Anggita menatap jalanan ibu kota, di sepanjang jalan itu dirinya melihat kegiatan orang-orang yang memulai aktivitas paginya ada yang berpakaian rapi karena harus bekerja di kantoran dan juga ada yang berpakaian lusuh karena memang itulah pekerjaannya. Semua orang di dunia ini memiliki peran masing-masing.Obrolannya tadi dengan sang kakak ipar membuat ia berpikir keras. Sebelumnya ia bisa memahami perasaan Fanya kakak iparnya. Apalagi ia pernah menjadi ibu rumah tangga yang di jadikan pembantu. Lalu suaminya selingkuh, bahkan dirinya saat itu tidak memiliki kesempatan untuk merawat dirinya dan perselingkuhan itu pun semuanya kesalahan dilimpahkan kepadanya. yang tidak bisa merawat diri padahal dirinya juga tidak pernah diberikan uang untuk membeli kebutuhan dirinya sendiri karena suaminya itu selalu memberikan uang kepada ibunya saja dan setelah ketahuan selingkuh justru semua orang menyalahkannya jika Beni selingkuh karena dirinya yang tidak bisa merawat diri. Yang dikatakan oleh
Beni merasa kesal, ia menyesal Melihat Anggita yang kini tampil cantik. Sidang perceraian mereka pun berjalan cukup lancar, apalagi bukti-bukti kuat yang diberikan oleh pak Alam ke pengadilan membuat dirinya tidak bisa berkutik sama sekali. Sampai-sampai dirinya juga tidak bisa mengajukan mediasi agar membuka kesempatan untuk dirinya dan juga Anggita rujuk lagi menurutnya Anggita memang benar-benar tidak bisa berubah pikiran apalagi tadi wanita itu benar-benar bersikap sombong padahal dahulu wanita itu tidak pernah melawannya sedikitpun.Memang benar jika uang bisa merubah seseorang termasuk juga Anggita yang dulunya begitu luluh kepadanya kini bisa begitu enggan untuk melihatnya. Namun, pesona Anggita sekarang terus saja berlari-lari di pikirannya dirinya benar-benar tidak fokus saat sidang karena menurutnya Anggita itu terlihat sangat cantik. Oleh karena itu dirinya sangat tertarik kepada Anggita kembali bahkan di dalam hati kecilnya ia merasa menyesal karena sudah meninggalkan wani
"Baskoro sedang ada meeting penting, tadi dia pergi untuk menemui kliennya," ungkap Caraka.Setelah mengatakan hal tersebut tanpa menunggu jawaban dari Anggita, lelaki itu langsung saja pergi meninggalkannya.Anggita juga tidak memusingkan perihal Caraka, ia langsung saja melangkah menuju tempat kerjanya karena ia juga di sini selain ingin bertemu dengan Baskoro dunia juga memiliki janji dengan Andre yang akan mengajarinya kembali tentang pekerjaan-pekerjaan di perusahaan ini. Walaupun kakaknya tersebut tidak sabaran dalam mengajari zat, tetapi dirinya merasa nyaman diajari oleh lelaki itu maka dirinya sangat menyukai saat diajari oleh kakaknya itu.Bertemu dengan Caraka membuat Anggita kepikiran tentang anak lelaki itu, dengan keponakannya saja ia sangat merasa kasihan walaupun memiliki orang tua lengkap, tetapi Bunga juga selalu saja merasa kesepian. Apalagi dengan Sasy yang katanya anak itu sudah ditinggalkan oleh ibunya sejak umur satu tahun apalagi dirinya yakin pasti Caraka sang
Perjodohan itu benar-benar membuat Caraka pusing. Dia yang meminta pada sang teman, tetapi dirinya yang panas dingin saat di hadapannya ada calon janda. Caraka berulang kali mengusap wajahnya itu, dirinya benar-benar seperti orang yang baru pertama kali mengenal wanita lagi, padahal ia sudah berusia matang dan dirinya juga seorang duda bahkan telah memiliki anak seharusnya tidak seperti ini. Detak jantungnya terasa lebih kencang, selama ini dirinya tidak pernah berdekatan kembali dengan wanita karena rasa traumanya itu, dirinya benar-benar takut jika kembali dikhianati oleh wanita.Seorang waiters menghampiri mereka berdua. Menanyakan tentang keduanya yang akan memesan apa."Aku, stik saja dan minumnya orange juice," ungkap Anggita. Dirinya juga sangat bingung harus membahas apa, ia benar-benar kesal ternyata kedua kakaknya itu bersekongkol untuk menjebak dirinya agar bertemu dengan Caraka dirinya sudah sangat malu dengan lelaki itu dan sekarang justru ia mengetahui kebenaran jika Ca
Anggita hanya melirik ke arah kakaknya tersebut mengapa tidak ada satupun yang berpihak kepadanya semuanya seolah-olah menggebu-gebu untuk mencarikan dirinya jodoh memangnya mengapa jika ia menikmati masa jandanya lagi pula dirinya juga memang belum resmi bercerai masih dalam proses mengapa semua orang sibuk mencarikan dirinya jodoh?"Ah, Kak, jangan begitulah. Kehidupan berumah tangga itu tidak seenak seperti yang di sinetron-sinetron," ungkap Anggita merajuk.Fanya hanya tersenyum. Wanita itu menepuk bahu adiknya tersebut memang benar kehidupan pernikahan itu tidak semulus seperti yang ada di sinetron ataupun kisah-kisah percintaan yang pernah dirinya dengar, tetapi itu jika bersama dengan orang yang tidak tepat."Kalau bersama orang yang tepat, pasti semuanya akan terasa indah," ungkap Fanya.Anggita kesal dan dirinya memilih untuk pergi saja meninggalkan kakaknya yang terus-terusan meledek. Dirinya hari ini benar-benar lelah dan juga kesal mengapa bisa-bisanya mereka semua melakuk
Caraka tak habis pikir dengan pikirannya. Kali ini ia benar-benar tidak bisa tidur memikirkan Anggita. Wanita itu mantan istri karyawannya, Beni adalah salah satu manager yang luwes dalam pekerjaannya. Bagaimana bisa ia berselingkuh dengan Sandra sekretaris yang baru satu tahun bekerja di kantornya itu. Bagaimana bisa Beni mengabaikan wanita seperti Anggita yang cantik dan mempesona. Lalu tertarik dengan Sandra yang ah, ia berpikir jauh di banding adiknya Baskoro. Selera macam apa jika Beni membuang berlian demi kerikil. Pertemuan tadi benar-benar membuat dirinya semakin kepikiran wanita itu apalagi ia melihat jika Anggita sudah cocok dengan Sasy apalagi anaknya itu termasuk tipikal anak yang sangat sulit untuk akrab dengan orang lain karena selama ini dirinya memang sangat sulit bersosialisasi mengapa dengan Anggita langsung saja luluh bahkan meminta dirinya untuk menjadikan wanita itu ibunya.Caraka tidak bisa tertidur, iya bolak-balik gelisah karena hatinya juga tidak tenang terus
Beni serba salah, entah apa yang kini ada di pikirannya. Semua sudah menjadi bubur. Kata-kata sang ibu membuatnya berpikir jika memang selama ini dia tak memperhatikan Anggita. Mana bisa dia membeli make up kalau uang masak saja dirinya memberikan penuh pada ibunya. Namun dirinya merasa sangat kesal mengapa justru sekarang setelah Anggita memilih untuk menggugat cerai, justru ibunya menyalahkan dirinya karena tidak memberikan uang make up bahkan ibunya itu memuji-muji perihal kecantikan Anggita yang sekarang mengatakan jika dahulu Anggita sangat lusuh dan seperti pembantu dan sekarang wanita itu benar-benar sangat memukau padahal dulu ibunya yang melarang ia memberikan uang itu kepada Anggita mengatakan jika memberikan uang make up hanyalah membuang-buang-buang saja lebih baik jika ibunya yang mengelola keuangan mereka karena ibunya itu tidak percaya dengan Anggita."Semuanya sudah terlambat, aku sudah benar-benar kehilangan Anggita dan dia sudah tidak dapat lagi ku genggam," papar Be
Caraka terbangun dari tidurnya dan langsung membuka ponselnya. Semalaman dirinya menunggu balasan dari Anggita sampai-sampai ia tertidur maka dari itu saat terbangun dirinya langsung mengambil ponsel dan ingin mengetahui bagaimana balasan dari wanita itu karena benar-benar membuatnya sangat penasaran. Ia tak menemukan balasan masuk dari Anggita. Sedikit kecewa, ia pun mendesah kesal. Padahal dirinya sudah sangat berharap jika wanita itu akan membalas pesan yang dirinya kirimkan ternyata tidak."Bagaimana bisa CEO kaya raya di tolak wanita." Raka bergumam sembari menatap cermin. Apalagi tubuhnya yang masih kekar dan tubuhnya tampan dan banyak wanita mengejarnya. Bagaimana bisa Anggita menolaknya."Aku hanya dewasa belum tua. Bahkan aku juga tidak malu jika bersaing dengan yang muda apa kurangnya aku?" Caraka terus menggumam dirinya tidak menyangka jika Anggita tidak akan membalas pesannya apakah itu pertanda jika Anggita menolaknya secara halus? Lelaki itu segera menaruh ponsel di ran