak apa-apa kan Sasy juga tidak tahu jika tante Anggita itu tantenya Bunga buk
Baskoro menaikkan alis mendengar pertanyaan Anggita. Sebenarnya memang ada maksud tertentu, tetapi nanti saja di bicarakan. Dirinya hanya ingin mencari momen yang tepat saja karena menurutnya lebih baik jika adiknya belum mengetahui perihal rencana perjodohannya dengan Caraka. Apalagi sekarang dirinya melihat jika adiknya itu masih belum memikirkan pilihan masa depannya lagi."Aku membantumu karena kewajibanku bukan membantu adik yang keluar dari keluarga toxic itu," ungkap Baskoro. Ya, memang dirinya juga ingin menyelamatkan adiknya agar tidak berlalu terlalu larut berada di dalam keluarga yang toxic seperti itu. Walaupun memang dirinya memiliki niat lain, tetapi dirinya melakukan itu demi kebaikan sang adik juga bukan untuk dirinya sendiri. Baskoro hanya ingin melihat jika adiknya itu bahagia dan tidak berlalut larut dalam masa lalunya apalagi menurutnya Beni bukanlah seorang lelaki yang pantas untuk dimiliki.Anggita tak yakin, tetapi ia mencoba positif thinking saja. "Oh, begitu,"
Caraka terdiam mendengar sang anak bertanya. Dia saja belum mencoba pendekatan pada Anggita, apalagi dirinya mengetahui jika perceraian Anggita saja baru dimulai menurutnya masih sangat panjang waktu bagi dirinya untuk mengabulkan permintaan anaknya tersebut. Apalagi anaknya itu tidak bisa yang namanya menerima janji karena pasti akan selalu ditagih terus-terusan oleh Sasy.Caraka menggendong anaknya itu menuju kamar karena sudah larut malam dia ingin anaknya untuk segera beristirahat agar tidak bangun kesiangan. "Papa tidak janji jika tante Anggita akan menjadi mamanya Sasy, tetapi Papa berjanji akan membuat tante Anggita sayang kepada Sasy, karena rasa sayang itu sangat penting jika tante Anggita tidak memiliki rasa sayang kepada Sasy, dia juga tidak bisa menjadi mama yang baik maka dari itu rasa sayang itu sangat penting," ungkapan Caraka. Lelaki itu berusaha untuk memberikan penjelasan yang mudah dimengerti untuk anaknya karena menurutnya seorang anak kecil tidak akan memahami per
Beni terdiam di ruangannya . Ia memandang sebuah berkas untuk perceraian dirinya dengan Anggita. Dirinya terus berpikir bagaimana bisa wanita itu menyewa pengacara sekelas pak Alam yang bayarannya sangat mahal. Apa benar dia sekarang menjadi simpanan orang kaya? Lelaki itu meremas berkas tersebut, walaupun dia tidak mencintai yang kita, tetapi mengapa hatinya merasa sakit hati jika menjadi simpanan orang kaya ia seperti tidak rela kehilangan wanita itu. Dirinya kira Anggita akan memohon mohon untuk meminta kembali kepadanya, tetapi justru berkas perceraian yang dirinya dapatkan benar-benar sangat membuatnya sangat terkejut."Selamat siang, Pak." Sandra berbasa-basi mengatakan hal tersebut padahal dirinya sudah membuka pintu, ia takut jika orang-orang mengetahui niatnya masuk ke ruangan Beni itu. Wanita tersebut berpura-pura membawa berkas yang harus ditandatangani oleh Beni padahal hanyalah sebuah berkas kosong yang memang ia siapkan ia sangat merindukan lelaki itu.Melihat Beni yang
Mereka terkesiap melihat siapa yang datang. Anita menganga melihat Anggita masuk ke salon dan bertemu dengannya. Hal yang tak di duga, Anggita terlihat anggun dan memakai beberapa barang branded. Penampilan mantan iparnya itu benar-benar membuat dirinya sangat takjub bahkan wajah Anggita pun terlihat begitu glowing. Anita menggeleng, ia berkata dalam hatinya jangan berlebihan bisa saja barang yang dipakai oleh Anggita itu hanyalah barang KW. Ya, tidak mungkin Anggita bisa membeli barang-barang asli seperti itu memangnya ia memiliki uang dari mana bisa membeli barang-barang mahal seperti itu, lagi pula mana ada pria kaya yang menginginkan seorang janda apalagi sampai merantukannya seperti itu mungkin saja ini tujuannya Anggita untuk membuat dirinya iri saja.Anggita tersenyum, pada mereka. Benar-benar di luar dugaan dirinya bisa bertemu dengan mereka yang biasanya menghina ia mati-matian di rumah bahkan memperlakukannya seperti pembantu yang tak dibayar. Apalagi ya sangat senang meliha
Bu Neni langsung saja menyentuh tubuh menantunya itu untuk memastikan jika apa yang dirinya lihat itu adalah sebuah kebenaran. "Itu artis papan atas 'kan Evan Alexander, aku tidak salah lihat?" tanya Bu Neni lagi saat melihat kepergian Anggita dan juga artis papan atas yang sering dirinya lihat di layar televisi itu. Anita mengangguk, ia pun tak henti mengelap keringat saat melihat wajah mulut Evan dan tubuh tegapnya. Jauh kalah di banding Gani suaminya. Ternyata artis papan atas itu lebih tampan daripada yang biasa dirinya lihat di televisi maupun sosial media lainnya ia benar-benar tidak menyangka akan bertemu langsung dengan Evan Alexander tersebut biasanya ia menganggap jika ketampanannya itu hanyalah sebuah efek kamera, tetapi ternyata wajah aslinya pun begitu rupawan pantas saja banyak wanita yang tergila-gila kepadanya itu dirinya saja yang sudah bersuami masih menginginkan lelaki seperti itu. "Betul itu Evan Alexander yang biasa aku lihat di televisi bagaimana bisa dia bisa b
Dua bulan persiapan pernikahan Evan. Semua sudah di urus Eo ternama. Evan pun hanya memantau.Dirinya merasa begitu sangat senang walaupun awalnya mengira 2 bulan itu adalah waktu yang begitu sangat lama tetapi jika dijalani terasa begitu sangat sebentar ia tidak menyangka jika ternyata sebuah pernikahan membutuhkan waktu yang sangat lama untuk proses-prosesnya padahal ia juga sudah menggunakan uang untuk menyelesaikan sebuah masalah-masalah di dalam proses-proses pernikahan. Ia juga tidak mau jika sampai Olive harus mengeluarkan biaya maka semua biaya ditanggung oleh dirinya termasuk juga untuk acara di rumah Olive.Semua sudah beres, hari yang ditunggu pun tiba. Pernikahan aktor top pun berlangsung dengan hikmat tanpa ada sorot kamera dan itu permintaan keluarga Olive. Evan benar-benar tidak mau jika pernikahannya disorot maka dari itu ia berusaha untuk menyembunyikannya dari media bahkan ia pun meminta pihak-pihak yang bertanggung jawab di dalam acaranya tidak membocorkan tentang
"Ibu sudah sadar?" tanya Olive. Ibunya Olive membuka mata, lalu menatap sekeliling. Acara lamaran di tunda sampai ibunya sadar. Wanita itu kembali lagi teringat jika hari ini adalah hari lamaran dari anaknya, lantas mengapa dirinya justru tiduran di kamar?"Olive, ini acara lamaran kamu?" tanya ibunya lagi. Dia berusaha untuk meyakinkan jika ini adalah acara lamaran untuk putrinya."Iya Bu," jawab Olive.Olive awalnya merasa begitu sangat khawatir karena ternyata respon ibunya jauh di luar dugaan ibunya sampai tidak sadarkan diri karena sangat terkejut melihat aktor pujaannya berada di depan mata bahkan lelaki itu yang akan melamarnya.Olive juga merasa tidak enak dengan keluarga Evan yang harus melihat ibunya tidak sadarkan diri bahkan mereka semua harus menunggu ibunya sadarkan diri terlebih dahulu sebelum melanjutkan acara lagi."Olive, kamu enggak bilang sama ibu kamu siapa calon suami kamu?" tanya Fanya heran. Pasalnya bisa sampai sang ibu pingsan.Dirinya sangat penasaran jang
Pertemuan keluarga Baskoro membicarakan pernikahan Evan, lalu membicarakan untuk lamaran esok ke rumah Olive. "Bagaimana setuju?" Bukan hanya Evan saja yang begitu antusias menyaksikan hal tersebut begitu juga dengan Baskoro Karena sekarang dirinya sudah sangat tenang tidak perlu repot-repot untuk membujuk adiknya keluar dari dunia entertainment, ia sekarang sudah mandiri dan bisa menentukan pilihan sendiri apalagi mendengar jika adiknya sudah mengurus hal tersebut kepada manajernya. Evan antusias dengan pembahasan itu. Tidak memungkiri jika selama ini ia menjomblo dan mendapati wanita yang sama sekali tak disangkanya. Wanita bukan dari kalangan artis. Dirinya benar-benar tidak menyangka jika ternyata Olive akan memberikan jawaban seperti itu dan secepat itu ia kira Alif akan membuatnya menunggu lama, tetapi ternyata wanita itu justru sekarang telah membuatnya merasa begitu sangat bahagia. Tak terasa sebentar lagi dirinya akan resmi menjadi seorang pengusaha dan juga suami dari
Evan berjingkrak kegirangan saat mendapat pesan dari Olive. Akhirnya dia menikah dengan wanita pujaan hatinya. Dirinya tidak menyangka jika ternyata wanita itu akan memberikan jawaban yang secepat itu, ia benar-benar merasa begitu sangat senang sekali, sekarang impiannya sudah terwujud mendapatkan wanita yang ia sayangi, entahlah sejak pertemuannya bahkan Anggita membuat misi gila membuatnya justru terjebak akan cinta seperti itu. Kebersamaannya dengan Olive yang memang tidak terlalu lama tetapi sikap wanita itu yang benar-benar bisa membuatnya jatuh cinta."Aku mengucapkan terima kasih kepada manajemen ini, karena kalian sudah membuat namaku menjadi sangat baik sekali, membuatku dikenal banyak orang sesuai apa yang tadi aku katakan semuanya sudah final, aku akan menyelesaikan kontrak-kontrak yang sudah ada dulu dan aku tidak akan menerima kontak-kontak baru."Evan pun pamit pada managernya dan mempersiapkan untuk pergi menemui sang kakak. Dirinya benar-benar sudah tidak sabar ingin
Di rumahnya, Olive berbicara dengan sang ibu. Wanita single parents itu sudah menjanda sejak 18 tahun lalu. Wanita tua itu asyik menonton Sinetron. Dirinya merasa senang karena sekarang anak gadisnya itu sudah bisa bekerja dan ia tak lagi memusingkan perihal uang.Ditemani cemilan pisang goreng ia menonton televisi dengan wajah sumringah.Olive duduk di sampingnya, ia menarik napas dalam. Dirinya benar-benar bingung harus mengatakan dari mana, ia tidak tahu harus seperti apa lagi.Olive benar-benar bingung harus memulai dari mana percakapan dengan ibunya itu, ia sangat pusing dan dirinya harus mengatakan apa terlebih dahulu pasti ibunya sangat terkejut jika mengetahui apabila dirinya dilamar aktor ternama idamannya."Nonton apa si Ma?" tanya Olive."Itu, si kasep. Evan, nah eta aduh cakep bener. Nanti kalau cari calon suami yang ganteng, biar memperbaiki keturunan," ujar sang ibu. Wanita itu benar-benar begitu sangat senang bahkan ia mengidam-ngidamkan ingin bisa bertemu dengan aktor
"Olive saya benar-benar mau menikahi kamu. Saya janji enggak akan berada di dunia hiburan lagi." Evan masih berusaha untuk meyakinkan wanita itu, ia benar-benar tidak mau kehilangan Olive. Walaupun memang mereka berdua kenal belum lama, tetapi dirinya sudah yakin dan ingin melabuhkan hati kepada Olive. Jika memang Olive takut dirinya berada di dunia hiburan, dirinya akan memilih untuk berhenti jika itu yang dia mau oleh Olive.Olive masih bimbang, apa yang dikatakan oleh Evan. Dirinya seperti tertimpa durian runtuh. Dinikahi pria kaya yang tenar, sudah pasti emaknya histeris saat melihat ada Evan nanti berkunjung. Secara dia ngefans banget sama Evan. Dirinya sangat yakin jika nanti ibunya pasti akan sangat setuju sekali dengan Evan, padahal ibunya selalu berandai-andai jika Evan menjadi bagian keluarganya dan ternyata sekarang keinginan dari ibunya itu menjadi sebuah kenyataan. Evan akan menjadi menantunya dan pasti ibunya akan langsung setuju hanya saja dirinya yang benar-benar mer
"Yakin, kalian harus datang melamarkan Olive untukku." Baskoro menepuk keningnya, sepertinya apa yang diinginkan sang adik tidak main-main. Begitu juga dengan Andre dirinya tidak bisa berbuat apa-apa, mungkin setelah ini mereka harus menyeleksi babysitter untuk anak Baskoro itu karena babysitter-nya akan dinikahi oleh pamannya sendiri."Ya, ya aku menolak pun pasti kamu akan melakukan berbagai macam cara kan. Lebih baik kita panggil saja Olive dulu," ungkap Baskoro.Lelaki itu akhirnya memilih untuk memanggil sang babysitter, wanita yang diinginkan oleh adiknya tersebut. Ia tidak bisa berbuat apa-apa lagi, Olive wanita yang diinginkan oleh Evan itu. Padahal dirinya sudah mengingatkan dan sudah memperingatkan adiknya jika adiknya tidak boleh main-main karena jika memang adiknya main-main dengan Olive bukan hanya berhadapan dengan keluarga Olive saja tetapi berhadapan dengan dirinya karena bisa-bisanya Evan merusak citra baik babysitter sang keponakan.Olive datang dan hanya bisa menu
"Mama bisa menerima Anggita kok, tapi jangan usir mama." Bu Rasti memohon pada Caraka. Bu Rasti benar-benar merasa begitu sangat bingung saat cara mengusirnya secara terang-terangan, ia tidak mau meninggalkan rumah Caraka karena di rumah Caraka bisa menghandle semuanya mengurangi pengeluarannya saat ini. Jadi dirinya tidak mau keluar dari rumah Caraka dia berjanji akan bersikap baik dan juga menerimaan kita seperti menantunya sendiri: Resti benar-benar merasa begitu sangat takut jika sampai mengusirnya."Iya, mama bisa menerimanya karena sudah tahu siapa dia. Awalnya, memang mama menerima?" tanya Caraka.Sangat lucu sekali bagaimana ibunya itu dengan terang-terangan ingin mengusir Anggita bahkan berusaha untuk memprovokasinya. Sebelum ibunya mengetahui jika anggota adalah adik bungsu dari Caraka. Jika memang ibunya itu mau menerimaan Kita seharusnya sejak awal-awal bukan setelah mengetahui jika anggota adalah adik dari Baskoro benar-benar hal yang sangat menyebalkan sekali untuk diri
"Mas, mana bisa begitu," protes Olive setelah acara berlangsung. Alif benar-benar terkejut dengan pernyataan dari aktor papan atas tersebut, ia tidak pernah menyangka jika di hadapan kamera yang begitu sangat banyak Evan mengatakan jika dirinya adalah calon istri. Orang berspekulasi yang tidak tidak apalagi bukan rahasia umum jika Eva memiliki banyak sekali fans, pasti dengan pemberitaan ini fans tersebut akan langsung mengejar-ngejarnya bahkan mereka pasti akan mencari tahu tentang dirinya yang tentu akan dicari tentang kekurangan yang awalnya sangat tenang harus tiba-tiba hancur karena pernyataan dari Evan."Gimana enggak bisa. Salah emang?" tanya Evan.Evan tidak merasa bersalah sama sekali ia terlihat santai-santai saja menanggapi pertanyaan dari Olive menurutnya apa yang ia lakukan tidak salah lagi pula alis juga tidak memiliki pasangan jadi sah-sah saja dirinya mengatakan itu mengapa Olive jadi keberatan seperti itu?"Bukan gitu, tapi kamu---"Evan menempelkan telunjuknya di bi