Beni yang baru saja sampai bahkan dirinya belum sempat mengistirahatkan diri karena tadi seharian sangat sibuk, dan sekarang sampai di rumah pun dirinya harus dipusingkan oleh ibunya yang mengomel perihal Anggita."Aku baru saja pulang bekerja Ma, aku sangat lelah dan aku minta Mama tidak perlu membahas masalah baru lagi," ungkap Beni. Beni memilih untuk melangkah menuju meja makan, dirinya benar sangat lelah apalagi di kantor pun ia tengah mendapatkan beberapa masalah yang harus segera diselesaikan takut jika berlarut-larut hal tersebut akan sampai di telinga Caraka.Ia saja sedang pusing memikirkan pernikahannya yang gagal itu. Harusnya sang ibu membantu mencari solusi bukan malah menambah masalah. Apalagi menurutnya yang diucapkan oleh ibunya itu tidak membantu ia sama sekali ibunya hanya bisa menuntut dan mengeluh saja tidak merasakan apa yang ia rasakan selama ini."Kamu tuh harus tahu, tadi Anggita itu sangat sombong ibu mengancamnya jika dia berani macam-macam kamu akan mencer
Anggita baru saja sampai ke rumah, ia sudah bisa membayangkan pasti mantan ibu mertuanya itu akan melaporkan kejadian tadi kepada putranya Beni. Dirinya juga sangat senang karena tadi melihat wajah Anita yang begitu syok karena melihat dirinya yang sedang berpenampilan lebih cantik daripada dirinya, biasanya wanita itu yang selalu menyombongkan apa yang ia miliki kepadanya sekarang dirinya pun bisa lebih daripada Anita itu yakin jika Anita tidak akan percaya apabila ternyata keluarganya lebih kaya daripada keluarga wanita itu."Untung saja tadi kalian tidak memiliki penyakit serangan jantung jika tidak aku tidak bisa membayangkannya," ungkap Anggita.Ia memilih untuk berbaring dan berselancar di sosial media, seperti biasa mengecek tentang sosial medianya. Lalu ia sengaja membuka pesan masuk dan dirinya langsung tertuju pada pesan masuk dari Beni ternyata lelaki itu sudah beberapa kali mengirimnya pesan. Membaca pesan-pesan dari mantan suaminya itu membuat Anggita tersenyum lebar, kin
Keduanya terlihat sengit, karena tidak ada satupun yang mau mengalah Fanya maupun Baskoro keduanya sama-sama emosi. Keduanya sama-sama mempertahankan argumentasi yang dianggap benar satu sama lain.Baskoro mulai terpancing emosi saat Fanya membalikkan kata-kata. Dirinya hanya ingin wanita itu di rumah dan memberikan kasih sayang pada Bunga. Dirinya saja yang bekerja karena ia bertugas sebagai kepala keluarga, ia hanya ingin jika istrinya berada di rumah saja fokus dengan pekerjaan dan tugasnya sebagai seorang istri dan juga ibu. Bukan seperti sekarang wanita itu sangat sibuk bahkan dia melihat putrinya kehilangan kasih sayang dari ibunya tersebut. Ia juga mendengar sindiran dari adik-adiknya tentang keadaan Bunga."Percuma saja Bunga memiliki orang tua lengkap, tapi ia seperti Sasy tak memiliki ibunya!" seru Baskoro. Ya, walaupun memiliki orang tua yang lengkap tetapi putrinya itu sama seperti temannya yang tidak memiliki sosok seorang ibu. Sasy memang sudah kehilangan sosok ibu sejak
Anggita menatap jalanan ibu kota, di sepanjang jalan itu dirinya melihat kegiatan orang-orang yang memulai aktivitas paginya ada yang berpakaian rapi karena harus bekerja di kantoran dan juga ada yang berpakaian lusuh karena memang itulah pekerjaannya. Semua orang di dunia ini memiliki peran masing-masing.Obrolannya tadi dengan sang kakak ipar membuat ia berpikir keras. Sebelumnya ia bisa memahami perasaan Fanya kakak iparnya. Apalagi ia pernah menjadi ibu rumah tangga yang di jadikan pembantu. Lalu suaminya selingkuh, bahkan dirinya saat itu tidak memiliki kesempatan untuk merawat dirinya dan perselingkuhan itu pun semuanya kesalahan dilimpahkan kepadanya. yang tidak bisa merawat diri padahal dirinya juga tidak pernah diberikan uang untuk membeli kebutuhan dirinya sendiri karena suaminya itu selalu memberikan uang kepada ibunya saja dan setelah ketahuan selingkuh justru semua orang menyalahkannya jika Beni selingkuh karena dirinya yang tidak bisa merawat diri. Yang dikatakan oleh
Beni merasa kesal, ia menyesal Melihat Anggita yang kini tampil cantik. Sidang perceraian mereka pun berjalan cukup lancar, apalagi bukti-bukti kuat yang diberikan oleh pak Alam ke pengadilan membuat dirinya tidak bisa berkutik sama sekali. Sampai-sampai dirinya juga tidak bisa mengajukan mediasi agar membuka kesempatan untuk dirinya dan juga Anggita rujuk lagi menurutnya Anggita memang benar-benar tidak bisa berubah pikiran apalagi tadi wanita itu benar-benar bersikap sombong padahal dahulu wanita itu tidak pernah melawannya sedikitpun.Memang benar jika uang bisa merubah seseorang termasuk juga Anggita yang dulunya begitu luluh kepadanya kini bisa begitu enggan untuk melihatnya. Namun, pesona Anggita sekarang terus saja berlari-lari di pikirannya dirinya benar-benar tidak fokus saat sidang karena menurutnya Anggita itu terlihat sangat cantik. Oleh karena itu dirinya sangat tertarik kepada Anggita kembali bahkan di dalam hati kecilnya ia merasa menyesal karena sudah meninggalkan wani
"Baskoro sedang ada meeting penting, tadi dia pergi untuk menemui kliennya," ungkap Caraka.Setelah mengatakan hal tersebut tanpa menunggu jawaban dari Anggita, lelaki itu langsung saja pergi meninggalkannya.Anggita juga tidak memusingkan perihal Caraka, ia langsung saja melangkah menuju tempat kerjanya karena ia juga di sini selain ingin bertemu dengan Baskoro dunia juga memiliki janji dengan Andre yang akan mengajarinya kembali tentang pekerjaan-pekerjaan di perusahaan ini. Walaupun kakaknya tersebut tidak sabaran dalam mengajari zat, tetapi dirinya merasa nyaman diajari oleh lelaki itu maka dirinya sangat menyukai saat diajari oleh kakaknya itu.Bertemu dengan Caraka membuat Anggita kepikiran tentang anak lelaki itu, dengan keponakannya saja ia sangat merasa kasihan walaupun memiliki orang tua lengkap, tetapi Bunga juga selalu saja merasa kesepian. Apalagi dengan Sasy yang katanya anak itu sudah ditinggalkan oleh ibunya sejak umur satu tahun apalagi dirinya yakin pasti Caraka sang
Perjodohan itu benar-benar membuat Caraka pusing. Dia yang meminta pada sang teman, tetapi dirinya yang panas dingin saat di hadapannya ada calon janda. Caraka berulang kali mengusap wajahnya itu, dirinya benar-benar seperti orang yang baru pertama kali mengenal wanita lagi, padahal ia sudah berusia matang dan dirinya juga seorang duda bahkan telah memiliki anak seharusnya tidak seperti ini. Detak jantungnya terasa lebih kencang, selama ini dirinya tidak pernah berdekatan kembali dengan wanita karena rasa traumanya itu, dirinya benar-benar takut jika kembali dikhianati oleh wanita.Seorang waiters menghampiri mereka berdua. Menanyakan tentang keduanya yang akan memesan apa."Aku, stik saja dan minumnya orange juice," ungkap Anggita. Dirinya juga sangat bingung harus membahas apa, ia benar-benar kesal ternyata kedua kakaknya itu bersekongkol untuk menjebak dirinya agar bertemu dengan Caraka dirinya sudah sangat malu dengan lelaki itu dan sekarang justru ia mengetahui kebenaran jika Ca
Anggita hanya melirik ke arah kakaknya tersebut mengapa tidak ada satupun yang berpihak kepadanya semuanya seolah-olah menggebu-gebu untuk mencarikan dirinya jodoh memangnya mengapa jika ia menikmati masa jandanya lagi pula dirinya juga memang belum resmi bercerai masih dalam proses mengapa semua orang sibuk mencarikan dirinya jodoh?"Ah, Kak, jangan begitulah. Kehidupan berumah tangga itu tidak seenak seperti yang di sinetron-sinetron," ungkap Anggita merajuk.Fanya hanya tersenyum. Wanita itu menepuk bahu adiknya tersebut memang benar kehidupan pernikahan itu tidak semulus seperti yang ada di sinetron ataupun kisah-kisah percintaan yang pernah dirinya dengar, tetapi itu jika bersama dengan orang yang tidak tepat."Kalau bersama orang yang tepat, pasti semuanya akan terasa indah," ungkap Fanya.Anggita kesal dan dirinya memilih untuk pergi saja meninggalkan kakaknya yang terus-terusan meledek. Dirinya hari ini benar-benar lelah dan juga kesal mengapa bisa-bisanya mereka semua melakuk